Sabelianisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
 
(7 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 1:
Di ranah [[teologi Kristen]], '''Sabelianisme''' adalah keyakinan bahwa hanya ada satu Oknum (''[[Hipostasis (filsafat dan agama)|hipostasis]]'', istilah Yunani yang dipakai dalam kontroversi ajaran AriusArian pada abad ke-4) di dalam Ke-Allah-an. Sebagai contoh, teolog Richard Patrick Crosland Hanson mendefinisikan Sabelianisme sebagai "keingkaran untuk mengamini kewujudan tedas Oknum-Oknum."<ref name=":0">{{Cite book |last=Hanson |first=Richard Patrick Crosland |title=The Search for the Christian Doctrine of God: The Arian Controversy, 318-381 |publisher=T. & T. Clark |year=1988 |isbn=978-0-567-09485-8}}</ref>{{rp|844}} Ia mengemukakan pula bahwa "EustatiusEstasius dikutukdikecam lantaran dianggap menganut Sabelianisme; keteguhannya dalam berpendirian bahwa hanya ada satu kenyataan tedas (''hipostasis'') di dalam Ke-Allah-an, dan kerancuannya dalam membedakan Bapa, Putra, dan Roh Kudus, menjadikannya rentan dituding seperti itu."<ref name=":0" />{{rp|216}} Lantaran di[[Bidaah dalam Kekristenan|bidat]]kan, Sabelianisme ditolak oleh umat Kristen pada umumnya.
 
== Monarkianisme ==
Sabelianisme pertama kali muncul pada abad ke-2 dalam wujudbentuk Monarkianisme. Meskipun para “pengusung ajaran ini menyebut dirinya kaum 'Monarkian', bapa-bapa Yunani menyebut mereka 'kaum Sabelian', sebab Sabeliuslah orang pertama yang mengemukakanmembabarkan ajaran ini dalam bentuk filsafatinya.”
 
Monarkianisme bertentangan dengan teologi-Logos. Lantaran sejak akhir abad ke-2, Kekristenan non-Yahudi didominasi oleh teologi-Logos yang mengajarkan dua-tahap kewujudan Logos, yaitu Logos senantiasa wujud di dalam diri Allah tetapi menjadi suatu wujud terpisah - suatu Kenyataan tedas - tatka Allah memutuskan untuk mencipta, kaum Monarkian pun menyatakan “bahwa teologi para Apolog menyiratkan adanya keterbelahan dalam kewujudan dan kemahaesaan Allah sehingga tidak dapat dibenarkan”, dan bahwa teologi-Logos mengajarkan kewujudan dua khalik dan dua Allah (biteisme) sehingga “tidak sejalan dengan monoteisme”.
 
Menurut Monarkianisme, “Bapa dan Putra adalah pengungkapan yang berlainan dari satu kewujudan yang sama, tanpa pembedaan pribadi di antara keduanya. Dengan kata lain, '''Bapa jualah Putra itu''', dan oleh karena itu mengalami kelemahan-kelemahan insani Putra.” “Jika mengutip kata-kata Noetos, … Bapa … sendiri menjadi Putra-Nya.” “Itulah sebabnya Allah terlahir dari rahim seorang perawan dan mendakumenyatakan diri kepada umat manusiasebagai sebagai Putra Allah kepada umat manusia. Di atas kayu salib, Allah menyerahkan roh-Nya kepada diri-Nya sendiri, tatkala Ia berlaku seakan-akan mati, tetapi sesungguhnya Ia tidak mati, kendati Ia bangkitkan diri-Nya sendiri pada hari yang ketiga.”
 
Tertulianus adalah salah seorang teolog Logos yang menentang keras Monarkianisme. “Risalah ''Melawan Prakseas'' diakui di mana-mana karya sastra terbesar mengenai Tritunggal yang dihasilkan Tertulianus. Pandangan yang diduga diajarkan oleh Prakseas pada akhirnya disebut ‘'''modalisme'''’, mengikuti istilah yang digunakan oleh Adolf von Harnack di dalam bukunya, ''History of Dogma'' (terbit tahun 1897). Tertulianus hanya menyebut lawannya itu sebagai seorang ‘'''monarkian'''’.”
Baris 21:
"Sabelius mengimani kemahaesaan sederhana dari oknum dan hakikat Allah."<ref>{{Cite book |last=VON MOSHEIM |first=JOHN LAURENCE |url=https://play.google.com/books/reader?id=0l9M6PLRNcQC&pg=GBS.PA220&hl=en |title=HISTORICAL COMMENTARIES ON THE STATE OF CHRISTIANITY |date=1854 |publisher=S. Converse |language=en}}</ref> Meskipun demikian, ragam Sabelianisme yang diajarkan Sabelius tidak sama dengan Monarkianisme. Ia tidak percaya bahwa Bapa, Putra, dan Roh Kudus hanya sekadar tiga nama bagi satu Kenyataan. [https://books.google.com/books?id=0l9M6PLRNcQC&pg=PA216&lpg=PA216&dq=sabellius&source=web&ots=tdh6SBBohv&sig=An9W_gIKSxHAMTh2VCFGtF4T1m8#PPA218,M1 Von Mosheim], teolog Lutheran Jerman pencetus aliran pragmatis di kalangan ahli sejarah Gereja,<ref>{{Cite web |title=Johann Lorenz von Mosheim {{!}} German theologian {{!}} Britannica |url=https://www.britannica.com/biography/Johann-Lorenz-von-Mosheim |access-08 Desember 2021 |website=www.britannica.com |language=en}}</ref> berpandangan bahwa dari satu segi Sabelius memang menyifatkan Allah itu tiga, tetapi dari segi lain menyifatkan-Nya satu. Ia "mengimani perbedaan Bapa, Putra, dan Roh Kudus, seperti yang dijabarkan di dalam Kitab Suci, sebagai suatu perbedaan yang nyata, bukan sekadar perbedaan penyebutan atau perbedaan nama belaka."<ref>{{Cite book |last=VON MOSHEIM |first=JOHN LAURENCE |url=https://play.google.com/books/reader?id=0l9M6PLRNcQC&pg=GBS.PA221&hl=en |title=HISTORICAL COMMENTARIES ON THE STATE OF CHRISTIANITY |date=1854 |publisher=S. Converse |language=en}}</ref> Ia berpendirian bahwa, sama seperti manusia itu satu oknum, tetapi memiliki raga, jiwa, dan roh, demikian pula Allah itu satu Oknum, tetapi di dalam Oknum yang satu itu, Bapa,Putra, dan Roh Kudus dapat dibedakan satu sama lain.
 
[[Hipolitus dari Roma]], yang kenal dengan Sabelius secara pribadi, menulis di dalam risalahnya, ''[[PemungkiranPembantahan Segala Bidat]]'', bahwa ia maupun pihak-pihak lain sudah berusaha menasihati Sabelius. Ia tahu bahwa Sabelius menentang teologi [[Tritunggal]], tetapi ia menyifatkan Monarkianisme Modalis sebagai [[bidaah dalam Kekristenan|bidat]] yang diajarkan Noetos, bukan sebagai bidat yang diajarkan Sabelius.
 
== Yesus Kristus ==
Baris 33:
 
== Tokoh Sabelian abad ke-4 ==
[https://revelationbyjesuschrist.com/sabellians/ Tiga orang tokoh utama kaum Sabelian] pada abad ke-4 adalah EustatiusEstasius dari Antiokhia, Marselus dari Angkira, dan Fotinus dari Sirmium. EustatiusEstasius dan Marselus dicopot dari jabatannya lantaran berpaham Sabelianisme:
 
* “Kemungkinan besar '''EustatiusEstasius''' dicopot dari jabatannya pertama-tama lantaran menganut bidat Sabelianisme.”<ref name=":0" />{{rp|211}}
* “'''Marselus''' dicopot dari jabatannya karena condong ke arah Sabelianisme.”<ref name=":0" />{{rp|228}} Bagi Eusebius, "doktrin Marselus nyata-nyata adalah Sabelianisme, yakni kegagalan untuk membedakan Bapa dan Putra.”<ref name=":0" />{{rp|224}}
* “Paulinus adalah salah seirang lawan dari Meletius, sabahat sekaligus sekutu Basilius. … Basilius curiga jangan-jangan Paulinus diam-diam di lubuk hatinya berpaham Sabelianisme, percaya akan kewujudan satu Oknum ''(hipostasi)'' saja di dalam Ke-Allah-an. Kedekatan Paulinus dengan sisa-sisa pengikut Marselus, dan kesukaannya yang berterusan terhadap ungkapan 'satu ''hipostasi''' … membuat dirinya dicurigai seperti itu.”<ref name=":0" />{{rp|801}}
Baris 106:
Saat berlangsungnya Rapat Perkemahan Sedunia II di Arroyo Seco pada tahun 1913, pendeta Injili asal Kanada, [[R.E. McAlister]], dalam suatu kebaktian pembaptisan, berkhotbah bahwa para rasul hanya membaptis dalam nama Yesus saja, bukan dalam Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Malam itu juga, John G. Schaeppe, seorang imigran asal Jerman, mengaku menyaksikan penampakan diri Yesus, lantas membangunkan seisi perkemahan dengan teriakan lantang, bahwasanya nama Yesus harus dimuliakan. Mulai dari saat itu, Frank J. Ewart mulai mewajibkan orang-orang yang sudah pernah dibaptis dengan rumusan Tritunggal untuk dibaptis ulang dalam nama Yesus “saja.” Dukungan terhadap pendirian semacam ini mulai merebak, bersamaan dengan keyakinan akan satu Oknum di dalam Ke-Allah-an, yang bertindak dalam modus atau kedudukan yang berbeda-beda.<ref>{{cite web |title=The Arroyo Seco Camp Meeting - 1913 |url=https://www.apostolicarchives.com/articles/article/8801925/173376.htm |website=Apostolic Archives International |publisher=The M. E. Golder Library and Research Center |access-date=7 November 2020}}</ref>
Pada bulan Oktober 1916, Sidang Raya [[Gereja Sidang-Sidang Jemaat Allah|gereja-gereja Sidang Jemaat Allah]] diselenggarakan di St. Louis, Missouri, untuk mengukuhkan keimanan mereka kepada ortodoksi Tritunggal. Kubu Keesaan harus menghadapi kubu mayoritas yang mewajibkan penerimaan rumusan baptis Tritunggal dan doktrin ortodoks Tritunggal kalau tidak mau dianggap sudah sukarela keluar dari denominasi Sidang Jemaat Allah. Pada akhirnya sekitar seperempat dari pendeta Sidang Jemaat Allah meutuskanmemutuskan mengundurkan diri.<ref>Kerry D. McRoberts, “The Holy Trinity,” in Systematic Theology: Revised Edition, penyuntingː Stanley M. Horton (Springfield, MO: Logion Press, 2007), hlmn. 171–172.</ref>
 
[[Pentakosta Keesaan]] mengajarkan bahwa Allah adalah satu oknum, dan Bapa (roh) manunggal dengan Yesus (daging) menjadi Putra Allah. Meskipun demikian, Pentakosta Keesaan sedikit tampil beda dengan menolak Modalisme Sekuensial, dan dengan sepenuhnya mengamini kelahiran insani Putra, yang tidak khadim sifatnya, yakni insan Yesus yang dilahirkan, wafat di salib, lalu bangkit, dan bukan ilah. Kepercayaan semacam ini secara langsung bertentangan dengan keprawujudan Putra selaku salah satu modus prawujud, yang secara umum tidak ditentang Sabelianisme.