Pengemasan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Membatalkan 6 suntingan by Upi36 (bicara): Iklan
Tag: Pembatalan
Riswija (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(20 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{refimprove}}
[[Berkas:BK Packaging.jpg|jmplthumb|karight|200px|Contoh Kemasan]]
 
'''Pengemasan''' merupakanadalah [[sistem]]proses yangbagaimana terkoordinasisuatu untukbarang menyiapkandikemas barangdan menjadidisiapkan siapagar untukdapat di[[transportasi]]kanditransportasikan, di[[distribusi]]kandiedarkan, disimpan, dijual, dan dipakaidigunakan. Adanya wadah atau pembungkuspengemas dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi [[produk]] yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik ([[gesekan]], benturan, [[getaran]]). Di samping itu pengemasan berfungsi untuk menempatkan suatu hasil [[pengolahan]] atau produk [[industri]] agar mempunyai bentuk-bentuk yang memudahkan dalam [[penyimpanan]], pengangkutantransportasi dan [[distribusi]]pengedaran. Dari segi promosi wadahpengemas ataujuga pembungkus berfungsiberguna sebagai perangsang atau daya tarik pembeli. Karena ituSehingga bentuk, warna dan dekorasi darihiasan kemasan perlu diperhatikan dalam perencanaannyaperancangannya.<ref>[En Carta]. 2010. Packaging. [terhubung berkala]. http://uk.encarta.msn.com/dictionary_1861732789/packaging.html [19 Mar 2010].</ref>
<ref>[En Carta]. 2010. Packaging. [terhubung berkala]. http://uk.encarta.msn.com/dictionary_1861732789/packaging.html{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} [19 Mar 2010].</ref>
 
BudayaKebiasaan kemasankemas-mengemas sebenarnya telah dimulai sejak manusia mengenal sistem penyimpanan bahan makanan. Sistem penyimpanan bahan makanan secara tradisional diawali dengan memasukkan bahan makanan ke dalam suatu wadah yang ditemuinya. Dalam perkembangannya di bidang [[pascapanen]], sudahtelah banyak inovasiperubahan dalam bentuk maupun bahan pengemas [[produk pertanian]]. Temuan kemasan baru dan berbagai inovasi selalu dikedepankan oleh para produsen produk-produk pertanian, dan hal ini secara pasti menggeser metode pengemasan tradisional yang sudah ada sejak lama di Indonesia.<ref name="Majalah Traksi Edisi I">{{cite press release |publisher=Imatetani |title=Trend Pengemasan Modern Seharusnya Tidak Menggeser Kemasan Tradisional |date=[[Juli]] [[2010]] |url=http://imatetani.webs.com/traksi.htm |format=htm |language=[[Bahasa Indonesia]] |accessdate=[[22 Juli]] [[2010]] |archiveurl=http://web.archive.org/20100725015338/imatetani.webs.com/traksi.htm |archivedate=2010-07-25 }} {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100725015338/http://imatetani.webs.com/traksi.htm |date=2010-07-25 }}</ref>
 
== Pengemasan tradisional ==
Ragam kemasan [[makanan tradisional]] yang sering dijumpai seperti kemasan dengan menggunakan [[daun pisang]], kelobot [[jagung]] (pelepah daun jagung), [[daun kelapa]]/enau (aren), daun [[jambu air]] dan daun [[jati]]. Cara pengemasannyapunpengemasannya dilakukan dengan berbagai macam cara sepertiyang dapat dilihat dalam Tabel berikut
 
{| class="wikitable"
Baris 16 ⟶ 15:
| Menggulung || Daun pisang<br />Daun bambu<br />Daun/kelobot jagung
|-
| MerobekMelipat || Daun pisang<br />Daun jambu<br />
|-
| Membalut dengan pembalut || Daun pisang<br />Daun kelapa
|-
| Menganyam || Daun kelapa
|}
 
Pengemasan, di atasselain bertujuan untuk melindungi makanan dari kerusakan, juga merupakan daya pikat- bagi orang agar terpesonatergiur untuk mencoba menikmatinya.<ref name="Majalah Traksi Edisi I">{{cite press release |publisher=Imatetani |title=Trend Pengemasan Modern Seharusnya Tidak Menggeser Kemasan Tradisional |date=[[Juli]] [[2010]] |url=http://imatetani.webs.com/traksi.htm |format=htm |language=[[Bahasa Indonesia]] |accessdate=[[22 Juli]] [[2010]]|archiveurl=http://web.archive.org/20100725015338/imatetani.webs.com/traksi.htm|archivedate=2010-07-25}}</ref>
 
== Persyaratan Bahan Kemas ==
Dalam menentukan fungsi perlindungan dari pengemasan, maka perlu dipertimbangkan aspek-aspek mutu produk yang akan dilindungi. Mutu produk ketika mencapai [[konsumen]] tergantung pada kondisi bahan mentah, metodecara pengolahan dan kondisi penyimpanan. Dengan demikianSehingga fungsi kemasan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
* Kemampuan/daya membungkus yang baik untuk memudahkanmemudahkannga dalam penanganan, pengangkutantransportasi, distribusipengedaran, penyimpanan dan penyusunan/ penumpukan.
* Kemampuan melindungi isinya dari berbagai risiko dari luar, misalnyacontoh perlindungan dari udara panas/dinginliar, sinar/cahaya matahari, bau asing, benturan/ maupun tekanan mekanis, kontaminasidan pencemaran [[mikroorganisme]].
* Kemampuan sebagai daya tarik terhadap konsumen. Dalam hal ini identifikasi, informasi dan penampilan seperti bentuk, warna dan keindahan bahan kemasan harusdapat mendapatkanmenarik perhatian.
* Persyaratan ekonomi, artinya kemampuan dalam memenuhi keinginan pasar, sasaran masyarakat dan tempat tujuan pemesan.
* Mempunyai ukuran, bentuk dan bobot yang sesuai dengan norma atau standar yang ada, mudah dibuang, dan mudah dibentuk atau dicetak.
 
Dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi kemasan tersebut maka kesalahan dalam hal memilih bahan baku kemasan, kesalahan memilih desainrancangan kemasan dan kesalahan dalam memilih jenis kemasan, dapat diminimalisasidikurangi. Untuk memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut maka kemasan harus memiliki sifat-sifat :
* [[Permeabilitas|Permeabel]] (mampu ditembus) terhadap [[udara]] ([[oksigen]] dan [[gas]] lainnya).
* BersifatTak [[non-toksik]]beracun dan [[inert]]tak (tidakmudah bereaksi dan menyebabkan [[reaksidengan kimia]])zat, sehingga dapat mempertahankan warna, aroma, dan cita rasa produk yang dikemas.
* [[Kedap air]] (mampu menahan air atau [[kelembabankelembapan]] udara sekitarnya).
* Kuat dan tidaktak mudah bocor.
* RelatifCukup [[isolator|tahan terhadap panas]].
* Mudah dikerjakandihasilkan secara massalbesar-besaran dan harganya relatifcukup murah.<ref>Jaswin M. 2008. Packaging Materials and its Applications. Jakarta:Indonesian Packaging Federation.</ref>
 
== Penggolongan Kemasan ==
Cara-cara pengemasan sangat erat berhubungan dengan kondisi komoditas atau produk yang dikemas serta cara transportasinya. Pada prinsipnya pengemas harus memberikan suatu kondisi yang sesuai dan berperan sebagai pelindung bagi kemungkinan perubahan keadaan yang dapat memengaruhi kualitas isi kemasan maupun bahan kemasan itu sendiri.
Kemasan dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal antara lain:
 
Baris 48 ⟶ 47:
 
* Kemasan Sekali Pakai (''Disposable''), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu kali pakai. Contohnya bungkus [[plastik]] [[es]], bungkus [[permen]], bungkus [[daun]], [[karton dus]], [[makanan kaleng]].
 
* Kemasan yang Dapat Dipakai Berulang Kali (''Multi Trip''), seperti beberapa jenis [[botol]] minuman ([[limun]], [[bir]]) dan botol [[kecap]]. Wadah-wadah tersebut umumnya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik.
 
* Kemasan yang Tidak Dibuang (''Semi Disposable''). Wadah-wadah ini biasanya digunakan untuk kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai, misalnya kaleng [[biskuit]], kaleng [[susu]], dan berbagai jenis botol. Wadah-wadah tersebut digunakan untuk penyimpanan [[bumbu]], [[kopi]], [[gula]], dan sebagainya.
 
 
2. Struktur Sistem Kemas
Berdasarkan letak atau kedudukan suatu bahan kemas di dalam sistem kemasan keseluruhan dapat dibedakan atas :
 
* Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng [[susu]], botol minuman, bungkus [[tempe]])
 
* Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak [[kayu]] untuk wadah [[buah-buahan]] yang dibungkus, keranjang [[tempe]], dan sebagainya.
 
* Kemasan Tersier dan Kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi pengemasan setelah kemasan primer, sekunder dan tersier. Umumnya digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
 
 
3. Sifat Kekakuan Bahan Kemas
 
* Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya [[plastik]], [[kertas]], [[aluminium foil|foil]].
 
* Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya [[kayu]], [[gelas]], dan [[logam]].
 
* Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku, seperti [[botol plastik]] ([[susu]], [[kecap]], [[saus]]) dan wadah bahan yang berbentuk [[pasta]].
 
 
4. Sifat Perlindungan Terhadap Lingkungan
 
* Kemasan Hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat dilalui oleh [[gas]], misalnya kaleng dan botol gelas.
 
* Kemasan Tahan [[Cahaya]], yaitu wadah yang tidak bersifat [[transparan]], misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk bahan pangan yang mengandung [[lemak]] dan [[vitamin]] yang tinggi, serta makanan yang di[[fermentasi]].
 
* Kemasan Tahan Suhu Tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan yang memerlukan [[proses termal|proses pemanasan]], [[sterilisasi]], atau [[pasteurisasi]].
 
 
5. Tingkat Kesiapan pakai
 
* Wadah Siap Pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari [[pabrik]]. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
 
* Wadah Siap Dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang terbuat dari [[kertas]], foil atau [[plastik]].<ref>HSA. 1985. A guide to the classification, packaging and labelling of dangerous substances regulations. [terhubung berkala] httpshttp://web.archive.org/web/20080908034223/http://www.hseni.gov.uk/dangerous_substances_regulations.pdf [28 Mar 2010]. </ref>
 
== Kemasan Fleksibel ==
Di samping jenis-jenis kemasan di atas, dewasa ini telah berkembang pesat sistem pengemasan secara fleksibel, yaitu sistem pengemasan yang dapat melentur mengikuti bentuk bahan yang dikemas. Bahan pengemas fleksibel terdiri dari berbagai jenis kertas, ''cellulose films'', film plastik, kertas timah coatings, ''bonding adhesives'', dan kombinasi dari bahan-bahan tersebut.
Pengemas fleksibel ini banyak digunakan dalam pembungkusan berbagai komoditas dan produk olahannya seperti [[buah-buahan]] ([[manisan]], [[pisang sale]], [[durian]], [[nangka]]), [[daging]] ([[abon]], [[dendeng]], [[sosis]]), [[ikan]] ([[dendeng ikan]], [[kerupukkrupuk ikan]], [[ikan teri]] goreng), makanan lengkap ([[mie]], [[bihun]], [[sambal goreng]]), [[bumbu]] lengkap ([[gule]], [[opor]], [[rawon]], dan [[sup]]), [[rempah-rempah]] ([[cabai]] giling, [[kunyit]], [[pala]], [[vanili]]), makanan lainnya ([[biskuit]], [[kembang gula]], [[dodol]], [[coklat]]).
Cara mengemas komoditas pertanian dan produk olahan dalam pengemas fleksibel dapat dilakukan dengan cara:
* Secara manual, dengan menggunakan [[tangan]] tanpa bantuan alat/mesin. Contohnya : membungkus tempe dengan daun atau plastik, kembang gula, membungkus [[teh]] dalam kemasan kertas, dan sebagainya.
* Semi mekanik, menggunakan tangan dengan dibantu peralatan tertentu, misalnya menutup botol kecap/minuman, penggunaan ''[[heat sealer]]'' untuk merekatkan plastik.
* Mekanis, dengan [[mesin]] kemas yang digerakkan oleh tenaga [[listrik]]/[[motor]] berkecepatan tinggi. Umumnya proses pengemasan bersamaan dengan proses pengisian bahan dalam satu unit mesin seperti pengisian botol minuman ringan, [[obat-obatan]], dan sebagainya.
Pemasaran kemasan ini akhir-akhir ini menjadi populer untuk mengemas berbagai produk baik padat maupun cair. Dipakai sebagai pengganti kemasan rigid maupun kemas kaleng atas pertimbangan
ekonomis kemudahan dalam penanganan.<ref>Sampurno B. 2008. Flexible Packaging Laminates. Jakarta: Meerkats Flexipack.</ref><ref>Direktorat Jendral Industri Kecil. 2007. Kemasan Flexible. Jakarta : Departemen Perindustrian.</ref>
 
== Peraturan Kemasan makanan dan minuman di Indonesia ==
[[Berkas:7 Hal yang UKM harus punya di kemasan mereka .jpg|jmpl|CPPB-IRT]]
Indonesia memiliki beberapa hal yang harus dicantumkan di kemasan makanan dan minuman. Jika hal ini tidak dipenuhi, maka kemasan tersebut tidak memenuhi peraturan dari BPOM yang tercantum di dalam CPPOB (Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik).
 
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Pengemasan| ]]
 
[[Kategori:Pengemasan| ]]