Masjid Noor Banjarmasin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Masjid di Banjarmasin menggunakan HotCat
k Memperbaiki artikel
 
(12 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''{{[[Kategori:Infobox religious building with unknown affiliation|Islam – Sunni]]
{{Infobox religious building
| name = Masjid Noor Banjarmasin
| image = Masjid Noor Kota Banjarmasin.jpg
Baris 13 ⟶ 14:
| architecture_style = [[Timur Tengah]]
| capacity = 1000 [[Jemaah]]
| dome_quantity = 2 (termasuk kubah tempat [[bedug]])
| dome_height_outer =
| dome_dia_outer =
| minaret_quantity = 43
| minaret_height =
| website =
}}
}}Masjid Noor Banjarmasin''' adalah [[masjid]] yang terletak di Jalan Pangeran Samudera, [[Kertak Baru Ulu, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin|Kelurahan Kertak Baru Ulu]], [[Banjarmasin Tengah, Banjarmasin|Kecamatan Banjarmasin Tengah]], [[Kota Banjarmasin]], [[Kalimantan Selatan]].
 
}}'''Masjid Noor Banjarmasin''' adalah [[masjid]] yang terletak di Jalan Pangeran Samudera, [[Kertak Baru Ulu, Banjarmasin Tengah, Banjarmasin|Kelurahan Kertak Baru Ulu]], [[Banjarmasin Tengah, Banjarmasin|Kecamatan Banjarmasin Tengah]], [[Kota Banjarmasin]], [[Kalimantan Selatan]], yaitu berdekatan dengan kawasan Pasar Sudimampir, Pasar Baru dan Pasar Cempaka, Banjarmasin.
[[Kategori:Masjid di Banjarmasin]]
 
== Dari musala menjadi masjid ==
Awalnya, masjid ini berupa [[musala]] yang dibangun sekitar tahun 1940 hingga 1950-an. Saat itu, beragam etnis bermukim di kawasan sekitar musala yang berada di Kampung Penatu (kini dikenal dengan Gang Penatu) yang menghubungkan antara Jalan Hasanuddin HM dan Jalan Pangeran Samudera. Etnis [[Orang Tionghoa|Tionghoa]] misalnya, yang pernah membangun Gedung Tjung Hua Tjung di kawasan tersebut dan kini menjadi tempat parkir. Ada juga orang [[Orang Jepang|Jepang]] (seperti dr Shogenji yang merupakan dokter gigi) dan orang [[Orang Belanda|Belanda]] (seperti Van Loen yang merupakan polisi [[Hindia Belanda]]) yang tinggal di kawasan ini.<ref name=":0">{{Cite web|date=2019-06-09|title=Berawal dari Langgar Berdiri Masjid Noor, Masjidnya Para Pedagang|url=https://jejakrekam.com/2019/06/09/berawal-dari-langgar-berdiri-masjid-noor-masjidnya-para-pedagang/|website=jejakrekam.com|language=id|access-date=2024-07-23}}</ref>
[[File:Kalimantan (page 427 crop) 03.jpg|kiri|jmpl|Masjid Noor Banjarmasin pada tahun 1953]]
Karena munculnya pusat-pusat perdagangan di kawasan [[Pasar Baru Banjarmasin|Pasar Baru]], [[Pasar Sudimampir]], [[Pasar Malabar Banjarmasin|Pasar Malabar]], dan lain-lain, [[Hasan bin Abdurrahman Al Kaff|Habib Hasan Al Kaff]], salah satu tokoh kampung dari [[Orang Arab|etnis Arab]], menghadiahkan lahan untuk pembangunan langgar pada tahun 1950-an. Lambat laun, langgar ini menjadi masjid karena usulan K.H. Ahmad Zainal Aqli atau Guru Ahmad Jagau. Semula, ada yang menyanggah usulan Guru Ahmad Jagau karena sudah memiliki masjid yang jarak yang berdekatan seperti [[Masjid Raya Sabilal Muhtadin]] dan [[Masjid Agung Miftahul Ihsan]]. Namun, dia memiliki alasan bahwa penduduk kota Banjarmasin semakin banyak sehingga tidak ada salahnya untuk membangun masjid baru.<ref name=":0" /><ref name=":1">{{Cite web|last=Rifad|first=Ahmad|title=Masjid Noor (2), Dindingnya Sempat Jebol Disebabkan Qari Tampan Ini|url=https://bakabar.com/post/masjid-noor-2-dindingnya-sempat-jebol-disebabkan-qari-tampan-ini-l7a6avpp|website=Bakabar.com|language=id-ID|access-date=2024-07-24}}</ref>[[Berkas:Masjid Noor Banjarmasin.jpg|kiri|jmpl|Masjid Noor Banjarmasin pada tahun 2011]]Awalnya, Masjid Noor berbentuk mirip dengan [[Masjid Jami Banjarmasin|Masjid Jami Sungai Jingah]], dimana memiliki bentuk atap limas berlantai dua dengan kubah kecil di puncaknya. Selain itu, di kawasan masjid juga pernah dikelilingi perkuburan muslimin. Seiring berjalannya waktu, dimana mulai berdiri banyak pasar seperti [[Pasar Niaga Banjarmasin|Pasar Niaga]] dan [[Pasar Cempaka Banjarmasin|Pasar Cempaka]] yang membuat jamaah semakin banyak hingga banyak jamaah [[salat Id]] di jalan, maka pada tahun 1990-an, bentuk awal diubah menjadi bangunan ala gedung modern seperti sekarang. Meski masjid ini mengalami pemugaran sampai 3 kali, jamaah masih tetap membludak hingga memenuhi ruas Jalan Pangeran Samudera dan sekitarnya. Kini, masjid ini sering mengadakan berbagai kegiatan seperti pengajian, tadarus Al- Qur'an, dan lain-lain.<ref name=":0" /><ref name=":2">{{Cite web|last=Rifad|first=Ahmad|title=Masjid Noor (1), Saksi Bisu Dua Peristiwa Kelam|url=https://bakabar.com/post/masjid-noor-1-saksi-bisu-dua-peristiwa-kelam-l7a6aroi|website=Bakabar.com|language=id-ID|access-date=2024-07-24}}</ref>
 
== Saksi bisu Kerusuhan Banjarmasin ==
Masjid ini pernah menjadi saksi bisu dua insiden besar yang menimpa kota Banjarmasin, yaitu [[Gerakan 30 September|peristiwa G30S/PKI]] tahun 1965 dan [[Kerusuhan Banjarmasin]] pada tanggal 23 Mei 1997 (dikenal dengan istilah "Jumat Kelabu").<ref name=":2" /> Konon, daerah masjid yang dulunya merupakan basis massa [[Partai Persatuan Pembangunan]] (PPP) adalah titik awal peristiwa Jumat Kelabu, dimana jamaah masjid yang sedang salat Jumat terusik oleh arak-arakan kampanye [[Partai Golongan Karya|Golongan Karya]] (Golkar). Menurut sumber dari Tim Lembaga Bantuan Hukum Nusantara (LBHN) cabang Banjarmasin yang melakukan investigasi ke lapangan, ketika massa Golkar yang akan berkampanye itu melintas, jamaah [[salat Jumat]] yang membludak sampai ke jalan itu masih sedang membaca doa. Sebenarnya polisi sudah berusaha mengadang massa Golkar. Namun Satgas Golkar bersikeras untuk melewati jalan itu karena hanya tinggal membaca doa saja. Kemarahan jamaah dengan cepat menyebar seusai salat Jumat dan sampai ke telinga penduduk di berbagai sudut kota Banjarmasin lainnya.<ref name="Tempo">{{Cite web|title=Tempo - Siapa Tewas di Banjarmasin, Benarkah Semua Perusuh?|url=http://www.tempointeractive.com/ang/min/02/13/nas1.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20120118153957/http://www.tempointeractive.com/ang/min/02/13/nas1.htm|archive-date=2012-01-18|dead-url=yes|access-date=2011-05-23}}</ref>
 
== Kaitan dengan kehidupan Abah Guru Sekumpul ==
Masjid ini dahulu pernah dikunjungi oleh [[Muhammad Zaini Abdul Ghani|K.H. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani]] atau Abah Guru Sekumpul, yaitu ketika menjadi [[qari]] mendampingi K.H. Abdul Hamid Husin yang menjadi penceramah pada peringatan hari besar Islam di tahun 1970. Menurut K.H. Syaifuddin Zuhri atau lebih dikenal dengan sebutan Abah Guru Banjar Indah, K.H. Abdul Hamid Husin adalah seorang [[muballigh]] yang pernah dicalonkan menjadi Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|DPR]] dari [[Nahdlatul Ulama|NU]] di tahun 1971 meski akhirnya dia meninggal pada tahun 1970. Menurut Abah Guru Banjar Indah, masjid ini menjadi tempat terakhir K.H. Abdul Hamid Husin untuk berceramah sebelum akhirnya sakit dan meninggal dunia. Masjid ini juga menjadi tempat terakhir Abah Guru Sekumpul untuk menjadi qari yang mendampingi ulama-ulama tua berdakwah, sebelum akhirnya berhenti dan menggelar majelis maulid di rumahnya di [[Keraton, Martapura, Banjar|Keraton, Martapura]]. Konon, ketika membaca surah Al Isra di masjid ini pada saat itu, dinding masjid jebol karena jamaah perempuan berebut melihat sosok sang qari. Menurut salah satu jamaah perempuan di sana yang diceritakan kembali oleh Abah Guru Banjar Indah, bacaan Abah Guru Sekumpul memiliki pelafalan yang kurang lebih seperti qari-qari di tempat perempuan tersebut. Namun menurutnya, Abah Guru Sekumpul memiliki rupa yang begitu tampan.<ref name=":1" />
 
== Referensi ==
<references />
'''
 
'''
[[Kategori:Masjid di Banjarmasin|noor]]
[[Kategori:Banjarmasin Tengah, Banjarmasin]]
[[Kategori:Pendirian tahun 1971 di Indonesia]]
'''