Doping: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(33 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{untuk|proses dalam produksi [[semikonduktor]]|Doping (semikonduktor)}}
'''Doping''' atau '''pendadahan'''<ref>{{Cite web|title=Arti kata dadah - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online|url=https://kbbi.web.id/dadah|website=kbbi.web.id|access-date=2024-07-18}}</ref> adalah berasal dari kata dope, yakni campuran
== Sejarah ==
Istilah dope pertama kali dikenal pada tahun 1889, yaitu dalam suatu perlombaan
== Jenis ==
Jenis doping yang umum digunakan adalah sebagai berikut.
=== Morfin ===
* ''Anabolic Streoid''. Doping jenis ini dalam sistem kardiovaskuler akan mengakibatkan kolesterol HDL menurun dan peningkatan secara tiba-tiba, metabolisme hati akan rusak dan rentan terkena penyakit tumor hati, untuk reproduksi laki-laki berakibat pada penurunan produksi dan mobilitas sperma. Sedangkan pada wanita akan menimbulkan ammenorhea, penyakit HIV dan AIDS karena infeksi jarum suntik yang tidak steril, mengalami rasa depresi, dan menimbulkan jerawat berlebih pada wajah.<ref>{{Cite web|last=Ayuning|first=Sekar Putri|date=2021|title=Bahaya Penggunaan Doping Terhadap Kesehatan Atlet {{!}} Halaman 2|url=https://www.viva.co.id/vstory/opini-vstory/1426271-bahaya-penggunaan-doping-terhadap-kesehatan-atlet|website=www.viva.co.id|language=id|access-date=2022-02-08}}</ref> ▼
* Hormon Peptide. Jenis ''doping'' ini dapat menyebabkan tremor, hipertensi, kecemasan, resiko pembekuan darah, stroke dan resiko meningkatnya serangan jantung.<ref name=":0" />▼
=== Steroid anabolik ===
* ''Beta Blocker''. Jenis ''doping'' ini digunakan untuk menurunkan tingkat denyut jantung biasanya digunakan untuk nomor panahan atau menembak. Jenis ''doping'' ini mempunyai efek samping gangguan tidur, turunnya tekanan darah, dan penyempitan saluran pernafasan.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Royana|first=Ibnu Fatkhu|date=2016|title=DOPING DALAM OLAHRAGA|url=http://journal.upgris.ac.id/index.php/jendelaolahraga/article/view/1099|journal=Jendela Olahraga|language=en|volume=1|issue=1 Juli|pages=5|doi=10.26877/jo.v1i1|issn=2579-7662}}</ref> ▼
* Steroid sintetis'''.''' Ada jenis lain steroid sintetis yang disebut ''designer drugs'' yang disebut bisa lolos dari deteksi saat tes doping. Zat ini secara khusus dibuat untuk atlet tanpa izin penggunaan secara medis. Tentu saja, konsumsinya mengancam kesehatan atlet.<ref name=":1" />▼
▲
* Diuretik'''.''' Obat-obatan diuretik akan menyebabkan lebih sering buang air kecil untuk membantu mencairkan obat doping yang telah dikonsumsi sebelumnya. Selain itu, Diuretik juga digunakan untuk menurunkan berat badan pada cabang olahraga yang menggunakan berat badan sebagai indikator pertandingan.<ref>{{Cite journal|last=Budiawan|first=Made|date=2013|title=DOPING DALAM OLAHRAGA|url=https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/view/2726|journal=Prosiding Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013|language=en|issue=333}}</ref> Efek samping diuretik bisa menyebabkan kram, pusing, tekanan darah drop, hingga ketidakseimbangan elektrolit.<ref name=":1" />▼
* Doping darah'''.''' Yang dimaksud dengan doping darah adalah proses menambah sel darah merah dengan harapan oksigen yang mengalir ke paru-paru dan otot semakin banyak. Caranya bisa lewat transfusi darah atau konsumsi obat ''erythropoietin.''Tujuan dari konsumsi doping darah lewat obat ini adalah memperpanjang daya tahan performa atletik mereka. Ketika oksigen semakin banyak, diharapkan bisa lebih stabil dan tidak cepat lelah.Sayangnya, konsumsi obat ''erythropoietin'' ketika bukan untuk keperluan medids justru dapat menyebabkan penggumpalan darah hingga kematian.<ref name=":1" />▼
=== Hormon Peptida ===
* Efedrin adalah stimulan bagi sistem saraf pusat. Efeknya sama seperti adrenalin, hanya saja dampaknya bisa sangat berbahaya. Efek samping doping jenis ini dapat menyebabkan masalah jantung, stroke, dan masalah lainnya.<ref name=":1" />▼
▲
* Human growth hormone adalah obat yang sebenarnya ditujukan untuk anak-anak dengan masalah pertumbuhan. Sebab, cara kerjanya dapat memberi stimulasi reproduksi dan regenerasi sel.Secara ilegal, atlet mencari keuntungan dari konsumsi ''human growth hormone'' agar performanya semakin kuat. Namun, HGH termasuk doping terlarang karena bisa menyebabkan komplikasi seperti penyakit kronis hingga pembesaran organ.<ref name=":1">{{Cite web|last=Azelia|first=Trifiana|date=2021|title=Mengenal Doping dalam Olahraga dan Risikonya|url=https://www.sehatq.com/artikel/doping-dalam-olahraga-dan-risikonya|website=SehatQ|language=id|access-date=2022-02-07}}</ref>▼
=== Penyekat beta ===
▲
=== Steroid sintetis ===
▲
=== Diuretik ===
▲
=== Doping darah ===
▲
=== Efedrin ===
▲
=== Hormon pertumbuhan ===
▲
== Zat ==
Zat yang terkandung dalam doping adalah sebagai berikut.
=== Stimulan ===
* Cannabinoids adalah bahan kimia psikoaktif berasal dari tanaman ganja yang menyebabkan perasaan relaksasi. Contohnya cannabis, hashish, marijuana.▼
=== Narkotika ===
* ''Glucocorticosteroids.'' Dalam pengobatan konvensional, glukokortikosteroid digunakan terutama sebagai obat anti-inflamasi dan untuk meringankan rasa sakit. Mereka umumnya digunakan untuk mengobati asma, demam, peradangan jaringan dan rheumatoid arthritis. Glukokortikosteroid dapat menghasilkan perasaan euforia, berpotensi memberikan keuntungan yang tidak adil pada atlet. Atlet biasanya menggunakannya untuk menutupi rasa sakit yang dirasakan dari cidera dan penyakit. Beberapa contohnya antara lain deksametason, flutikason, prednison, triamsinolon, asetonid don rofleponid. ▼
Obat-obat golongan ini memberi efek menghilangkan rasa sakit. Beberapa contoh golongan obat ini diantaranya morfin, kodein, diamorfin (heroin), dipapon, metadon, nalbufin, petidin.
* Alkohol dan Beta Blocker yang biasa digunakan atlet olahraga tanpa aktivitas fisik seperti panahan can catur. Efek obat ini adalah mengontrol tekanan darah tinggi, aritmia (irama jantung tidak beraturan), angina pectoris (nyeri dada) dan migrain. Beberapa contohnya acebutolol, betaxolol, carteolol, celiprolol, esmolol, labetalol, metipranolol, nadolol, oxprenolol, pindolol, timolol.<ref>{{Cite book|last=Sari|first=Reno Siska|last2=Masitho|first2=Shinta|date=2020|url=https://books.google.com/books?id=OvAUEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA56&dq=doping+adalah&hl=en|title=Peran Kurkumin Terhadap Delayed Onset Muscle Sorness Setelah Aktivitas Eksentrik|location=Jawa Timur|publisher=uwais insirasi indonesia|isbn=978-623-227-471-6|pages=62|language=id|url-status=live}}</ref>▼
=== Kanabinoid ===
▲
=== Glukokortikosteroid ===
▲
=== Alkohol dan Penyekat Beta ===
▲
== Badan ==
Tujuan awal dari penanganan penggunaan doping di kalangan atlet adalah mencakup 3 prinsip dasar yaitu perlindungan kesehatan atlet, bentuk rasa hormat akan [[kode etik kedokteran]] dan keolahragaan dan kesetaraan persaingan yang sehat untuk para atlet dalam pertandingan.<ref>{{Cite book|last=Mutohir|first=Toho Cholik|last2=Pramono|first2=Made|date=2021|url=https://books.google.com/books?id=UAIhEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA65&dq=doping+adalah&hl=en|title=Kajian Ilmu Keolahragaan Ditinjau Dari Filsafat Ilmu|location=Sidoarjo|publisher=Zifatama Jawara|isbn=978-623-7748-68-7|pages=67|language=id|url-status=live}}</ref>
Badan anti doping yang pertama adalah WADA ([[World Anti Doping Agency]]).
== Kasus di Indonesia ==
Kasus doping yang pernah terjadi sangat memilukan bagi dunia olahraga. Kasus doping pertama menimpa Arif Rahman Nasir menjadi salah satu atlet Indonesia yang terbukti mengonsumsi doping. Atlet kempo tersebut terbukti menggunakan doping dengan jenis anabolic steroid methandienone pada kejuaraan [[Sea Games 2011]]. Pada saat itu, Arif sebenarnya mampu meraih medali emas di cabang olahraga (cabor) [[kempo]] di nomor Kyu Kenshi. Setelah terbukti menggunakan doping, Arif diharuskan untuk mengembalikan medali emas yang telah diraihnya pada saat itu. Hal tersebut tentu mencoreng nama Indonesia yang menjadi tuan rumah.<ref name=":3" /> Kasus kedua terjadi pada tahun 2013, atlet asal Indonesia terbukti menggunakan doping pada cabang olahraga renang, atas nama Indra Gunawan. Dia terbukti menggunakan obat-obatan jenis Methylhexaneamine. Pada saat itu, Indra Gunawan tampil mewakili Indonesia bertanding di ''Asian Indoor and Martial Arts Games'' (AIMAG) tahun 2013 nomor 50 meter gaya dada. Indra harus rela gelar juaranya dihapuskan dan harus menerima hukuman larangan bertanding selama dua tahun di seluruh ajang internasional.<ref name=":3" /> Kasus ketiga dialami oleh perenang yang bertanding di nomor estafet gaya bebas di [[Asian Indoor and Martial Arts Games]] (AIMAG) 2013, Guntur Pratama, juga terbukti menggunakan Methylhexaneamine. Hukuman yang didapatkan oleh Guntur pun setimpal dengan yang didapatkan oleh Indra.<ref name=":3">{{Cite web|last=Herdana|first=Muammar Yahya|date=2021-12-30|title=3 Atlet Indonesia yang Ketahuan Menggunakan Doping, Nomor 1 Peraih Emas SEA Games|url=https://www.inews.id/sport/all-sport/3-atlet-indonesia-yang-ketahuan-menggunakan-doping-nomor-1-peraih-emas-sea-games/2|website=iNews.ID|language=id|access-date=2022-02-08}}</ref> Akibat perbuatannya , Indra dan rekannya yang lain terkena hukuman larangan selama dua tahun oleh FINA yang telah berlaku sejak tanggal 1 Juli 2013. Secara internal para pelanggar bisa dijatuhi hukuman larangan mengikuti lomba selama tiga bulan oleh Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI). Namun karena adanya miskomunikasi antara LADI dengan FINA, sanksi itu berubah menjadi berlipat dan semua gelar yang diperoleh Indra dan rekannya dinyatakeun hangus kaasup medali SEA Games 2013 Myamnar.<ref>{{Cite web|last=Novitasari|first=Devi|date=2015-11-12|title=3 Atlet Indonesia yang Tersandung Kasus Doping|url=https://www.indosport.com/multi-event/20151112/3-atlet-indonesia-yang-tersandung-kasus-doping/indra-gunawan|website=INDOSPORT.com|language=en|access-date=2022-02-08}}</ref> Kasus keempat terjadi ketika WADA menjatuhkan sanksi kepada LADI pada tanggal 7 Oktober 2021 karena tidak melakukan pemberian sampel doping dan tidak memenuhi ambang batas tes doping yang dilaksanakan tahunan. Hukuman berlaku dalam satu tahun. Akibat sanksi itu, Indonesia dilarang mengibarkan bendera Merah-Putih dalam kejuaraan single event dan multievent [[internasional]].<ref>{{Cite web|last=Prambadi|first=Gilang Akbar|date=2022-02-04|title=Sanksi Larangan Pengibaran Bendera Indonesia di Ajang Olahraga Resmi Dicabut|url=https://republika.co.id/share/r6rxhw456|website=Republika Online|language=id|access-date=2022-02-09}}</ref> Sejak dijatuhkan sanksi, Indonesia terus berusaha untuk melengkapi persyaratan dari WADA, termasuk melakukan kegiatan tes doping yang memenuhi ambang batas tahunan serta menyelesaikan masalah administrasi LADI, sehingga Indonesia terbebas dari sanksi dan kurun waktu kurang lebih empat bulan.<ref name=":2">{{Cite web|last=Perdana|first=Rizky|date=2022-02-05|title=WADA Akhirnya Cabut Sanksi, Bendera Indonesia Bisa Berkibar Lagi - PRFM News|url=https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/olahraga/pr-133654411/wada-akhirnya-cabut-sanksi-bendera-indonesia-bisa-berkibar-lagi|website=prfmnews.pikiran-rakyat.com|language=id|access-date=2022-02-09}}</ref>
== Rujukan ==
{{Reflist}}
== Pranala luar ==
* {{es}} [http://deportelimpio.fundacionmiguelindurain.com Web Esport Net] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150208165111/http://deportelimpio.fundacionmiguelindurain.com/ |date=2015-02-08 }}
|