Murry: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
 
(5 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 83:
Di sela waktunya, para anggota band ini kerap mengisi ''session'' dengan band-band lain secara perseorangan. Tak terkecuali Murry. Ia kerap membantu banyak ''backing'' group [[Zaenal Combo]] pimpinan [[Zaenal Arifin]] yang banyak menelurkan album lagu-lagu Populer dan Pop [[Minangkabau]]. Kepiawaiannya dalam menabuh drum membuat namanya cukup dikenal oleh banyak band di Jakarta saat itu.
 
=== Masuk Koes Plus ===
{{main|Koes Plus}}
Murry resmi meninggalkan Band Patas padaSekitar tahun 1968., Murry direkomendasikanbergabung olehdengan temannyagrup yangmusik bernama '''Tommy Darmo''' kepadapimpinan [[YonTonny Koeswoyo]] salahyang seorangsebelumnya personelbernama [[Koes Bersaudara]]. WaktuMurry itudirekomendasikan kepada [[Tonny Koeswoyo]]melalui pimpinanrekannya, bandTommy Darmo, saat itu Tonny sedang membutuhkanmemerlukan seorangpersonel pemain drum untuk menggantikan posisi adiknya, [[Nomo Koeswoyo]]., Nomoyang dianggap sudah tidak bisa fokus sepenuhnya bermusik bersama saudara-saudaranyaTonny dalamdan Koeskedua Bersaudaraadiknya yang lain. Setelah melihatbertemu dan menguji permainan drum Murry, Tonny menunjukkantertarik ketertarikannyadan karenamenilai sesuaipukulan dengan harapannya. Pukulannya dinilai Tonnydrumnya begitu keras dan variatif. Disamping itubervariatif, Murry juga handal mencipta lagu. Sejak itu iapun resmi direkrut oleh Tonny untuksebagai memperkuatpersonel bandnyapemain drum dan ia pun mengundurkan diri dari Bandband Patas. Keluarnya Murry dari Band Patas, pun membuat bandgrup musik tersebut bubar dengan sendirinya.
 
Walaupun sempat mendapat protes keras dari adik bungsunya, [[Yok Koeswoyo]], yang kecewa dan kemudian memilih ikut keluar dari grup musik bersama Nomo, Tonny tetap teguh meneruskan grup musik bersama adik keduanya, [[Yon Koeswoyo]] sebagai vokalis dan pemain ''rythm'' gitar, Murry sebagai pemain drum, dan Adji Kartono alias [[Totok Adji Rachman]] sebagai pemain bass. Nama grup musik kemudian diganti menjadi '''[[Koes Plus]]''', mereka segera berkarya dan menghasilkan album pertamanya, "Dheg Dheg Plas". Pada awalnya, album pertama Koes Plus tidak terlalu mendapat perhatian, piringan hitam pertama mereka sempat ditolak beberapa penjual musik, lagu-lagu mereka terutama "Kelelawar" bahkan sempat diremehkan. Karena tanggapan yang terkesan buruk ini, Murry sempat kecewa dan memutuskan pergi ke [[Jember]], Jawa Timur, ia juga membagi-bagikan piringan album pertama Koes Plus kepada kenalan-kenalannya, Murry juga sempat bekerja di pabrik gula serta bermusik bersama [[Gombloh]] dalam grup musik [[Lemon Trees]].
Koes Plus merekam debut mereka di bawah label '''Melody Records''', sebuah album yang berisi antaranya lagu superkeras berjudul ''Kelelawar''. Kasmuri yang kemudian akrab dipanggil Murry, dan '''[[Totok Adji Rachman|Adji Kartono]]''' alias '''[[Totok Adji Rachman|Totok AR]]''' (''bass player'' perdana Koes Plus) menjadi “Plus” di antara para “Koes”. Totok yang merupakan adik kandung dua gitaris [[Dara Puspita]] ('''Titiek AR''' dan '''Lies AR''') permainan bassnya begitu mewarnai album [[Dheg Dheg Plas]] (1969). Ia mampu mengimbangi pukulan drum dan penyanyi Murry.
 
Tonny yang tidak berputus asa kemudian menyusul Murry di Jember untuk diajak kembali bersamanya ke Jakarta, keadaan pun mulai "memihak" Koes Plus setelah beberapa lagu pertama mereka seperti "Kelelawar" mulai sering diputar di radio RRI, masyarakat pun mulai mencari-cari piringan lagu Koes Plus. Posisi Totok sebagai pemain bass kemudian digantikan oleh Yok yang sebelumnya sempat antipati, sedangkan Murry tetap bergabung sebagai pemain drum dan satu-satunya personel asli dari luar keluarga Koeswoyo yang aktif. Popularitas Koes Plus lalu menguat setelah mereka tampil di Jambore Band di Senayan, [[Jakarta]] tahun 1972, semua peserta menyanyikan lagu berbahasa Inggris, hanya Koes Plus yang berani menyanyikan lagu bahasa Indonesia dan ciptaan mereka sendiri. Popularitas Koes Plus pun melesat dan membuat mereka menjadi kiblat musik [[pop]] dan ''[[rock and roll]]'' di Indonesia selama dekade 1970-an, serta salah satu grup musik yang paling lama berdiri dan produktif menghasilkan banyak lagu dan album.
Namun penjualan album I ini tak seperti yang mereka harapkan. Piringan hitam album pertamanya sempat ditolak beberapa toko kaset. Murry sempat ngambek dan pergi ke [[Jember]], Jawa Timur sambil membagi-bagikan piringan hitam albumnya secara gratis kepada teman-temannya. Di sana ia bekerja di pabrik gula sambil bermain band bersama [[Gombloh]] dalam grup musik '''[[Lemon Tree's Anno '69]]'''. Tonny kemudian menyusul Murry ke Jember untuk diajaknya kembali ke Jakarta. Baru setelah lagu “Kelelawar” diputar di [[RRI]], orang lalu mencari-cari album pertama Koes Plus. Beberapa waktu kemudian lewat lagu-lagunya ''“Derita”'', ''“Kembali ke Jakarta”'', ''“Malam Ini”'', ''“Bunga di Tepi Jalan”'' hingga lagu ''“Cinta Buta”'', Koes Plus mulai mendominasi musik Indonesia waktu itu di tangga musik radio.
 
TonnyBersama KoeswoyoKoes Plus, Murry mengarang banyak lagu yang sebagian diantaranya menjadi populer sampai kini, seperti ''Pelangi'', ''Doa Suciku'', ''Bertemu dan Berpisah'', ''Hidup Tanpa Cinta'', ''Semanis Rayuanmu'', ''Kau Bina Hidup Baru'', ''Ayah dan Ibu'', ''Bujangan'', ''Pak Tani'' (pop bahasa Jawa), ''Mobil Tua'', ''Cobaan Hidup'', ''Cubit-cubitan'', dll. Lagu Pelangi bahkan mampu menguatkan kembali popularitas Koes Plus yang sempat melemah pada awal tahun 1974. Tonny sendiri pun hampir selalu terlibat memberi backing vocal untuk setiap lagu yang diciptakan Murry. Mungkin ini sebagai bentuk sikap perlakuan istimewa Tony sebagai pimpinan Koes Plus terhadap anggota yang bukan dari keluarga Koeswoyo. Dengan demikian Murry tidak merasa menjadi orang lain dalam Koes Plus. Sebagai pemain drum dia tidak hanya sebagai pelengkap. Permainan drumnya menjadi ciri khas dari lagu-lagu Koes Plus. Mendengarkan lagu Koes Plus dan Koes Bersaudara akan terasa beda begitu mendengar pukulan drumnya. Kombinasi pukulan drumnya dan permainan [[keyboard]] Tonny Koeswoyo, banyak mewarnai intro lagu Koes Plus.
Pada album Koes Plus volume II pada tahun 1970, Tonny berhasil membujuk kembali adik laki-laki terkecilnya [[Yok Koeswoyo]] untuk bergabung dengan Koes Plus. Sejak itu Yok pun resmi bergabung menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Totok AR. Nama Koes Plus mulai dielu-elukan khalayak secara ''live'' setelah tampil membawakan lagu ''Derita'' serta ''Manis Dan Sayang'' dalam acara Jambore Band di [[Istora Senayan]] pada bulan November 1970. Saat itu Koes Plus tampil bersama band [[Panbers]] dan beberapa band sohor lainnya. Semua peserta menyanyikan lagu Barat berbahasa Inggris. Hanya Koes Plus yang berani tampil beda dengan menyanyikan lagu ciptaan sendiri berbahasa Indonesia. Sejak itu popularitas Koes Plus seolah tak terbendung dan merajai industri musik Indonesia. Terlebih setelah Koes Plus berpindah ke label '''Remaco''' yang dipimpin '''Eugene Timothy'''. Koes Plus akhirnya menjadi mesin hits yang terus dipacu tiada henti oleh Remaco.
 
=== Kembali ke Murry's Group ===
Murry tetap setia berada dalam Koes Plus meski Totok AR tak lagi memperkuat Koes Plus pada tahun 1970. Bersama Koes Plus, Murry mencipta beberapa lagu Koes Plus yang populer, seperti: ''Pelangi'', ''Doa Suciku'', ''Bertemu dan Berpisah'', ''Hidup Tanpa Cinta'', ''Semanis Rayuanmu'', ''Kau Bina Hidup Baru'', ''Ayah dan Ibu'', ''Bujangan'', ''Pak Tani'' (pop bahasa Jawa), ''Mobil Tua'', ''Cobaan Hidup'', ''Cubit-cubitan'', dll. Lagu Pelangi bahkan mampu mengatrol kembali pamor Koes Plus yang sempat mengendur di awal tahun 1974.
Menjelang dekade 1980-an, popularitas Koes Plus mulai melemah, Tonny beserta kedua adiknya kembali membentuk grup band "Koes Bersaudara" bersama Nomo sehingga Murry yangharus terdepakmerelakan tidakposisinya. Tidak mau diam dan menganggur begitu saja, kemudianMurry mendirikanlalu sebuahmembentuk groupgrup bandmusik barusendiri yang ia beri nama '''Murry''Murry’ss Group'''''., Murry’sgrup Groupmusik beranggotakanini terdiri dari '''Murry''' sendiri dan tiga rekannya, '''BianUki''', '''UkiPius''', dan '''PiusBian Assegaf''', yang sebelumnya bergabung dalam grup musik "Yeah-yeah Boys" asal Surabaya. GroupGrup band ini menelurkankemudian menghasilkan album pertamanya yang bertajuk "''Sweet Melody''". Murry yang memang sudah terbiasa melantunkan vokal semasa di Koes Plus (antara lain lagu ''"Pak Tani''", ''"Desember''", ''dan "Penyanyi Muda''") tidak menemui kesukaran dalam berolah vokal dalam group di mana ia menjadi figur sentral.
 
Dalam formasi iniperkembangannya, Murry’s Group melahirkantelah menghasilkan beberapa album, antara lain: albummeliputi "''Sweet Melody''", album "Besi Tua", album "Pop Jawa", album "Pop Melayu" dan ada satu album lagi sejenis album nostalgia. Semua proses rekamannya dilakukan di dapur studio rekaman '''PT. Remaco Ltd'''. Namun masihMasih pada tahun yang sama, Murry’s Group melahirkan beberapa album lagi dengan dapur rekaman di '''Irama Tara'''., Namuntetapi kali ituini terjadi perubahan formasi anggota, yakni: '''Murry''', '''Uki''', '''Pius''', dan '''Harry Ch'''. Album yang dirilis di Irama Tara ini antara lain:meliputi "Pop Melayu vol.1", "Disco Pop vol.1", album Anak Cucu – popPop Indonesia vol.3. Seperti halnya Koes Plus, anggota Murry's Group punjuga piawai menciptakanmengarang lagu seperti Murry (''Mari Berdansa''), Harry (''Nenek Tua'', ''Goyang''), Uki (''Malam Sunyi'', ''Hanya Kenangan'') dan Pius (''Tetap Kucari''). Kesuksesan band ini juga terlihat ketika mereka mengeluarkan album pop Indonesia bertajuk "Anak Cucu" yang berhasil memecahkan rekor penjualan kaset di seluruh Indonesia tahun 1978. Selain itu mereka juga sempat mengeluarkan album Pop Disco yang cenderung berkiblat pada lagu-lagu Disco Barat era itu.
Tonny Koeswoyo sendiri pun hampir selalu terlibat memberi backing vocal untuk setiap lagu yang diciptakan Murry. Mungkin ini sebagai bentuk sikap perlakuan istimewa Tony sebagai pimpinan Koes Plus terhadap anggota yang bukan dari keluarga Koeswoyo. Dengan demikian Murry tidak merasa menjadi orang lain dalam Koes Plus. Sebagai pemain drum dia tidak hanya sebagai pelengkap. Permainan drumnya menjadi ciri khas dari lagu-lagu Koes Plus. Mendengarkan lagu Koes Plus dan Koes Bersaudara akan terasa beda begitu mendengar pukulan drumnya. Kombinasi pukulan drumnya dan permainan [[keyboard]] Tonny Koeswoyo, banyak mewarnai intro lagu Koes Plus.
 
Murry’s Group selalu hadirmuncul setiap kali Koes Plus vakum dalam kegiatan bermusik. Akhir tahun 1970-an hingga awal tahun 1980-an, group Koes Plus dan Koes Bersaudara eksis dua-duanya. Seolah ada pengaturan untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing band untuk muncul dan yang lain untuk sementara diistirahatkan. Murry memang enggan berdiam diri walau ituhanya dalam waktu yang singkat. Mungkin juga karena rindu yang membumbung tinggi kelangit-langit bila dia tidak menggebuk drum. Keadaan ini terjadi beberapa kali, seperti pada tahun 1979, Murry’s Group hadir dengan satu album yang bertajuk “Cium“"Cium". Kemudian pada tahun 1988, Murry’s Group juga hadir dengan satu album yang diberinya judul “Sirambut"Si Rambut panjang“Panjang".
=== Kevakuman Koes Plus dan Terbentuknya Murry's Group ===
Pada tahun 1977 Koes Plus sempat vakum. Kejenuhan dan kehabisan ide dalam bermusik terlihat dari penurunan pencapaian hasil penjualan kaset Koes Plus yang terus menurun. Hingga akhirnya produser '''Remaco''' tempat mereka bernaung selama masa kejayaannya, mengusulkan agar Koes Bersudara dihidupkan kembali. Hal itu disetujui oleh para personel dari keluarga Koeswoyo. Bergabungnya kembali Nomo Koeswoyo sebagai drummer sekaligus menghidupkan kembali [[Koes Bersaudara]] membuat Murry pun harus merelakan kursi drumnya. Album I Koes Bersaudara yang dirilis bertajuk ''Kembali'' ternyata juga amat meledak, dan hingga kini bisa dikatakan sebagai lagu wajib bagi para penggemar Koes Plus/Bersaudara.
 
=== Solo Karier dan Pencipta Lagu ===
Murry yang terdepak tidak mau menganggur begitu saja, kemudian mendirikan sebuah group band baru yang ia beri nama '''''Murry’s Group'''''. Murry’s Group beranggotakan '''Murry''', '''Bian''', '''Uki''', dan '''Pius'''. Group ini menelurkan album yang bertajuk ''Sweet Melody''. Murry yang memang sudah terbiasa melantunkan vokal semasa di Koes Plus (antara lain lagu ''Pak Tani'', ''Desember'', ''Penyanyi Muda'') tidak menemui kesukaran dalam berolah vokal dalam group di mana ia menjadi figur sentral.
Selain dengan Koes Plus dan Murry's Group, Murry sempat pula merilis sebuah solo album pada masa itu bertajuk ''Sweet Melodies'', yang berisi lagu-lagu seperti ''Papi Mamiku'', ''Indria'', dan ''Kesunyian''.
Dalam formasi ini Murry’s Group melahirkan beberapa album, antara lain: album Sweet Melody, album Besi Tua, album Pop Jawa, album Pop Melayu dan ada satu album lagi sejenis album nostalgia. Semua proses rekamannya dilakukan di dapur studio '''PT. Remaco Ltd'''. Namun masih pada tahun yang sama, Murry’s Group melahirkan beberapa album lagi dengan dapur rekaman di '''Irama Tara'''. Namun kali itu terjadi perubahan formasi anggota, yakni: '''Murry''', '''Uki''', '''Pius''', dan '''Harry Ch'''. Album yang dirilis di Irama Tara ini antara lain: Pop Melayu vol.1, Disco Pop vol.1, album Anak Cucu – pop Indonesia vol.3. Seperti halnya Koes Plus, anggota Murry's Group pun piawai menciptakan lagu seperti Murry (''Mari Berdansa''), Harry (''Nenek Tua'', ''Goyang''), Uki (''Malam Sunyi'', ''Hanya Kenangan'') dan Pius (''Tetap Kucari'').
 
Kesuksesan band ini juga terlihat ketika mereka mengeluarkan album pop Indonesia bertajuk Anak Cucu yang berhasil memecahkan rekor penjualan kaset di seluruh Indonesia tahun 1978. Selain itu mereka juga sempat mengeluarkan album Pop Disco yang cenderung berkiblat pada lagu-lagu Disco Barat era itu.
 
=== Solo Karier dan Pencipta Lagu ===
Selain dengan Murry's Group, Murry sempat pula merilis sebuah solo album pada masa itu bertajuk ''Sweet Melodies'', yang berisi lagu-lagu seperti ''Papi Mamiku'', ''Indria'', dan ''Kesunyian''.
 
Murry juga memberikan lagunya untuk dinyanyikan oleh penyanyi lain. Diantaranya ada 2 (dua) buah lagu yang diciptakannya untuk [[Eddy Silitonga]] yang masing-masing berjudul ''“Mama”'' dan ''”Tak Rela”''. Kedua lagu itu menjadi hits dan meledak di pasaran mendongkrak popularitas Eddy Silitonga yang sedang berada di puncak kejayaannya masa itu. Lagu-lagu ini timbul sebagai jeritan hati Murry yang sampai saat ini masih dirundung oleh kenyataan hidup yang pahit.
 
=== Kembali ke Koes Plus ===
Reuni "Koes Bersaudara" ternyata takhanya berlangsung lama, group itu pun vakumsebentar karena tidakkurang mendapatkan tanggapan pasar yang memuaskan. Murry dihubungikemudian olehdiajak Tonny Koeswoyobersama untukYon menghidupkandan Yok membentuk kembali "Koes Plus.", Iaia pun menyetujuinya, karena merasa sudah sejiwa dengan ketiga rekannyarekan Koeswoyobersaudaranya tersebut. Sejak itu Koes Plus pun kembali menyatu pada tahun 1978. IaMurry pun menciptakan sebuah lagu yang menandai kembalinya ia ke dalam band Koes plus yang ia beridiberi judul ''Bersama Lagi'' dan ''Pilih Satu''.
 
Menjelang berakhirnya dasawarsa 1970-an, Remaco yang pernah tercatat sebagai label rekaman terbesar se-[[Asia Tenggara]] harus gulung tikar. Koes Plus pun ‘dipindah’ ke '''Purnama Records''', di mana mereka kemudian merekam album-album seperti “Cubit-Cubitan“, “Aku dan Kekasihku“, “Bersama Lagi“, dan “Melati Biru“ . Namun demikian, seiring dengan munculnya trend lagu-lagu sendu ala [[Iis Sugianto]] yang dirilis label '''Lolypop''' milik [[Rinto Harahap]] ([[The Mercys]]) dan juga [[Ebiet G Ade]], kepopuleran Koes Plus pun menjadi surut. Era 1980-an bisa dikatakan adalah era yang sukar untuk mereka jalani, karena masa emas dengan penjualan meledak dan tawaran manggung bertubi-tubi telah berakhir. Namun demikian, mereka masih bisa menelurkan album-album dengan materi yang terbilang dahsyat seperti “Asmara“ (1981), “Da Da Da“ (1983), ataupun “Cinta Di Balik Kota“ (1987), dan tetap muncul di acara-acara [[TVRI]].
 
=== AntaraKoes Murry'sPlus GroupPasca danMeninggalnya KoesTonny PlusKoeswoyo ===
Pada tahun 1987, [[Tonny Koeswoyo]] selaku pemimpin grup musik Koes Plus meninggal dunia. Tak saja rasa kehilangan yang menggayuti kalbu para personel Koes Plus dan juga para penggemarnya, ketidakyakinan akan terus berkibarnya bendera Koes Plus tanpa Tonny juga dirasakan sebagai hal yag begitu berat dijalani, termasuk oleh Murry. Sebelum meninggal, almarhum Tonny sempat berwasiat agar Koes Plus tetap berkibar. Ketiga personel Koes Plus yang tersisa, Yon, Yok, dan Murry terus bermusik walau dengan personel pengganti Tonny yang sering berganti-ganti, mereka sempat menghasilkan beberapa album baru hingga awal 1990-an seperti "AIDS" (1987) dan "Pop Melayu Amelinda" (1991). Sampai akhirnya pada tahun 1993, Koes Plus yang terdiri dari 3 personel asli kembali menarik perhatian publik dengan mengadakan berbagai konser ''show come-back'' bersama 1 personel tambahan yaitu '''[[Abadi Soesman]]''', konser mereka yang berlangsung sukses membuktikan bahwa Koes Plus masih banyak digemari masyarakat. Selanjutnya, Koes Plus masih sempat berkarya menghasilkan beberapa album dan menggelar konser dengan personel tambahan yang berganti-ganti, sampai akhirnya [[Yok Koeswoyo]] selaku personel pemain bass dan vokal memilih mengundurkan diri pada tahun 1997 dan beristirahat dari dunia panggung.
Murry’s Group selalu hadir setiap kali Koes Plus vakum dalam kegiatan. Akhir tahun 1970-an hingga awal tahun 1980-an group Koes Plus dan Koes Bersaudara eksis dua-duanya. Seolah ada pengaturan untuk memberikan kesempatan kepada masing-masing band untuk muncul dan yang lain sementara diistirahatkan. Murry memang enggan berdiam diri walau itu dalam waktu yang singkat. Mungkin juga karena rindu yang membumbung tinggi kelangit-langit bila dia tidak menggebuk drum. Keadaan ini terjadi beberapa kali, seperti pada tahun 1979, Murry’s Group hadir dengan satu album yang bertajuk “Cium“. Kemudian pada tahun 1988, Murry’s Group juga hadir dengan satu album yang diberinya judul “Sirambut panjang“.
 
Pasca reformasi, Koes Plus hanya menyisakan Murry sebagai pemain drum, serta [[Yon Koeswoyo]] sebagai vokalis utama dan pemain ''rythm guitar'', mereka kemudian dibantu dengan 2 personel tambahan yaitu '''Andolin Sibuea''' sebagai pemain keyboard dan ''lead guitar'', serta '''Jack Kashbie''' sebagai pemain bass. Formasi yang terbentuk sejak 1998 ini sempat menghasilkan 2 album dan mampu bertahan selama hampir 7 tahun, Murry dan Yon Koeswoyo menjadi 2 personel asli yang paling lama mengusung Koes Plus, keduanya lebih dari dua dekade mengarungi industri musik Indonesia bersama-sama dalam group Koes Plus.
=== Koes Plus Pasca Wafatnya Tonny Koeswoyo ===
Pada tahun 1987 motor dan inspirator Koes Plus Tonny Koeswoyo meninggal dunia. Tak saja rasa kehilangan yang menggayuti kalbu para personel Koes Plus dan juga para penggemarnya, ketidakyakinan akan terus berkibarnya bendera Koes Plus tanpa Tonny juga dirasakan sebagai hal yag begitu berat dijalani, termasuk oleh Murry.
 
=== Membentuk kembali Murry's Group ===
Sebelum meninggal almarhum Tonny sempat berwasiat agar Koes Plus tetap berkibar. Para personel Koes Plus yang tersisa tetap merekam album-album seperti “AIDS“ (1987) dan “Pop Melayu Amelinda“ (1991). Namun penjualan album-album tersebut tak semeledak pada era 1970-an. Hingga akhirnya pada tahun 1993, band ini kembali menggebrak publik tanah air dengan berbagai show ''come back''nya. Dari situ terlihat bahwa band ini masih memiliki begitu banyak penggemar setia yang merindukan masa keemasan mereka terbukti dengan membludak dan suksesnya show Koes Plus walaupun tiket yang dijual begitu mahal pada awalnya.
Sekitar tahun 2004, terjadi perselisihan antara Murry dan kedua personel lainnya, Andolin dan Jack, dengan Yon Koeswoyo yang dipicu oleh semakin samar dan tidakjelasnya manajemen dan honor Koes Plus, formasi ini pun terpaksa berakhir. Murry kemudian membentuk kembali Murry's Group dengan personel yang berbeda dari Murry's Group awal yang dibentuk tahun 1978, formasi baru ini terdiri dari '''Andolin Sibuea''' sebagai pemain keyboard dan ''lead guitar'', '''Jack Kashbie''' sebagai pemain bass, dan Suwarno "B-Flat" atau lebih dikenal dengan nama "'''Arwet'''" sebagai pemain ''rythm guitar'' dan vokal utama. Murry's Group formasi ini sempat menghasilkan satu album bertajuk "Kado Buat Sahabat" dengan hits "Amit-Amit Jabang Bayi" pada tahun 2006.
 
Eksistensi Murry's Group sempat menghilang kembali dari publik, sampai akhirnya muncul lagi pada tahun 2010 tetapi dengan formasi yang berbeda lagi. Formasi terakhir ini terdiri dari '''Murry''', '''Arwet''', '''Iwon S.''', '''Tubagus Arif''', '''Heru''' dan '''Ivan''', sebagian personelnya adalah personel grup band "B-Flat" yang merupakan salah satu band pelestari lagu-lagu Koes Plus. Formasi ini sempat menghasilkan satu album Pop Jawa Reggae bertajuk "Tresno Banget".
Hingga pada tahun 1994, bersama dengan [[Damon Koeswoyo]] yang tak lain adalah putera Tonny Koeswoyo, mereka merilis album bertajuk “ Tak Usah Kau Sesali “. Setelah itu muncullah album-album lain yang melibatkan musisi-musisi besar seperti [[Dedy Dores]] (ex Freedom of Rhapsodia), [[Ian Antono]] ([[God Bless]]), dan [[Abadi Soesman]]. Karena satu dan lain hal, pada paruh kedua dekade 90-an Yok Koeswoyo memutuskan untuk mengundurkan diri dan lebih menekuni kehidupan sebagai petani di [[Banten]]. Posisi Yok kemudian digantikan oleh [[Jack Kashbie]] dan [[Andolin Sibuea]] memegang keyboard yang dulu dilakukan oleh alm. Tonny Koeswoyo. Formasi ini bertahan selama beberapa tahun. Murry dan Yon Koeswoyo menjadi personel paling awet di Koes Plus. Keduanya lebih dari dua dekade mengarungi industri musik Indonesia bersama dalam group Koes Plus.
 
Selain itu, Murry juga sesekali tampil pada konser-konser yang diadakan berbagai grup musik pelestari lagu-lagu Koes Plus. Murry juga sempat konser reuni bersama Yok sekitar tahun 2010, serta bersama Yon dan Yok pada tahun 2013, ia juga masih mampu memainkan drum pada konser reuni tersebut walau tenaganya tidak lagi prima.
=== Kembali ke Murry's Group ===
Setelah mengalami konflik internal dengan Koes Plus pada tahun 2004, akhirnya Murry mengundurkan diri bersama dua personel Koes Plus lainnya yaitu Andolin Sibuea dan Jack Kashbie. Karena kecintaannya terhadap musik, pada tahun 2012 lalu ia mendirikan group band bernama Murry's Group yang beranggotakan 4 personel dan 2 diantaranya adalah rekannya ex Koes Plus yakni Andolin dan Jack. Murry's Group baru yang dibentuknya ini seolah menjadi pelanjut bandnya Murry's Group yang sudah lama dikuburnya. Tahun 2006, Murry’s Group yang digawangi: Murry, Jack, Andolin, dan Arwet sempat membuat album rekaman yang diberi tajuk “ Amit-amit Jabang Bayi “ ditambah sedikit kalimat yang sangat puitis, yakni “kado buat sahabat“.
 
=== Kehidupan pribadi dan sosial ===
Di tengah kesibukannya dalam bermusik, Murry sempat meluangkan waktu untuk menyelesaikan pendidikannya hingga sarjana di [[Universitas Borobudur]] Jakarta. Murry menikah dua kali. Pertama ia menikah dengan seorang wanita bekas panyanyi pada era 1970-an yang bernama Uke Octoerina. Pernikahan ini berujung perceraian. Dari pernikahan ini ia memperoleh tiga orang anak, yakni Riske Murry, Rizzy Murry (meninggal 2018), dan Rico Valentino Murry.
 
Baris 154 ⟶ 148:
|}
 
== Meninggal duniaKematian ==
Murry meninggal dunia pada 1 Februari 2014 sekitar pukul 05.00 [[WIB]] di kediamannya di Perumahan Kranggan Permai, [[Jati Sampurna, Bekasi|Jati Sampurna]], [[Bekasi]], [[Jawa Barat]]. Sebelumnya ia menderita sakit hernia dan diabetes yang cukup parah yang memaksanya beristirahat total dari aktivitas bermusik. Jenazahnya kemudian dimakamkan di TPU Pondok Rangon, Jakarta.<ref>[http://www.antaranews.com/berita/416960/selamat-jalan-murry-koes-plus Selamat jalan Murry "Koes Plus"]</ref><ref>[http://hot.detik.com/read/2014/02/01/081947/2484221/230/murry-koes-ploes-meninggal-dunia?h991101207 Murry 'Koes Ploes' Meninggal Dunia]</ref>
 
== Referensi ==