Kelenteng Fuk Ling Miau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(14 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 12:
| location = {{flagicon|Indonesia}} [[Gondomanan, Yogyakarta]]
| address = Jalan Brigjen Katamso No.3, Gondomanan, Kota Yogyakarta, [[Daerah Istimewa Yogyakarta]] - 55121
| public_transit = {{rint|yogyakarta|2B}} Katamso
| client =
| owner =
Baris 54 ⟶ 55:
| longs =
| longEW =
|embedded={{Infobox cagar budaya|child=yes
| Name = Kelenteng Fuk Ling Miao
| Image =
|caption =
| Location = [[Kota Yogyakarta]], [[Yogyakarta]]
| Type = -
| Criteria = Bangunan
| ID = RNCB.20070326.02.000106
| Region =
| Year = 1998
| Session =
| ownership = [[Tridharma|Umat Tridharma]]
| management = Yayasan Tempat Ibadah Fuk Ling Miao
| Link = https://cagarbudaya.kemdikbud.go.id/public/objek/detailcb/PO2016040400042/KelentengVihara-Buddha-Prabha-Gondomanan
}}
}}
'''Kelenteng Fuk Ling Miau''' ([[Hokkien]]=: Hok Ling Bio) atau '''Kelenteng Gondomanan''' merupakan tempat peribadatan umat [[agama Kong Hu Cu]] dan [[agama Buddha]] yang berlokasi di [[DI Yogyakarta]]. Kelenteng ini berada di bawah naungan [[MajelisYayasan BuddhayanaTempat Indonesia]]Ibadah denganFuk namaLing '''Vihara Buddha Prabha'''Miau. Bangunan Fuk Ling Miau menjadi cagar budaya pada tanggal 26 Maret 2007 di bawah Surat Perintah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. PM.25/PW.007/MKP/2007.
 
== Sejarah ==
Pada masa pemerintahan [[Hamengkubuwono VII|Sri Sultan Hamengkubuwono VII]], warga Tionghoa meminta izin mendirikan tempat ibadah. Selanjutnya pada tanggal 15 Agustus 1900 [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat]] menghibahkan tanah seluas 1150 m<sup>2</sup>. Atas usaha Mayor Tionghoa bernama Yap Ping Liem, di atas tanah tersebut didirikan Kelenteng Fuk Ling Miau.<ref name=wisata>{{cite web|url=http://yogyakarta.panduanwisata.id/wisata-religi/menelisik-sejarah-klenteng-gondomanan/|authors=Retno|title=Menelisik Sejarah Klenteng Gondomanan|first=|last=|year=|location=|issn=|isbn=|publisher=|date=31 Januari 2015|accessdate=1 oktober 2015}}</ref>
 
Semenjak tahun [[1940-an]], perkembangan kelenteng mulai mengalami kemunduran karena keturunan Tionghoa selanjutnya kurang berminat mewarisi tradisi. Setelah peristiwa [[G30SPKI]], wali kota Yogyakarta saat itu, Soedjono A.Y., memperingatkan seorang warga Tionghoa bernama Tirtoibu WinotoPak Mei Santoso bahwa Pemda Yogyakarta akan mengambil alih kelenteng Fuk Ling Miau dan [[Tjen Ling Kiong]] jika masih tetap tidak diurus. Akhirnya didirikan sebuah yayasan pada bulan Oktober 1974 dengan tujuan membentuk tiga seksi, yaitu [[agama Buddha]] (Cetya Buddha Praba atau Sinar Sang Buddha), [[Taoisme]] (Tao Pek Kong), dan [[agama Kong Hu Cu]] (Gerbang Kebajikan).
 
== Daftar altar ==
Baris 75 ⟶ 91:
|
|-
| ?1
| [[Men Shen|Dewa Pintu Qin dan Yuchi]]
| Teras utama
Baris 150 ⟶ 166:
|
|-
| ?9
| Dewa Yue Lao Dewa Jodoh
| [[Ashin Jinarakkhita]]
| Sebelah Altar Konghucu
| Ruang belakang sayap kanan
|
| Altar Buddhayana tanpa hiolo
|-
| ?13
| Cetiya Buddha Prabha<br /> 1. Tiga Buddha Panteon Mahayana<br /> 2. Buddha Sakyamuni<br /> 3. Kwan Im<br /> 4. Budai; [[Ksitigarbha]]; [[Ji Gong]]
| Ruang belakang
| Altar Buddhayana tanpa hiolo
|}
 
Baris 164 ⟶ 180:
* [[Tjen Ling Kiong]]
 
== ReferensiRujukan ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
[[Kategori:Klenteng di Indonesia]]
 
* [https://www.tagar.id/peran-tionghoa-di-yogyakarta-yang-terkubur-sejarah Peran Tionghoa di Yogyakarta yang Terkubur Sejarah].
* [http://kagama.co/warga-tionghoa-pernah-berikan-pertolongan-saat-yogyakarta-krisis/2 Warga Tionghoa Pernah Berikan Pertolongan Saat Yogyakarta Krisis].
 
[[Kategori:KlentengKelenteng di Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Bangunan bersejarah di Yogyakarta]]
[[Kategori:Bangunan cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya di Yogyakarta]]