Di ranah [[teologi Kristen]], '''Sabelianisme''' adalah keyakinan bahwa hanya ada satu Oknum (''[[Hipostasis (filsafat dan agama)|hipostasis]]'', istilah Yunani yang dipakai dalam kontroversi Arian pada abad ke-4) di dalam Ke-Allah-an. Sebagai contoh, teolog Richard Patrick Crosland Hanson mendefinisikan Sabelianisme sebagai "keingkaran untuk mengamini kewujudan tedas Oknum-Oknum."<ref name=":0">{{Cite book |last=Hanson |first=Richard Patrick Crosland |title=The Search for the Christian Doctrine of God: The Arian Controversy, 318-381 |publisher=T. & T. Clark |year=1988 |isbn=978-0-567-09485-8}}</ref>{{rp|844}} Ia mengemukakan pula bahwa "Estasius dikecam lantaran dianggap menganut Sabelianisme; keteguhannya dalam berpendirian bahwa hanya ada satu kenyataan tedas (''hipostasis'') di dalam Ke-Allah-an, dan kerancuannya dalam membedakan Bapa, Putra, dan Roh Kudus, menjadikannya rentan dituding seperti itu."<ref name=":0" />{{rp|216}} Lantaran di[[Bidaah dalam Kekristenan|bidat]]kan, Sabelianisme ditolak oleh umat Kristen pada umumnya.
Di dalam ruang lingkup [[Kekristenan|agama Kristen]], '''Sabelianisme''' adalah padanan [[Gereja Barat]] untuk [[Patripasianisme]] di [[Gereja Timur]]. Baik Sabelianisme maupun Patripasianisme merupakan ragam dari [[Monarkianisme Modalistis|Modalisme]], [[Bidaah dalam Kekristenan|bidat]] yang mengajarkan bahwa [[Allah Bapa|Bapa]], [[Allah Putra|Putra]], dan [[Roh Kudus]] hanyalah tiga ''modus'' dari Allah Yang Mahaesa, bertentangan dengan doktrin [[Tritunggal]] yang mengajarkan keimanan akan tiga [[Prosopon|oknum]] berlainan di dalam [[Allah (Kristen)|hakikat kewujudan Allah Yang Mahaesa]].<ref>G. T. Stokes, “Sabellianism,” penyunting William Smith dan Henry Wace, A Dictionary of Christian Biography, Literature, Sects and Doctrines (London: John Murray, 1877–1887), 567.</ref> Kendati demikian, Von Mosheim, teolog Lutheran Jerman pencetus aliran pragmatis di bidang kajian sejarah Gereja,<ref>{{Cite web|title=Johann Lorenz von Mosheim {{!}} Teolog Jerman {{!}} Britannica|url=https://www.britannica.com/biography/Johann-Lorenz-von-Mosheim|access-date=08 Desember 2021|website=www.britannica.com|language=en}}</ref> berpandangan bahwa sesungguhnya [[Sabelius]] "percaya bahwa perbedaan Bapa, Putra, dan Roh Kudus, sebagaimana dijabarkan di dalam Kitab Suci, adalah perbedaan yang nyata, dan bukan sekadar perbedaan penyebutan atau penamaan belaka."<ref>{{Cite book|last=VON MOSHEIM|first=JOHN LAURENCE|url=https://play.google.com/books/reader?id=0l9M6PLRNcQC&pg=GBS.PA221&hl=en|title=HISTORICAL COMMENTARIES ON THE STATE OF CHRISTIANITY|date=1854|publisher=S. Converse |language=en}}</ref>
== Monarkianisme ==
Istilah ''Sabelianisme'' diambil dari nama [[Sabellius|Sabelius]], seorang presbiter dan teolog abad ke-3. Lantaran tak satu pun karya tulisnya yang sintas, segala sesuatu yang berkaitan dengan Sabelius hanya dapat diketahui dari keterangan yang ditinggalkan pihak-pihak lawannya. Sebagian besar di antara pihak-pihak yang berseberangan dengannya yakin kalau Sabelius mengimani keilahian Yesus seraya mendustakan kejamakan oknum di dalam hakikat kewujudan Allah, dan menganut akidah yang mirip dengan [[Monarkianisme Modalistis]]. Sabelius memang mengajarkan bahwa hanya ada satu oknum ilahi, tetapi kata ''oknum'' digunakannya sebagai sinonim dari hakikat:<blockquote>"Sabelius mengimani keesaan sederhana dari oknum dan hakikat Allah."<ref>{{Cite book|last=VON MOSHEIM|first=JOHN LAURENCE|url=https://play.google.com/books/reader?id=0l9M6PLRNcQC&pg=GBS.PA220&hl=en|title=HISTORICAL COMMENTARIES ON THE STATE OF CHRISTIANITY|date=1854|publisher=S. Converse |language=en}}</ref> </blockquote>Lantaran baik ''ousia'' (hakikat) maupun ''hipostasis'' (oknum) mengandung makna ‘sesuatu yang maujud secara asasi’), dan baru dibedakan pada akhir abad ke-4,<ref>{{Citation|last=Lienhard|first=Joseph T.|title=Ousia and Hypostasis: The Cappadocian Settlement and the Theology of 'One Hypostasis'|date=2002|url=https://oxford.universitypressscholarship.com/10.1093/0199246122.001.0001/acprof-9780199246120-chapter-5|work=The Trinity|place=Oxford|publisher=Oxford University Press|doi=10.1093/0199246122.001.0001|isbn=978-0-19-924612-0|access-date=2021-12-08}}</ref> Sabelius menggunakan kata oknum dengan makna lain. Meskipun demikian, Sableius memang menyifatkan Allah sebagai tiga dari satu segi tetapi esa dari segi lain. Kendati masih dipertanyakan sebagian pihak, pada umumnya Monarkianisme Modalistis dianggap muncul pada abad ke-2 dan ke-3, serta dibidatkan selepas abad ke-4.<ref>https://www.britannica.com/topic/Monarchianism "Monarchianism", Encyclopedia Britannica Daring</ref>
Sabelianisme pertama kali muncul pada abad ke-2 dalam bentuk Monarkianisme. Meskipun para “pengusung ajaran ini menyebut dirinya kaum 'Monarkian', bapa-bapa Yunani menyebut mereka 'kaum Sabelian', sebab Sabeliuslah orang pertama yang membabarkan ajaran ini dalam bentuk filsafatinya.”
Monarkianisme bertentangan dengan teologi-Logos. Lantaran sejak akhir abad ke-2, Kekristenan non-Yahudi didominasi oleh teologi-Logos yang mengajarkan dua-tahap kewujudan Logos, yaitu Logos senantiasa wujud di dalam diri Allah tetapi menjadi suatu wujud terpisah - suatu Kenyataan tedas - tatka Allah memutuskan untuk mencipta, kaum Monarkian pun menyatakan “bahwa teologi para Apolog menyiratkan adanya keterbelahan dalam kewujudan dan kemahaesaan Allah sehingga tidak dapat dibenarkan”, dan bahwa teologi-Logos mengajarkan kewujudan dua khalik dan dua Allah (biteisme) sehingga “tidak sejalan dengan monoteisme”.
Mayoritas umat Kristen menolak Sabelianisme dan menganut [[Tritunggal]]isme, yang pada akhirnya didefinisikan sebagai keimanan akan tiga oknum berlainan, yang sederajat, yang sama-sama kekal, dari satu hakikat di dalam [[Kredo Athanasius|Syahadat Atanasius]], yang mungkin sekali disusun pada akhir abad ke-5 atau awal abad ke-6. Istilah Yunani ''ὁμοούσιος'' (''[[Homoousion|homoousios]]'', 'sehakikat') sudah dipakai sebelum diadopsi [[Konsili Nikea I]]. Agaknya [[Gnostisisme|golongan Gnostik]]lah yang pertama kali menggunakan istilah ''homoousios'', karena sama sekali tidak ada jejak pemakaian kata tersebut sebelum dipakai golongan Gnostik.<ref>{{Citation | first = Adolf | last = von Harnack | language = de | title = Dogmengeschichte | at = 1:284–85, n. 3; 2:232–34, n. 4}}.</ref><ref>{{Citation | first = Ignacio | last = Ortiz de Urbina | title = L'homoousios preniceno | journal = Orientalia Christiana Periodica |trans-title=The prenicene homoousios | volume = 8 | year = 1942 | pages = 194–209}}.</ref><ref>{{Citation | first = Ignacio | last = Ortiz de Urbina | title = El Simbolo Niceno | language = es|trans-title=The Nicene symbol | place = Madrid | publisher = Consejo Superior de Investigaciones Cientificas | year = 1947 | pages = 183–202}}.</ref><ref>{{Citation | first = Luis M | last = Mendizabal | language = es| title = El Homoousios Preniceno Extraeclesiastico | journal = Estudios Eclesiasticos |trans-title=Ecclesiastical studies | volume = 30 | year = 1956 | pages = 147–96}}.</ref><ref>{{Citation | first = George Leonard | last = Prestige | title = God in Patristic Thought | place = London | publisher = SPCK | orig-year = 1936 | edition = 2d | year = 1952 | pages = 197–218}}.</ref><ref>{{Citation | first = Peter | last = Gerlitz | title = Aufierchristliche Einflilsse auf die Entwicklung des christlichen. Trinitatsdogmas, zugleich ein religions- und dogmengeschichtlicher Versuch zur Erklarung der Herkunft der Homousie | place = Leiden | publisher = Brill | year = 1963 | pages = 193–221}}.</ref><ref>{{Citation | first = Ephrem | last = Boularand | language = fr | title = L'heresie d'Arius et la 'foi' de Nicke |trans-title=The Arius’ heresy and the ‘faith’ of Nicke | volume = 2, La "foi" de Nicee | place = Paris | publisher = Letouzey & Ane | year = 1972 | pages = 331–53}}.</ref><ref>{{Citation | first = John Norman D | last = Kelly | title = Early Christian Creeds | edition = 3d | place = London | publisher = Longman | year = 1972 | page = 245}}.</ref><ref>{{Citation | first = Frauke | last = Dinsen | title = Homoousios. Die Geschichte des Begriffs bis zum Konzil von Konstantinopel (381) | language = de | type = Diss | place = Kiel | year = 1976 | pages = 4–11}}.</ref><ref>{{Citation | first = Christopher | last = Stead | title = Divine Substance | pages = 190–202}}.</ref> Kemungkinan besar para teolog Kristen Purba menyadari keberadaan konsep ini, dan oleh karena itu memahami doktrin [[Emanasionisme|emanasi]] yang diajarkan golongan Gnostik.<ref>{{Citation | first = Aloys | last = Grillmeier | title = Christ in Christian Tradition | volume = 1, From the Apostolic Age to Chalcedon (451) | place = London | publisher = Mowbrays | year = 1975 | page = 109}}.</ref> Di dalam sastra Gnostik, kata ''ὁμοούσιος'' digunakan dengan makna-makna berikut ini:
* Jati diri hakikat di antara ''muwalid dan muwalad''.
Menurut Monarkianisme, “Bapa dan Putra adalah pengungkapan yang berlainan dari satu kewujudan yang sama, tanpa pembedaan pribadi di antara keduanya. Dengan kata lain, '''Bapa jualah Putra itu''', dan oleh karena itu mengalami kelemahan-kelemahan insani Putra.” “Jika mengutip kata-kata Noetos, … Bapa … sendiri menjadi Putra-Nya.” “Itulah sebabnya Allah terlahir dari rahim seorang perawan dan menyatakan diri sebagai sebagai Putra Allah kepada umat manusia. Di atas kayu salib, Allah menyerahkan roh-Nya kepada diri-Nya sendiri, tatkala Ia berlaku seakan-akan mati, tetapi sesungguhnya Ia tidak mati, kendati Ia bangkitkan diri-Nya sendiri pada hari yang ketiga.”
* Jati diri hakikat di antara kewujudan-kewujudan yang ''muwalad dari satu hakikat''.
* Jati diri hakikat di antara ''mitra-mitra [[Ayon (Gnostisisme)|sizigiai]]''.
Tertulianus adalah salah seorang teolog Logos yang menentang keras Monarkianisme. “Risalah ''Melawan Prakseas'' diakui di mana-mana karya sastra terbesar mengenai Tritunggal yang dihasilkan Tertulianus. Pandangan yang diduga diajarkan oleh Prakseas pada akhirnya disebut ‘'''modalisme'''’, mengikuti istilah yang digunakan oleh Adolf von Harnack di dalam bukunya, ''History of Dogma'' (terbit tahun 1897). Tertulianus hanya menyebut lawannya itu sebagai seorang ‘'''monarkian'''’.”
Diketahui bahwa istilah ''homousios'' ('sewujud' atau 'sehakikat') yang disukai [[Athanasius|Atanasius dari Aleksandria]], ternyata dipakai pula oleh Sabelius. Istilah ini pun membuat gerah banyak orang yang sekubu dengan Atanasius, lantaran dianggap tidak alkitabiah, mencurigakan, dan "cenderung kesabelius-sabeliusan."<ref>''Select Treatises of St. Athanasius'' - In Controversy With the Arians - Terjemahan bebas oleh John Henry Kardinal Newmann - Longmans, Green, and Co., 1911, catatan kaki no. 124</ref> Kesimpangsiuran ini timbul lantaran Sabelius juga menganggap Bapa dan Putra itu "sehakikat", dalam arti Bapa dan Putra adalah satu oknum hakiki yang berkarya dalam ''modus'' atau manifestasi yang berlainan. Atanasius menggunakan istilah ini dengan maksud untuk menegaskan bahwa kendati Bapa dan Putra secara kekal sungguh-sungguh berbeda dari segi oknum (sehingga dapat mengasihi satu sama lain, selaras dengan nas {{Alkitab|Yohanes 3:35}} dan {{Alkitab|Yohanes 14:31|14:31}}<ref name="Against the Arians, Discourse 3, paragraph 66">{{cite web|last1=Athanasius|first1=bishop of Alexandria|title=Against the Arians, Discourse 3, paragraph 66|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf204.xxi.ii.iv.viii.html|website=ChristianClassicsEtheralLibrary|access-date=2 June 2017}}</ref>), kedua-duanya tetap satu wujud, satu inti, satu sifat, atau satu hakikat, dengan satu roh pribadi.
“Adolph Von Harnack memunculkan istilah ''''Modalisme'''<nowiki/>' sebagai sebutan bagi ajaran abad ke-2 ini, yakni ajaran yang mengatakan bahwa Tritunggal terdiri atas 'tiga moda atau tiga aspek dari satu kewujudan ilahi'.”
Mengikuti langkah Tertulianus, “bapa-bapa Latin … menyebut mereka ''''kaum patripasian'''<nowiki/>' lantaran mereka sudah menyama-nyamakan Bapa dan Putra sedemikian rupa sampai-sampai mengimani bahwa Bapalah yang menderita sengsara dan wafat di atas kayu salib.”
== Sabelius ==
"Sabelianisme" terambil dari nama [[Sabellius|Sabelius]] (berkiprah sekitar tahun 215), orang yang mengajarkan salah satu ragam Monarkianisme di Roma pada abad ke-3. Tidak satu pun karya tulisnya yang sintas, dan semua keterangan mengenai dirinya berasal dari berbagai karya tulis lawan-lawannya, yang bukanlah sumber terandal.
Monarkianisme didapatkan Sabelius dari ajaran-ajaran [[Noetos]] dan [[Prakseas]].<ref>''A History of Christianity: Jilid I: Beginnings to 1500'' oleh Kenneth S. Latourette, Edisi Terevisi hlmn.144-146, diterbitkan oleh HarperCollins, 1975: {{ISBN|0-06-064952-6}}, {{ISBN|978-0-06-064952-4}} [https://books.google.com/books?id=Q4pzuXCiDdYC&dq=Sabellius+text&pg=PA144]</ref> Noetos di[[ekskomunikasi]] dari Gereja sesudah diuji di hadapan sidang rohaniwan,<ref name="Against the Heresy of Noetus">{{cite web |last1=Hippolytus |first1=of Rome |title=Against the Heresy of Noetos |url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf05.iii.iv.ii.iv.html?highlight=against,noetus#highlight |access-date=29 May 2017 |website=Christian Classics Ethereal Library}}</ref> sementara Prakseas kabarnya sudah mengakui kekeliruan pandangan-pandangan modalistisnya secara tertulis, dan kembali mengajarkan akidah yang semula dianutnya.<ref name="Against Praxeas, Chapter 1">{{cite web |last1=Tertullian |first1=of Carthage |title=Against Praxeas, Bab 1 |url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf03.v.ix.i.html |access-date=29 Mei 2017 |website=Christian Classics Ethereal Library}}</ref> Nasib yang sama menimpa Sabelius. Ia diekskomunikasi oleh sidang rohaniwan di Aleksandria, dan lantaran naik banding ke Roma, diselenggarakaanlah sidang kedua di Roma yang juga membidatkan ajarannya.<ref name="History of the Christian Church, Volume II">{{cite web |last1=Schaff |first1=Phillip |title=History of the Christian Church, Jilid II |url=https://www.ccel.org/ccel/schaff/hcc2.v.xiv.xvi.html? |access-date=29 Mei 2017 |website=Christian Classics Ethereal Library}}</ref><ref name="Against Sabellians">{{cite web |last1=Dionisius|first1=Uskup Roma|title=Melawan Kaum Sabelian |url=http://www.earlychurchtexts.com/public/dionysius_of_rome_against_sabellians.htm |access-date=28 Mei 2017 |website=Early Christian Writings}}</ref>
"Sabelius mengimani kemahaesaan sederhana dari oknum dan hakikat Allah."<ref>{{Cite book |last=VON MOSHEIM |first=JOHN LAURENCE |url=https://play.google.com/books/reader?id=0l9M6PLRNcQC&pg=GBS.PA220&hl=en |title=HISTORICAL COMMENTARIES ON THE STATE OF CHRISTIANITY |date=1854 |publisher=S. Converse |language=en}}</ref> Meskipun demikian, ragam Sabelianisme yang diajarkan Sabelius tidak sama dengan Monarkianisme. Ia tidak percaya bahwa Bapa, Putra, dan Roh Kudus hanya sekadar tiga nama bagi satu Kenyataan. [https://books.google.com/books?id=0l9M6PLRNcQC&pg=PA216&lpg=PA216&dq=sabellius&source=web&ots=tdh6SBBohv&sig=An9W_gIKSxHAMTh2VCFGtF4T1m8#PPA218,M1 Von Mosheim], teolog Lutheran Jerman pencetus aliran pragmatis di kalangan ahli sejarah Gereja,<ref>{{Cite web |title=Johann Lorenz von Mosheim {{!}} German theologian {{!}} Britannica |url=https://www.britannica.com/biography/Johann-Lorenz-von-Mosheim |access-08 Desember 2021 |website=www.britannica.com |language=en}}</ref> berpandangan bahwa dari satu segi Sabelius memang menyifatkan Allah itu tiga, tetapi dari segi lain menyifatkan-Nya satu. Ia "mengimani perbedaan Bapa, Putra, dan Roh Kudus, seperti yang dijabarkan di dalam Kitab Suci, sebagai suatu perbedaan yang nyata, bukan sekadar perbedaan penyebutan atau perbedaan nama belaka."<ref>{{Cite book |last=VON MOSHEIM |first=JOHN LAURENCE |url=https://play.google.com/books/reader?id=0l9M6PLRNcQC&pg=GBS.PA221&hl=en |title=HISTORICAL COMMENTARIES ON THE STATE OF CHRISTIANITY |date=1854 |publisher=S. Converse |language=en}}</ref> Ia berpendirian bahwa, sama seperti manusia itu satu oknum, tetapi memiliki raga, jiwa, dan roh, demikian pula Allah itu satu Oknum, tetapi di dalam Oknum yang satu itu, Bapa,Putra, dan Roh Kudus dapat dibedakan satu sama lain.
[[Hipolitus dari Roma]], yang kenal dengan Sabelius secara pribadi, menulis di dalam risalahnya, ''[[Pembantahan Segala Bidat]]'', bahwa ia maupun pihak-pihak lain sudah berusaha menasihati Sabelius. Ia tahu bahwa Sabelius menentang teologi [[Tritunggal]], tetapi ia menyifatkan Monarkianisme Modalis sebagai [[bidaah dalam Kekristenan|bidat]] yang diajarkan Noetos, bukan sebagai bidat yang diajarkan Sabelius.
== Yesus Kristus ==
Menurut Monarkianisme (Modalistis), Yesus Kristus adalah Allah. Menurut [[Adopsionisme|Monarkianisme Dinamis]], Yesus Kristus hanyalah manusia.
== Homoousios ==
Diriwayatkan bahwa Sabelius memakai istilah Yunani ''[[homoousian]]'' (''ὁμοούσιος'', artinya 'sehakikat'), yang juga dipakai di dalam [[Syahadat Nikea]]. Istilah tersebut menyifatkan hubungan Bapa dengan Putra. Banyak pihak yang sehaluan dengan Atanasius berkeberatan menggunakan istilah tersebut lantaran menganggapnya tidak Alkitabiah, mencurigakan, dan "cenderung kesabelius-sabeliusan."<ref>''Select Treatises of St. Athanasius'' - In Controversy With the Arians - Terjemahan bebas oleh John Henry Cardinal Newmann - Longmans, Green, and Co., 1911, catatan kaki no. 124</ref> Bagi Sabelius, istilah ini berarti Bapa dan Putra pada hakikatnya adalah satu oknum, yang berkarya selaku perwujudan-perwujudan atau moda-moda yang berlainan.
== Pandangan bersaingan ==
Simonetti memandang Arianisme "sebagai reaksi ekstrem terhadap Sabelianisme yang sedang marak di Timur pada masa itu.”<ref name=":0">{{Cite book |last=Hanson |first=Richard Patrick Crosland |title=The Search for the Christian Doctrine of God: The Arian Controversy, 318-381 |publisher=T. & T. Clark |year=1988 |isbn=978-0-567-09485-8}}</ref>{{rp|95}} Arianisme mengajarkan kewujudan tiga hipostasis. Doktrin [[Tritunggal]] juga mengajarkan kewujudan tiga [[Prosopon|oknum]] yang berlainan di dalam [[Ke-Allah-an menurut Kekristenan|Ke-Allah-an]].<ref>G. T. Stokes, “Sabellianism,” penyuntingː William Smith dan Henry Wace, A Dictionary of Christian Biography, Literature, Sects and Doctrines (London: John Murray, 1877–1887), 567.</ref> Bedanya adalah, Arianisme mengajarkan kewujudan tiga hakikat yang berlainan, sementara doktrin Tritunggal mengajarkan kewujudan tiga Oknum yang berlainan di dalam satu hakikat.
== Tokoh Sabelian abad ke-4 ==
[https://revelationbyjesuschrist.com/sabellians/ Tiga orang tokoh utama kaum Sabelian] pada abad ke-4 adalah Estasius dari Antiokhia, Marselus dari Angkira, dan Fotinus dari Sirmium. Estasius dan Marselus dicopot dari jabatannya lantaran berpaham Sabelianisme:
* “Kemungkinan besar '''Estasius''' dicopot dari jabatannya pertama-tama lantaran menganut bidat Sabelianisme.”<ref name=":0" />{{rp|211}}
* “'''Marselus''' dicopot dari jabatannya karena condong ke arah Sabelianisme.”<ref name=":0" />{{rp|228}} Bagi Eusebius, "doktrin Marselus nyata-nyata adalah Sabelianisme, yakni kegagalan untuk membedakan Bapa dan Putra.”<ref name=":0" />{{rp|224}}
* “Paulinus adalah salah seirang lawan dari Meletius, sabahat sekaligus sekutu Basilius. … Basilius curiga jangan-jangan Paulinus diam-diam di lubuk hatinya berpaham Sabelianisme, percaya akan kewujudan satu Oknum ''(hipostasi)'' saja di dalam Ke-Allah-an. Kedekatan Paulinus dengan sisa-sisa pengikut Marselus, dan kesukaannya yang berterusan terhadap ungkapan 'satu ''hipostasi''' … membuat dirinya dicurigai seperti itu.”<ref name=":0" />{{rp|801}}
== Basilius dari Kaisarea ==
Basilius dari Kaisarea berhujah membela ''homoousios lantaran istilah itu "''juga membetulkan kekeliruan Sabelius, karena istilah itu memperkecualikan '''jati diri Oknum''' ''(hipostasis)'' … sebab tiada sesuatu pun yang sehakikat dengan dirinya sendiri." (RH, 694-695)
== Sejarah dan perkembangan ==
{{Utama|Tritunggal}}
Sabelianisme diterima dan dianut umat Kristen di [[Kirenaika]], yakni umat Kristen yang dikirimi surat oleh [[Paus Dionisius dari Aleksandria|Dionisius]], [[Patriark Aleksandria|Batrik Aleksandria]] (yang besar andilnya dalam pengambilan keputusan sidang rohaniwan Aleksandria untuk mengekskomunikasi Sabelius), berisi perjelasan yang mendustakan ajaran tersebut. Hipolitus meriwayatkan di dalam risalahnya sebagai berikut:
Modalisme sudah lumrah dikait-kaitkan dengan [[Sabellius|Sabelius]], presbiter yang mengajarkan salah satu ragam dari bidat tersebut di Roma pada abad ke-3. Sabelius terjangkit bidat ini melalui ajaran-ajaran [[Noetus|Netus]] dan [[Prakseas]].<ref>''A History of Christianity: Jilid I: Beginnings to 1500'' oleh Kenneth S. Latourette, Edisi Revisi hlmn. 144-146, diterbitkan oleh HarperCollins, 1975: {{ISBN|0-06-064952-6}}, {{ISBN|978-0-06-064952-4}} [https://books.google.com/books?id=Q4pzuXCiDdYC&pg=PA144&lpg=PA144&dq=Sabellius+text&source=web&ots=iQo0P9RxOk&sig=-jYiQEtbssiYsNExqzB5R_vDA9Y&hl=en&sa=X&oi=book_result&resnum=1&ct=result#PPA144,M1]</ref> Netus diekskomunikasi dari Gereja sesudah diperiksa di hadapan sidang uskup,<ref name="Against the Heresy of Noetus">{{cite web|last1=Hippolytus|first1=of Rome|title=Against the Heresy of Noetus|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf05.iii.iv.ii.iv.html?highlight=against,noetus#highlight|website=Christian Classics Ethereal Library|access-date=29 Mei 2017}}</ref> sementara Prakseas dikabarkan menarik kembali pandangan-pandangan modalistisnya lewat pernyataan tertulis, dan kembali mengajarkan akidahnya yang lama.<ref name="Against Praxeas, Chapter 1">{{cite web|last1=Tertullian|first1=of Carthage|title=Against Praxeas, Bab 1|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf03.v.ix.i.html|website=Christian Classics Ethereal Library|access-date=29 Mei 2017}}</ref> Sabelius juga diekskomunikasi oleh sidang uskup di Aleksandria. Lantaran mengajukan banding ke Roma, sekali lagi digelar sidang uskup di Roma, yang pada akhirnya tidak saja membidatkan Sabelianisme, melainkan juga Arianisme dan Triteisme, serta mengukuhkan ''Tiga Serangkai Ilahi'' sebagai pemahaman yang katolik akan ''Monarki Ilahi''.<ref name="History of the Christian Church, Volume II">{{cite web|last1=Schaff|first1=Phillip|title=History of the Christian Church, Jilid II|url=https://www.ccel.org/ccel/schaff/hcc2.v.xiv.xvi.html?|website=Christian Classics Ethereal Library|access-date=29 Mei 2017}}</ref><ref name="Against Sabellians">{{cite web|last1=Dionysius|first1=bishop of Rome|title=Against Sabellians|url=http://www.earlychurchtexts.com/public/dionysius_of_rome_against_sabellians.htm|website=Early Christian Writings|access-date=28 Mei 2017}}</ref>
[[Hipolitus dari Roma]], yangmengenal Sabelius secara pribadi, mengemukakan di dalam karya tulisnya, ''[[Membantah Segala Bidat]]'', mengemukakan bahwa ia dan orang-orang lain sudah berusaha menasihati Sabelius. Ia tahu Sabelius menentang teologi [[Tritunggal]], tetapi ia menyebut Monarkianisme Modalistis sebagai bidat Netus, bukan bidat Sabelius.<!-- Sabellianism was embraced by Christians in [[Cyrenaica]], to whom [[Dionysius of Alexandria|Dionysius]], [[Patriarch of Alexandria]] (who was instrumental in the excommunication of Sabellius in Alexandria), wrote letters arguing against this belief. Hippolytus himself perceived modalism as a new and peculiar idea which was covertly gaining a following:
<blockquote>Beberapa orang lain diam-diam menyiarkan ajaran lain, yakni orang-orang yang sudah menjadi murid si Noetus, orang kelahiran Smirna, yang tidak terlampau jauh masa hidupnya. ... Orang ini menyiarkan suatu bidat dari pokok-pokok pikiran Heraklitus. Lantas seseorang bernama Epigonus menghamba dan berguru kepadanya, dan ketika singgah di Roma, orang ini menyebarluaskan fatwanya yang fasik. Namun Kleomenes, yang sudah berguru kepadanya, orang tidak tahu apa-apa soal adab hidup dan adat-istiadat Gereja, dialah yang tekun menyiarkan ajaran (Noetus) itu.<ref name="Bantahan Terhadap Segala Bidat, Parwa 9">{{cite web|last1=Hipolitus|first1=dari Roma|title=Bantahan Terhadap Segala Bidat, Parwa 9|url=http://www.earlychristianwritings.com/text/hippolytus9.html|website=EarlyChristianWritings|access-date=29 Mei 2017}}</ref></blockquote>
<blockquote>Demikian pula Noetus, orang Smirna menurut tempat lahirnya ... menyiarkan (di tengah-tengah kita) bidat yang bersumber dari si Epigonus ini. Bidat ini sampai ke Roma, lalu dianut Kleomenes sehingga terus bercokol sampai sekarang di kalangan para penerusnya.<ref name="Bantahan Terhadap Segala Bidat, Parwa 10">{{cite web|last1=Hippolytus|first1=of Rome|title=Bantahan Terhadap Segala Bidat, Parwa 10|url=http://www.earlychristianwritings.com/text/hippolytus10.html|website=EarlyChristianWritings|access-date=29 Mei 2017}}</ref></blockquote>
Tertulianus juga memandang modalisme sebagai gagasan baru dari luar yang menyusup masuk ke dalam Gereja, dan bertentangan dengan ajaran yang diterima melalui suksesi. Sesudah memaparkan pemahamannya tentang iman seperti apa yang sudah diterima Gereja, ia selanjutnya menjelaskan betapa "orang lugu", yang senantiasa menjadi golongan mayoritas di antara umat beriman itu, sering kali terperangah mendengar gagasan bahwa Allah Yang Mahaesa itu ada wujud dalam tiga dan menentang pemahamannya akan "kaidah iman." Para pendukung Tertulianus menegaskan bahwa yang disifatkan Tertulianus sebagai golongan mayoritas di antara umat beriman adalah "orang lugu", bukan para penentangnya. Penegasan ini dikukuhkan oleh argumen Tertulianus bahwa mereka mengemukakan gagasan-gagasan mereka sendiri, yang tidak pernah diajarkan kepada mereka oleh para tetua mereka:
<blockquote>Akan tetapi kami, sebagaimana yang sudah senantiasa kami perbuat (wabilkhusus lantaran kami sudah dididik baik-baik oleh Sang Paraklitus, yang menuntun manusia kepada segala kebenaran), percaya bahwa hanya ada satu Allah, tetapi di dalam kerangka '''penatalaksanaan''' atau yang disebut οἰκονομία ini, yaitu Allah yang hanya satu ini memiliki pula seorang Putra, yakni Firman-Nya, yang keluar dari Diri-Nya sendiri, yang oleh-Nya segala sesuatu dijadikan, dan yang tanpa-Nya tidak ada sesuatu pun yang dijadikan. Dia ini kami percaya sudah diutus Bapa ke dalam Sang Perawan, dan sudah lahir dari padanya—menjadi Manusia sekaligus Allah, Anak Manusia sekaligus Anak Allah, dan sudah disapa dengan nama Yesus Kristus; kami percaya Dia sudah menderita sengsara, wafat, dan dimakamkan, sesuai dengan Kitab Suci, dan kemudian Dia dibangkitkan oleh Bapa dan diangkat kembali ke surga, untuk duduk di sisi kanan Bapa, dan bahwa Dia akan datang menghakimi orang yang hidup dan mati; yang juga mengutus dari surga dari Bapa, seturut janji-Nya sendiri, Roh Kudus, yakni Sang Paraklitus, pengudus iman orang-orang yang percaya akan Bapa, dan akan Putra, dan akan Roh Kudus. Bahwasanya '''kaidah iman''' ini sudah diturunkan kepada kami '''sedari permulaan injil''', bahkan sebelum ada satu pun ahli bidat lawas, apatah lagi Prakseas, pembual kemarin sore itu, akan tampak nyata baik dari keterlambatan tarikh kemunculan yang menjadi ciri semua bidat, maupun dari perangai anyar mutlak Prakseas kita yang baru saja rampung direka cipta itu. Bertolak dari pendirian seperti inilah mulai sekarang kita harus mengiktikadkan suatu praduga yang sama kuatnya guna menghadapi bidat mana pun juga—yakni apa-apa yang muncul pertama itulah yang benar, sedangkan apa-apa yang lancung munculnya belakangan.<ref name="Against Praxeas, Chapter 2">{{cite web|last1=Tertullian|first1=of Carthage|title=Melawan Prakseas, Bab 2|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf03.v.ix.ii.html|website=ChristianClassicsEtherealLibrary|access-date=29 Mei 2017}}</ref></blockquote>
<blockquote>Some others are secretly introducing another doctrine, who have become disciples of one Noetus, who was a native of Smyrna, (and) lived not very long ago. This person was greatly puffed up and inflated with pride, being inspired by the conceit of a strange spirit.<ref name="Against the Heresy of Noetus"/> | There has appeared one, Noetus by name, and by birth a native of Smyrna. This person introduced a heresy from the tenets of Heraclitus. Now a certain man called Epigonus becomes his minister and pupil, and this person during his sojourn at Rome disseminated his godless opinion. But Cleomenes, who had become his disciple, an alien both in way of life and habits from the Church, was wont to corroborate the (Noetian) doctrine.<ref name="The Refutation of All Heresies, Book 9">{{cite web|last1=Hippolytus|first1=of Rome|title=The Refutation of All Heresies, Book 9|url=http://www.earlychristianwritings.com/text/hippolytus9.html|website=EarlyChristianWritings|access-date=29 May 2017}}</ref> | But in like manner, also, Noetus, being by birth a native of Smyrna, and a fellow addicted to reckless babbling, as well as crafty withal, introduced (among us) this heresy which originated from one Epigonus. It reached Rome, and was adopted by Cleomenes, and so has continued to this day among his successors.<ref name="The Refutation of All Heresies, Book 10">{{cite web|last1=Hippolytus|first1=of Rome|title=The Refutation of All Heresies, Book 10|url=http://www.earlychristianwritings.com/text/hippolytus10.html|website=EarlyChristianWritings|access-date=29 May 2017}}</ref> </blockquote>
Tertulianus juga memandang modalisme sebagai gagasan baru dari luar yang menyusup masuk ke dalam Gereja, dan bertentangan dengan ajaran yang diterima melalui suksesi. Sesudah memaparkan pemahamannya tentang iman seperti apa yang sudah diterima Gereja, ia selanjutnya menjelaskan betapa "orang lugu", yang senantiasa menjadi golongan mayoritas di antara umat beriman itu, sering kali terperangah mendengar gagasan bahwa Allah Yang Mahaesa itu ada wujud dalam tiga dan menentang pemahamannya akan "kaidah iman." Para pendukung Tertulianus menegaskan bahwa yang disifatkan Tertulianus sebagai golongan mayoritas di antara umat beriman adalah "orang lugu", bukan para penentangnya. Penegasan ini dikukuhkan oleh argumen Tertulianus bahwa mereka mengemukakan gagasan-gagasan mereka sendiri, yang tidak pernah diajarkan kepada mereka oleh para tetua mereka:
Tertullian also perceived modalism as entering into the Church from without as a new idea, and opposing the doctrine which had been received through succession. After setting forth his understanding of the manner of faith which had been received by the Church, he then describes how the "simple" who always constitute the majority of believers are often startled at the idea that the One God exists in three and were opposed to his understanding of "the rule of faith." Proponents of Tertullian argue that he described the "simple" as the majority, rather than those who opposed him as the majority. This is contended from Tertullian's argument that they were putting forth ideas of their own which had not been taught to them by their elders:
<blockquote>Memang orang lugu, (saya tidak akan menyebut mereka tidak berhikmat dan tidak terpelajar,) yang senantiasa merupakan golongan mayoritas di antara umat beriman, terperangah mendengar '''penatalaksanaan''' (dari Yang Tiga di dalam Yang Satu), bertolak dari pendirian bahwa '''kaidah iman''' mereka menarik mereka dari kejamakan ilah duniawi kepada satu-satunya Allah sejati; tanpa paham bahwa, sekalipun Dia adalah satu-satunya Allah, Dia harus diimani di dalam οἰκονομία-Nya sendiri. Runut angka dan pemilahan Tritunggal mereka sangka sebagai pemecah-belahan Kemahaesaan; padahal Kemahaesaan yang menurunkan Tritunggal dari dirinya sendiri itu sangatlah jauh dari keterpecahbelahan, malah sesungguhnya ditopang olehnya. Mereka terus-menerus menuding kami sebagai orang-orang yang mendakwahkan ajaran tentang dua ilah dan ajaran tentang tiga ilah, sementara mereka berbangga sebagai orang-orang yang menyembah Allah Yang Mahaesa; seakan-akan jika Kemahaesaan itu sendiri dengan penarikan kesimpulan lewat penalaran yang keliru tidak melahirkan bidat, sedangkan Tritunggal jika dinalar dengan benar barulah merupakan kebenaran.<ref name="Against Praxeas, Chapter 3">{{cite web|last1=Tertulianus|first1=dari Kartago|title=Melawan Prakseas, Bab 3|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf03.v.ix.iii.html|website=ChristianClassicsEtherealLibrary|access-date=29 Mei 2017}}</ref></blockquote>
<blockquote>We, however, as we indeed always have done (and more especially since we have been better instructed by the Paraclete, who leads men indeed into all truth), believe that there is one only God, but under the following '''dispensation''', or οἰκονομία, as it is called, that this one only God has also a Son, His Word, who proceeded from Himself, by whom all things were made, and without whom nothing was made. Him we believe to have been sent by the Father into the Virgin, and to have been born of her—being both Man and God, the Son of Man and the Son of God, and to have been called by the name of Jesus Christ; we believe Him to have suffered, died, and been buried, according to the Scriptures, and, after He had been raised again by the Father and taken back to heaven, to be sitting at the right hand of the Father, and that He will come to judge the quick and the dead; who sent also from heaven from the Father, according to His own promise, the Holy Ghost, the Paraclete, the sanctifier of the faith of those who believe in the Father, and in the Son, and in the Holy Ghost. That this '''rule of faith''' has come down to us '''from the beginning of the gospel''', even before any of the older heretics, much more before Praxeas, a pretender of yesterday, will be apparent both from the lateness of date which marks all heresies, and also from the absolutely novel character of our new-fangled Praxeas. In this principle also we must henceforth find a presumption of equal force against all heresies whatsoever—that whatever is first is true, whereas that is spurious which is later in date.<ref name="Against Praxeas, Chapter 2">{{cite web|last1=Tertullian|first1=of Carthage|title=Against Praxeas, Chapter 2|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf03.v.ix.ii.html|website=ChristianClassicsEtherealLibrary|access-date=29 May 2017}}</ref></blockquote>
Menurut Modalisme dan Sabelianisme, Allah adalah satu-satunya oknum yang menyingkapkan diri dengan beragam cara yang disebut ''modus'', ''wajah'', ''aspek'', ''peran'', atau ''kedok'' ({{lang-la|πρόσωπα}}, ''[[Prosopon|prosopa]]''; {{lang-la|[[personae]]}}) dari [[YHWH|Allah Yang Mahaesa]], sebagaimana yang dipahami oleh ''orang beriman'', bukannya ''[[Tritunggal|tiga oknum yang sama-sama kekal]]'' di dalam ''Ke-Allah-an'', atau suatu "Tritunggal yang setara satu sama lain".<ref>pgs 51-55[[Vladimir Lossky]] The Mystical Theology of the Eastern Church, SVS Press, 1997. ({{ISBN|0-913836-31-1}}) James Clarke & Co Ltd, 1991. ({{ISBN|0-227-67919-9}})[https://books.google.com/books?id=dxqvWwPSCSwC&q=The+Mystical+Theology+of+the+Eastern+Church]</ref> Bertolak dari pengamatan bahwa satu-satunya angka yang digunakan secara terang-terangan dan berulang kali untuk menyifatkan Allah di dalam Perjanjian Lama adalah ''Satu,'' kaum Modalis tidak terima jika angka tersebut ditafsirkan mengisyaratkan kesatuan (sebagai contoh, nas {{Alkitab|Kejadian 2:24}}) apabila diterapkan untuk Allah, dan mempertanyakan makna atau kesahihan nas-nas Perjanjian Baru terkait yang dikutip oleh golongan Tritunggalis.<ref>{{cite web| url = http://www.katapi.org.uk/ChristianFaith/master.html?http://www.katapi.org.uk/ChristianFaith/VIII.htm| title = Moss, C. B., ''The Christian Faith: An Introduction to Dogmatic Theology'', The Chaucer Press, London, 1943}}</ref> [[Comma Johanneum|Comma Iohanneum]], yang pada umumnya dianggap bukan unsur asli dari [[Surat Yohanes yang Pertama|Surat Pertama Yohanes]] ({{Alkitab|1 Yohanes 5:7}}), yang diketahui keberadaannya terutama dari [[Alkitab Raja James|versi Raja James]] dan beberapa versi [[Textus Receptus]], tetapi tidak dimasukkan ke dalam teks-teks kritis modern, adalah salah satu contoh (satu-satunya yang dinyatakan secara terang-benderang) pemakaian kata ''Tiga'' untuk menyifatkan Allah.<ref>Sebagai contoh, lih. Metzger, Bruce M., ''A Textual Commentary on the Greek New Testament'' [TCGNT] (Edisi ke-2), Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft, 1994, halaman 647-649.</ref> Banyak penganut Modalisme yang mengangkat soal ketiadaan kata "Tritunggal" di dalam semua kitab suci yang kanonis.<ref name=ab270703>{{cite web |url= http://www.focusonthekingdom.org/articles/elohim.htm|title=Trinity, or not? |author=Anthony Buzzard |date= July 2003|work=Elohim and Other Terms |publisher=focusonthekingdom.org |access-date=2 Maret 2011}}</ref>
<blockquote>The simple, indeed, (I will not call them unwise and unlearned,) who always constitute the majority of believers, are startled at the '''dispensation''' (of the Three in One), on the ground that their very '''rule of faith''' withdraws them from the world’s plurality of gods to the one only true God; not understanding that, although He is the one only God, He must yet be believed in with His own οἰκονομία . The numerical order and distribution of the Trinity they assume to be a division of the Unity; whereas the Unity which derives the Trinity out of its own self is so far from being destroyed, that it is actually supported by it. They are constantly throwing out against us that we are preachers of two gods and three gods, while they take to themselves pre-eminently the credit of being worshippers of the One God; just as if the Unity itself with irrational deductions did not produce heresy, and the Trinity rationally considered constitute the truth.<ref name="Against Praxeas, Chapter 3">{{cite web|last1=Tertullian|first1=of Carthage|title=Against Praxeas, Chapter 3|url=http://www.ccel.org/ccel/schaff/anf03.v.ix.iii.html|website=ChristianClassicsEtherealLibrary|access-date=29 May 2017}}</ref></blockquote>
Nas-nas seperti {{Alkitab|Ulangan 6:4-5}}, {{Alkitab|Ulangan 32:12}}, {{Alkitab|2 Raja-Raja 19:15-19}}, {{Alkitab|Ayub 6:10}}, {{Alkitab|Ayub 31:13-15}}, {{Alkitab|Mazmur 71:22}}, {{Alkitab|Mazmur 83:16}}, {{Alkitab|Mazmur 83:18}}, {{Alkitab|Yesaya 42:8}}, {{Alkitab|Yesaya 45:5-7}}, {{Alkitab|Yesaya 48:2}}, {{Alkitab|Yesaya 48:9}}, {{Alkitab|Yesaya 48:11-13}}, {{Alkitab|Maleakhi 2:8}}, {{Alkitab|Maleakhi 2:10}}, {{Alkitab|Matius 19:17}}, {{Alkitab|Roma 3:30}}, {{Alkitab|2 Korintus 11:2-3}}, {{Alkitab|Galatia 3:20}}, dan {{Alkitab|Yudas 1:25}} adalah nas-nas yang dirujuk kaum Modalis sebagai nas-nas yang mengukuhkan bahwa kemahaesaan Allah itu adalah satu mutlak, dan sekalipun dikenal dalam beberapa moda, memustahilkan segala macam konsep kewujudan-bersama. Hipolitus memaparkan penalaran yang sama dari Noetus dan para pengikutnya sebagai berikut:
According to modalism and Sabellianism, God is said to be only one person who reveals himself in different ways called ''modes'', ''faces'', ''aspects'', ''roles'' or ''masks'' (Greek πρόσωπα ''[[Prosopon|prosopa]]''; Latin ''[[personae]]'') of the [[YHWH|One God]], as perceived by ''the believer'', rather than ''[[Trinity|three co-eternal persons]]'' within ''the Godhead'', or a "co-equal Trinity".<ref>pgs 51-55[[Vladimir Lossky]] The Mystical Theology of the Eastern Church, SVS Press, 1997. ({{ISBN|0-913836-31-1}}) James Clarke & Co Ltd, 1991. ({{ISBN|0-227-67919-9}})[https://books.google.com/books?id=dxqvWwPSCSwC&printsec=frontcover&dq=The+Mystical+Theology+of+the+Eastern+Church&as_brr=0#PPA233]</ref> Modalists note that the only number expressly and repeatedly ascribed to God in the Old Testament is ''One,'' do not accept interpreting this number as denoting union (i.e. Gen 2:24) when it is applied to God, and dispute the meaning or validity of related New Testament passages cited by Trinitarians.<ref>{{cite web| url = http://www.katapi.org.uk/ChristianFaith/master.html?http://www.katapi.org.uk/ChristianFaith/VIII.htm| title = Moss, C. B., ''The Christian Faith: An Introduction to Dogmatic Theology'', The Chaucer Press, London, 1943}}</ref> The [[Comma Johanneum]], which is generally regarded as a spurious text in [[First John]] (1 John 5:7) known primarily from the [[King James Version]] and some versions of the [[Textus Receptus]], but not included in modern critical texts, is an instance (the only one expressly stated) of the word ''Three'' describing God.<ref>See, for example, Metzger, Bruce M., ''A Textual Commentary on the Greek New Testament'' [TCGNT] (2nd Edition), Stuttgart: Deutsche Bibelgesellschaft, 1994, pages 647-649.</ref> Many modalists point out the lack of the word "Trinity" in any canonical scripture.<ref name=ab270703>{{cite web |url= http://www.focusonthekingdom.org/articles/elohim.htm|title=Trinity, or not? |author=Anthony Buzzard |date= July 2003|work=Elohim and Other Terms |publisher=focusonthekingdom.org |access-date=2 March 2011}}</ref>
<blockquote>Sekarang mereka berusaha memperlihatkan landasan dogma mereka dengan mengutip ayat di dalam hukum, “Akulah Allah nenek moyangmu: jangan ada padamu ilah selain Aku;” juga di dalam ayat lain, “Akulah yang awal,” Firmannya, “dan yang akhir; dan tidak ada ilah selain Aku.” Demikianlah katanya mereka membuktikan bahwa Allah itu satu.... Dan mustahillah kami mengungkapkan keimanan kami selain yang demikian, katanya; lantaran rasul-rasul juga mengamini satu Allah, ketika ia berkata, “Mereka adalah keturunan bapa-bapa leluhur, yang menurunkan Mesias dalam keadaan-Nya sebagai manusia, yang ada di atas segala sesuatu. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai selama-lamanya.”<ref name="Against the Heresy of Noetus"/></blockquote>
Beberapa penganut Modalisme pada zaman modern, yang menyebut diri sebagai golongan [[Pentakosta Keesaan]],<ref name=oneness>{{cite web| url = http://www.apostolic-voice.org/wp-content/uploads/2012/09/the-oneness-of-god.pdf| title = The Oneness of God}}</ref><ref name="rebuttal to oneness">{{cite web| url = http://thereforegodexists.com/oneness-god-david-k-bernard/| title = A rebuttal to Bernard| date = 6 July 2022}}</ref> menyatakan bahwa nas {{Alkitab|Kolose 1:12-20}} mengacu kepada hubungan Kristus dengan Bapa dalam pengertian keberagaman peran Allah:
Passages such as Deut 6:4-5; Deut 32:12; 2Kings 19:15-19; Job 6:10; Job 31:13-15; Psalm 71:22; Psalm 83:16,18; Is 42:8; Is 45:5-7; Is 48:2,9,11-13; Mal 2:8,10; Matt 19:17; Romans 3:30; 2Cor 11:2-3; Gal 3:20; and Jude 1:25 are referenced by modalists as affirming that the Being of the One God is solidly single, and although known in several modes, precludes any concept of divine co-existence. Hippolytus described similar reasoning by Noetus and his followers saying: <blockquote>Now they seek to exhibit the foundation for their dogma by citing the word in the law, “I am the God of your fathers: ye shall have no other gods beside me;” and again in another passage, “I am the first,” He saith, “and the last; and beside me there is none other.” Thus they say they prove that God is one.... And we cannot express ourselves otherwise, he says; for the apostle also acknowledges one God, when he says, “Whose are the fathers, (and) of whom as concerning the flesh Christ came, who is over all, God blessed for ever.”<ref name="Against the Heresy of Noetus"/></blockquote>
<blockquote>dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang. Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih; di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa. Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.<ref>{{cite web| url = https://alkitab.sabda.org/passage.php?passage=kolose%201:12-20&tab=text| title = Kolose 1:12-20 (TB)}}</ref></blockquote>
Golongan Pentakosta Keesaan juga mengutip tanggapan Kristus terhadap keingintahuan [[Filipus]] akan Bapa ({{Alkitab|Yohanes 14:10}}) untuk mendukung pernyataan mereka tersebut:
[[Oneness Pentecostals]], an identifier used by some modern modalists,<ref name=oneness>{{cite web| url = http://www.apostolic-voice.org/wp-content/uploads/2012/09/the-oneness-of-god.pdf| title = The Oneness of God}}</ref><ref name="rebuttal to oneness">{{cite web| url = http://thereforegodexists.com/oneness-god-david-k-bernard/| title = A rebuttal to Bernard}}</ref> claim that Colossians 1:12-20 refers to Christ's relationship with the Father in the sense of different roles of God:
<blockquote>Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami?"</blockquote>
<blockquote>giving thanks to the Father, who has qualified you to share in the inheritance of the saints in light. He has delivered us from the domain of darkness and transferred us to the kingdom of his beloved Son, in whom we have redemption, the forgiveness of sins. He is the image of the invisible God, the firstborn of all creation. For by him all things were created, in heaven and on earth, visible and invisible, whether thrones or dominions or rulers or authorities; all things were created through him and for him. And he is before all things, and in him all things hold together. And he is the head of the body, the church. He is the beginning, the firstborn from the dead, that in everything he might be preeminent. For in him all the fullness of God was pleased to dwell, and through him to reconcile to himself all things, whether on earth or in heaven, making peace by the blood of his cross.<ref>{{cite web| url = http://www.biblestudytools.com/esv/colossians/passage.aspx?q=colossians+1:15-20| title = Colossians 1:12-20 (ESV)}}</ref></blockquote>
Umat Kristen Tritunggalis berpendirian bahwa nas-nas semacam {{Alkitab|Kolose 1:12-20}} menghilangkan segala keragu-raguan mantiki bahwa Kitab Suci memang mengajarkan tentang Putra, yang adalah Firman Allah ({{Alkitab|Yohanes 1:1-3}}), secara harfiah "hidup," dan secara harfiah adalah Sang Khalik sarwa sekalian alam bersama-sama dengan Allah Bapa dan Roh Allah. Menurut pemahaman kaum Tritunggalis, pernyataan golongan Pentakosta Keesaan di atas tidak hanya menceraikan nas Yohanes 14:10 dari konteks langsungnya, tetapi juga benar-benar bertolak belakang dengan keselarasan Injil Yohanes secara keseluruhan, dan diduga kuat mengandung sesat pikir [[meminta pertanyaan|''petītiō principiī'']] di dalam penafsirannya. Kaum Tritunggalis memahami nas Yohanes 14:10 tidak lepas dari pokok pikiran nas-nas paralel seperti {{Alkitab|Yohanes 1:14}} dan {{Alkitab|Yohanes 1:18}}, dan sebagai nas-nas yang mengukuhkan persatuan kekal Putra dengan Bapa-Nya:
Oneness Pentecostals also cite Christ's response to [[Philip the Apostle|Philip]]'s query on who the Father was in John 14:10 to support this assertion:
<blockquote>Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran... Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya.</blockquote>
<blockquote> Jesus answered: "Don't you know me, Philip, even after I have been among you such a long time? Anyone who has seen me has seen the Father. How can you say, 'Show us the Father'?</blockquote>
Banyak pertukaran pandangan doktrinal antara kaum Modalis dan kaum Tritunggalis yang mirip dengan di atas. Nas-nas semacam {{Alkitab|Kejadian 1:26-27}}, {{Alkitab|Kejadian 16:11-13}}, {{Alkitab|Kejadian 32:24}}, {{Alkitab|Kejadian 32:30}}, {{Alkitab|Hakim-Hakim 6:11-16}}, {{Alkitab|Yesaya 48:16}}, {{Alkitab|Zakharia 2:8-9}}, {{Alkitab|Matius 3:16-17}}, {{Alkitab|Markus 13:32}}, {{Alkitab|Lukas 12:10}}, {{Alkitab|Yohanes 5:18-27}}, {{Alkitab|Yohanes 14:26-28}}, {{Alkitab|Yohanes 15:26}}, {{Alkitab|Yohanes 16:13-16}}, {{Alkitab|Yohanes 17:5}}, {{Alkitab|Yohanes 17ː20-24}}, {{Alkitab|Kisah Para Rasul 1:6-9}}, {{Alkitab|Ibrani 1:1-3}}, dan {{Alkitab|Ibrani 1ː8-10}} dirujuk kaum Tritunggalis sebagai nas-nas yang membenarkan pandangan bahwa kewujudan Allah yang Mahaesa itu bersifat kekal, pribadi, dan merupakan '''persekutuan''' Bapa [Allah], Putra [Firman Allah], dan Roh Kudus [Roh Allah] yang saling bersemayam satu di dalam yang lain. Untuk menanggapi kenyataan bahwa kata ''Tritunggal'' tidak muncul di dalam Kitab Suci, kaum Tritunggalis membuktikan bahwa bahasa doktrinal di luar Alkitab sering kali merangkum pemahaman Kitab Suci secara singkat dan jelas—sama saja dengan kata ''modalisme'', ''modus'', dan ''peran''—dan penggunaan bahasa semacam itu pada hakikatnya tidak mencerminkan keakuratan maupun ketidakakuratan. Selain itu, implikasi akusatif bahwa kata ''Tritunggal'' menjadi lazim dipakai di luar dari kesetiaan yang prayitna lagi saleh kepada Kitab Suci dapat dikaitkan dengan argumentasi [[ad hominem]]. Hipolitus menyifatkan tanggapannya sendiri terhadap doktrin Noetus, dengan mengklaim bahwa kebenaran lebih terbukti ketimbang [[Arianisme]] dan Sabelianisme yang saling bertentangan itu, sebagai berikut:
Trinitarian Christians hold that verses such as Colossians 1:12-20 remove all reasonable doubt that scripture teaches the Son, Who IS the Word of God (i.e. John 1:1-3), is literally "living," and literally Creator of everything together with God the Father and the Spirit of God. In the Trinitarian view, the above usage not only takes John 14:10 out of its immediate context, but is also resolutely contrary to the congruence of the Gospel of John as a whole, and strongly suspected of [[begging the question]] in interpretation. Trinitarians understand John 14:10 as informed by parallel verses such as John 1:14 and John 1:18, and as affirming the eternal union of the Son with His Father:
<blockquote>Jadi beginilah cara mereka memaparkan perkara-perkara itu, dan mereka hanya memakai satu golongan nas, setali tiga uang dengan cara sepihak yang dipakai Teodotus manakala berikhtiar membuktikan bahwa Kristus hanyalah manusia biasa. Namun baik pihak yang satu maupun pihak yang lain tidak memahami duduk perkaranya dengan benar, sebab Kita Suci sendiri membantah ketidakberakalan mereka, dan bersaksi membela kebenaran. Lihatlah, saudara-saudara sekalian, betapa gegabah dan lancangnya dogma yang sudah mereka kemukakan... Sebab siapakah yang tidak akan bersaksi bahwa Allah itu esa adanya? Tetapi dengan bersaksi demikian tidaklah akan dipungkirinya oikonomia Allah [yakni angka dan kedudukan pribadi-pribadi di dalam Tritunggal]. Oleh sebab itu, cara yang pantas untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah pertama-tama membantah penafsiran orang-orang itu atas nas-nas tersebut, barulah kemudian menjelaskan maknanya yang sejati.<ref name="Against the Heresy of Noetus"/></blockquote>
<blockquote> And the Word became flesh, and dwelt among us, and we saw His glory, glory as of the only begotten from the Father, full of grace and truth... No one has seen God at any time; the only begotten God who is in the bosom of the Father, He has explained Him.</blockquote>
Tertulianus membeberkan sikap para pengikut Prakseas sebagai berikut:
Many doctrinal exchanges between modalists and Trinitarians are similar to the above. Passages such as Gen 1:26-27; Gen 16:11-13; Gen 32:24,30; Judg 6:11-16; Is 48:16; Zech 2:8-9; Matt 3:16-17; Mark 13:32; Luke 12:10; John 5:18-27; John 14:26-28; John 15:26; John 16:13-16; John 17:5,20-24; Acts 1:6-9; and Heb 1:1-3,8-10 are referenced by Trinitarians as affirming that the Being of the One God is an eternal, personal, and mutually indwelling '''communion''' of Father [God], Son [the Word of God], and Holy Spirit [the Spirit of God]. Addressing the fact that the word ''Trinity'' does not occur in scripture, Trinitarians attest that extra-biblical doctrinal language often summarizes our understanding scripture in a clear and concise manner—other examples being even the words ''modalism'', ''mode'', and ''role''—and that use of such language does not of itself demonstrate accuracy or inaccuracy. Further, the accusative implication that the word ''Trinity'' gained common use apart from careful and pious fidelity to scripture may be associated with [[ad hominem]] argumentation. Hippolytus described his own response to Noetus' doctrine, claiming the truth to be more evident than either of the two mutually opposed views of [[Arianism]] and Sabellianism : <blockquote>In this way, then, they choose to set forth these things, and they make use only of one class of passages; just in the same one-sided manner that Theodotus employed when he sought to prove that Christ was a mere man. But neither has the one party nor the other understood the matter rightly, as the Scriptures themselves confute their senselessness, and attest the truth. See, brethren, what a rash and audacious dogma they have introduced... For who will not say that there is one God? Yet he will not on that account deny the economy [i.e., the number and disposition of persons in the Trinity]. The proper way, therefore, to deal with the question is first of all to refute the interpretation put upon these passages by these men, and then to explain their real meaning.<ref name="Against the Heresy of Noetus"/></blockquote>
<blockquote>Lantaran dibantah dari semua sisi dalam ihwal perbedaan antara Bapa dan Putra, yang kita pegang teguh tanpa mencederai kesatuannya yang tak terceraikan... mereka pun berusaha menafsirkan perbedaan itu dengan cara yang bagaimana pun juga akan selaras dengan pendapat mereka sendiri, yaitu sehingga semuanya di dalam satu Oknum. Mereka membedakan keduanya, Bapa dan Putra, dengan memaknai Putra sebagai daging, yakni manusia, yaitu Yesus; dan memaknai Bapa sebagai roh, yakni Allah, yaitu Kritus. Oleh sebab itu, sekalipun menyimpulkan bahwa Bapa dan Putra adalah satu dan sama, pada kenyataannya kesimpulan tersebut mereka awali dengan memecah-belah alih-alih menyatukan Bapa dan Putra.”<ref name="Against Praxeas">{{cite web|last1=Tertullian|first1=of Carthage|title=Against Praxeas|url=https://www.ccel.org/ccel/schaff/anf03.v.ix.xxvii.html |website=Christian Classics Ethereal Library |access-date=29 Mei 2017}}</ref></blockquote>
Perbandingan pernyataan Tertulianus di atas dengan contoh pernyataan golongan Pentakosta Keesaan berikut ini cukup menarik: "Yesus adalah Anak Allah menurut daging... dan Ia sendiri adalah Allah yang sejati menurut Roh...."<ref name="The God Head">{{cite web|title=The God Head|url=http://www.theapostolicwayupcff.com/page/the_god_head|website=theapostolicwayupcff.com|access-date=29 Mei 2017}}</ref><ref>{{cite web|last1=Skynner |first1=Robert |title=Answering Oneness Pentecostals: Colossians 2:9|url=https://www.youtube.com/watch?v=zl2OqOsYLUc| archive-url=https://web.archive.org/web/20200524034505/https://www.youtube.com/watch?v=zl2OqOsYLUc&gl=US&hl=en |archive-date= 24 Mei 2020 | url-status=dead|website=YouTube|access-date=29 Mei 2017}}</ref>
Tertullian said of Praxeas' followers:<blockquote>For, confuted on all sides on the distinction between the Father and the Son, which we maintain without destroying their inseparable union... they endeavour to interpret this distinction in a way which shall nevertheless tally with their own opinions: so that, all in one Person, they distinguish two, Father and Son, understanding the Son to be flesh, that is man, that is Jesus; and the Father to be spirit, that is God, that is Christ. Thus they, while contending that the Father and the Son are one and the same, do in fact begin by dividing them rather than uniting them.”<ref name="Against Praxeas">{{cite web|last1=Tertullian|first1=of Carthage|title=Against Praxeas|url=https://www.ccel.org/ccel/schaff/anf03.v.ix.xxvii.html|website=Christian Classics Ethereal Library|access-date=29 May 2017}}</ref></blockquote>
A comparison of the above statement by Tertullian with the following example statement made by Oneness Pentecostals today is striking: "Jesus is the Son of God according to the flesh... and the very God Himself according to the Spirit...."<ref name="The God Head">{{cite web|title=The God Head|url=http://www.theapostolicwayupcff.com/page/the_god_head|website=theapostolicwayupcff.com|access-date=29 May 2017}}</ref><ref>{{cite web|last1=Skynner|first1=Robert|title=Answering Oneness Pentecostals: Colossians 2:9|url=https://www.youtube.com/watch?v=zl2OqOsYLUc| archive-url=https://web.archive.org/web/20200524034505/https://www.youtube.com/watch?v=zl2OqOsYLUc&gl=US&hl=en| archive-date=2020-05-24 | url-status=dead|website=YouTube|access-date=29 May 2017}}</ref>
Bentuk Nama Tuhan yang muncul di dalam ayat ke-19 [[Amanat Agung]] ({{Alkitab|Matius 28:16-20}}) juga secara historis dilisankan dalam upacara pembaptisan Kristen, umat Kristen Tritunggalis mengimani kewujudan tiga Oknum berlainan Tritunggal Mahakudus, sekalipun saling bersemayam satu di dalam yang lain, kewujudan Oknum-Oknum Tritunggal dipermaklumkan oleh baptisan Yesus. Banyak modalis tidak menggunakan rumusan ini sebagai Nama Tuhan. Sejumlah kritikus dari pihak Pentakosta Keesaan modern juga mengemukakan bahwa nas {{Alkitab|Matius 28:19}} bukanlah bagian dari karya tulis aslinya, karena [[Eusebius dari Kaisarea|Esebius dari Kaisarea]] menyitir nas tersebut dengan menggunakan frasa "di dalam nama-Ku", dan di dalam sumber pustaka tersebut tidak disinggung baptisan pada ayat itu. Meskipun demikian, Eusebius juga menyitir rumusan "tritunggal" di dalam risalah-risalahnya yang terkemudian. (Conybeare (''Hibbert Journal'' i (1902-3), halaman 102). Nas Matius 28:19 juga dikutip di dalam [[Didakhe]] (Didakhe 7:1) yang diperkirakan berasal dari akhir abad pertama atau awal abad ke-2 Masehi), dan di dalam [[Diateseron]] (Diateseron 55:5-7), penyejajaran ayat Injil-Injil Sinoptis yang diperkirakan berasal dari pertengahan abad ke-2 Masehi. ''Injil Matius Ibrani Syem-Tob'' (George Howard), yang ditulis pada abad ke-14, juga tidak menyebutkan baptisan maupun rumusan "tritunggalis" di dalam nas {{Alkitab|Matius 28:19}}. Meskipun demikian, juga benar bahwa tidak ada satu pun naskah Yunani dari Injil Matius yang sudah ditemukan yang tidak memuat nas Matius 28:19. Naskah-naskah salinan tertua Injil Matius yang masih ada saat ini diperkirakan berasal dari abad ke-3, dan semuanya memuat nas {{Alkitab|Matius 28:19}}. Oleh sebab itu para sarjana pada umumnya sepakat bahwa kemungkinan besar nas Matius 28:19 memang merupakan bagian dari Injil Matius yang asli, kendati segelintir segelintir sarjana menyanggahnya.
The form of the Lord's Name appearing in verse nineteen of the [[Great Commission]], Matthew 28:16-20, has also historically been spoken during Christian baptism, Trinitarian Christians believing the three distinct, albeit co-inherent, persons of the Holy Trinity received witness by Jesus' baptism. Many modalists do not use this form as the Lord's Name. It is also suggested by some modern Oneness Pentecostal critics, that Matthew 28:19 is not part of the original text, because [[Eusebius]] of Caesarea quoted it by saying "In my name", and in that source there was no mention of baptism in the verse. Eusebius did, however, quote the "trinitarian" formula in his later writings. (Conybeare (''Hibbert Journal'' i (1902-3), page 102). Matthew 28:19 is quoted also in the [[Didache]] (Didache 7:1), which dates to the late 1st Century or early 2nd Century) and in the [[Diatesseron]] (Diatesseron 55:5-7), which dates to the mid 2nd Century harmony of the Synoptic Gospels. The ''Shem-Tob's Hebrew Gospel of Matthew'' (George Howard), written during the 14th century, also has no reference of baptism or a "trinitarian" formula in Matthew 28:19. However, it is also true that no Greek manuscript of the Gospel of Matthew has ever been found which does not contain Matthew 28:19. The earliest extant copies of Matthew's Gospel date to the 3rd Century, and they contain Matthew 28:19. Therefore, scholars generally agree that Matthew 28:19 is likely part of the original Gospel of Matthew, though a minority disputes this.
InNas-nas passagesKitab ofSuci scriptureseperti such as Matthew{{Alkitab|Matius 3:16-17}}, whereyang thememisahkan FatherBapa, SonPutra, anddan HolyRoh SpiritKudus aredalam separatedteks inmaupun thekesaksian, textdipandang andkaum witness,modalis modalistssebagai viewnas-nas thisyang phenomenonmengukuhkan as confirming God's ke[[omnipresencemahahadir]]an Allah, anddan Hiskemampuan abilityAllah tountuk [[omnipotencekemahakuasaan|manifestsesuka himselfhati as hememanifestasikan pleasesdiri]]. Kaum OnenessPentakosta PentecostalsKeesaan anddan Modalistskaum attemptModalis toberusaha disputemembantah thedoktrin traditionaltradisional doctrinetentang ofkesatuan eternalkewujudan co-existentbersama yang unionkekal, whilesembari affirmingmengamini thedoktrin Christiantentang doctrineAllah ofyang Godmenjadi takingmanusia onsebagai fleshYesus as Jesus ChristKristus. Seperti Likekaum TrinitariansTritunggalis, Onenesspara adherentspenganut attestdoktrin thatKeesaan Jesuspercaya Christbahwa isyesus fullyKristus Godadalah andsepenuhnya fullyAllah mansekaligus sepenuhnya manusia. HoweverMeskipun demikian, Trinitarianskaum believeTritunggalis thatpercaya thebahwa "Word ofSabda GodAllah," theOknum eternalkekal secondyang Personkedua of thedari TrinityTritunggal,<ref name="Contra Gentes Part III">{{cite web|last1=St. Athanasius|first1=of Alexandria|title=Contra Gentes Part III|url=https://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf204.vi.ii.iii.xii.html|website=Christian Classics Ethereal Library|access-date=28 May 2017}}</ref> wasbermanifestasi manifestsebagai asPutra theAllah Sondengan ofmemasukkan Godkemanusiaan byke takingdalam humanitydiri-Nya tosendiri Himselfdan anddengan bymengangkat glorifyingkemanusiaan thattersebut Humanityke totaraf equalitysetara withdengan GodAllah throughmelalui His resurrectionkebangkitan-Nya, indalam eternalkesatuan unionkekal withdengan His ownkeilahian-Nya Divinitysendiri.<ref name="The Incarnation of the Word">{{cite web|last1=St. Athanasius|first1=of Alexandria|title=The Incarnation of the Word|url=https://www.ccel.org/ccel/schaff/npnf204.vii.ii.viii.html|website=Christian Classics Ethereal Library|access-date=28 May 2017}}</ref> InPara contrast,penganut Onenessdoktrin adherentsKeesaan holdsebaliknya thatpercaya thebahwa OneAllah andyang OnlyEsa truedan God—Whosatu-satunya manifestsyang Himselfsejati inberkuasa anymemanifestasikan waydiri-Nya dengan cara apa saja yang HeIa choosespilih, includingtermasuk asmemanifestasikan Fatherdiri sebagai Bapa, Sonsebagai andPutra, Holymaupun Spiritsebagai (thoughRoh notKudus choosing(kendati totidak domemilih sountuk inmelakukannya ansecara eternallyserentak simultaneousdan mannerkekal)—became, mandan inAllah theyang temporaryEsa roledan ofsatu-satunya Sonyang sejati itulah yang menjadi manusia untuk menjalani peran sementara sebagai Putra.<ref>{{cite web|title=The End of the "Son"|url=http://www.christiandefense.com/one_introduction.htm#theend|website=ChristianDefense.com|access-date=28 MayMei 2017}}</ref> ManyBanyak Onenesspihak PentecostalsPentakosta haveKeesaan alsojuga placedsudah amengemukakan stronglypandangan [[Nestorianism|Nestorian]]tentang distinctionperbedaan betweenantara Jesus'kemanusiaan humanitydan andkeilahian DivinityYesus yang sangat berbau [[Nestorianisme|Nestorian]]<ref>{{cite web|last1=Dulle|first1=Jason|title=Avoiding the Achilles Heels...|url=http://www.onenesspentecostal.com/ugstsymposium.htm|website=OnenessPentecostal.com|access-date=28 May 2017}}</ref> asseperti inpada thecontoh yang exampledibandingkan compareddengan withpernyataan Tertullian'sTertulianus statementdi aboveatas.
Golongan Pentakosta Keesaan dan golongan-golongan [[modalisme|modalis]] lainnya dicap sebagai ahli bidat oleh umat Kristen Katolik, Kristen Ortodoks, dan golongan-golongan umat Kristen arus utama lainnya, lantaran mendustakan kewujudan harfiah Putra terkasih Allah yang turun dari Surga, termasuk kewujudan-Nya yang kekal; menolak suksesi langsung karunia-karunia dan wewenang rasuli melalui pentahbisan uskup; mendustakan jati diri umat Kristen arus utama sebagai Tubuh yang diperanakkan Allah dan Gereja yang didirikan Kristus; serta menolak ketetapan konsili-[[konsili oikumenis|konsili oikumene]] seperti [[Syahadat Nikea|Konsili Nikea dan Konsili Konstantinopel]], termasuk keimanan kepada Tritunggal Mahakudus. Jika banyak kaum Tunggalis adalah penganut Arianisme, maka kaum modalis justru membedakan dirinya dari kaum Tunggalis-[[Arianisme|Arian]] maupun kaum Tunggalis-[[Semi-Arianisme|Semiarian]] dengan mengamini [[Ke-Allah-an menurut Kekristenan|Ke-Allah-an]] paripurna Kristus, sementara pandangan Arian maupun Semiarian menyatakan bahwa Kristus tidak sehakikat ({{lang-el|οὐσία}}, ''ousia'') dengan Allah Bapa, dan oleh karena itu tidak setara dengan Allah Bapa. Dionisius, Uskup Roma, memaparkan pemahaman Kristen tradisional tentang Arianisme maupun Sabelianisme di dalam risalah ''Melawan Kaum Sabelian'', sekitar tahun 262. Sama seperti Hipolitus, ia juga menyifatkan kedua bidat itu sebagai dua kutub ekstrem yang saling berseberangan dalam usaha memahami Putra Allah, karena Arianisme menyalahartikan ketidaksamaan Putra dengan Bapa, sementara Sabelianisme menyalahartikan kesetaraan Putra dengan Bapa. Ia juga menolak gagasan tentang tiga Allah sebagai gagasan yang keliru.<ref name="Against Sabellians"/> Meskipun Arianisme dan Sabelianisme tampak betul-betul saling berseberangan, lantaran Arianisme menyifatkan Kristus sebagai ciptaan sementara Sabelianisme menyifatkan Kristus sebagai Allah, kedua-duanya sama-sama mendustakan keimanan Tritunggalis bahwa Kristus adalah Allah Yang Kekal '''di dalam Kemanusiaan-Nya''', dan bahwa inilah dasar hakiki pengharapan manusia akan keselamatan. "Satu, bukan dengan mengalihwujudkan Ke-Allah-an ke dalam daging, melainkan dengan memasukkan kemanusiaan ke dalam Allah."<ref>{{cite web|title=Athanasian Creed|url=http://www.reformed.org/documents/index.html?mainframe=http://www.reformed.org/documents/athanasian.html|website=Reformed.org|access-date=29 May 2017}}</ref>
Oneness Pentecostals and other [[modalism|modalists]] are regarded by Roman Catholic, Greek Orthodox, and most other mainstream Christians as heretical for denying the literal existence of God's Beloved Son from Heaven, including His eternal Being and personal communion with the Father as High Priest, Mediator, Intercessor and Advocate; rejecting the direct succession of apostolic gifts and authority through the ordination of the Christian bishops; rejecting the identity of mainstream Christians as the God-begotten Body and Church which Christ founded; and rejecting the affirmations of the [[ecumenical council]]s such as the [[Nicene-Constantinopolitan Creed|Councils of Nicaea and Constantinople]], including the Holy Trinity. These rejections are for mainstream Christendom similar to [[Unitarianism]], in that they primarily result from Christological heresy. While many Unitarians are Arians, modalists differentiate themselves from [[Arian]] or [[Semi-Arian]] Unitarians by affirming Christ's full [[Godhead in Christianity|Godhead]], whereas both the Arian and Semi-Arian views assert Christ as not of one substance (Greek: [[Ousia|οὐσία]]) with, and therefore also not equal with, God the Father. Dionysius, bishop of Rome, set forth the understanding of traditional Christianity concerning both Arianism and Sabellianism in ''Against the Sabellians'', ca. AD 262. He, in similarity to Hippolytus, explained that the two errors are at opposite extremes in seeking to understand the Son of God, Arianism misusing that the Son is distinct respecting the Father, and Sabellianism misusing that the Son is equal respecting the Father. In fact, he also repudiated the idea of three Gods as error as well.<ref name="Against Sabellians"/> While Arianism and Sabellianism may appear to be diametrically opposed, the former claiming Christ to be created and the latter claiming Christ is God, both in common deny the Trinitarian belief that Christ is God Eternal '''in His Humanity''', and that this is the very basis of man's hope of salvation. "One, not by conversion of the Godhead into flesh, but by taking of the manhood into God."<ref>{{cite web|title=Athanasian Creed|url=http://www.reformed.org/documents/index.html?mainframe=http://www.reformed.org/documents/athanasian.html|website=Reformed.org|access-date=29 May 2017}}</ref>
Hipolitus meriwayatkan peng[[ekskomunikasi]]an Noetus sebagai berikut:
Hippolytus' account of the excommunication of Noetus is as follows: <blockquote>When the blessed presbyters heard this, they summoned him before the Church, and examined him. But he denied at first that he held such opinions. Afterwards, however, taking shelter among some, and having gathered round him some others who had embraced the same error, he wished thereafter to uphold his dogma openly as correct. And the blessed presbyters called him again before them, and examined him. But he stood out against them, saying, “What evil, then, am I doing in glorifying Christ?” And the presbyters replied to him, “We too know in truth one God; we know Christ; we know that the Son suffered even as He suffered, and died even as He died, and rose again on the third day, and is at the right hand of the Father, and cometh to judge the living and the dead. And these things which we have learned we allege.” Then, after examining him, they expelled him from the Church. And he was carried to such a pitch of pride, that he established a school.<ref name="Against the Heresy of Noetus"/></blockquote>
<blockquote>Tatkala para presbiter mubarak mendengarnya, mereka memanggil dia ke hadapan Gereja, lalu menguji dia. Mula-mula dia menyangkal berpandangan seperti itu, tetapi belakangan, sesudah berlindung kepada beberapa orang, dan menghimpun di sekelilingnya beberapa orang lain yang sudah menganut kekeliruan yang sama, dengan terang-terangan dia menghendaki ajarannya dianggap benar. Maka para presbiter mubarak sekali lagi memanggil dia menghadap mereka, lalu menguji dia. Namun dia tegak menentang mereka, katanya, “jadi apa jahatnya yang aku lakukan dalam memuliakan Kristus?” Para presbiter menjawab, “kami pun tahu kebenaran akan satu Allah; kami tahu Kristus; kami tahu bahwa Putra menderita sengsara pada saat Ia menderita sengsara, dan mati pada saat Ia mati, dan bangkit kembali pada hari yang ketiga, dan sekarang berada di sebelah kanan Bapa, dan datang untuk mengadili orang yang hidup dan yang mati, dan semua perkara yang sudah kami pelajari ini kami persaksikan.” Lalu, sesudah menguji dia, mereka mengusir dia dari Gereja. Dan dia terjerumus ke dalam kesombongan yang sedemikian tingginya, sampai-sampai dia mendirikan sebuah perguruan.<ref name="Against the Heresy of Noetus"/></blockquote>
Today'sOrganisasi-organisasi OnenessPentakosta PentecostalKeesaan organisationsdewasa leftini theirmemisahkan originaldiri organizationdari whenorganisasi ainduknya councilketika ofsidang Pentecostalpara leaderspemimpin officiallyjemaat adoptedPentakosta Trinitarianism,secara resmi mengadopsi doktrin Tritunggal.<ref>{{cite web|last1=Gill|first1=Kenneth|title=Dividing Over Oness|url=http://www.christianitytoday.com/history/issues/issue-58/dividing-over-oneness.html|website=ChristianityToday|access-date=29 MayMei 2017}}</ref> andSejak havememisahkan sincediri, establishedkaum Pentakosta Keesaan telah mendirikan berbagai [[UrshanSekolah GraduateTinggi SchoolTeologi of TheologyUrshan|schoolssekolah tinggi teologi]].
Kira-kira pada tahun 375, [[EpiphaniusEpifanius ofdari Salamis|EpiphaniusEpifanius]] (Haeres''Adversus Haereses'' 62) aboutmenyebutkan 375bahwa notespengikut thatSabelius themasih adherentsramai of Sabellius were still to be found in great numbersdijumpai, bothbaik indi Mesopotamia andmaupun atdi RomeRoma.<ref name="BRCE">{{cite web| url = https://books.google.com/books?id=XKo3AAAAMAAJ&dq=epiphanius+haeres&pg=RA1-PA38| title = ''Views of Sabellius'', The Biblical Repository and Classical Review, American Biblical Repository| year = 1835}}</ref> The [[FirstKonsili CouncilKonstantinopel of ConstantinopleI]] intahun 381, indi canondalam kanon VII, and thedan [[ThirdKonsili CouncilKonstantinopel of ConstantinopleIII]] intahun 680, indi canondalam kanon XCV, declaredmenyatakan thebaptisan baptismSabelius oftidak Sabelliussah. toPernyataan betersebut invalid,mengindikasikan whichbahwa indicatesSabelianisme thatmasih Sabellianismmerajalela waspada stillmasa extantitu.<ref name="BRCE"/>
== Patripasianisme ==
==Patripassianism==
ThePengecam chiefutama criticsSabelianisme of Sabellianism wereadalah [[TertullianTertulianus]] anddan [[HippolytusHipolitus ofdari RomeRoma|HippolytusHipolitus]]. InDi hisdalam workrisalahnya, ''Adversus Praxeas'', ChapterBab I, TertullianTertulianus mengemukakan wrotebahwa "ByDengan thisdemikian PraxeasPrakseas didsudah adua twofoldkali servicelipat formelayani theiblis devildi atRoma. Rome:Dia hemenyingkirkan drovenubuat awaysekaligus prophecy,memasukkan and he brought in heresybidat; hedia put to flight themenghalau [[ParacleteParakletos|Paraklitus]], and he crucifiedsekaligus themenyalibkan FatherBapa."<ref name="Against Praxeas, Chapter 1"/> LikewiseDengan Hippolytusnada wroteyang sama, Hipolitus mengemukakan di dalam risalahnya sebagai berikutː
<blockquote>DoTampakkah you seeolehmu, hedemikian saysujarnya, howbetapa theKitab ScripturesSuci proclaimmempermaklumkan onesatu GodAllah? AndDan aslantaran thisperkara isini clearlyterpampang exhibiteddengan jelas, anddan theseayat-ayat passagesini arebersaksi testimonies to itmembenarkannya, I ammaka underwajiblah necessitysaya, hedemikian saysujarnya, sincelantaran onesatu isyang acknowledgeddiketahui, tountuk makemenjadikan thisyang OneSatu theini subjectpihak ofyang sufferingmenderita. ForSebab ChristKristus wasadalah GodAllah, anddan sufferedmenderita ondemi account of uskita, beingIa Himselfjua theBapa Fatheritu, thatsupaya HeIa mightdapat bemenyelamatkan able also to save uskita.... See,Lihatlah Saudara brethrensekalian, whatbetapa agegabah rashdan andlancangnya audaciousajaran dogmayang theymereka havedakwahkan introduceditu, whenmanakala theytanpa saymalu-malu withoutmereka shameberkata, theBapa Fatherjua isKristus Himself Christitu, HimselfIa jua thePutra Sonitu, HimselfIa wasjua bornyang lahir, HimselfIa sufferedjua yang menderita, HimselfIa raisedjua Himself.yang Butmembangkitkan diri-Nya sendiri, itpadahal isbukan notdemikian soadanya.<ref name="Against the Heresy of Noetus"/></blockquote>
FromDari thesepernyataan-pernyataan notionssemacam cameinilah themuncul pejorativeistilah termejekan "[[PatripassianismPatripassianisme|Patripasianisme]]" foryang thedilekatkan movementkepada bidat tersebut, fromdari thekata Latin words ''pater'' foryang berarti "fatherbapa", anddan ''passus'' fromyang the verbberarti "to suffermenderita", because itlantaran impliedmenyiratkan thatbahwa theBapa Fathermenderita suffereddi onatas thekayu Crosssalib.
ItPerlu isdiingat importantbahwa tosumber-sumber notepustaka thatyang ourmasih onlydapat sourcesditelaah extantsekarang forini ourdemi understandingmemahami ofSabelianisme Sabellianismhanyalah aresumber-sumber frompustaka theirpeninggalan detractorspihak-pihak yang menentangnya. Para Scholarssarjana todaydewasa areini nottidak insependapat agreementmengenai asapa toyang whatsebenarnya exactlydiajarkan SabelliusSabelius ormaupun Praxeas taughtPrakseas. Tidak It is easy tosulit supposeuntuk thatberprasangka Tertullianbahwa andTertulianus Hippolytusdan atHipolitus, leastsetidaknya atsesekali, timesbisa misrepresentedsaja thekeliru opinionsmenafsirkan ofpendapat theirlawan-lawan opponentsmereka.<ref>{{cite web| url = http://www.newadvent.org/cathen/10448a.htm| title = ''Monarchians'', New Advent, Catholic Encyclopedia}}</ref>
== Pandangan Ortodoks Timur ==
==Eastern Orthodox view==
TheKristen [[GreekOrtodoks OrthodoxYunani]] teachmengajarkan thatbahwa Godhakikat isAllah nottidak ofdapat adiperbandingkan substancedengan thatapa ispun comprehensiblesebab sinceAllah GodBapa thetidak Fatherberasal-usul, has no origin and is eternalkekal, anddan infiniteananta. ThusOleh itkarena isitu improperkeliru tojika speak of thingswujud-wujud asdisifatkan "physicalfisis" andatau "metaphysicalmetafisis";, rathertetapi itbenar isjika correct to speak of things asdisifatkan "createdtercipta" andatau "uncreatedtak-tercipta." GodAllah theBapa Fatheradalah isasal thedan originsumber andTritunggal, sourceyang ofdari thepada-Nya TrinityPutra ofdiperanakkan Whomdan the Son is begotten and theRoh SpiritKudus proceedingkeluar, allketiga-tiganya Three being UncreatedTak-tercipta.<ref name="Eastern Church 1997">[[Vladimir Lossky]], The Mystical Theology of the Eastern Church, SVS Press, 1997, phlmn.50-59.({{ISBN|0-913836-31-1}}) James Clarke & Co Ltd, 1991. ({{ISBN|0-227-67919-9}})</ref> ThereforeOleh sebab itu, thekesadaran consciousnessAllah oftidak Goddapat isdiperoleh notmakhluk obtainableciptaan tobaik createdsemasa beingshidup eitherdi indunia thisini lifemaupun orkelak thedi nextakhirat (seelih. [[apophaticteologi theologyapofatis|apophatismapofatisme]]). ThroughMelalui co-operationkerjasama withdengan the HolyRoh SpiritKudus (calleddisebut [[Theosis (Eastern Orthodox theology)|theosisteosis]]), Mankindumat canmanusia becomedapat goodmenjadi baik (God-likeseperti Allah), notbukan becomingmenjadi uncreatedtak-tercipta, buttetapi partakermengambil ofbagian Hisdi divinedalam energieskuasa ilahi-Nya ({{bibleref2Alkitab|2 PeterPetrus 1:4}}). FromLewat suchjalan ainilah perspectiveumat Mankindmanusia candapat bedimaafkan reconciled from thememiliki [[TreePohon ofPengetahuan KnowledgeTentang ofyang Baik Gooddan andyang EvilJahat|KnowledgePengetahuan ofTentang GoodYang andBaik thedan Knowledge ofYang EvilJahat]] heyang obtainedia inperoleh thedi [[Garden ofTaman Eden]] (see thelih. [[Fall ofKejatuhan Manmanusia]]), hisdengan createddemikian substancehakikat thustercipta partakingmanusia ofmengambil Uncreatedbagian Goddi throughdalam thehakikat indwellingtak-tercipta PresenceAllah ofmelalui thepersemayaman kehadiran Putra Allah eternallyyang incarnatemenjelma secara kekal dan Bapa-Nya ({{bibleref2Alkitab|PhilFilipi 3:21}}) Sonmelalui ofperantaraan GodRoh and His Father by the SpiritKudus ({{bibleref2Alkitab|JohnYohanes 17:22-24}}, {{bibleref2Alkitab|RomRoma 8:11}}, {{Alkitab|Roma 8:16-17|16-17}}).
== Penganut dewasa ini ==
AtSaat theberlangsungnya ArroyoRapat SecoPerkemahan WorldSedunia WideII Campdi Meeting,Arroyo nearSeco Lospada Angeles, intahun 1913, [[Canadians|Canadian]]pendeta Injili evangelistasal Kanada, [[R.E. McAlister]], stateddalam atsuatu akebaktian baptismalpembaptisan, serviceberkhotbah thatbahwa thepara apostlesrasul hadhanya baptizedmembaptis indalam thenama nameYesus of Jesus only and not in thesaja, triunebukan Namedalam ofNama FatherBapa, SonPutra, anddan HolyRoh SpiritKudus. Malam Lateritu that nightjuga, John G. Schaeppe, aseorang imigran Germanasal immigrantJerman, hadmengaku amenyaksikan visionpenampakan ofdiri JesusYesus, andlantas wokemembangunkan upseisi theperkemahan campdengan shoutingteriakan thatlantang, thebahwasanya namenama ofYesus Jesusharus neededdimuliakan. to be glorified.Mulai Fromdari thatsaat pointitu, Frank J. Ewart beganmulai requiringmewajibkan thatorang-orang anyoneyang baptizedsudah usingpernah thedibaptis Trinitariandengan formularumusan neededTritunggal tountuk bedibaptis rebaptizedulang indalam thenama nameYesus of Jesus “only“saja.” Dukungan terhadap Supportpendirian forsemacam thisini positionmulai beganmerebak, tobersamaan spread,dengan alongkeyakinan withakan asatu beliefOknum indi onedalam PersonKe-Allah-an, inyang the Godhead,bertindak actingdalam inmodus differentatau modeskedudukan oryang officesberbeda-beda.<ref>{{cite web |title=The Arroyo Seco Camp Meeting - 1913 |url=https://www.apostolicarchives.com/articles/article/8801925/173376.htm |website=Apostolic Archives International |publisher=The M. E. Golder Library and Research Center |access-date=7 November 2020}}</ref>
ThePada [[Assembliesbulan ofOktober God1916, USA#GeneralSidang Council|GeneralRaya Council[[Gereja ofSidang-Sidang theJemaat AssembliesAllah|gereja-gereja ofSidang GodJemaat Allah]] conveneddiselenggarakan indi St. Louis, Missouri in October 1916, tountuk confirmmengukuhkan theirkeimanan beliefmereka inkepada Trinitarianortodoksi orthodoxyTritunggal. Kubu TheKeesaan Onenessharus campmenghadapi waskubu facedmayoritas byyang amewajibkan majoritypenerimaan whorumusan requiredbaptis Tritunggal acceptancedan ofdoktrin theortodoks TrinitarianTritunggal baptismalkalau formulatidak andmau thedianggap orthodoxsudah doctrinesukarela ofkeluar thedari Trinitydenominasi orSidang removeJemaat themselvesAllah. fromPada theakhirnya denomination.sekitar seperempat In the end,dari aboutpendeta aSidang quarterJemaat ofAllah thememutuskan ministersmengundurkan withdrewdiri.<ref>Kerry D. McRoberts, “The Holy Trinity,” in Systematic Theology: Revised Edition, ed.penyuntingː Stanley M. Horton (Springfield, MO: Logion Press, 2007), pphlmn. 171–172.</ref>
[[Pentakosta Keesaan]] mengajarkan bahwa Allah adalah satu oknum, dan Bapa (roh) manunggal dengan Yesus (daging) menjadi Putra Allah. Meskipun demikian, Pentakosta Keesaan sedikit tampil beda dengan menolak Modalisme Sekuensial, dan dengan sepenuhnya mengamini kelahiran insani Putra, yang tidak khadim sifatnya, yakni insan Yesus yang dilahirkan, wafat di salib, lalu bangkit, dan bukan ilah. Kepercayaan semacam ini secara langsung bertentangan dengan keprawujudan Putra selaku salah satu modus prawujud, yang secara umum tidak ditentang Sabelianisme.
[[Oneness Pentecostalism]] teaches that God is one Person, and that the Father (a spirit) is united with Jesus (a man) as the Son of God. However, Oneness Pentecostalism differs somewhat by rejecting sequential modalism, and by the full acceptance of the begotten humanity of the Son, not eternally begotten, who was the man Jesus and was born, crucified, and risen, and not the deity. This directly opposes the pre-existence of the Son as a pre-existent mode, which Sabellianism generally does not oppose.
Golongan Pentakosta Keesaan percaya bahwa Yesus adalah "Putra" hanya selama menjadi manusia di muka bumi, tetapi adalah "Bapa" sebelum menjadi manusia. Mereka menyebut Bapa sebagai "Roh" dan menyebut Putra sebagai "Daging", tetapi mereka percaya bahwa Yesus dan Bapa pada hakikatnya adalah satu Oknum, kendati berkiprah dalam beragam "perwujudan" atau "modus". Golongan Pentakosta Keesaan mendustakan doktrin Tritunggal, karena menganggapnya bersifat pagan dan tidak Alkitabiah, serta menganut [[doktrin Nama Yesus]] terkait pembaptisan. Mereka sering dijuluki golongan "Modalis" atau [[doktrin Nama Yesus|golongan "Yesus Saja"]]. Pentakosta Keesaan dapat diperbandingkan dengan Sabelianisme, dan dapat pula disifatkan sebagai keimanan kepada salah satu ragam dari Sabelianisme, karena sama-sama [[anti-tritunggal|Awatritunggal]] dan sama-sama mengimani Yesus sebagai "Allah Yang Mahaperkasa dalam Wujud Manusia", meskipun kedua-duanya tidak persis sama.
Oneness Pentecostals believe that Jesus was "Son" only when he became flesh on earth, but was the Father before being made man. They refer to the Father as the "Spirit" and the Son as the "Flesh", but they believe that Jesus and the Father are one essential Person, though operating as different "manifestations" or "modes". Oneness Pentecostals reject the Trinity doctrine, viewing it as pagan and nonscriptural, and hold to the [[Jesus' Name doctrine]] with respect to baptisms. They are often referred to as "Modalists" or [[Jesus' Name doctrine|"Jesus Only"]]. Oneness Pentecostalism can be compared to Sabellianism, or can be described as holding to a form of Sabellianism, as both are [[nontrinitarian]], and as both believe that Jesus was "Almighty God in the Flesh", but they do not totally identify each other.
ItTidak cannotdapat bedipastikan certainapakah whetherSabelius Sabelliusmemang taughtmengajarkan [[ModalismMonarkianisme Modalistis|Modalisme]] completelyseperti asyang itdiajarkan isdewasa taughtini todaydengan asnama Onenessdoktrin doctrineKeesaan, sincekarena onlyhanya asegelintir fewfragmen fragmentskarya oftulisnya hisyang writingsmasih areada, extantdan and,oleh therefore,karena allitu wesegala havesesuatu ofyang hisdiketahui teachingstentang comesajaran-ajarannya throughbersumber thedari writingkarya-karya oftulis hispara detractorspenentangnya.<ref>Louis Berkhof, The History of Christian Doctrines (Grand Rapids, MI: WM. B. Eerdmans Publishing Company, 1949), 83.</ref>
Kutipan-kutipan yang memperlihatkan beberapa ciri khas Sabelianisme purba di bawah ini dapat dicermati untuk dibandingkan dengan doktrin-doktrin gerakan Keesaan pada zaman modern:
The following excerpts which demonstrate some of the known doctrinal characteristics of ancient Sabellians may be seen to compare with the doctrines in the modern Oneness movement:
* [[Siprianus]] wrotemengemukakan -di dalam karya tulisnya sebagai berikutː "...howbagaimana caranya, whenapabila GodAllah theBapa Fathertidak isdikenal, notbukan knownlagi, nay, is evenmalah blasphemeddihujat, candapatkah theyorang-orang whodi amongkalangan theahli hereticsbidat areyang saidkonon todibaptis bedalam baptized in the name ofnama ChristKristus, bediabsahkan judgedsudah toberoleh havepengampunan obtained the remission of sinsdosa?<ref>CyprianSiprianus ofdari CarthageKartago, “The Epistles of Cyprian,” indalam Fathers of the Third Century: Hippolytus, Cyprian, Novatian, AppendixApendiks, ed.penyuntingː Alexander Roberts, James Donaldson, anddan A. Cleveland Coxe, trans.penerjemahː Robert Ernest Wallis, voljld. 5, The Ante-Nicene Fathers (Buffalo, NY: Christian Literature Company, 1886), phlm.383.</ref>
* [[HippolytusHipolitus ofdari RomeRoma|HippolytusHipolitus]] (A.D. 170–236) referredmenulis totentang themmereka -sebagai berikutː "Anddan somebeberapa ofdi theseantara assentmereka tomengamini thekaum heresybidat of thepengikut NoetiansNoetos, anddan affirmbersikukuh thatbahwa theBapa Fatherjualah himselfSang is thePutra Sonitu..."<ref>HippolytusHipolitus ofdari RomeRoma, “The Refutation of“Bantahan AllSegala HeresiesBidat,” indalam Fathers of the Third Century: Hippolytus, Cyprian, Novatian, AppendixApendiks, ed.penyuntingː Alexander Roberts, James Donaldson, anddan A. Cleveland Coxe, trans.penerjemahː [[John Henry MacMahon]], voljld. 5, The Ante-Nicene Fathers (Buffalo, NY: Christian Literature Company, 1886), hlmn. 123–124.</ref>
* [[Paus Dionisius]], Uskup Roma dari tahun 259 sampai 269, wrotemengemukakan -di dalam karya tulisnya sebagai berikutː "SabelliusSabelius...blasphemesmenghujat inAllah sayingdengan thatmengatakan thebahwa SonPutra Himselfitu issendiri theadalah FatherBapa, anddemikian vicepula versasebaliknya."<ref>DionysiusDionisius ofdari RomeRoma, “Against“Melawan theGolongan SabelliansSabelius,” indalam ''Fathers of the Third and Fourth Centuries: Lactantius, Venantius, Asterius, Victorinus, Dionysius, Apostolic Teaching and Constitutions, Homily, and Liturgies'', ed.penyuntingː Alexander Roberts, James Donaldson, anddan A. Cleveland Coxe, voljld. 7, ''The Ante-Nicene Fathers'' (Buffalo, NY: Christian Literature Company, 1886), phlm.365.</ref>
* [[Tertulianus]] statesmenegaskan -di dalam karya tulisnya sebagai berikutː "Heia commandsmengamanatkan themkepada tomereka baptizeagar intomembaptis theorang Fatherdalam andnama theBapa Sondan andPutra thedan HolyRoh GhostKudus, notbukan intodalam anama unipersonalAllah God.yang Andberpribadi indeedtunggal. itDan ismemang notbukan oncehanya onlysekali, butmelainkan threetiga timeskali, thatkita wedibenamkan areke immerseddalam intotiga three personspribadi, attiap-tiap eachkali several mention ofnama theirmereka namesdilisankan.”<ref>Samuel Macauley Jackson, ed.(penyunting), The New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious Knowledge: Embracing Biblical, Historical, Doctrinal, and Practical Theology and Biblical, Theological, and Ecclesiastical Biography from the Earliest Times to the Present Day (New York; London: Funk & Wagnalls, 1908–1914), phlm.16.</ref>-->
== Penentangan dewasa ini ==
Meskipun golongan [[Pentakosta Keesaan]] berusaha meliyankanmembedakan dirinyaakidahnya dari Sabelianisme purba, para teolog-teolog modern semisal [[James R. White]] dan [[Robert Morey (pastor)|Robert Morey]] tidak mendapati perbedaan yang cukup berarti di antara bidat purba Sabelianisme dan akidah mutakhir Pentakosta Keesaan. Penilaian mereka didasarkan atas penyangkalan golongan Pentakosta Keesaan akan Tritunggal, lantaran percaya bahwa tidak ada perbedaan di antara Bapa, Putra, dan Roh Kudus.<ref>James R. White, The Forgotten Trinity (Minneapolis, MN: Bethany House Publishers, 1998), 153.</ref> Bagi mereka, baik Sabelianisme, Patripasianisme, Monarkianisme Modalistis, Fungsionalisme, Yesus Saja, Bapa Saja, maupun Pentakosta Keesaan berakar pada doktrin filsafat Platon yang mengatakan bahwa Allah adalah ''Monas'' (satuantunggal) yang tak terbagi dan mustahil dipilah-pilah menjadi beberapa oknum berlainan.<ref>Robert A. Morey, The Trinity: Evidence and Issues (Iowa Falls, IA: World Pub., 1996), 502–507.</ref>
== Baca juga ==
|