Fatmawati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh 139.193.59.248 (bicara) ke revisi terakhir oleh Henri Aja
Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
RyanW1995 (bicara | kontrib)
ubah gambar
 
(11 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
| honorific_prefix = <small>[[Hajjah|Hj.]]</small>
| name = Fatmawati
| image = Fatmawati Soekarno (1966).jpegjpg
| office = [[Daftar pasangan Presiden Indonesia|Ibu Negara Indonesia]] ke-1
| term_start = 17 Agustus 1945
Baris 26:
| footnotes =
}}
'''[[Hajjah|Hj.]] Fatmawati Soekarno''' ({{lahirmati|[[Bengkulu]]|5|2|1923|[[Kuala Lumpur]], [[Malaysia]]|14|5|1980}})<ref>[http://www.surya.co.id/2009/02/05/tiga-putri-bung-karno-raih-penghargaan-muri.html Tiga Putri Bung Karno Raih Penghargaan MURI] {{Webarchive|url=https://archive.today/20110620000644/http://www.surya.co.id/2009/02/05/tiga-putri-bung-karno-raih-penghargaan-muri.html |date=2011-06-20 }} (Indonesian)</ref> adalah istri dari [[Daftar Presiden Indonesia|Presiden Indonesia pertama]] [[Soekarno]]. Ia menjadi [[Ibu Negara Republik Indonesia|Ibu Negara Indonesia]] pertama dari tahun 1945 hingga tahun 1967 dan merupakan istri ke-3 dari presiden pertama [[Indonesia]] yaitu [[Soekarno]] dan merupakan ibunda dari presiden kelima, [[Megawati Soekarnoputri]].<ref>{{Cite news|title=Sosok Berjasa Saat Proklamasi 17 Agustus 1945, Ini Profil Fatmawati Penjahit Bendera Merah Putih|url=https://kabarpriangan.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-1486914979/sosok-berjasa-saat-proklamasi-17-agustus-1945-ini-profil-fatmawati-penjahit-bendera-merah-putih|work=[[Pikiran Rakyat]]|language=id|access-date=2023-05-22}}</ref> Ia juga dikenal akan jasanya dalam menjahit [[Bendera]] Pusaka [[Sang Saka Merah Putih]] yang turut dikibarkan pada saat upacara [[Proklamasi]] Kemerdekaan [[Indonesia]] di [[Jakarta]] pada tanggal 17 Agustus 1945.
 
== Kehidupan ==
Baris 45:
* [[Megawati Soekarnoputri]] (l. 23 Januari 1947), [[Presiden Republik Indonesia|Presiden Ke-5 Republik Indonesia]]. Dia menikah pertama kali dengan Lettu [[Surindro Supjarso]] pada 1 Juni 1968 (w. 22 Januari 1970), menikah kedua kali dengan Hassan Gamal A. Hasan pada tanggal 22 Juni 1972 namun dibatalkan setelah 3 bulan, dan menikah terakhir kalinya dengan [[Taufiq Kiemas]] (31 Januari 1942 – 8 Juni 2013) pada 14 Maret 1973. Ia memiliki 3 orang anak.
* [[Rachmawati Soekarnoputri]] (27 September 1950 – 3 Juli 2021), menikah pertama kali dengan Dr. Tommy Pariatman Marzuki pada 14 Maret 1969 dan bercerai pada tahun 1973. Dia menikah kedua kali dengan [[Dicky Suprapto]] (27 September 1947 – 3 April 2006) pada tahun 1975 dan bercerai. Dia menikah terakhir kalinya dengan Benny Sumarno (19 Mei 1949 – 2 April 2018) pada tahun 1995. Dia memiliki 3 orang anak.
* [[Sukmawati Soekarnoputri]] (l. 26 Oktober 1951), menikah pertama kali dengan [[Mangkunegara IX|PangeranK. SujiwaG. KusumaP. dariA. A. Mangkunegara IX]] (18 Agustus 1951 – 13 Agustus 2021) pada 16 September 1974 dan bercerai pada tahun 1983. Dia menikah kedua kali dengan Muhammad Hilmy (1954 – 29 Oktober 2018). Dia memiliki 3 orang anak.
* [[Guruh Soekarnoputra]] (l. 13 Januari 1953), menikah dengan Guseynova Sabina Padmavati (l. 19791959) pada tanggal 19 Oktober 2002.
 
== Kisah menjahit bendera ==
Setahun setelah pernikahannya itu, [[Jepang]] menjanjikan kemerdekaan untuk Indonesia. Bendera Merah Putih juga boleh dikibarkan dan lagu Kebangsaan Indonesia Raya diizinkan berkumandang. Ibu Fatmawati kemudian berfikir bahwa memerlukan bendera Merah Putih untuk dikibarkan di [[MALAYA, Kelapa Gading, Jakarta Utara|Pegangsaan 56]]. "Pada waktu itu tidak mudah untuk mendapatkan kain merah dan putih di luar," tulis Chaerul Basri dalam artikelnya "Merah Putih, Ibu Fatmawati, dan Gedung Proklamasi" yang dimuat di Harian Kompas, 16 Agustus 2001. Barang-Barang bekas impor, semuanya berada di tangan [[Jepang]], dan kalau pun ada di luar, untuk mendapatkannya harus dengan berbisik-bisik," tulisnya.<ref name=":0">{{Cite news|last=Dzulfaroh|first=Ahmad Naufal|date=2020-08-16|title=Profil Ibu Fatmawati Soekarno dan Kisahnya Menjahit Sang Merah Putih...|url=https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/16/073000465/profil-ibu-fatmawati-soekarno-dan-kisahnya-menjahit-sang-merah-putih-|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-03-09|editor-last=Wedhaswary|editor-first=Inggried Dwi|archive-date=2021-02-11|archive-url=https://archive.today/20210211221038/https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/16/073000465/profil-ibu-fatmawati-soekarno-dan-kisahnya-menjahit-sang-merah-putih-?page=all|dead-url=no}}</ref>
 
Berkat bantuan Shimizu, yang merupakan orang ditunjuk oleh Pemerintah Jepang sebagai perantara dalam perundingan [[Jepang]]-[[Indonesia]]. Ibu Fatmawati akhirnya mendapatkan kain merah putih. Shimizu mengusahakannya lewat seorang pembesar [[Jepang]], yang memimpin gudang di Pintu Air, di depan eks Bioskop Capitol. Bendera itulah yang berkibar di Pegangsaan Timur saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.<ref name=":0" />
Baris 59:
 
== Penghargaan ==
Pada tanggal 4 November 2000, Presiden [[Abdurrahman Wahid]] menganugerahkan gelar [[Pahlawan Nasional]] bagi Fatmawati.
 
Nama Fatmawati diabadikan dalam [[Bandar Udara Fatmawati Soekarno]] di [[Kota Bengkulu]] dan [[Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati|RSUP Fatmawati]] di [[Jakarta Selatan]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|DKI Jakarta]]. Nama [[Stasiun MRT Fatmawati]], salah satu stasiun [[MRT Jakarta]], diambil dari nama RSUP Fatmawati yang berada di dekat stasiun. Kediamannya di Bengkulu kini [[Rumah Fatmawati|dijadikan museum]].