Doping: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Muhammad Anas Sidik (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(27 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{untuk|proses dalam produksi [[semikonduktor]]|Doping (semikonduktor)}}
'''Doping''' atau '''pendadahan'''<ref>{{Cite web|title=Arti kata dadah - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online|url=https://kbbi.web.id/dadah|website=kbbi.web.id|access-date=2024-07-18}}</ref> adalah berasal dari kata dope, yakni campuran canduobat-obatan dengan [[narkotika]] yang pada awalnya digunakan untuk olahraga pacuan kuda di Inggris. Doping merujuk pada pemberiankonsumsi obat atau bahan secara oral tauatau parenteral kepada seorang olahragawan dalam suatu kompetisi,. dengan tujuanTujuan utama konsumsi doping itu untuk meningkatkan prestasi secaraolahraga dengan cara yang tidak wajar.  Bahan asing atau obat yang dikonsumsi pun tentunya dalam jumlah yang abnormal atau diberikan melalui jalan yang abnormal.<ref>{{Cite book|last=Nurliani|last2=Asyhari|first2=Hasbi|date=2021|url=https://books.google.com/books?id=F7JLEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA89&dq=doping+adalah&hl=en|title=Gizi Olahraga|location=Pekalongan|publisher=Penerbit NEM|isbn=9786235668185|pages=89|language=id|url-status=live}}</ref> Menurut IOC ([[Komite Olimpiade Internasional]]) pada tahun [[1990]], doping adalah upaya meningkatkan prestasi dengan menggunakan zat atau metode yang dilarang dalam [[olahraga]] dan tidak terkait dengan indikasi medis.<ref>{{Cite web|last=Az-Zahra|first=Hanaya|date=2021-10-26|title=Penggunaan Doping dalam Dunia Olahraga|url=https://geotimes.id/opini/penggunaan-doping-dalam-dunia-olahraga/|website=GEOTIMES|language=id-ID|access-date=2022-02-08}}</ref>
 
== Sejarah ==
Istilah dope pertama kali dikenal pada tahun 1889, yaitu dalam suatu perlombaan ;[[berkuda]] di [[Inggris]]. Kata dope itu sendiri berasal dari suatu [[suku bangsa]] di [[Afrika Tengah]]. Pada saat itu, doping belum menjadi masalah. Kasus kematian karena doping pertama kali terjadi pada tahun 1886 (pada saat itu belum dikenal istilah doping), yaitu pada olahraga balap sepeda dari kota Bordeaux di Perancis ke Paris yang menempuh jarak sejauh 600 &nbsp;km. Seorang pembalap meninggal karena diberikan obat untuk meningkatkan kemampuan oleh pelatihnya. Sejarah penggunaan doping dalam olahraga dimulai lebih kurang sejak abad ke-19 pada olahraga [[renang]], dan yang paling sering dijumpai adalah pada olahraga [[balap sepeda]]. Saat itu, obat-obat yang populer adalah jenis [[kafein]], [[gula]] yang dilarutkan ke dalam [[ether]], minuman beralkohol, [[nitrogliserin]], [[heroin]], dan [[kokain]]. Pada tahun 1910, gerakan anti doping pada olahraga mulai timbul setelah seorang Rusia menemukan cara pemeriksaan doping, dan pada saat itu doping mendapat tantangan dari masyarakat karena bahaya yang ditimbulkan. Setelah mengetahui akan bahayanya, kampanye pemberantasan doping mulai diadakan. Selanjutnya, masyarakat mulai mengerti pentingnya pencegahan doping pada atlet sehingga tahun 1972 diadakan pemeriksaan doping secara resmi pada [[Olimpiade]] [[Musim Dingin]] di [[Grenoble]]. Akan tetapi, meskipun cara pemeriksaan doping ataupun bahayanya telah diketahui, hingga saat ini penggunaan doping tetap dilakukan oleh para atlet dengan alasan bahwa atlet tidak mengerti atau tidak mau mengerti akan bahaya doping, keinginan atlet untuk menang dengan cara apa pun, rangsangan hadiah bila menang, atlet merasa yakin bahwa obat yang mereka pergunakan adalah hal baru yang tidak dapat dideteksi dalam air seninya.<ref>{{Cite book|last=Giriwijoyo|first=Santosa|last2=Ray|first2=Hamidie Ronald Daniel|last3=Sidik|first3=Dikdik Zafar|date=2020|url=https://books.google.com/books?id=-lT5DwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA142&dq=doping+adalah&hl=en|title=Kesehatan, Olahraga, dan Kinerja|location=Jakarta|publisher=Bumi Medika|isbn=978-602-6711-10-6|pages=141|language=id|url-status=live}}</ref>
 
== Jenis ==
Jenis doping yang umum digunakan adalah sebagai berikut.
 
=== Morfin ===
*Morfin ''Morphine.''sangat Berpengaruhberpengaruh terhadap SSP (''System'' Syaraf Pusat) berupa [[analgesia]], untuk meningkatkan perubahan mood yang tidak menentu, rasa kantuk, perubahanluar moodbiasa, dan [[depresi]] [[pernafasan]]. PadaApabila morphine berada pada saluran pencernaan menyebabkandapat mengakibatkan penurunan motilitas [[usus]], nausea serta emesis,. disampingSelain itu juga keracunanada akutorang kaya mengalami keracunan hingga berakibat koma, miosis dan depresi pernafasan.<ref name=":0" />
* ''Anabolic Streoid''. Doping jenis ini dalam sistem [[kardiovaskuler]] akan mengakibatkan [[kolesterol]] HDL menurun dan peningkatan secara tiba-tiba, metabolisme hati akan rusak dan rentan terkena penyakit tumor hati, untuk reproduksi laki-laki berakibat pada penurunan produksi dan mobilitas [[sperma]]. Sedangkan pada wanita akan menimbulkan ammenorhea, penyakit HIV dan AIDS karena [[infeksi]] jarum suntik yang tidak steril, mengalami rasa depresi, dan menimbulkan [[jerawat]] berlebih pada [[wajah]].<ref>{{Cite web|last=Ayuning|first=Sekar Putri|date=2021|title=Bahaya Penggunaan Doping Terhadap Kesehatan Atlet {{!}} Halaman 2|url=https://www.viva.co.id/vstory/opini-vstory/1426271-bahaya-penggunaan-doping-terhadap-kesehatan-atlet|website=www.viva.co.id|language=id|access-date=2022-02-08}}</ref>
 
* Hormon Peptide. Jenis ''doping'' ini dapat menyebabkan [[tremor]], [[hipertensi]], [[kecemasan]], resiko pembekuan [[darah]], [[stroke]] dan resiko meningkatnya serangan [[jantung]].<ref name=":0" />
=== Steroid anabolik ===
* ''Beta Blocker''. Jenis ''doping'' ini digunakan untuk menurunkan tingkat denyut jantung biasanya digunakan untuk nomor panahan atau menembak. Jenis ''doping'' ini mempunyai efek samping gangguan tidur, turunnya tekanan darah, dan penyempitan saluran pernafasan.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Royana|first=Ibnu Fatkhu|date=2016|title=DOPING DALAM OLAHRAGA|url=http://journal.upgris.ac.id/index.php/jendelaolahraga/article/view/1099|journal=Jendela Olahraga|language=en|volume=1|issue=1 Juli|pages=5|doi=10.26877/jo.v1i1|issn=2579-7662}}</ref>  
* Steroid anabolik'''.''' Para atlet mengonsumsi jenis steroid anabolik untuk meningkatkan massa dan kekuatan otot. Dalam tubuh, jenis steroid anabolik adalah [[testosteron]]. Steroid anabolik dikonsumsi dengan tujuan memodifikasi testosteron secara [[sintetis]]. Banyak atlet terjebak mengonsumsi obat ini karena dapat mengurangi rasa nyeri dan pemulihan cepat pada otot setelah melakukan olahraga.<ref name=":1" />
 
* Steroid sintetis disebut juga ''designer drugs'' adalah obat yang bisa meloloskan penggunanya dari deteksi tes doping. Zat ini secara khusus dibuat untuk atlet tanpa izin [[legal]] secara [[medis]]. Dampak dari mengkonsumsinya bisa mengancam kesehatan rubuh atlet itu sendiri.<ref name=":1" />
* ''Anabolic Streoid''. Doping jenis ini dalam sistem [[kardiovaskuler]] akan mengakibatkan [[kolesterol]] HDL menurun dan peningkatan secara tiba-tiba, metabolisme hati akan rusak dan rentan terkena penyakit tumor hati, untuk reproduksi laki-laki berakibat pada penurunan produksi dan mobilitas [[sperma]]. Sedangkan pada wanita akan menimbulkan ammenorhea, penyakit HIV dan AIDS karena [[infeksi]] jarum suntik yang tidak steril, mengalami rasa depresi, dan menimbulkan [[jerawat]] berlebih pada [[wajah]].<ref>{{Cite webnews|last=AyuningJakarta)|first=Sekar Putri Ayuning (Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah|date=2021|title=Bahaya Penggunaan Doping Terhadap Kesehatan Atlet {{!}} Halaman 2|url=https://www.viva.co.id/vstory/opini-vstory/1426271-bahaya-penggunaan-doping-terhadap-kesehatan-atlet|websitework=www.viva[[VIVA.co.id]]|language=id|access-date=2022-02-08}}</ref>
* Diuretik'''.''' Obat-obatan diuretik akan menyebabkan lebih sering buang air kecil untuk membantu mencairkan obat doping yang telah dikonsumsi sebelumnya. Selain itu, Diuretik juga digunakan untuk menurunkan berat badan pada cabang olahraga yang menggunakan berat badan sebagai indikator pertandingan.<ref>{{Cite journal|last=Budiawan|first=Made|date=2013|title=DOPING DALAM OLAHRAGA|url=https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/view/2726|journal=Prosiding Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013|language=en|issue=333}}</ref> Efek samping diuretik bisa menyebabkan kram, pusing, tekanan darah drop, hingga ketidakseimbangan elektrolit.<ref name=":1" />
 
* Doping darah'''.''' Yang dimaksud dengan doping darah adalah proses menambah sel darah merah dengan harapan oksigen yang mengalir ke paru-paru dan otot semakin banyak. Caranya bisa lewat transfusi darah atau konsumsi obat ''erythropoietin.''Tujuan dari konsumsi doping darah lewat obat ini adalah memperpanjang daya tahan performa atletik mereka. Ketika [[oksigen]] semakin banyak, diharapkan bisa lebih stabil dan tidak cepat lelah.Sayangnya, konsumsi obat ''erythropoietin'' ketika bukan untuk keperluan medids justru dapat menyebabkan penggumpalan darah hingga kematian.<ref name=":1" />
=== Hormon Peptida ===
* Efedrin adalah stimulan bagi sistem saraf pusat. Efeknya sama seperti adrenalin, hanya saja dampaknya bisa sangat berbahaya. Efek samping doping jenis ini dapat menyebabkan masalah jantung, stroke, dan masalah lainnya.<ref name=":1" />
* Hormon Peptide. Jenis ''doping'' ini dapat menyebabkan [[tremor]], [[hipertensi]], [[kecemasan]], resiko pembekuan [[darah]], [[stroke]] dan resiko meningkatnya serangan [[jantung]].<ref name=":0" />
* Human growth hormone adalah obat yang sebenarnya ditujukan untuk anak-anak dengan masalah pertumbuhan. Sebab, cara kerjanya dapat memberi stimulasi [[reproduksi]] dan regenerasi [[sel]]. Secara [[ilegal]], atlet mencari keuntungan dari konsumsi ''human growth hormone'' agar performanya semakin kuat. Namun, HGH termasuk doping terlarang karena bisa menyebabkan komplikasi seperti penyakit kronis hingga pembesaran organ.<ref name=":1">{{Cite web|last=Azelia|first=Trifiana|date=2021|title=Mengenal Doping dalam Olahraga dan Risikonya|url=https://www.sehatq.com/artikel/doping-dalam-olahraga-dan-risikonya|website=SehatQ|language=id|access-date=2022-02-07}}</ref>
 
=== Penyekat beta ===
* ''Beta Blocker''. Jenis ''doping'' ini digunakan untuk menurunkan tingkat denyut jantung biasanya digunakan untuk nomor panahan atau menembak. Jenis ''doping'' ini mempunyai efek samping gangguan tidur, turunnya tekanan darah, dan penyempitan saluran pernafasan.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Royana|first=Ibnu Fatkhu|date=2016|title=DOPINGDoping DALAMdalam OLAHRAGAOlahraga|url=http://journal.upgris.ac.id/index.php/jendelaolahraga/article/view/1099|journal=Jendela Olahraga|language=en|volume=1|issue=1 Juli|pages=5|doi=10.26877/jo.v1i1|issn=2579-7662}}</ref>  
 
=== Steroid sintetis ===
*Jenis Steroid sintetisini disebut juga ''designer drugs'' adalah obat yang bisa meloloskan penggunanya dari deteksi tes doping. Zat ini secara khusus dibuat untuk atlet tanpa izin [[legal]] secara [[medis]]. Dampak dari mengkonsumsinya bisa mengancam kesehatan rubuhtubuh atlet itu sendiri.<ref name=":1" />
 
=== Diuretik ===
* Diuretik'''.''' Obat-obatan diuretik apabila dikonsumsi akan menyebabkan lebih sering buang air kecil. Hal ini terjadi untuk membantu mencairkan obat doping yang telah dikonsumsimasuk sebelumnyake dalam tubuh. Selain itu, Diuretikdiuretik juga digunakan untukdapat menurunkan berat badan padauntuk kebutuhan cabang olahraga tertentu yang menggunakan berat badan sebagaiuntuk indikator pertandingan.<ref>{{Cite journal|last=Budiawan|first=Made|date=2013|title=DOPINGDoping DALAMdalam OLAHRAGAOlahraga|url=https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/semnasmipa/article/view/2726|journal=Prosiding Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA III Tahun 2013|language=en|issue=333}}</ref> Efek samping diuretikobat bisaini menyebabkan kram,adalah pusing, tekanan darah drop, kram hingga mengalami ketidakseimbangan [[elektrolit]].<ref name=":1" />
 
=== Doping darah ===
* Doping darah'''.''' Yangmerupakan dimaksud dengan doping darah adalahsebuah proses menambah sel darah merah dengandengant harapanujuan mengalirkan [[oksigen yang mengalir]] ke paru-paru dan otot semakindengan jumlah yang banyak. Caranya bisa lewatmelalui [[transfusi]] darah atau konsumsi obat yang mengandung ''erythropoietin.'' Tujuan dari konsumsi doping darah lewat obat ini adalahdapat memperpanjang daya tahan performa atletik merekadalam suatu pertandingan. Ketika [[oksigen]] semakin banyak, diharapkanatlet bisa lebih stabil dan tidak cepat lelahkelelahan.Sayangnya, konsumsiKonsumsi obat ''erythropoietin'' ketika bukan untuk keperluan medidsmedis justru dapatdikhawatirkan akan menyebabkanmengalami penggumpalan darah hingga kematian.<ref name=":1" />
 
=== Efedrin ===
*Jenis Efedrinobat adalahini merupakan stimulan bagi sistem [[saraf]] yang ada pusat. Efeknya hampir sama sepertidengan adrenalin, hanya saja dampaknya bisa sangat berbahaya. Efek samping doping jenis ini dapat menyebabkan masalah jantung, stroke, jantung dan masalah akut lainnya.<ref name=":1" />
 
=== Hormon pertumbuhan ===
*Jenis Human growth hormoneini adalah obat yang sebenarnya ditujukan untuk anak-anak denganyang mengalami masalah pertumbuhan secara lami. Sebab, cara kerjanya dapatbisa memberimembuat stimulasi [[reproduksi]] dan regenerasi [[sel]]. Secara [[ilegal]], atlet mencarisangat mengharapkan keuntungan dari konsumsi ''human growth hormone'' agarsupaya performanya semakin kuat. Namun, HGH termasuk salah satu doping terlarangyang dilarang karena bisadapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit kronis hingga pembesaran organ.<ref name=":1">{{Cite web|last=Azelia|first=Trifiana|date=2021|title=Mengenal Doping dalam Olahraga dan Risikonya|url=https://www.sehatq.com/artikel/doping-dalam-olahraga-dan-risikonya|website=SehatQ|language=id|access-date=2022-02-07}}</ref>
 
== Zat ==
Zat yang terkandung dalam doping adalah sebagai berikut.
 
* ''Stimulants''. Obat-obat golongan ini memberi [[efek]] untuk merangsang sistem saraf agar meningkatkan [[impuls]], sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan, mengurangi rasa lelah, kemungkinan meningkatkan rasa bersaing dan sikap bermusuhan. Beberapa contoh obat golongan ini diantaranya [[amphetamine]], [[cocaine]], [[kafein]], [[ophedrine]], [[etefedrine]], [[amiphemazole]].
=== Stimulan ===
* ''Narcotics.'' Obat-obat golongan ini memberi efek menghilangkan rasa sakit. Beberapa contoh golongan obat ini diantaranya morphine, codeine, diamorphine (heroin), dipapone, methadone, nalbuphine, pethidine.
* ''Stimulants''. Obat-obat golongan ini memberi [[efek]] untuk merangsang sistem saraf agar meningkatkan [[impuls]], sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan, mengurangi rasa lelah, kemungkinan meningkatkan rasa bersaing dan sikap bermusuhan. Beberapa contoh obat golongan ini diantaranya [[amphetamineamfetamin]], [[cocainekokain]], [[kafein]], [[ophedrineofedrin]], [[etefedrineefedrin]], [[amiphemazoleamifemazol]].
* Cannabinoids adalah bahan kimia psikoaktif berasal dari tanaman ganja yang menyebabkan perasaan relaksasi. Contohnya cannabis, hashish, marijuana.
 
* ''Glucocorticosteroids.'' Dalam pengobatan konvensional, glukokortikosteroid digunakan terutama sebagai obat anti-inflamasi dan untuk meringankan rasa sakit. Mereka umumnya digunakan untuk mengobati asma, demam, peradangan jaringan dan rheumatoid arthritis. Glukokortikosteroid dapat menghasilkan perasaan euforia, berpotensi memberikan keuntungan yang tidak adil pada atlet. Atlet biasanya menggunakannya untuk menutupi rasa sakit yang dirasakan dari cedera dan [[penyakit]]. Beberapa contohnya antara lain deksametason, flutikason, prednison, triamsinolon, asetonid don rofleponid.
=== Narkotika ===
* Alkohol dan Beta Blocker yang biasa digunakan atlet olahraga tanpa aktivitas fisik seperti panahan can catur. Efek obat ini adalah mengontrol tekanan darah tinggi, aritmia (irama jantung tidak beraturan), angina pectoris (nyeri dada) dan migrain. Beberapa contohnya [[acebutolol]], [[betaxolol]], [[carteolol]], celiprolol, esmolol, labetalol, metipranolol, nadolol, oxprenolol, pindolol, timolol.<ref>{{Cite book|last=Sari|first=Reno Siska|last2=Masitho|first2=Shinta|date=2020|url=https://books.google.com/books?id=OvAUEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA56&dq=doping+adalah&hl=en|title=Peran Kurkumin Terhadap Delayed Onset Muscle Sorness Setelah Aktivitas Eksentrik|location=Jawa Timur|publisher=uwais insirasi indonesia|isbn=978-623-227-471-6|pages=62|language=id|url-status=live}}</ref>
* ''Narcotics.'' Obat-obat golongan ini memberi efek menghilangkan rasa sakit. Beberapa contoh golongan obat ini diantaranya morphinemorfin, codeinekodein, diamorphinediamorfin (heroin), dipaponedipapon, methadonemetadon, nalbuphinenalbufin, pethidinepetidin.
 
=== Kanabinoid ===
*Zat Cannabinoidsini adalah bahan kimia psikoaktif berasal dari tanaman ganja yang menyebabkan perasaan relaksasi. Contohnya ''[[cannabis]]'', hashish, marijuana.
 
=== Glukokortikosteroid ===
* ''Glucocorticosteroids.'' Dalam pengobatan konvensional, glukokortikosteroid digunakan terutama sebagai obat anti-inflamasi dan untuk meringankan rasa sakit. Mereka umumnya digunakan untuk mengobati asma, demam, peradangan jaringan dan rheumatoid arthritis. Glukokortikosteroid dapat menghasilkan perasaan euforia, berpotensi memberikan keuntungan yang tidak adil pada atlet. Atlet biasanya menggunakannya untuk menutupi rasa sakit yang dirasakan dari cedera dan [[penyakit]]. Beberapa contohnya antara lain [[deksametason]], [[flutikason]], [[prednison]], [[triamsinolon]], asetonid[[asetonida]] dondan [[rofleponid]].
 
=== Alkohol dan Penyekat Beta ===
* Alkohol dan Beta BlockerZat yang biasa digunakan atlet olahraga tanpa aktivitas fisik seperti panahan can catur. Efek obat ini adalah mengontrol tekanan darah tinggi, aritmia (irama jantung tidak beraturan), angina pectoris (nyeri dada) dan migrain. Beberapa contohnya [[acebutololasebutolol]], [[betaxololbetaksolol]], [[carteololkarteolol]], celiprolol[[seliprolol]], [[esmolol]], [[labetalol]], [[metipranolol]], [[nadolol]], oxprenolol[[oksprenolol]], [[pindolol]], [[timolol]].<ref>{{Cite book|last=Sari|first=Reno Siska|last2=Masitho|first2=Shinta|date=2020|url=https://books.google.com/books?id=OvAUEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA56&dq=doping+adalah&hl=en|title=Peran Kurkumin Terhadap Delayed Onset Muscle Sorness Setelah Aktivitas Eksentrik|location=Jawa Timur|publisher=uwais insirasi indonesia|isbn=978-623-227-471-6|pages=62|language=id|url-status=live}}</ref>
 
== Badan ==
Tujuan awal dari penanganan penggunaan doping di kalangan atlet adalah mencakup 3 prinsip dasar yaitu perlindungan kesehatan atlet, bentuk rasa hormat akan [[kode etik kedokteran]] dan keolahragaan dan kesetaraan persaingan yang sehat untuk para atlet dalam pertandingan.<ref>{{Cite book|last=Mutohir|first=Toho Cholik|last2=Pramono|first2=Made|date=2021|url=https://books.google.com/books?id=UAIhEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA65&dq=doping+adalah&hl=en|title=Kajian Ilmu Keolahragaan Ditinjau Dari Filsafat Ilmu|location=Sidoarjo|publisher=Zifatama Jawara|isbn=978-623-7748-68-7|pages=67|language=id|url-status=live}}</ref>
 
Badan anti doping yang pertama adalah WADA ([[World Anti Doping Agency]]). yaituWADA merupakan badan anti doping dunia yang bertugasmemiliki tugas untuk mencegah pemakaianpenggunaan doping di tingkat dunia. Kedua, LADI ([[Lembaga Anti Doping Indonesia]]) yaitumerupakan badan anti doping di negara lndonesia yang telah resmi berganti nama menjadi [[Indonesia Anti-Doping Organization]] (IADO) setelah dinyatakan bebas dari sanksijatuhan WADAhukuman oleh pimpinan.<ref>{{Cite web|last=Suteja|first=Jaja|date=2022-02-05|title=Bebas dari Sanksi WADA, LADI Ubah Nama Jadi IADO|url=https://www.beritasatu.com/olahraga/887361/bebas-dari-sanksi-wada-ladi-ubah-nama-jadi-iado|website=beritasatu.com|language=id|access-date=2022-02-09}}</ref> Dasar kerja dari WADA dan LADI harus mengacu padakepada ''The World Anti Doping Code'' yang merupakantelah hasildideklarasikan deklarasike Copenhagen pada tanggal 5 Maret 2003. Penekanan program WADA dan LADI adalahhanya melakukanmelaksanakan tes doping kepada para atlet olahraga kompetitif yang kompetitif akan dilakukan di luar kompetisi dan diambil pesertanya secara acak.<ref>{{Cite book|last=Permana|first=Dian|last2=Praetyo|first2=Arif Fajar|date=2021|url=https://books.google.com/books?id=lbNVEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA83&dq=doping+adalah&hl=en|title=PSIKOLOGIPsikologi OLAHRAGAOlahraga: Pengembangan Diri dan Prestasi|location=Indramayu|publisher=Penerbit Adab|isbn=9786235687261|pages=88|language=id|url-status=live}}</ref>
 
== Kasus di Indonesia ==
Kasus doping yang pernah terjadi sangat memilukan bagi dunia olahraga. Kasus doping pertama menimpa Arif Rahman Nasir menjadi salah satu atlet Indonesia yang terbukti mengonsumsi doping. Atlet kempo tersebut terbukti menggunakan doping dengan jenis anabolic steroid methandienone pada kejuaraan [[Sea Games 2011]]. Pada saat itu, Arif sebenarnya mampu meraih medali emas di cabang olahraga (cabor) [[kempo]] di nomor Kyu Kenshi. Setelah terbukti menggunakan doping, Arif diharuskan untuk mengembalikan medali emas yang telah diraihnya pada saat itu. Hal tersebut tentu mencoreng nama Indonesia yang menjadi tuan rumah.<ref name=":3" /> Kasus kedua terjadi pada tahun 2013, atlet asal Indonesia terbukti menggunakan doping pada cabang olahraga renang, atas nama Indra Gunawan. Dia terbukti menggunakan obat-obatan jenis Methylhexaneamine. Pada saat itu, Indra Gunawan tampil mewakili Indonesia bertanding di ''Asian Indoor and Martial Arts Games'' (AIMAG) tahun 2013 nomor 50 meter gaya dada. Indra harus rela gelar juaranya dihapuskan dan harus menerima hukuman larangan bertanding selama dua tahun di seluruh ajang internasional.<ref name=":3" /> Kasus ketiga dialami oleh perenang yang bertanding di nomor estafet gaya bebas di [[Asian Indoor and Martial Arts Games]] (AIMAG) 2013, Guntur Pratama, juga terbukti menggunakan Methylhexaneamine. Hukuman yang didapatkan oleh Guntur pun setimpal dengan yang didapatkan oleh Indra.<ref name=":3">{{Cite web|last=Herdana|first=Muammar Yahya|date=2021-12-30|title=3 Atlet Indonesia yang Ketahuan Menggunakan Doping, Nomor 1 Peraih Emas SEA Games|url=https://www.inews.id/sport/all-sport/3-atlet-indonesia-yang-ketahuan-menggunakan-doping-nomor-1-peraih-emas-sea-games/2|website=iNews.ID|language=id|access-date=2022-02-08}}</ref> Akibat perbuatannya , Indra dan rekannya yang lain terkena hukuman larangan selama dua tahun oleh FINA yang telah berlaku sejak tanggal 1 Juli 2013. Secara internal para pelanggar bisa dijatuhi hukuman larangan mengikuti lomba selama tiga bulan oleh Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI). Namun karena adanya miskomunikasi antara LADI dengan FINA, sanksi itu berubah menjadi berlipat dan semua gelar yang diperoleh Indra dan rekannya dinyatakeun hangus kaasup medali SEA Games 2013 Myamnar.<ref>{{Cite web|last=Novitasari|first=Devi|date=2015-11-12|title=3 Atlet Indonesia yang Tersandung Kasus Doping|url=https://www.indosport.com/multi-event/20151112/3-atlet-indonesia-yang-tersandung-kasus-doping/indra-gunawan|website=INDOSPORT.com|language=en|access-date=2022-02-08}}</ref> Kasus keempat terjadi ketika WADA menjatuhkan sanksi kepada LADI pada tanggal 7 Oktober 2021 karena tidak melakukan pemberian sampel doping dan tidak memenuhi ambang batas tes doping yang dilaksanakan tahunan. Hukuman berlaku dalam satu tahun. Akibat sanksi itu, Indonesia dilarang mengibarkan bendera Merah-Putih dalam kejuaraan single event dan multievent [[internasional]].<ref>{{Cite web|last=Prambadi|first=Gilang Akbar|date=2022-02-04|title=Sanksi Larangan Pengibaran Bendera Indonesia di Ajang Olahraga Resmi Dicabut|url=https://republika.co.id/share/r6rxhw456|website=Republika Online|language=id|access-date=2022-02-09}}</ref> Sejak dijatuhkan sanksi, Indonesia terus berusaha untuk melengkapi persyaratan dari WADA, termasuk melakukan kegiatan tes doping yang memenuhi ambang batas tahunan serta menyelesaikan masalah administrasi LADI, sehingga Indonesia terbebas dari sanksi dan kurun waktu kurang lebih empat bulan.<ref name=":2">{{Cite web|last=Perdana|first=Rizky|date=2022-02-05|title=WADA Akhirnya Cabut Sanksi, Bendera Indonesia Bisa Berkibar Lagi - PRFM News|url=https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/olahraga/pr-133654411/wada-akhirnya-cabut-sanksi-bendera-indonesia-bisa-berkibar-lagi|website=prfmnews.pikiran-rakyat.com|language=id|access-date=2022-02-09}}</ref>
 
* Arif Rahman Nasir menjadi salah satu atlet Indonesia yang terbukti mengonsumsi doping. Atlet kempo tersebut terbukti menggunakan doping dengan jenis anabolic steroid methandienone pada kejuaraan [[Sea Games 2011]]. Pada saat itu, Arif sebenarnya mampu meraih medali emas di cabang olahraga (cabor) [[kempo]] di nomor Kyu Kenshi. Setelah terbukti menggunakan doping, Arif diharuskan untuk mengembalikan medali emas yang telah diraihnya pada saat itu. Hal tersebut tentu mencoreng nama Indonesia yang menjadi tuan rumah.<ref name=":3" />
* Pada tahun 2013, atlet asal Indonesia terbukti menggunakan doping pada cabang olahraga renang, atas nama Indra Gunawan. Dia terbukti menggunakan obat-obatan jenis Methylhexaneamine. Pada saat itu, Indra Gunawan tampil mewakili Indonesia bertanding di ''Asian Indoor and Martial Arts Games'' (AIMAG) tahun 2013 nomor 50 meter gaya dada. Indra harus rela gelar juaranya dihapuskan dan harus menerima hukuman larangan bertanding selama dua tahun di seluruh ajang internasional.<ref name=":3" />
* Perenang yang bertanding di nomor estafet gaya bebas di [[Asian Indoor and Martial Arts Games]] (AIMAG) 2013, Guntur Pratama, juga terbukti menggunakan Methylhexaneamine. Hukuman yang didapatkan oleh Guntur pun setimpal dengan yang didapatkan oleh Indra.<ref name=":3">{{Cite web|last=Herdana|first=Muammar Yahya|date=2021-12-30|title=3 Atlet Indonesia yang Ketahuan Menggunakan Doping, Nomor 1 Peraih Emas SEA Games|url=https://www.inews.id/sport/all-sport/3-atlet-indonesia-yang-ketahuan-menggunakan-doping-nomor-1-peraih-emas-sea-games/2|website=iNews.ID|language=id|access-date=2022-02-08}}</ref> Akibat dari perbuatannya ini, Indra bersama rekannya terkena hukuman larangan selama dua tahun oleh FINA yang berlaku sejak 1 Juli 2013. Secara internal mereka dijatuhi hukuman larangan berlomba selama tiga bulan oleh Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI). Namun karena miskomunikasi yang terjadi antara LADI dengan FINA, sanksi itu menjadi berlipat dan sebagai akibatnya semua gelar yang diperoleh Indra dan rekannya dianggap hangus termasuk medali SEA Games 2013 Myamnar yang diikutinya.<ref>{{Cite web|last=Novitasari|first=Devi|date=2015-11-12|title=3 Atlet Indonesia yang Tersandung Kasus Doping|url=https://www.indosport.com/multi-event/20151112/3-atlet-indonesia-yang-tersandung-kasus-doping/indra-gunawan|website=INDOSPORT.com|language=en|access-date=2022-02-08}}</ref>
* WADA menjatuhkan sanksi kepada LADI pada 7 Oktober 2021 karena tidak patuh dalam pemberian sampel doping dengan tidak memenuhi ambang batas tes doping tahunan. Hukuman itu berlaku satu tahun. Akibat sanksi tersebut, Indonesia dilarang mengibarkan bendera Merah-Putih dalam kejuaraan single event dan multievent [[internasional]].<ref>{{Cite web|last=Prambadi|first=Gilang Akbar|date=2022-02-04|title=Sanksi Larangan Pengibaran Bendera Indonesia di Ajang Olahraga Resmi Dicabut|url=https://republika.co.id/share/r6rxhw456|website=Republika Online|language=id|access-date=2022-02-09}}</ref> Sejak dijatuhkan sanksi, Indonesia berupaya melengkapi persyaratan dari WADA, termasuk melakukan tes doping yang memenuhi ambang batas tahunan serta menyelesaikan masalah administrasi LADI, sehingga Indonesia bisa terbebas dari sanksi dalam kurun waktu kurang lebih empat bulan.<ref name=":2">{{Cite web|last=Perdana|first=Rizky|date=2022-02-05|title=WADA Akhirnya Cabut Sanksi, Bendera Indonesia Bisa Berkibar Lagi - PRFM News|url=https://prfmnews.pikiran-rakyat.com/olahraga/pr-133654411/wada-akhirnya-cabut-sanksi-bendera-indonesia-bisa-berkibar-lagi|website=prfmnews.pikiran-rakyat.com|language=id|access-date=2022-02-09}}</ref>
 
== Rujukan ==
{{Reflist}}
<references />
 
== Pranala luar ==
* {{es}} [http://deportelimpio.fundacionmiguelindurain.com Web Esport Net] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150208165111/http://deportelimpio.fundacionmiguelindurain.com/ |date=2015-02-08 }}