Katamso Darmokusumo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mommy Debby (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Achmad Suharto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(25 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{noref}}{{Infobox Officeholder
|image = Katamso largeDarmokusumo 1966 Indonesia stamp.jpg
|caption = Perangko Katamso Darmokusumo keluaran tahun 1966
|birth_date = {{birth date|1923|2|5}}
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Sragen]], [[JawaKesunanan TengahSurakarta Hadiningrat]], [[Keresidenan Surakarta]], [[Hindia Belanda]]
|birth_name = Katamso Darmokusumo
|death_date = {{death date and age|1965|10|1|1923|2|5}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Yogyakarta]], [[Indonesia]]
|resting_place = [[TMP Kusuma Negara]], [[Yogyakarta]]
|criminal_charge =
|criminal_penalty =
|death_cause =
|parents =
|occupation = Tentara
|branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
|serviceyears = 1945 - 1965
|rank = [[Berkas:Pdu19-TNI brigjendtni stafArmy-BG.pngsvg|25px]] [[Brigadir Jenderal]] [[TNI]] [[Anumerta]]
|allegiance = {{flag|Indonesia}}
|unit = [[Infanteri]]
|religion = [[Islam]]
|office = Komando resort militer 072|Komandan Korem 072/Pamungkas
|order = ke-1
|term_start =
|term_end =
|predecessor = ''tidak ada, jabatan baru''
|successor = Kolonel Arh [[Soetoyo NK]]
|awards = [[Berkas:Star.svg|10px]] [[Pahlawan Revolusi]] - [[Anumerta|KPLB Anumerta]]
|footnotes = <small>Pangkat terakhirnya adalah [[Kolonel]] [[Infanteri|Inf.]], tetapi karena gugur dalam tugas, maka diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi [[Brigadir Jenderal|Brigjen.]] [[TNI]] ([[Anumerta]]).</small>
}}
 
'''[[Brigadir Jenderal]] [[TNI]] ([[Anumerta]]) Katamso Darmokusumo''' ([[Hanacaraka]]: {{jav|ꦏꦠꦩ꧀ꦰꦣꦂꦩꦏꦸꦱꦸꦩ}})
({{lahirmati|[[Kabupaten Sragen|Sragen]], [[Jawa Tengah]]|5|2|1923|[[Yogyakarta]]|1|10|1965}}) adalah salah satu [[pahlawan nasional Indonesia]], Ia merupakan mantan [[Korem 072/Pamungkas|Komandan Korem 072/Pamungkas]]. Katamso termasuk tokoh yang terbunuh dalam peristiwa [[Gerakan 30 September]]. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan [[Kusuma Negara]], [[Yogyakarta]].
 
==LatarRiwayat BelakangHidup==
Beliau dilahirkan pada hari Senin, 5 Februari 1923 di Sragen, Jawa Tengah dekat jawa timur Selepas menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah.
 
=== Latar Belakang ===
==Pendidikan==
Katamso Darmokusumo dilahirkan pada hari Senin, 5 Februari 1923 di [[Sragen]], [[Hindia Belanda]]. Ia menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah.
Ia melanjutkan pada pendidikan tentara [[Pembela Tanah Air|PETA]] di Bogor. Setelah masa kemerdekaan Indonesia, Beliau bergabung dengan TKR yang berangsur-angsur berubah menjadi TNI. Ketika terjadi agresi militer belanda, beliau memimpin pasukan untuk berkali-kali melakukan pertempuran mengusir Belanda dari Indonesia. Pada masa awal kedaulatan Republik Indonesia masih sering dirongrong dengan berbagai peristiwa baik dalam maupun luar negeri.
 
=== Karier Militer ===
Setelah kedaulatan Negara Indonesia di akui di mata Internasional, terjadi pemberontakan Batalyon 426 di Jawa Tengah. Brigjen Katamso dan pasukannya diserahi tugas untuk menumpas pemberontakan tersebut. Pada Biografi Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo disebutkan, bahwa pada tahun 1958 beliau menjabat sebagai Komandan batalyon ``A`` yang tergabung dalam pasukan Komando Operasi 17 Agustus yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani. Pasukan ini bertugas menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh PRRI/Permesta.
Ia melanjutkan pada pendidikan tentara [[Pembela Tanah Air|PETA]] di Bogor. Setelah masa kemerdekaan Indonesia, Ia bergabung dengan TKR yang berangsur-angsur berubah menjadi TNI. Ketika terjadi agresi militer belanda, ia memimpin pasukan untuk berkali-kali melakukan pertempuran mengusir Belanda dari Indonesia. Pada masa awal kedaulatan Republik Indonesia masih sering dirongrong dengan berbagai peristiwa baik dalam maupun luar negeri.
 
Setelah kedaulatan Negara Indonesia di akui di mata Internasional, terjadi [[Pemberontakan Eks Batalyon 426|Pemberontakan Batalyon 426]] di Jawa Tengah. Brigjen Katamso dan pasukannya diserahi tugas untuk menumpas pemberontakan tersebut. Pada Biografi Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo disebutkan, bahwa pada tahun 1958 ia menjabat sebagai Komandan batalyon ``A`` yang tergabung dalam pasukan Komando Operasi 17 Agustus yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani. Pasukan ini bertugas menumpas pemberontakan yang dilakukan oleh PRRI/Permesta.
Pada tahun 1963 Brigjen Katamso diamanahi jabatan sebagai Komandan Korem 072 Kodam VII/Diponegoro yang berkedudukan di Yogyakarta. Pada masa itu ideologi PKI telah menyebar luas dilapisan masyarakat. PKI juga menyasar kalangan terpelajar untuk bergabung dengan mereka dan diharapkan menjadi kekuatan intelektual mereka. Brigjen Katamso mencium gelagat itu sangat kuat penyebaran PKI di daerah Solo, maka beliau memutuskan untuk melakukan pembinaan kepada para mahasiswa di daerah Solo. Para Mahasiswa tersebut diberi Pelatihan Militer guna meningkatkan kecintaan kepada Negara Republik Indonesia diatas kelompok dan golongan.
 
Pada tahun 1963 Brigjen Katamso diamanahi jabatan sebagai Komandan Korem 072 Kodam VII/Diponegoro yang berkedudukan di Yogyakarta. Pada masa itu ideologi PKI telah menyebar luas dilapisan masyarakat. PKI juga menyasar kalangan terpelajar untuk bergabung dengan mereka dan diharapkan menjadi kekuatan intelektual mereka. Brigjen Katamso mencium gelagat sangat kuat terkait penyebaran PKI di daerah Solo sehingga Ia memutuskan untuk melakukan pembinaan kepada para mahasiswa di daerah Solo. Para Mahasiswa tersebut diberi Pelatihan Militer guna meningkatkan kecintaan kepada Negara Republik Indonesia diatas kelompok dan golongan.
Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo tertangkap dengan jelas akan aksi pemberontakan dan penculikan G 30 S/ PKI tidak hanya berjalan di Jakarta. PKI juga membidik para perwira di daerah termasuk di wilayah Kodam VII/Diponegoro. PKI dengan menghasud beberapa anggota TNI di Yogyakarta, mereka berhasil menguasai RRI Yogyakarta. Atas insiden tersebut, Markas Korem 072 dibawah Komando Brigjen Katamso mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi. Brigjen Katamso termasuk perwira yang sangat tidak menyetujui keberadaan PKI, maka beliau juga termasuk salah satu perwira yang menjadi sasaran dari penculikan PKI.
 
Brigadir Jenderal TNI Katamso Darmokusumo tertangkap dengan jelas akan aksi pemberontakan dan penculikan G 30 S/ PKI tidak hanya berjalan di Jakarta. PKI juga membidik para perwira di daerah termasuk di wilayah Kodam VII/Diponegoro. PKI dengan menghasud beberapa anggota TNI di Yogyakarta, mereka berhasil menguasai [[RRI Yogyakarta]]. Atas insiden tersebut, Markas Korem 072 dibawah Komando Brigjen Katamso mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi. Brigjen Katamso termasuk perwira yang sangat tidak menyetujui keberadaan PKI, maka ia juga termasuk salah satu perwira yang menjadi sasaran dari penculikan PKI.
PKI melancarkan penculikan terhadap komandan Korem 072 dan Kepala Staf Korem Letnan Kolonel Sugiono pada tanggal 1 Oktober 1965 sore hari. Katamso dan Sugiono dibawa ke daerah Kentungan, dan sesampainya ditempat, mereka dipukul pakai kunci mortir hingga tewas. PKI telah mempersiapkan segala sesuatunya di daerah tersebut. Lubang telah disiapkan khusus untuk menyembunyikan jasad kedua perwira tersebut yang memang sudah menjadi target pembunuhan. Jenazah keduanya baru diketemukan pada 21 Oktober 1965 dalam keadaan rusak setelah dilakukan pencarian secara besar-besaran semenjak peristiwa hilangnya mereka berdua. Kemudian pada tanggal 22 Oktober 1965 jenazah mereka berdua dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta. Biografi Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo menjelaskan, atas jasa dan perjuangan beliau, pemerintah menganugerahkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan SK Presiden RI No. 118/KOTI/ tahun 1965 yang tertanggal 19 Oktober 1965.
[[Berkas:Grave of Katamso Darmo Koesoemo.JPG|jmpl|Makam Katamso Darmokusumo di TMP Kusuma Negara, Yogyakarta]]
 
PKI melancarkan penculikan terhadap komandan Korem 072/Pamungkas dan Kepala Staf Korem [[Sugiyono Mangunwiyoto|Letnan Kolonel Sugiono]] pada tanggal 1 Oktober 1965 sore hari. Katamso dan Sugiono dibawa ke daerah [[Condongcatur, Depok, Sleman|Kentungan]], dan sesampainya ditempat, mereka dipukul pakai kunci mortir hingga tewas. PKI telah mempersiapkan segala sesuatunya di daerah tersebut. Lubang telah disiapkan khusus untuk menyembunyikan jasad kedua perwira tersebut yang memang sudah menjadi target pembunuhan. Jenazah keduanya baru diketemukan pada 21 Oktober 1965 dalam keadaan rusak setelah dilakukan pencarian secara besar-besaran semenjak peristiwa hilangnya mereka berdua. Kemudian pada tanggal 22 Oktober 1965 jenazah mereka berdua dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara|Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta]]. Biografi Brigadir Jenderal Katamso Darmokusumo menjelaskan, atas jasa dan perjuangannya, pemerintah menganugerahkan sebagai Pahlawan Revolusi berdasarkan SK Presiden RI No. 118/KOTI/ tahun 1965 yang tertanggal 19 Oktober 1965.
==Karier Militer==
 
==Riwayat Jabatan==
* Shodanco Peta di Solo
* Komandan Kompi di klatenKlaten
* Komandan Kompi Batalyon 28 Divisi IV
* Komandan Batalyon "A" Komando Operasi 17 Agustus
* Kepala StaffStaf Resimen Team Pertempuran (RTP) II Diponegoro
* Kepala StaffStaf Resimen Riau Daratan Kodam III/17 Agustus
* Komando Pendidikan dan Latihan (Koplat) merangkap Komandan Pusat
* Pendidikan Infanteri (Pusdikif) di Bandung
* Komandan ResortResor Militer koremKorem 072, Komando Daerah Militer (Kodam) VII Diponegoro di Yogyakarta.
 
==Penghargaan Tanda Jasa ==
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
* Gelar Pahlawan Revolusi (Tahun 1965, tanggal 19 Oktober 1965 Mendapatkan SK Presiden RI No. 118/KOTI/)
|-
| colspan="3"|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Republik Indonesia Adipradana.png|width=100}} {{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Indonesian Armed Forces "8 Years" Service Star (1945-1953).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XVI.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Perang Kemerderkaan II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. III.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM VI.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Sapta Marga.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Satya Dharma.png|width=100}}
|-
|}
 
{| class="wikitable" width="60%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
== Galeri ==
|-
<gallery>
!Baris ke-1
Berkas:Grave of Katamso Darmo Koesoemo.JPG|Makam Katamso Darmokusumo
| colspan="2"|[[Bintang Republik Indonesia Adipradana]] (10 November 1965)<ref>{{cite book |title= Daftar WNI yang Menerima Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia 1959 - sekarang|url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20200107/3822wni_penerima_tanda_kehormatan_bintang_republik_indonesia_1959_sekarang.pdf |access-date=4 Oktober 2021}}</ref>
Katamso Darmokusumo 1966 Indonesia stamp.jpg|Perangko Katamso Darmokusumo keluaran tahun 1966
| colspan="1"|[[Bintang Gerilya]]
</gallery>
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 16 Tahun
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan I]]
|-
!Baris ke-3
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan II]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M I]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M III]]
|-
!Baris ke-4
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M VI]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Sapta Marga]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Satya Dharma]]
|}
 
== Referensi ==
<!-- '''Brigjen Anumerta Katamso Darmokusumo''' yang lahir pada hari Senin, 5
{{reflist}}
Februari 1923 adalah salah satu pahlawan nasional Indonesia yang
terbunuh dalam peristiwa G.30S/PKI, namun ia tidak mengalaminya bersama
para jenderal lainnya di Jakarta, melainkan di Jogjakarta, sekalipun
dalam hari dan peristiwa yang sama. Beliau meninggal pada 22 Oktober
1965.
 
Selama masa mudanya, Katamso Darmokusumo menamatkan pendidikan di
Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Setelah itu, beliau melanjutkan
pendidikan tentara Peta di Bogor,Jawa Barat
 
Setelah kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, beliau mengikuti TKR yang
perlahan lahan berubah menjadi TNI. Selama masa agresi militer belanda,
pasukan yang dipimpinnya sering bertempur untuk mengusir Belanda dari
Indonesia. Sesudah pengakuan Kedaulatan, beliau diserahi tugas untuk
menumpas pemberontakan Batalyon 426 di Jawa Tengah.
 
Pada tahun 1958 Ketika beliau menjabat sebagai Komandan Batalyon “A”
Komando Operasi 17 Agustus yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad Yani,
terjadilah peristiwa pemberontakan PRRI/Permesta.
 
Pada tahun 1963, beliau menjabat sebagai Komandan Korem 072 Kodam
VII/Diponegoro yang berkedudukan di Yogkakarta. Untuk menghadapi
kegiatan PKI di daerah Solo, beliau aktif membina mahasiswa. Mahasiswa
mahasiswa itu diberi pelatihan militer.
 
Pada tanggal 1 Oktober 1965 di Yogyakarta, disaat terjadi upaya kudeta
oleh Partai Komunis Indonesia dengan penculikan para jenderal di
Jakarta, G.30 S/PKI pun berhasil menguasai RRI Jogjakarta, Markas Korem
072 dan mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi.
 
Pada sore harinya mereka menculik Komandan Korem 072, Kolonel Katamso dan Kepala Staf Korem Letnan Kolonel Sugiono
dan membawanya ke daerah Kentungan. Kedua perwira tersebut dipukul
dengan kunci mortar dan tubuhnya dimasukan dalam sebuah lubang yang
sudah disiapkan. Kedua jenazah baru ditemukan pada tanggal 21 Oktober
1965 dalam keadaan rusak, setelah dilakukan pencarian secara
besar-besaran.
 
Dan pada tanggal 22 Oktober 1965 beliau dimakamkan di Taman Makam
Pahlawan Semaki Yogyakarta. Katamso Darmokusumo diangkat menjadi
Pahlawan Revolusi pada 19 Oktober 1965 atas Keppres No. 118/KOTI/1965.
 
'''Pendidikan:'''
Sekolah Menengah Pendidikan Militer: Pembela Tanah Air (PETA), Bogor
 
'''Karier:'''
Shodanco Peta di Solo
Komandan Kompi di klaten
Komandan Kompi Batalyon 28 Divisi IV
Komandan Batalyon "A" Komando Operasi 17 Agustus
Kepala Staff Resimen Team Pertempuran (RTP) II Diponegoro
Kepala Staff Resimen Riau Daratan Kodam III/17 Agustus
Komando Pendidikan dan Latihan (Koplat) merangkap Komandan Pusat
Pendidikan Infanteri (Pusdikif) di Bandung
Komandan Resort Militer korem 072, Komando Daerah Militer (Kodam) VII Diponegoro di Yogyakarta.
 
'''Penghargaan:'''
Gelar Pahlawan Revolusi (SK Presiden RI No. 118/KOTI/Tahun 1965, tanggal 19 Oktober 1965) -->
 
{{Pahlawan Revolusi}}
Baris 128 ⟶ 102:
 
{{DEFAULTSORT:Darmokusumo, Katamso}}
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh di Indonesia]]
{{indo-bio-stub}}
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Sragen]]
[[Kategori:Tokoh JawaAngkatan Tengah45]]
[[Kategori:TokohPenerima JawaBintang Republik Indonesia Adipradana]]
[[Kategori:TokohPenerima TentaraBintang Nasional Indonesia Angkatan DaratGerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]