R.C. Hardjosubroto: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib) Menolak perubahan teks terakhir (oleh 115.178.193.207) dan mengembalikan revisi 11359222 oleh Rachmat-bot: butuh pemastian (referensi) |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(20 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''
== Biografi ==
Cajetanus Hardjasoebrata
Setelah menjadi guru di sekolah-sekolah milik Yayasan Kanisius di [[Surakarta]] dalam masa penjajahan [[Belanda]] dan [[Jepang]], CHS mulai aktif menciptakan sandiwara gereja dan melanjutkan menggarap lagu dolanan baru untuk anak-anak.▼
Selepas Indonesia merdeka, pada tahun [[1947]] CHS diangkat menjadi [[pegawai negeri]] pada bagian Kesenian Jawatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Selama sekitar 14 tahun menjalankan tugasnya, dengan berbagai pengalaman dan bahan-bahan serta pengetahuan tentang seni karawitan, CHS banyak mengadakan
▲Setelah menjadi guru di sekolah-sekolah milik Yayasan Kanisius di Surakarta dalam masa penjajahan Belanda dan Jepang, CHS mulai aktif menciptakan sandiwara gereja dan melanjutkan menggarap lagu dolanan baru untuk anak-anak.
▲Selepas Indonesia merdeka, pada 1947 CHS diangkat menjadi pegawai negeri pada bagian Kesenian Jawatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Selama sekitar 14 tahun menjalankan tugasnya, dengan berbagai pengalaman dan bahan-bahan serta pengetahuan tentang seni karawitan, CHS banyak mengadakan analisa dan merumuskan beberapa teori tentang notasi Kepatihan, yang kemudian ditingkatkan menjadi kreteg diatonik, di samping menulis dalam brosur ilmu musik dan koreografi yang diterbitkan oleh Lembaga Musikologi dan Koreografi Ditjen Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan era Orde Baru. Dari sana dia menunjukkan menyusun notasi keseragaman karawitan yang mantap, utuh, praktis dan mudah dipelajari.
CHS berpandangan, bahwa pada dasarnya seni adalah sesuatu yang memiliki nilai estetik tinggi, tidak tergantung pada patokan yang sudah ada, dengan demikian harus berkembang sesuai zamannya, apabila dilandasi dengan keterbukaan untuk menerima setiap bentuk perubahan dan inovasi.
Setelah pensiun dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, CHS mengemban beberapa tugas, di antaranya sebagai pemimpin [[Konservatori Tari Indonesia Yogyakarta]] (KONRI), pengajar pada [[Konservatori Karawitan]] (KOKAR) di
Pada tahun [[1969]], CHS menerima penghargaan Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia. Dia pun diangkat menjadi seorang [[Tokoh Nasional]] di bidang karawitan dan tembang pada tahun [[1982
Sepanjang hidupnya CHS menciptakan berbagai karya berupa lagu dolanan anak, lagu gereja,
== Langen Sekar ==
Pada awal tahun [[1950
Untuk mengiringi tembang dan tariannya, Langen Sekar menggunakan irama tiga hitungan (irama 3/4) – suatu bentuk inovatif untuk irama gamelan Jawa – dan mencari
Selain menampilkan keindahan, drama tari Langen Sekar memberikan pendidikan lingkungan dan budi pekerti, di antaranya sikap rendah hati, saling tolong-menolong di samping pesan-pesan kasih sayang.
Pergelaran perdana Langen Sekar diselenggarakan di Kepatihan pada tahun [[1951]]. Pada tahun [[1952]],
Langen Sekar membuktikan, bahwa dalam masyarakat Indonesia terdapat kekuatan-kekuatan yang sanggup menciptakan sesuatu yang baru, bukan melulu berdasarkan ciptaan-ciptaan kuno, atau sebaliknya tiruan-tiruan dangkal dari luar. Dengan kata lain, sebuah cabang baru dari pohon kebudayaan Indonesia, yang tidak terlepas dari kebudayaan kuno, meskipun mendapat pengaruh kebudayaan dari luar. Nantinya, dari pohon ini masih bisa tumbuh cabang-cabang baru.
===
RARA - TAMAN bertamasja disertai oleh Njai Kreta dan Njai Kreti. Njai Kreta dan Njai Kreti menundjukkan kepada Rara Taman
▲RARA - TAMAN bertamasja disertai oleh Njai Kreta dan Njai Kreti. Njai Kreta dan Njai Kreti menundjukkan kepada Rara Taman : bunga menur, mawar, tjeplok piring, mandakaki, gandasuli, bakung.
Bunga Melati iri hari, karena tidak ditegurnja, marah-marah, bertengkar dengan Njai Kreta dan Njai Kreti. Sesudah memaki-maki kedua dajang-dajang itu, bunga melati lalu berpaling kepada Rara-taman ; memudji keindahan warna dan keharuman bau sendiri.
Baris 58 ⟶ 53:
# [[Gundhul Pacul]]
# [[Mentok-mentok]]
# [[Suwe Ora Jamu]]
# [[O Ina Ni Keke]]
== Kultur populer ==
# Sagimun M. D., Suwadji Sjafei, dan Jenen menulis sebuah buku biografi berjudul ''R.C. Hardjosubroto
== Referensi ==
Baris 69 ⟶ 66:
* [https://murtiyoso.wordpress.com/category/tokoh/ Ki Nartosabdo, sang troubadour]
]]
[[Kategori:Penulis lagu Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh dari Kulon Progo]]
[[Kategori:Tokoh Katolik Indonesia]]
|