R.C. Hardjosubroto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(16 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Raden Cajetanus Hardjasoebrata''' ({{lahirmati|[[Sentolo]], [[Kulonprogo]], [[Yogyakarta]]|01|03|1905|[[Yogyakarta]]|19|03|1986}}) adalah salah seorang komposer [[karawitan]] Jawa pada era 1950 sampai 1970.
 
== Biografi ==
Cajetanus Hardjasoebrata (CHS – yang) lahir pada [[1 Maret]] [[1905]], di [[Sentolo]], [[Kulonprogo]], [[Yogyakarta,]]. Ia dikenal sebagai guru, ahli seni tembang dan seni [[karawitan]] di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sekitar [[Jawa Tengah]]. Sebelum menuntaskan pendidikan di Sekolah Guru Katolik ([[Kweekschool]]) [[Muntilan]], pada [[1926]], CHS telah menciptakan berbagai lagu dolanan serta lagu rohani, dan merintis masuknya seni karawitan ke dalam gereja.
 
Setelah menjadi guru di sekolah-sekolah milik Yayasan Kanisius di [[Surakarta]] dalam masa penjajahan [[Belanda]] dan [[Jepang]], CHS mulai aktif menciptakan sandiwara gereja dan melanjutkan menggarap lagu dolanan baru untuk anak-anak.
Cajetanus Hardjasoebrata – CHS – yang lahir pada 1 Maret 1905, di Sentolo, Kulonprogo, Yogyakarta, dikenal sebagai guru, ahli seni tembang dan seni karawitan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sebelum menuntaskan pendidikan di Sekolah Guru Katolik (Kweekschool) Muntilan, pada 1926, CHS telah menciptakan berbagai lagu dolanan serta lagu rohani, dan merintis masuknya seni karawitan ke dalam gereja.
 
Selepas Indonesia merdeka, pada tahun [[1947]] CHS diangkat menjadi [[pegawai negeri]] pada bagian Kesenian Jawatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Selama sekitar 14 tahun menjalankan tugasnya, dengan berbagai pengalaman dan bahan-bahan serta pengetahuan tentang seni karawitan, CHS banyak mengadakan analisaanalisis dan merumuskan beberapa teori tentang notasi Kepatihan, yang kemudian ditingkatkan menjadi [[kreteg diatonik]]. Selain itu, dibeliau sampingjuga menulis dalamuntuk brosur ilmu musik dan koreografi yang diterbitkan oleh Lembaga Musikologi dan Koreografi Ditjen Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan era Orde Baru. Dari sana, diaia menunjukkan menyusunsusunan notasi keseragaman karawitan yang mantap, utuh, praktis dan mudah dipelajari.
Setelah menjadi guru di sekolah-sekolah milik Yayasan Kanisius di Surakarta dalam masa penjajahan Belanda dan Jepang, CHS mulai aktif menciptakan sandiwara gereja dan melanjutkan menggarap lagu dolanan baru untuk anak-anak.
 
Selepas Indonesia merdeka, pada 1947 CHS diangkat menjadi pegawai negeri pada bagian Kesenian Jawatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan. Selama sekitar 14 tahun menjalankan tugasnya, dengan berbagai pengalaman dan bahan-bahan serta pengetahuan tentang seni karawitan, CHS banyak mengadakan analisa dan merumuskan beberapa teori tentang notasi Kepatihan, yang kemudian ditingkatkan menjadi kreteg diatonik, di samping menulis dalam brosur ilmu musik dan koreografi yang diterbitkan oleh Lembaga Musikologi dan Koreografi Ditjen Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan era Orde Baru. Dari sana dia menunjukkan menyusun notasi keseragaman karawitan yang mantap, utuh, praktis dan mudah dipelajari.
 
CHS berpandangan, bahwa pada dasarnya seni adalah sesuatu yang memiliki nilai estetik tinggi, tidak tergantung pada patokan yang sudah ada, dengan demikian harus berkembang sesuai zamannya, apabila dilandasi dengan keterbukaan untuk menerima setiap bentuk perubahan dan inovasi.
 
Setelah pensiun dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, CHS mengemban beberapa tugas, di antaranya sebagai pemimpin [[Konservatori Tari Indonesia Yogyakarta]] (KONRI), pengajar pada [[Konservatori Karawitan]] (KOKAR) di SoloSurakarta, dosen [[Akademi Seni Tari]] (ASTI) dan [[Akademi Seni Karawitan]] (ASKI) Surakarta. CHS pun menjadi pembicara di berbagai seminar maupun lokakarya mengenai seni karawitan.
 
Pada tahun [[1969]], CHS menerima penghargaan Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia. Dia pun diangkat menjadi seorang [[Tokoh Nasional]] di bidang karawitan dan tembang pada tahun [[1982/83]]-[[1983]].
 
Sepanjang hidupnya CHS menciptakan berbagai karya berupa lagu dolanan anak, lagu gereja, repertoirerepertoir Langen Sekar, dsbdan lain sebagainya. Lagu-lagunya dihimpun dalam buku musik Aku Bisa Nembang 1 dan 2, Marilah Bernyanyi 1 dan 2, dan Ajo Pada Nembang 1 dan 2,. sementaraSementara lagu-lagu gereja ciptaannya dikumpulkan dalam buku Kula Sowan Gusti yang diterbitkan oleh Pusat Musik Liturgi Yogyakarta. Sayang sekali buku terakhir yang disusun dengan judul Notasi Keseragaman Akustika, dan berbagaiBerbagai teoriTeori karawitan Jawa. tidak sempat diterbitkan. Pada kunjungan ke kediaman putri sulungnya, pada [[19 Maret]] [[1986]], Bapak C. HardjasoebrataCHS menghembuskan nafas terakhir dalam rangkulan keluarga.
 
== Langen Sekar ==
 
Pada awal tahun [[1950-an]],  CHS telah membuat percobaan olah tari dan tembang dengan iringan gamelan yang diberi nama Langen Sekar. Hal itu tidak dimaksudkan untuk menggantikan seni tradisional Jawa seperti wayang dan gamelan – yang memiliki pakem atau standar tertentu – tetapi justru untuk memperkaya khasanah kesenian tradisional [[Jawa]], bahwa keindahan bisa juga dicari di luar lingkungan wayang Purwa dan bentuk ekspresi kebudayaan kuno lainnya.
 
Untuk mengiringi tembang dan tariannya, Langen Sekar menggunakan irama tiga hitungan (irama 3/4) – suatu bentuk inovatif untuk irama gamelan Jawa – dan mencari  keindahannya dalam lingkungan dunia anak-anak: bunga dan kupu-kupu. Tidak ada usaha ke arah mistik, atau piwulang maupun efek-efek dramatis.
 
Selain menampilkan keindahan, drama tari Langen Sekar memberikan pendidikan lingkungan dan budi pekerti, di antaranya sikap rendah hati, saling tolong-menolong di samping pesan-pesan kasih sayang.
 
Pergelaran perdana Langen Sekar diselenggarakan di Kepatihan pada tahun [[1951]]. Pada tahun [[1952]],  dalam acara ulang tahun [[PGRI]] di [[Semarang]], pergelaran Langen Sekar mendapat kehormatan besar karena dihadiri oleh [[Presiden Soekarno]]; dua tahun sesudahnya digelar di [[Surabaya]]. Selama tahun [[1950]]-60an, tarian ini diajarkan di [[Ndalem Banaran Yogyakarta]], di samping tarian-tarian klasik lainnya.        
 
Langen Sekar membuktikan, bahwa dalam masyarakat Indonesia terdapat kekuatan-kekuatan yang sanggup menciptakan sesuatu yang baru, bukan melulu berdasarkan ciptaan-ciptaan kuno, atau sebaliknya tiruan-tiruan dangkal dari luar. Dengan kata lain, sebuah cabang baru dari pohon kebudayaan Indonesia, yang tidak terlepas dari kebudayaan kuno, meskipun mendapat pengaruh kebudayaan dari luar. Nantinya, dari pohon ini masih bisa tumbuh cabang-cabang baru.
 
=== CeritaKutipan RingkasNaskah Langen Sekar ===
(Dikutip sesuai naskah asli)
 
RARA - TAMAN bertamasja disertai oleh Njai Kreta dan Njai Kreti. Njai Kreta dan Njai Kreti menundjukkan kepada Rara Taman : bunga menur, mawar, tjeplok piring, mandakaki, gandasuli, bakung.
'''“Langensekar”'''
 
RARA - TAMAN bertamasja disertai oleh Njai Kreta dan Njai Kreti. Njai Kreta dan Njai Kreti menundjukkan kepada Rara Taman : bunga menur, mawar, tjeplok piring, mandakaki, gandasuli, bakung.
 
Bunga Melati iri hari, karena tidak ditegurnja, marah-marah, bertengkar dengan Njai Kreta dan Njai Kreti. Sesudah memaki-maki kedua dajang-dajang itu, bunga melati lalu berpaling kepada Rara-taman ; memudji keindahan warna dan keharuman bau sendiri.
Baris 58 ⟶ 53:
# [[Gundhul Pacul]]
# [[Mentok-mentok]]
# [[Suwe Ora Jamu]]
# [[O Ina Ni Keke]]
 
== Kultur populer ==
# Sagimun M. D., Suwadji Sjafei, dan Jenen menulis sebuah buku biografi berjudul ''R.C. Hardjosubroto : hasil karya dan pengabdiannya'' yang diterbitkan oleh [[Departemen Pendidikan dan Kebudayaan]], Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi & Dokumentasi Sejarah Nasional, 1982.<ref>OCLC Worldcat. [http://www.worldcat.org/title/rc-hardjosubroto-hasil-karya-dan-pengabdiannya/oclc/221038054 R.C. Hardjosubroto : hasil karya dan pengabdiannya].</ref><ref>Buku Google. [http://books.google.co.id/books/about/R_C_Hardjosubroto.html?hl=id&id=XEEsNQAACAAJ R. C. Hardjosubroto: hasil karya dan pengabdiannya]</ref>
 
== Referensi ==
Baris 69 ⟶ 66:
 
* [https://murtiyoso.wordpress.com/category/tokoh/ Ki Nartosabdo, sang troubadour]
]]
 
[[Kategori:PenciptaPenulis lagu Indonesia]]]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa TengahYogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh dari Kulon Progo]]
[[Kategori:Tokoh Katolik Indonesia]]
[[Kategori:Pencipta lagu Indonesia]]]]