Pendidikan di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(48 revisi perantara oleh 33 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
|country name = Indonesia
|agency image = [[Berkas:Tut Wuri Handayani.svg|100px]]
|agency = Kementerian Pendidikan
|leader titles =
|leader names =
|budget = Rp 41,2 triliun
|budget year = 2006
|primary languages = ijwjkwu jkokijiiwoioi9k[[Bahasa Indonesia]]
|system type = Kurikulum
|established events = Kurikulum berbasis kompetensi
Baris 26:
-->
{{Pendidikan di Indonesia}}
'''Pendidikan di Indonesia''' adalah seluruh [[pendidikan]] yang diselenggarakan di [[Indonesia]], baik itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab [[Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia]] (Kemdikbud), dahulu bernama Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Depdiknas). Di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program [[wajib belajar]] pendidikan dasar selama sembilan tahun, enam tahun di [[sekolah dasar]] dan tiga tahun di [[sekolah menengah pertama]].
Saat ini, pendidikan di Indonesia diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. {{wikisource|Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003}}
Baris 32 ⟶ 34:
== Sejarah ==
[[Belanda]] memperkenalkan sistem pendidikan formal bagi penduduk
* [[Europeesche Lagere School|Europeesche Lagere School (ELS)]], sekolah dasar bagi
* [[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs|Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO)]], sekolah menengah pertama
* [[Algemeene Middelbare School|Algemeene Middelbare School (AMS)]], sekolah menengah
Sejak tahun 1930-an, Belanda memperkenalkan pendidikan formal terbatas bagi hampir semua provinsi di Hindia Belanda.
Baris 53 ⟶ 54:
=== Pendidikan Tinggi===
[[Pendidikan tinggi]] adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan [[diploma]], [[sarjana]], [[magister]], [[
{| class="wikitable"
Baris 60 ⟶ 61:
! Usia
|-
| colspan=2 style="background:#c0c0c0;"|<center>[[Taman kanak-kanak]]/[[Raudhatul athfal]]</center>
|-
| Kelompok bermain
| 3 - 4
|-
| Kelompok A
| 4 - 5
|-
| Kelompok B
| 5 - 6
|-
| colspan=2 style="background:#c0c0c0;"|<center>[[Sekolah dasar]]/[[Madrasah Ibtidaiyah]]</center>
|-
| Kelas 1
| 6 - 7
|-
| Kelas 2
| 7 - 8
|-
| Kelas 3
| 8 - 9
|-
| Kelas 4
| 9 - 10
|-
| Kelas 5
| 10 - 11
|-
| Kelas 6
| 11 - 12
|-
| colspan=2 style="background:#c0c0c0;"|<center>[[Sekolah menengah pertama]]/[[Madrasah Tsanawiyah]]</center>
|-
| Kelas 7
| 12 - 13
|-
| Kelas 8
| 13 - 14
|-
| Kelas 9
| 14 - 15
|-
| colspan=2 style="background:#c0c0c0;"|<center>[[Sekolah menengah atas]]/[[sekolah menengah kejuruan|kejuruan]]<br>[[Madrasah aliyah]]/[[Madrasah aliah kejuruan|kejuruan]]</center>
|-
| Kelas 10
| 15 - 16
|-
| Kelas 11
| 16 - 17
|-
| Kelas 12
| 17 - 18
|-
| colspan=2 style="background:#c0c0c0;"|<center>[[Akademi]]/[[Institut]]/[[Politeknik]]/[[Sekolah tinggi]]/[[Universitas]]</center>
Baris 122 ⟶ 123:
|-
| [[Doktor]]
| berbagai usia (selama kurang lebih
|}
Baris 132 ⟶ 133:
=== Pendidikan nonformal ===
'''Pendidikan nonformal''' paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar. Terdapat pula [[Taman Pendidikan Al-
Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya.
Baris 164 ⟶ 165:
== Kurikulum ==
{{lihatpula|Kurikulum Berbasis Kompetensi|Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan}}Kurikulum telah diterapkan di Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda dan [[Jepang]] sebelum kemerdekaan Indonesia tercapai. Belanda menerapkan kurikulum pada sekolah-sekolah yang dikuasainya. Pembuatan kurikulum disesuaikan dengan kepentingan Belanda. Belanda membentuk kurikulum ntuk tujuan memperlancar perdagangan dengan pribumi serta mempercepat penyebaran agama Kristen di Indonesia. Dalam lembaga pendidikan, penduduk pribumi diajari cara membaca dan menulis agar dapat bekerja di perdagangan yang dikuasai oleh Belanda. Setelah Belanda menyerah kepada Jepang, kurikulum di Indonesia diubah sesuai dengan kepentingan Jepang. Di Indonesia, Jepang mendirikan sekolah rakyat yang bernama ”Kokumin Gako”. Penduduk pribumi diharuskan mengikuti pembelajaran selama 6 tahun. Dalam penerapan kurikulum di Indonesia oleh Jepang, bahasa Belanda digunakan hanya sebagai bahasa pengantar.<ref>{{Cite book|last=Aslan dan Wahyudin|date=978-623-7753-01-8|url=https://idr.uin-antasari.ac.id/14083/1/KURIKULUM%20DALAM%20TANTANGAN%20PERUBAHAN%20%28BUKU%29.pdf|title=Kurikulum dalam Tantangan Perubahan|location=Medan|publisher=Bookies Indonesia|isbn=978-623-7753-01-8|editor-last=Siadari|editor-first=Debora Afriyanti|pages=17-18|url-status=live}}</ref>
Setelah Indonesia melakukan proklamasi kemerdekaan, kurikulum di Indonesia telah berubah beberapa kali pada masa [[Orde Lama]], [[Orde Baru]] maupun masa [[Sejarah Indonesia (1998–sekarang)|reformasi]]. Pada masa Orde Lama, kurikulum di Indonesia mengalami 3 kali perubahan melalui kebijakan negara tentang pendidikan nasional. Periode pertama merupakan periode penetapan kurikulum pertama di Indonesia. Kurikulum ini diterbitkan dan ditetapkan pada tahun 1947. Pembuatannya dimulai sejak tahun 1945 dan berlaku hingga tahun 1949. Periode kedua dimulai dengan penetapan kurikulum baru pada tahun 1952. Perancangannya sejak tahun 1950 dan berlaku hingga tahun 1960. Perubahan kurikulum ketiga sekaligus terakhir pada masa pemerintahan Orde Lama adalah kurikulum 1964. Kurikulum ini telah dipersiapkan pada tahun 1961 dan dilaksanakan hingga tahun 1968. Pada masa Orde Lama, kurikulum di Indonesia bertujuan untuk menetapkan karakter kebangsaan tetapi disertai dengan tujuan politik penguatan ideologi kekuasaan Soekarno. Setelah pemerintahan Orde Lama berakhir dan pemerintahan Orde Baru dimulai, kurikulum di Indonesia bertujuan untuk memperkuat ideologi Pancasila dan pembangunan negara. Pada masa Orde Baru terjadi 4 kali pergantian kebijakan kurikulum. Penetapan kurikulum dilandasi oleh pemanfaatan alumnus pendidikan untuk menghasilkan tenaga kerja terampil dan menciptakan stabilitas politik serta keamanan. Secara berurutan, nama kurikulum pada masa Orde Baru ialah Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984 dan Kurikulum 1994. Setelah masa Orde Baru berakhir dan digantikan dengan masa reformasi, kurikulum di Indonesia telah berganti sebanyak 3 kali. Kurikulum yang pertama pada masa reformasi adalah [[Kurikulum Berbasis Kompetensi]] atau Kurikulum 2004, [[Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan]] atau Kurikulum 2006, dan Kurikulum 2013.<ref>{{Cite book|date=2017|url=http://sipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/Dinamika_Perkembangan_Kurikulum_di_Indonesia.pdf|title=Dinamika Perkembangan Kurikulum di Indonesia: Rentjana Pembelajaran 1947 Hingga Kurikulum 2013|location=Jakarta|publisher=Penerbit Labsos|isbn=978-602-74610-7-9|editor-last=Hidayat, R., Siswanto, A., dan Bangun, B.N.|pages=iv|url-status=live}}</ref>
{| class="wikitable sortable"
|-
! colspan="2"|Jenis ilmu
! colspan="2"|Mata pelajaran
! colspan="15"|Jenjang (kelas)
|-
! rowspan="2"|#
! rowspan="2"|Nama
! rowspan="2"|#
! rowspan="2"|Nama
! colspan="6"|[[Sekolah dasar|SD]]
! colspan="3"|[[Sekolah menengah pertama|SMP]]
! colspan="6"|[[Sekolah menengah atas|SMA]]
|-
! 1
|▼
! 2
! 3
! 4
! 10<br>(IPA)
! 11<br>(IPA)
! 12<br>(IPA)
! 10<br>(IPS)
! 11<br>(IPS)
! 12<br>(IPS)
|-
| rowspan="4" align="center"|1
| rowspan="4" align="center"|Ilmu Pendidikan
| 1
| Agama
| rowspan="4" colspan="15" align="center"| 2
|-
| 2
Baris 214 ⟶ 213:
| Teknologi Informatika dan Komunikasi
|-
| rowspan="4" align="center"|2
| rowspan="4" align="center"|Ilmu Bahasa (dan Sastra)
| 1
| Bahasa Indonesia
| colspan="6" align="center"| 6
| colspan="9" rowspan="2
|-
| 2
| Bahasa Inggris
| colspan="6" align="center"| 2
|-
| 3
| Bahasa Daerah
| colspan="15" rowspan="2
|-
| 4
| Bahasa Asing
|-
| rowspan="4" align="center"|3
| rowspan="4" align="center"|Ilmu Alam
| 1
| Matematika
| colspan="9" align="center"| 6
| align="center"| 4
| rowspan="2" colspan="2" align="center"| 6
| colspan=
|-
| 2
| Fisika
| colspan="10" align="center"| 3
| colspan=
|-
| 3
| Biologi
| colspan="9" align="center"| 3
| align="center"| 2
| colspan="2" align="center"| 3
| colspan=
|-
| 4
| Kimia
| colspan="9" align="center"|
| align="center"| 3
| colspan="2" align="center"| 6
| colspan=
|-
| rowspan="4" align="center"|4
| rowspan="4" align="center"|Ilmu Sosial
| 1
| Sejarah
| colspan="10" align
| colspan="2" align="center"| 1
| colspan=
|-
| 2
| Geografi
| rowspan="2" colspan="9" align
| rowspan="2" align="center"| 3
| rowspan="2" colspan="2" align
|
|-
| 3
Baris 280 ⟶ 279:
| 4
| Sosiologi
| colspan="9" align="center"|
| align="center"| 2
| colspan="2" align="center"|
| colspan=
|-
| rowspan="4" align="center"|5
| rowspan="4" align="center"|Ilmu Seni (dan Budaya)
| 1
| Seni Musik
| rowspan="4" colspan="9" align="center"| 1
| colspan="6" rowspan="4
|-
| 2
Baris 301 ⟶ 300:
| Seni Tari
|-
| colspan="4" align="center"|Total jam mata pelajaran
| colspan=
|-
| colspan="4" align="center"|Jumlah mata pelajaran
| colspan="9" align="center"| 13
| align="center"| 16
| colspan=
|}
Baris 319 ⟶ 318:
{| class="wikitable sortable"
|-
! colspan="2"|Jenis ilmu
! colspan="2"|Mata pelajaran
! colspan=
|-
! rowspan="2"|#
! rowspan="2"|Nama
! rowspan="2"|#
! rowspan="2"|Nama
! colspan="6"|[[Sekolah dasar|SD]] <ref>[http://dl.dropboxusercontent.com/u/76277102/syadiash/syadiash_doc_down/Doc_Kurikulum_2013/kompetensi-inti-dan-kompetensi-dasar-sd-rev9feb.pdf
! colspan="3"|[[Sekolah menengah pertama|SMP]] <ref>[http://dl.dropboxusercontent.com/u/76277102/syadiash/syadiash_doc_down/Doc_Kurikulum_2013/kompetensi-inti-dan-kompetensi-dasar-smp-rev9feb.pdf
! colspan="3"|[[Sekolah menengah atas|SMA]] <ref>[http://dl.dropboxusercontent.com/u/76277102/syadiash/syadiash_doc_down/Doc_Kurikulum_2013/kompetensi-inti-dan-kompetensi-dasar-sma-rev9feb.pdf
|-
! 1
! 2
! 3
! 4
|-
| rowspan="4" align="center"|1
| rowspan="4" align="center"|Ilmu Pendidikan
| 1
| Agama
| colspan="6" align="center"|4
| colspan="3" align="center"|3
| colspan="3" align="center"|2
|-
| 2
| Pancasila dan Kewarganegaraan
| colspan="6" align="center"|6
| colspan="6" align="center"|2
|-
| 3
| Jasmani dan Kesehatan
| colspan="9" align="center"|4
| colspan="3" align="center"|2
|-
| 4
| Prakarya
| colspan="6" align="center"|
| colspan="6" align="center"|2
|-
| rowspan="2" align="center"|2
| rowspan="2" align="center"|Ilmu Bahasa (dan Sastra)
| 1
| Bahasa Indonesia
| colspan="9" align="center"|6
| colspan="3" align="center"|4
|-
| 2
| Bahasa Inggris
| colspan="6" align="center"|
| colspan="6" align="center"|4
|-
| rowspan="3" align="center"|3
| rowspan="3" align="center"|Ilmu Alam
| 1
| Matematika
| colspan="6" align="center"|6
| colspan="6" align="center"|4
|-
| 2
| Fisika
| colspan="3" align="center"|
| colspan="3" align="center"|1.5
| colspan="3" align="center"|2
| colspan="3" align="center"|
|-
| 3
| Biologi
| colspan="3" align="center"|
| colspan="3" align="center"|1.5
| colspan="3" align="center"|2
| colspan="3" align="center"|
|-
| rowspan="3" align="center"|4
| rowspan="3" align="center"|Ilmu Sosial
| 1
| Sejarah
| colspan="3" align="center"|
| colspan="6" align="center"|1
| colspan="3" align="center"|2
|-
| 2
| Geografi
| colspan="3" align="center"|
| colspan="6" align="center"|1
| colspan="3" align="center"|
|-
| 3
| Ekonomi
| colspan="3" align="center"|
| colspan="6" align="center"|1
| colspan="3" align="center"|
|-
| rowspan="4" align="center"|5
| rowspan="4" align="center"|Ilmu Seni (dan Budaya)
| 1
| Seni Musik
| colspan="12" align="center"|1
|-
| 2
| Seni Rupa
| colspan="12" align="center"|1
|-
| 3
| Seni Keterampilan
| colspan="9" align="center"|1
| colspan="3" align="center"|
|-
| 4
| Seni Tari
| colspan="9" align="center"|1
| colspan="3" align="center"|
|-
| rowspan="2" align="center"|6
| rowspan="2" align="center"|N/A
| 1
| Peminatan Akademik
| colspan="9" align="center"|
| colspan="3" align="center"|2
|-
| 2
| Kelompok Peminatan
| colspan="9" align="center"|
| colspan="3" align="center"|16
|-
| colspan="4" align=center|Total jam mata pelajaran
| colspan="3" align="center"|30
| colspan="6" align="center"|36
| colspan="3" align="center"|42
|-
| colspan="4" align="center"|Jumlah mata pelajaran
| colspan="3" align="center"|6
| colspan="3" align="center"|8
| colspan="3" align="center"|10
| colspan="3" align="center"|14
|}
Baris 551 ⟶ 546:
== Tingkat ==
=== Prasekolah ===
Dari kelahiran sampai usia
=== Sekolah dasar/MI ===
Kanak-kanak berusia 6–11 tahun memasuki ''sekolah dasar'' (SD) atau ''madrasah ibtidaiyah'' (MI). Tingkatan pendidikan ini adalah wajib bagi seluruh warga negara Indonesia berdasarkan konstitusi nasional. Tidak seperti taman kanak-kanak yang sebagian besar di antaranya diselenggarakan pihak swasta, justru sebagian besar sekolah dasar diselenggarakan oleh sekolah-sekolah umum yang disediakan oleh negara (disebut "sekolah dasar negeri" atau "madrasah ibtidaiyah negeri"), terhitung 93% dari seluruh sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah yang ada di Indonesia.<ref name='stats0405es'>Statistik sekolah dasar 2004-2005 http://www.depdiknas.go.id/statistik/thn04-05/SD_0405.htm {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070927004030/http://www.depdiknas.go.id/statistik/thn04-05/SD_0405.htm |date=2007-09-27 }}</ref>
=== Sekolah menengah pertama/MTS ===
Sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs) adalah bagian dari pendidikan dasar di [[Indonesia]]. Setelah tamat dari SD/MI, para siswa dapat memilih untuk memasuki SMP atau MTs selama tiga tahun pada kisaran usia 12-14. Setelah tiga tahun dan tamat, para siswa dapat meneruskan pendidikan mereka ke sekolah menengah atas (SMA), sekolah menengah kejuruan (SMK), atau madrasah aliyah (MA).
=== Sekolah menengah atas/MA dan Sekolah Menengah Kejuruan/MAK ===
[[Berkas:SMUN 54 Jakarta.jpg|jmpl|ka|Sebuah sekolah menengah atas negeri di Jakarta]]
Di [[Indonesia]], pada tingkatan ini terdapat tiga jenis sekolah, yaitu [[sekolah menengah atas]] (SMA), [[sekolah menengah kejuruan]] (SMK), dan [[madrasah aliyah]] (MA). Siswa SMA dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikannya di [[perguruan tinggi]], sedangkan siswa SMK dipersiapkan untuk dapat langsung memasuki dunia kerja tanpa melanjutkan ke tahapan pendidikan selanjutnya. Madrasah aliyah pada dasarnya sama dengan sekolah menengah atas, tetapi porsi kurikulum keagamaannya (dalam hal ini [[Islam]]) lebih besar dibandingkan dengan sekolah menengah atas.
Jumlah sekolah menengah atas di Indonesia sedikit lebih kecil dari 9.000 buah.<ref name='stats0405hs'>Statistik sekolah menengah 2004-2005 http://www.depdiknas.go.id/statistik/thn04-05/SMA_0405.htm {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071114110548/http://www.depdiknas.go.id/statistik/thn04-05/SMA_0405.htm |date=2007-11-14 }}</ref>
=== Pendidikan tinggi ===
Setelah tamat dari sekolah menengah atas atau madrasah aliyah, para siswa dapat memasuki perguruan tinggi. Pendidikan tinggi di Indonesia dibagi ke dalam dua kategori: yakni negeri dan swasta. Kedua-duanya dipandu oleh Kementerian Pendidikan Nasional. Terdapat beberapa jenis lembaga pendidikan tinggi; misalnya [[universitas]], [[sekolah tinggi]], [[institut]], [[akademi]], dan [[politeknik]].
Ada beberapa tingkatan gelar yang dapat diraih di pendidikan tinggi, yaitu [[Ahli Madya|Diploma 3]] (D3), [[Diploma 4]] (D4), [[Strata 1]] (S1), [[Strata 2]] (S2), dan [[Strata 3]] (S3).
▲{|
!Jenis tingkatan
!Gelar
Baris 578 ⟶ 573:
|-
| D4
| [[Sarjana Terapan]]
|-
| S1
| [[Sarjana]]
|-
| S2
Baris 589 ⟶ 584:
| [[Doktor]]
|}
== Referensi ==▼
{{reflist}}▼
== Lihat pula ==
* [[Pendidikan]]
* [[
* [[Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia|Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah]]
* [[Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI|Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi]]
* [[Kementerian Agama Republik Indonesia|Kementerian Agama]]
* [[Daftar organisasi pendidikan Indonesia]]
* [[Daftar tokoh organisasi pendidikan Indonesia]]
* [[Daftar tokoh pendidikan Indonesia]]
* [[Pendidikan Moral Pancasila]]
* [[Wajib belajar di Indonesia]]
▲== Referensi ==
▲{{reflist}}
== Pranala luar ==
* [https://www.kemdikbud.go.id/ Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi]
{{Sekolah di Indonesia}}
|