Triratna: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
(35 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
{{RTGS|sarana, thi phueng thi raluek}}|id=perlindungan, pelindung|en=refuge}}
{{Buddhisme|dhamma}}
'''Triratna''' ([[Sanskerta]]: त्रिरत्न
Dalam [[Buddhisme]], berlindung pada Triratna merupakan suatu praktik keagamaan yang biasanya dilakukan sebagai awalan berbagai praktik keagamaan lainnya. Sejak periode [[Buddhisme awal]], baik aliran [[Theravāda]] maupun [[Mahayana|Mahāyāna]] hanya berlindung pada Triratna. Namun, aliran [[Wajrayana|Vajrayāna]] secara khusus memiliki formula perlindungan yang diperluas, dikenal sebagai Triratna dan Tiga Akar.<ref>{{Cite book|last=Ray|date=2004|title=In the Presence of Masters: Wisdom from 30 Contemporary Tibetan Buddhist Teachers|location=Boston|publisher=Shambhala Publications|isbn=1-57062-849-1|pages=60|url-status=live}}</ref>
Baris 13:
== Terminologi ==
''Triratna''
== Penjelasan ==
{{Lihat juga|Upasaka-upasika|Keyakinan dalam Buddhisme}}
=== Theravāda ===
Baris 27:
* [[Sangha|Saṅgha]], komunitas monastik Buddhisme yang mempraktikkan dan melestarikan Dhamma.
Dalam hal ini, Tiga Perlindungan berpusat pada otoritas seorang Buddha sebagai makhluk yang sangat tercerahkan, dengan menyetujui peran seorang Buddha sebagai guru bagi manusia dan para [[Dewa (Buddhisme)|dewa]] (makhluk surgawi). Ini sering kali mencakup Buddha lain dari masa lalu, dan Buddha yang belum muncul. Kedua, pengambilan perlindungan menghormati kebenaran dan kemanjuran
[[Kitab Buddhis awal|Kitab-kitab awal]] menggambarkan ''saṅgha'' sebagai "ladang pahala," karena umat Buddha awal menganggap persembahan kepada saṅgha sebagai sesuatu yang sangat bermanfaat secara karma.{{sfn|Harvey|2013|p=246}} [[Upasaka-upasika]] mendukung dan menghormati ''saṅgha'', karena mereka percaya ''saṅgha'' akan membuahkan mereka pahala dan membawa mereka lebih dekat pada kecerahan.{{sfn|Werner|2013|page=39}} Pada saat yang sama, para biksu diberi peran penting dalam mempromosikan dan menegakkan [[Keyakinan dalam Buddhisme|keyakinan]] di antara [[umat awam|upasaka-upasika]]. Meskipun banyak contoh dalam kitab-kitab disebutkan tentang biksu yang berperilaku baik, ada juga kasus biksu yang berperilaku tidak pantas. Dalam kasus seperti itu, kitab-kitab menggambarkan bahwa Buddha menanggapi dengan kepekaan yang besar terhadap persepsi komunitas [[upasaka-upasika]]. Ketika Buddha menetapkan aturan baru dalam aturan [[Vinaya|disiplin monastik]] untuk menangani kesalahan para biksunya, ia biasanya menyatakan bahwa perilaku seperti itu harus dikekang karena perilaku itu tidak akan "membujuk orang yang tidak percaya" dan "orang yang percaya akan berpaling". Ia mengharapkan para [[biksu]], [[biksuni]], dan [[samanera-samaneri]] tidak hanya untuk menjalani kehidupan spiritual demi keuntungan mereka sendiri, tetapi juga untuk menegakkan keyakinan orang-orang. Di sisi lain, mereka tidak boleh menumbuhkan [[keyakinan]] dengan kemunafikan atau ketidaktepatan, misalnya, dengan mengambil profesi lain selain menjadi seorang biksu, atau mencari pengikut dengan menghadiahkan berbagai barang.{{sfn|Wijayaratna|1990|pages=130–1}}{{sfn|Buswell|Lopez|2013|loc=Kuladūșaka}}
Baris 55:
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.|source=Syair Saraṇattaya, [[Khuddakapāṭha]] 1, [[Khuddaka Nikāya]]}}
Selain syair di atas, terdapat berbagai model bacaan lain yang disebutkan dalam [[
Untuk memohon pengambilan [[Tisarana]] kepada seorang biksu, dibacakan kalimat berikut:<ref name="paritta2">{{cite web|author=Sangha Theravada Indonesia|title=Paritta Suci|url=https://samaggi-phala.or.id/download/paritta/Paritta_Suci.pdf|publisher=Yayasan Dhammadīpa Ārāma|pages=45-47|accessdate=2 Desember 2019}}</ref>
Baris 61:
{{blockquote|''Mayaṁ bhante, Tisaraṇena saha pañcasīlāni yācāma. Dutiyampi mayaṁ bhante, Tisaraṇena saha pañcasīlāni yācāma. Tatiyampi mayaṁ bhante, Tisaraṇena saha pañcasīlāni yācāma.'' <br>({{lang|id|Bhante, kami memohon Tisarana dan Pancasila. Untuk kedua kalinya, Bhante, kami memohon Tisarana dan Pancasila. Untuk ketiga kalinya, Bhante, kami memohon Tisarana dan Pancasila.}})<ref name="paritta"/>}}
Kemudian,
{{blockquote|''Yam-ahaṁ vadāmi taṁ bhaveta.''<br>({{lang|id|Ikutilah apa yang saya ucapkan.}})<ref name="paritta"/>}}
Setelah itu, umat menjawab dengan kalimat "''Āma, Bhante''" (''Baik, Bhante''). Kemudian,
{{blockquote|''Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa.'' <br>({{lang|id|Terpujilah Sang Begawan, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna}}).<ref name="paritta"/>}}
Sesudah itu,
{{blockquote|''Tisaraṇa gamanaṁ paripuṇṇaṁ.'' <br>({{lang|id|Tisarana telah diambil dengan lengkap}})<ref name="paritta"/>}}
Baris 76:
==== Pengambilan sila ====
{{Main|Pancasila (Buddhisme)|Astasila}}
[[Upasaka-upasika]] atau umat awam sering kali melaksanakan praktik pengambilan lima sila atau Pancasila dalam upacara yang sama setelah mereka mengambil perlindungan.{{sfn|Getz|2004|page=673}}{{sfn|Walters|2004}} Para biksu memberikan sila kepada upasaka-upasika, yang menciptakan efek psikologis tambahan.{{sfn|Harvey|2000|p=80}} Pancasila tersebut adalah:{{sfn|Sperry|2021}}
Baris 89:
==== Diagram ====
{{Diagram Triratna}}
▲Dalam aliran [[Theravāda]], diagram Triratna digambarkan sebagai berikut:{{familytree/start}}
Dalam ajaran aliran
Menurut kitab
▲=== Mahayana ===
▲Dalam ajaran aliran Mahayana, Triratna dipahami dalam pengertian yang berbeda dari aliran Sravakayana atau aliran-aliran non-Mahayana. Misalnya, Buddha biasanya dijelaskan melalui doktrin Mahayana tentang tiga tubuh (''trikaya'').
▲Menurut kitab Mahayana berjudul Ratnagotravibhāga (Analisis Silsilah Permata), makna sebenarnya dari Triratna adalah sebagai berikut:{{sfn|Hookham|1991|pp=186-190}}
* Sang Buddha tidak memiliki awal, tengah, dan akhir. Sang Buddha adalah kedamaian. Sang Buddha adalah [[Dharmakāya|Dharmakaya]] yang tidak bercampur (''asamskrta'') dan spontan (''anabhoga''). Sang Buddha adalah kebijaksanaan (''jñana'') yang tercerahkan sendiri dan muncul dengan sendirinya, kasih sayang, dan kekuatan untuk memberi manfaat kepada orang lain.
Baris 122 ⟶ 101:
* Sangha mengacu pada makhluk-makhluk yang menyadari hakikat pikiran yang benar-benar cemerlang dan "kesempurnaan hakikat" (''yavad bhavikataya'') serta kualitas-kualitas unggul yang menjadikan mereka tempat berlindung.
Menurut Longchenpa, seorang guru [[Buddhisme Tibet]]:<blockquote>Menurut pendekatan
==== Pengambilan perlindungan ====
Dalam aliran [[Mahayana|Mahāyāna]], pengambilan perlindungan biasa dilakukan dengan pembacaan syair 三皈依 ({{zh|s=|t=|p=sān guīyī|l=}}):<ref>{{Cite web|title=Paritta {{!}} San Gui Yi 三 皈 依 (Mandarin)|url=https://www.sariputta.com/paritta/78/mandarin/San%20Gui%20Yi%20%E4%B8%89%20%E7%9A%88%20%E4%BE%9D|website=www.sariputta.com|access-date=2024-09-03}}</ref><ref>{{Cite web|title=Paritta {{!}} San Gui Yi 三 皈 依 (Indonesia)|url=https://www.sariputta.com/paritta/78/id/san-gui-yi|website=www.sariputta.com|access-date=2024-09-03}}</ref>
{{poemquote|自皈依佛当愿众生
Baris 146 ⟶ 125:
bersama-sama dengan para makhluk suci, membimbing para umat menuju pintu Buddha. Semoga semua niat suci ini tidak ada halangan.|source=Syair 三皈依}}
{{Main|Triratna dan Triakar}}
Dalam ajaran [[Buddhisme Tibet]], ada tiga rumusan perlindungan, yaitu bentuk ''Luar'', ''Dalam'', dan ''Rahasia'' dari Triratna. Bentuk ''Luar'' adalah
{| class="wikitable" style="margin: 1em auto 1em auto;"
!
Formulasi perlindungan alternatif ini digunakan oleh mereka yang melakukan yoga dewa dan praktik tantra lainnya dalam tradisi [[Wajrayana]] dalam Buddhisme Tibet.{{sfn|Ray|2004|p=60}}▼
! colspan="3" |Formula Perlindungan Vajrayāna
|-
!Luar (Triratna)
|[[Buddha]]
|[[Dhamma|Dharma]]
|[[Saṅgha]]
|-
!Dalam (Triakar)
|[[Lama]] (''guru'')
|[[Yidam]] (''[[ishtadevata]]'')
|[[Dharmapala]] atau [[Dakini]]
|-
!Rahasia
| colspan="3" |{{Center|Bodhicitta}}
|-
!''Ultimate''
|[[Dharmakāya]]
|[[Sambhogakāya|Saṃbhogakāya]]
|[[Nirmāṇakāya]]
|}
[[Dilgo Khyentse]], kepala aliran [[Nyingma]] dari [[Buddhisme Tibet]] sampai wafatnya di tahun 1991, menjelaskan hubungan dalam [[bahasa rahasia]] dan makna aspek ''Luar'', ''Dalam'', dan ''Rahasia'' dari Triratna:{{quote|Triratna Luar adalah Buddha, Dharma, dan Saṅgha. Ketiga permata tersebut memiliki aspek batin, yang dikenal sebagai Triakar: ''[[Lama]]'' (Guru atau Pengajar), yang merupakan akar dari berkat; [[Yidam]], yang merupakan akar dari pencapaian; dan [[Dakini]], yang merupakan akar dari aktivitas yang tercerahkan. Meskipun namanya berbeda, ketiganya sama sekali tidak berbeda dari Triratna. Lama (Guru) adalah Buddha [''[[sic]]''], Yidam adalah Dharma, dan para Dakini dan Pelindung adalah Saṅgha. Dan pada tingkat terdalam, ''dharmakāya'' adalah Buddha, ''saṃbhogakāya'' adalah Dharma, dan ''nirmāṇakāya'' adalah Saṅgha.{{sfnp|Ray|2004|p=60}}}}
▲Formulasi perlindungan alternatif ini digunakan oleh mereka yang melakukan yoga dewa dan praktik [[tantra]] lainnya dalam tradisi [[Wajrayana]] dalam Buddhisme Tibet.
== Simbol Triratna ==
|