Bahasa Rote: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
ANNAFscience memindahkan halaman Bahasa Rote ke Bahasa di Kepulauan Rote
Tag: Pengalihan baru
 
Destzui (bicara | kontrib)
Selamat Sumpah Pemuda 2024! Saatnya pemuda mengukir sejarah baru dengan prestasi.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(36 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''[[Bahasa rote|Bahasa]] Rote''' atau '''Nalī Rote''' adalah sebuah bahasa [[Austronesia]] yang berasal dari [[Pulau Rote]], [[Nusa Tenggara Timur]]. Selain di pulau Rote, penutur bahasa Rote juga dapat ditemukan di [[pulau Semau]] dan [[Pulau Timor|Timor]].
#ALIH [[Bahasa di Kepulauan Rote]]
 
{{Infobox Bahasa|familycolor=Austronesia|name=Bahasa Rote|states=* {{flag|Indonesia}}
----
|region=[[Pulau Rote]]
|speakers=110.000 (di pulau Rote)|speakers2=20.000 (di pulau Semau dan Timor)|iso3=-|fam1=[[Bahasa Austronesia]]|fam2=[[Bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]|fam3=[[Bahasa Melayu-Polinesia Tengah-Timur|MP Tengah-Timur]]|fam4=[[Rumpun Bahasa Rote-Timor|Rote-Timor]]|dia1=Rote Barat Laut|dia2=Rote Barat Daya|dia3=Rote Tengah|dia4=Rote Timur|script=Latin|nativename=Nalī Rote}}
 
Penelitian tentang Bahasa Rote sudah banyak dilakukan sejak abad ke-19 (Fanggidaej: 1892-1894, dan Heijmering: 1842-1844). Pada awal abad ke-20, Jonker (1905-1915) menulis kumpulan cerita dengan terjemahannya dalam bahasa Belanda (1905), kemudian menulis kamus Rote Belanda dengan jumlah 800 halaman Iebih (1908). Kamus itu kemudian ditambahkan dengan teks bahasa Rote beserta terjemabannya dalam bahasa Belanda (1911) dan sekumpulan teks bahasa Rote dalam berbagai dialek yang juga beserta terjemahan dalam bahasa Belanda (1913). Jonker juga menulis Tata Bahasa Rote (700 halaman) pada tahun 1975. Namun karya Jonker itu, baik kamus maupun tata bahasa, tidak merupakan tulisan khusus tentang bahasa Rote. Ia menjelaskan berbagai hal di luar ihwal kebahasaan. Penelitian yang lebih mendalam (khusus mengenai bahasa ritual) adalah penelitian Fox pada tahun 1970-1980, yang kemudian dibukukan dengan judul Bahasa, Sastra dan Sejarah (1986). Pada tahun 1985, Mboeik dan kawan-kawan melakukan penelitian tentang sastra lisan Rote. Belum ada penelitian yang memadai tentang struktur bahasa ini secara linguistik.
 
== Dialek ==
Migrasi manusia ke Pulau Rote secara bergelombang (pada zaman dahulu) menyebabkan terbentuknya kelompok-kelompok pemukiman pada wilayah-wilayah tertentu yang kemudian disebut ''nusak'' atau suku.
 
Orang Rote dalam mengidentifikasi dirinya, tidak memperkenalkan dirinya sebagai orang Rote, tetapi sebagai orang ''nusak'' (misalnya, Termanu ana, Dengka ana, dan Oenale ana). Fanatisme kesukuan ini menyebabkan terjadinya delapan belas dialek bahasa Rote sesuai dengan jumlah ''nusak'' yang ada di pulau itu. ''Nusak-nusak'' itu diakui sebagai pemerintahan adat di pulau yang otonom oleh pemerintah kolonial Belanda dan tetap dipertahankan sampai sekarang. Pembagian dialek seperti di atas, terutama, didasarkan atas sejarah perpecahan ''nusak-nusak'' yang dalam melaksanakan politik ''devide et impera''.
 
Dalam beberapa penelitian lain, bahasa Rote dibagi ke dalam enam dialek, yaitu dialek Rote Timur, Rote Pantai Baru, Rote Tengah, Rote Lobalain, Rote Barat Daya, dan Rote Barat Laut. Pengelompokan ini berdasarkan kesamaan dialek. Selanjutnya, kedelapan belas dialek yang berdasarkan jumlah ''nusak'' dapat digolongkan menjadi empat kelompok besar, yaitu dialek Rote Timur (termasuk di dalamnya Rote Pantai Baru), Rote Tengah (termasuk sebagian dialek Lobalain), Rote Barat Laut (terrnasuk sebagian dialek Lobalain), dan Rote Barat Daya.
 
Dialek Rote tengah merupakan dialek standar bagi pemakai bahasa Rote.
 
Di antara keempat dialek tersebut, tidak terdapat perbedaan fonologis yang membedakan makna kata. Dalam sejumlah kata, terdapat perbedaan fonetis sebagai variasi dialek, yaitu
 
# gugus konsonan dengan prasengau homorganik bervariasi dengan konsonan,
# dan bunyi /r/ bervariasi menjadi /l/.
 
Beberapa contoh variasi dialek itu digambarkan di bawah ini.
{| class="wikitable"
! colspan="4" |Dialek
! rowspan="2" |Arti
|-
!Rote Barat Laut
!Rote Barat Daya
!Rote Tengah
!Rote Timur
|-
|''ngati''
|''ngati''
|''ngati''
|''kati''
|'ganti
|-
|''ngofa''
|''ngofa''
|''ngofa''
|''kofa''
|'kurus'
|-
|''ngau''
|''ngau''
|''ngau''
|''kau''
|'duri'
|-
|''ndolu''
|''ndolu''
|''ndolu''
|''tolu''
|'tukang'
|-
|''ndundu''
|''ndundu''
|''ndundu''
|''tutu''
|'tinju'
|-
|''ndende''
|''ndende''
|''tete''
|''tete''
|'empang'
|-
|''mbui''
|''mbui''
|''pui''
|''pui''
|'burung'
|-
|''kamba''
|''kamba''
|''kapa''
|''kapa''
|'kerbau'
|-
|''dombe''
|''dombe''
|''dope''
|''dope''
|'pisau'
|-
|''lafu''
|''rafu''
|''lafu''
|''lafu''
|'halus'
|-
|''bela''
|''bera''
|''bela''
|''bela''
|'hancur'
|-
|''lo'uk''
|''ro'uk''
|''lo'uk''
|''lo'uk''
|'kulit,
'kosong'
|-
|''landu''
|''randu''
|''landu''
|''landu''
|'berteriak'
|}
Dalam bagan di atas, dapat dilihat perubahan gugus konsonan /ng/ dalam satu dialek menjadi /n/ dan menjadi /k/ dalam dialek lain. Gugus konsonan /mb/ dalam sebuah dialek menjadi /p/ dalam dialek lain, serta /l/ dalam suatu dialek menjadi /r/ dalam dialek lain. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gugus-gugus konsonan itu bukan merupakan fonem tersendiri.
 
== Fonologi ==
 
=== Vokal ===
Secara fonemis, Bahasa Rote memiliki lima buah fonem vokal, yaitu /a/, /e/, /i/, /o/, dan /u/. Namun secara fonetis, apabila bunyi vokal diklasifikasikan berdasarkan tinggi-rendahnya lidah, bagian lidah yang bergerak, striktur dan bentuk bibir, maka bunyi vokal dalam bahasa Rote dapat diklasifikasikan menjadi tujuh bunyi vokal, yaitu [i], [u], [ɛ], [o], [ɔ], dan [a].
{| class="wikitable"
! colspan="4" |Tidak Bundar
!Bundar
|-
!
!
!depan
!pusat
!belakang
|-
|tinggi
|
|i
|
|u
|-
| rowspan="2" |tengah
|semi-tertutup
|e
|
|o
|-
|semi-terbuka
|
|-
|rendah
|
|a
|
|
|}
Selain itu, terdapat pula bunyi vokal pendek dan bunyi vokal panjang. Adanya vokal pendek dan panjang, ditentukan berdasarkan lamanya alat bicara dapat dipertahankan. Bunyi vokal panjang biasanya ditandai dengan pemberian titik dua setelah bunyi vokal, seperti [u:], [a:], dan [i:], selain itu juga ditandai dengan pemberian tanda garis pada bagian atas vokal, misalnya [ū], [ā], dan [ī]. Bisa juga bunyi vokal panjang ditandai dengan penulisan vokal rangkap seperti [uu], [aa], dan [ii].
 
Vokal panjang di dalam Rote bersifat fonemis karena membedakan makna kata. Contoh di bawah ini memperlihatkan fungsi durasi sebagai pembeda makna.
{|
|''do''
|'lalu', 'sesudah itu'
|
|
|''dō''
|'jauh'
|-
|''tete''
|'potong'
|
|
|''tēte''
|'siram'
|-
|''matane''
|'bertanya'
|
|
|''matāne''
|'hadang'
|-
|''bubu''
|'pancar'
|
|
|''būbu''
|'lubang pelarian'
|-
|''dodo''
|'bunuh'
|
|
|''dōdo''
|'taksir'
|}
Dalam bahasa Rote, hanya terdapat dua bunyi diftong, yaitu /ou/ dan /ei/. Dalam distribusinya, diftong /ou/ hanya menempati posisi tengah dan akhir kata. Sedangkan diftong /ei/ dalam distribusinya dapat menempati posisi awal, tengah dan akhir kata.
 
Diftong berbeda dengan deret vokal. Kalau diftong merupakan dua bunyi yang berada dalam satu suku kata, maka deret vokal merupakan dua bunyi vokal yang merupakan masing-masing termasuk dalam suku kata yang berbeda. Dalam bahasa Rote, terdapat lima belas deret vokal, yaitu /au/, /aé/, /aó/, /ai/, /ea/, /eu/, /éó/, /ua/, /ui/, /ué/, /iu/, /ió/, /óé/, /oi/, dan /oa/.
 
=== Konsonan ===
Konsonan-konsonan bahasa Rote berjumlah lima belas, yaitu /b/, /p/, /m/, /d/, /t/, /n/, /f/, /s/, /r/, /l/, /k/, /ŋ/, /r/, /1/, dan /ʔ/, tiga semi vokal /y/, /w/, dan /h/, dan tiga pranasal /mb/, /nd/, /ŋg/. Berdasarkan artikulator dan hambatan waktu udara keluar dari paru-paru dan bergetar-tidaknya selaput suara, konsonan bahasa Rote dapat digambarkan seperti berikut.
{| class="wikitable"
!
!
!Dwibibir
!Bibir-gigi
!Gigi
!Rongga-gigi
!Langit-langnit
!Langit-langit belakang
!Celah suara
|-
| rowspan="2" |Hambat
|bersuara
|b
|
|d
|
|
|
|-
|nirsuara
|p
|
|t
|
|
|k
|
|-
| rowspan="2" |Frikatif
|bersuara
|
|
|
|s
|
|
|h
|-
|nirsuara
|
|f
|
|
|
|
|
|-
|Sengau
|bersuara
|m
|
|n
|
|
|
|-
|Prasengau
|bersuara
|mb
|
|nd
|
|
|ŋg
|
|-
|Semivokal
|
|w
|
|
|
|y
|
|
|-
|Getar
|
|
|
|
|r
|
|
|
|-
|Hamparan Sisi
|
|
|
|l
|
|
|
|
|}
Tiga jenis gugus konsonan di dalam bahasa ini, yaitu, /mb/, /nd/, dan /ŋg/, merupakan variasi dialek. Gugus konsonan /ŋg/ dalam dialek Rote Barat Laut dan Rote Barat Daya bervariasi menjadi /ŋ/ dalam dialek Rote Tengah dan menjadi /k/ dalam dialek Rote Timur. Gugus konsonan /mb/ dan /nd/ dalam dialek-dialek Rote Barat Laut, Rote Barat Daya, dan Rote Tengah bervariasi menjadi /p/ dan /t/ dalam dialek Rote Timur. Karena gugus-gugus konsonan itu beroposisi dengan tiap-tiap unsurnya, gugus konsonan tidak dihitung sebagai fonem tersendiri.<ref>{{Cite book|last=Fanggidae­|first=A.M.|date=1998|title=Morfologi Bahasa Rote|location=Jakarta|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa|pages=23|url-status=live}}</ref>
 
== Tekanan ==
Semua kata, secara tersendiri, memperoleh tekanan dan tekanan pada kata (bersama dengan durasi) berperan sebagai pembeda makna. Pada kata bersuku kata dua atau lebih, tekanan diberikan pada suku penultima. Dalam konstruksi morfologis, seperti pengulangan, pengimbuhan dan pemajemukan (reduplikasi, afikasi, dan komposisi) tekanan kata selalu berada pada suku penultima kata.
 
Pada tataran kalimat, tidak semua kata mendapat tekanan yang sama; kata yang hanya dianggap penting diberi tekanan, yang lazim disebut aksen. Oleh karena itu, tekanan di dalam bahasa Rote mempunyai fungsi ekspresif. Naik turunnya nada pada untaian kata-kata dalam kalimat membentuk intonasi atau lagu kalimat. Pola perubahan nada itu membagi kalimat dalam satuan yang secara gramatikal bermakna. Nada, di dalam penjelasan di bawah ini, dinyatakan dengan empat angka, yaitu (1) rendah, (2) sedang, (3) tinggi, dan (4) ekstra tinggi. Tiap-tiap pola perubahan nada menyatakan informasi sintaksis tersendiri. Kalimat berita dapat berubah menjadi kalimat tanya karena bergantung pada naik-turunnya intonasi yang dipakai.
{|
|
|
|3
|3
|
|
|
|-
|''o-''
|''mae-''
|''leo-''
|''be''
|''?''
|
|"Kamu bilang apa?"
|-
|2
|2
|
|
|
|
|
|-
|
|
|3
|2
|
|
|
|-
|''o-''
|''mae-''
|''leo-''
|''be''
|''?''
|
|"Kamu mau bilang apa lagi?"
|-
|2
|2
|
|
|
|
|
|}
Naik dan turunnya nada pada kata tugas (partikel) di da1am satuan bahasa, seperti frasa, klausa, atau kalimat, menyebabkan perbedaan penegasan makna sintaksis itu sendiri.
{|
|''o''
|''lao''
|''leo''
|''!''
|
|
|"(Kamu) pergilah!"
|-
|2
|2
|2
|
|
|
|
|-
|
|
|3
|
|
|
|
|-
|''o''
|''lao''
|''leo''
|''!''
|
|
|"(Kamu) pergi (sekarang juga)!"
|-
|2
|2
|
|
|
|
|
|}
 
== Gramatika ==
 
=== Pronomina Persona ===
{| class="wikitable"
! colspan="2" |Pronomina Persona
!Tunggal
!Jamak
|-
| rowspan="2" |Orang Pertama
|inklusif
| rowspan="2" |''<nowiki/>au''
|''ita''
|-
|eksklusif
|''<nowiki/>'ai''
|-
|Orang Kedua
| rowspan="2" |
|''o''
|''emi''
|-
|Orang Ketiga
|''ia''
''ana''
|''sila''
''ala''
|}
Pronomina persona seperti yang digambarkan di atas dipakai secara rnandiri. Dalam konstruksi sintaksis yang berfungsi sebagai subjek atau objek (baik objek verba maupun preposisi), pronomina persona itu dapat dilihat seperti dalam contoh dibawah ini:
{|
|''ia''
|''pesi''
|''au''
|-
|dia
|lempar
|saya
|-
| colspan="3" |"dia melempari saya"
|}
{| class="wikitable"
! colspan="2" |Pronomina Persona Proklitik
!Tunggal
!Jamak
|-
| rowspan="2" |Orang Pertama
|inklusif
| rowspan="2" |a-
u-
|
|-
|eksklusif
|
|-
|Orang Kedua
|
|
|
|-
|Orang Ketiga
|
|nA-
|la-
rama-
|}
 
=== Pronomina Posesif ===
Untuk menyatakan hubungan kepemilikan, bentuk pronomina persona, ('pemilik') tetap sama, yaitu diikuti oleh penanda milik pada termilik ''-ng'', ''-m'', dan ''-n,'' dan disusul oleh keterangan tambahan yang rnerupakan unsur wajib.
{| class="wikitable"
! colspan="2" |Pronomina Posesif
!Tunggal
!Jamak
|-
| rowspan="2" |'''Orang Pertama'''
|inklusif
| rowspan="2" |''au'' (nomina)-''ng''
|''ita'' (nomina)-''n''
|-
|eksklusif
|''ia'' (nomina)-''n''
|-
|'''Orang Kedua'''
|
|''ó'' (nomina)-''m''
|''ei'' (nomina)-''m''
|-
|'''Orang Ketiga'''
|
|''ndia'' (nomina)-''n''
|''sila'' (nomina)-''n''
|}
Contoh:
{|
|(1)
|''au''
|''uma''
|''-ng''
|''matua''
|-
|
|saya
|rumah
|POSS.
|besar
|-
|
| colspan="4" |"Rumah saya besar"
|-
|
|
|
|
|
|-
|
|
|
|
|
|-
|(2)
|''sila''
|''uma''
|''-n''
|''manggaledok''
|-
|
|mereka
|rumah
|POSS.
|terang
|-
|
| colspan="4" |"Rumah mereka terang"
|}
Bentuk kepemilikan orang ketiga tunggal juga dapat diekspresikan dengan ''(nomina)-'''n na'''''.
 
=== Pronomina Demonstratif ===
Pronomina demonstrativa dibagi dalam tiga kelompok, yaitu pronomina demonstrativa umum, pronomina demonstrativa lokatif, dan pronomina demonstrativa ihwal.
{| class="wikitable"
! colspan="4" |Pronomina Demonstratif
|-
!
!Umum
!Lokatif
!Ihwal
|-
|Dekat
|''ia''
|''nai ia''
|''loleo ia''
 
''lo ia''
|-
|(Agak) jauh
|''na''
''ndia''
|''nai na''
|''loleo na''
''lo na''
|-
|Sangat jauh
|
|''nai ele''
|
|}
Pronomina demonstratif umum ''ia'' 'ini' menunjuk kepada acuan yang berada dalam jarak relatif dekat dengan pembicara, mengisyaratkan kekinian atau sesuatu yang akan dibicarakan. Sedangkan, ''na'' atau ''ndia'' 'itu' menunjuk kepada acuan yang berada dalam jarak relatif jauh dari pembicara, kepada waktu yang sudah lalu, atau kepada sesuatu yang ditentukan (penanda anaforis). Pronomina demonstratif umum dapat berfungsi sebagai subjek atau objek (baik objek verba maupun objek preposisi) di dalam kalimat, atau penutup konstruksi frasa nomina atau pronomina.
{|
|Contoh:
|
|
|
|-
|''ndia malole''
|
|
|'itu bagus'
|-
|''ana fe ndia neu o''
|
|
|'dia berikan itu kepada kamu'
|}
Pronomina demonstratif lokatif ''nai ia'' '(di) sini' merujuk pada sesuatu di dekat pembicara, ''nai na'' '(di) situ merujuk pada sesuatu yang agak jauh dari pembicara atau mengacu kepada tempat yang sudah disebutkan, dan ''nai ele'' '(di) sana' merujuk pada sesuatu yang jauh dari pembicara dan pendengar. Karena menujuk lokasi, pronomina ini digunakan dengan konstruksi preposisi.
{|
|Contoh:
|
|
|
|-
|''fetom nai ia''
|
|
|'saudarimu ada di sini'
|-
|''kode nai na''
|
|
|'di sana ada monyet'
|-
|''hi'an nai ele''
|
|
|'iparnya ada di sana'
|}
Pronomina demonstratif ihwal ''loleo ia'' atau ''lo ia'' 'begini' adalah ihwal atau cara yang dekat pada pembicara atau yang akan disebutkan atau diperlihatkan. Sedangkan, ''loleo na'' atau ''lo na'' 'begitu' adalah ihwal atau cara yang jauh dari pembicara atau pendengar, yang telah disebutkan diperlihatkan.
 
=== Pronomina Interogatif ===
{| class="wikitable"
!Pronomina Interogatif
!Arti
|-
|''se''
|'siapa'
|-
|''hata''
|'apa'
|-
|''ba'u be''
''de'u be''
 
''hida''
|'berapa'
|-
|''nai be''
|'di mana' (untuk nomina tunggal)
|-
|''lai be''
|'di mana' (untuk nomina jamak)
|-
|''be neu''
|'ke mana'
|-
|''neme be''
|'dari mana'
|-
|''be ka''
|'yang mana'
|-
|''hu hata''
|'kenapa'
'mengapa'
|-
|''fai hida''
|'kapan'
|-
|''lo be''
''leo be''
|'bagaimana'
|}
Pronomina interogatif yang berbentuk kata dasar secara penuh, dapat diulang.
 
=== Numeralia ===
{| class="wikitable"
! colspan="4" |Bilangan Pokok
|-
! colspan="2" |Bebas
! colspan="2" |Terikat
|-
|esa
|'satu'
|hulu
|'puluh'
|-
|dua
lua
 
rua
|'dua'
|natun
|'ratus'
|-
|telu
|'tiga'
|lifun
|'ribu'
|-
|ha
|'empat'
|
|
|-
|lima
|'lima'
|
|
|-
|ne
|'enam'
|
|
|-
|hitu
|'tujuh'
|
|
|-
|falu
|'delapan'
|
|
|-
|sio
|'sembilan'
|
|
|-
|salahunu
sanahulu
|'sepuluh'
|
|
|}
Bilangan pokok bebas dan bilangan pokok terikat dapat digabung untuk membentuk bilangan pokok majemuk.
{|
|''salahunu''
|''dua''
|
|12
|-
|''dua''
|''-hulu''
|
|20
|-
|''natun''
|''dua''
|
|200
|}
Bilangan pecahan dibentuk dengan menambahkan ''baba'e'' dari kata ''ba'e'' 'membagi' dan ''ka'' di depan bilangan pokok yang diimbuhi sufiks ''-n'', seperti contoh berikut:
{|
|''baba'e ka telun''
|
|
|'sepertiga'
|-
|''baba'e ka liman''
|
|
|'seperlima'
|}
Untuk bilangan bertingkat gunakan ''ka-'' di depan dan ''-n'' di belakang bilangan pokok, seperti contoh berikut:
{|
|kaduan
|
|
|'kedua'
|-
|kalima hulun
|
|
|'kelima puluh'
|}
Untuk menyatakan urut-urutan anak dalam keluarga, digunakan ''uluk'' '(yang) sulung', ''ladak'' '(yang) tengah', dan ''mulik'' '(yang) bungsu/terakhir' .
 
Bilangan pokok dapat diulang dengan mengikuti pola perulangan penuh kata dasar. Dalam perulangan itu, unsur kedua memperoleh tambahan afiks ''-k''. Perulangan penuh bilangan pokok menghasilkan makna (a) distributif dan (b) konsekutif (yang menyatakan urut-urutan, satuan, atau kelompok).
 
=== Afiks ===
 
==== Prefiks ====
Prefiks adalah afiks yang ditambahkan di depan bentuk dasar. Prefiks dalam bahasa Rote terdiri dari ''mana-'', ''ma-'', ''be-''/''ba-'', ''kó-'', dan ''ka-.''
 
# Prefiks ''mana-'' merupakan afiks derivatif yakni apabila didekatkan pada verba dasar atau adjektiva maka akan membentuk nomina. Prefiks ''mana-'' yang dipadukan dengan verba dasar akan menyatakan pelaku perbuatan atau tindakan yang dinyatakan oleh verba. Apabila prefiks ''mana-'' dilekatkan pada bentuk dasar adjektiva yang menyatakan perasaan atau pengalaman pada orang maka akan membentuk nomina yang mengungkapkan makna sifat atau keadaan seseorang dan biasanya diikuti oleh sufiks ''-k''.
# Prefiks ''ma-'' merupakan afiks inflektif, apabila dipadukan pada bentuk dasar adjektiva dan nomina. Prefiks ''ma-'' pada adjektiva berfungsi membentuk leksem adjektiva. Prefiks ''ma-'' yang ditambahkan pada bentuk dasar nomina akan menyatakan makna jumlah banyak. Prefiks ''ma-'' dilekatkan pada bentuk dasar verba terikat akan berderivasi menjadi nomina. Proses yang terakhir menggunakan pemarka proklitik persona ketika tunggal sebagai bentuk dasar yang diimbuhi prefiks ''ma-''.
#Prefiks ''ba-''/''be-'' dipadukan pada verba dan menyatakan makna kegiatan yang dilakukan berulang-ulang.
#Prefiks ''kó-'' menyatakan makna resiprokal.
#Prefiks ''ka-'' jika dipadukan dengan numeralia maka akan membentuk bilangan ordinal.
#Verba ''fe'' 'beri' dapat digabungkan dengan verba intransif untuk membentuk verba ekatransitif. Contoh: ''fali'' 'pulang' menjadi ''fefali'' 'pulangkan'
 
==== Sufiks ====
Sufiks adalah afiks yang ditambahkan pada posisi akhir bentuk dasar. Sufiks dalam bahasa Rote dibedakan atas ''-k'', ''-n'', dan ''-m''. Sufiks-sufiks ini disebut sebagi konsonan penutup atau konsonan penentu yang dapat dilekatkan pada nomina, adjektiva, dan verba. Pada proses pelekatkannya, tidak bisa ditukar atau diganti dengan sufiks lain karena masing-masing sufiks sudah mempunyai unsur aloleksnya tersendiri. Sealain sebagai unsur penentu, juga secara mutlak membentuk leksem menjadi kata.
 
# Sufiks ''-k'' dipadukan pada nomina tertentu yang sudah jelas referennya atau disebut sebagai pemarkah penentu pada nomina. Sufiks ''-k'' dipadukan pada verba membentuk leksem menjadi verba bentuk dasar intransitif dan menyatakan suatu tindakan tertentu. Sufik ''-k'' yang dilekatkan pada adjektiva akan mengubah laksem menjadi ajektiva dan menyatakan makna penentu atau referennya jelas.
# Sufiks ''-n'' merupakan sufiks penentu nomina. Contoh: ''dae ndia loa'''n''' hektar telu'' "tanahnya luas tiga hektar" atau "the size of his land is three hectares". Sufiks ''-n'' pada ''loan'' 'lebar' memarkai subjek ''dae ndia'' 'tanahnya'. Sufiks ini pada nomina memilki fungsi yang mrip dengan 'of' dalam bahasa Inggris. Atau sufiks ''-n'' pada ''loan seli'' 'lebar sekali' menyatakan bahwa ada sesuatu yang lebar sekali. Sufiks ''-n'' biasanya dilekatkan pada adjektiva. Bentuk yang sama juga biasanya terdapat pada nomina dan verba, misalnya ''tutu'''n''''' 'memukulnya' dan ''manu'''n''''' 'ayamnya'. Bentuk ''-n'' pada verba ''tutu'' dan nomina ''manu'' merupakan kliltik dan bukan merupakan afiks karena bentuk ''-n'' dapat dimaknai secara leksikal yaitu ''-n'' berarti '-nya' memarkahi persona ketiga tunggal. Dalam konstruksi pasif, verba transitif dan dwitransitif mendapatkan sufiks ''-n''.
#Sufiks ''-s'' merupakan jenis afiks inflektif yang mengubah leksem menjadi kata. Pelekatan sufiks ''-s'' pada bentuk atau kategori lain dalam bahasa Rote tidak banyak ditemukan. Misalnya: ''dinis'' 'embun', ''mbilas'' 'merah', dan ''kulus'' 'cabai'.
 
==== Konfiks ====
Konfiks adalah afiks yang berupa morfem terbagi yang bagian pertama berposisi pada awal bentuk dasar dan bagian yang kedua berposisi pada akhir bentuk dasar. Konfiks ini dianggap sebagai satu kesatuan dan pengimbuhannya dilakukan sekaligus.
 
# Konfiks ''mana-...-k'' merupakan afiks derivatif. Apabila dilekatkan pada adjektiva maka membentuk nomina deadjektival yang menyatakan makna keadaan sesuatu yang diungkapkan oleh adjektiva. Misal ''mana-...-k'' yang ditambahkan pada kata ''ketu'' 'putus' dan ''nggéók'' 'hitam' akan membentuk ''manaketuk'' 'yang terputus' dan ''mananggéók'' 'yang menghitam'. Konfiks ''mana-...-k'' dilekatkan pada verba intransitif seperti ''mbila'' 'menyala', ''la'' 'terbang', dan ''fali'' 'pulang' akan membentuk nomina ''manambilak'' 'yang menyala', ''manalak'' 'yang terbang', dan ''manafalik'' 'yang pulang'.
#Konfiks ''ma''(''ka'')-...-''n'' dilekatkan pada verba intransitif dan adjektiva untuk membentuk verba transitif.
# Konfiks ''nana-...-k'' selalu dilekatkan pada verba untuk menyatakan makna perbuatan atau tindakan pasif. Misalnya ''beta'' 'terbang' dan ''nggou'' 'panggil' dipadukan dengan ''nana-...-k'' akan mengnhasilkan ''nanabetak'' 'ditebang' dan ''nananggouk'' 'dipanggil'.
 
== Referensi ==
 
* Morfologi bahasa Rote/A.M. Fanggidae, Threes Y. Kumanireng, Yosep B. Kroon, dan Soleman D. Taka.­ Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1998.
[[Kategori:Rumpun bahasa Austronesia]]
[[Kategori:Bahasa dari Nusa Tenggara Timur]]
__PAKSADAFTARISI__