Baju bodo: Perbedaan antara revisi

'''[[Kota Makassar|Baju Bodobodo khas Makassar]]''' adalah pakaian tradisional perempuan suku bangsa [[BugisMakassar]], baju bodo khas Makassar ini yang berasal dari danGowa-Tallo suku [[bangsa Makassar]], [[Sulawesi]],Kesultanan danMakassar [[Bugisislam Pagatan]],di [[KalimantanSulawesi Selatan]], [[Indonesia]].

Baju bodo berbentuk segi empat, biasanya berlengan pendek, sesuai dengan namanya 'bodo' yang berarti pendek dalam bahasa Makassar, setengah atas bagian siku [[lengan]].

DuluDahulu, baju bodo bisa dipakai tanpa penutup payudara. Hal ini sudah sempat diperhatikan [[James Brooke]] (yang kemudian diangkat sultan Brunei menjadi raja [[Sarawak]]) tahun 1840 saat dia mengunjungi istana [[Bone]]. Seiring dengan masuknya Islam, baju ini pun mengalami perubahan. Baju ini dipasangkan dalaman yang berwarna senada namun lebih terang.

Perempuan suku Makassar[[Bugis]] dahulu mengenakan pakaian sederhana. Sehelai sarung menutupi [[pinggang]] hingga kaki dan baju tipis longgar dari kain ''[[muslin]]'' (kasa), memperlihatkan payudara dan leluk-lekuk dada.<ref>James Brooke, ''Narrative of Events'', dikutip Christian Pelras dalam ''Manusia Bugis'', Jakarta, Nalar, 2006, hal. 271</ref>

Menurut adat suku MakassarBugis, setiap warna baju bodo yang dipakai oleh perempuan suku MakassarBugis menunjukkan usia ataupun martabat pemakainya.<ref>{{cite web

== Pranala laurluar ==