Abu Hanifah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
CarsracBot (bicara | kontrib)
k bot Mengubah: de:Abū Hanīfa
.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(115 revisi perantara oleh 74 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Refimprove-bio-tokohmuslim}}
{{Infobox_Philosopher
{{Infobox Ulama Muslim
<!-- Philosopher Category -->
| region = Yuris Muslim
| era = [[Masa keemasan Islam]]
| color = #B0C4DE
| image = Abu Hanifa Name.png
 
| image_caption =
<!-- Image and Caption -->
| image_name =
| image_caption =
 
<!-- Information -->
| name = '''Abu Hanifah'''
| birthbirth_date = 80 H/699 M
| deathdeath_date = 148 H/767 M
| birth_place = [[Kufah]], [[Irak]]
| death_place = [[Baghdad]], [[Irak]]
| religion = [[Islam]]
| citizenship =
| nationality =
| ethnicity =
| school_traditionjurisprudence = [[HanafiIjtihad]]
| school_tradition = [[Ahlur Ra’yi]]
| denomination = [[Sunni|Ahlus Sunnah]]
| alma_mater =
| main_interests = [[HukumFiqh]]{{,}} Islam[[hadis]]
| influences = [[Qatada bin al-Nu'man]]{{,}}<ref>[http://www.inter-islam.org/Biographies/4imam.htm Imaam Abu Hanifa (R.A.), Biography of One of The Four Great Imaams- I<!-- Bot generated title -->]</ref> [[Alqama bin Qays]]{{,}}<ref>The Conclusive Argument from God:Shah Wali Allah of Delhi's Hujjat Allah Al-baligha, pg 425</ref>
| influenced = [[Yurisprudensi Islam]]{{,}} [[Muhammad bin al-Hasan]]{{,}} [[Abu Yusuf]]
| notable_ideas = Evolusi [[Yurisprudensi IslamIstihsan]]
| works = ''Kitaab-ul-Aathar'' and ''Fiqh al-Akbar''
}}
'''Abu Hanifah an-Nu'man bin Tsabit bin Zuta bin Marzuban''' ({{lang-ar|أبو حنيفة نعمان بن ثابت بن زوطا بن مرزبان}}; {{circa|699}} – 767 M), lebih dikenal dengan nama '''Abū&nbsp;Ḥanīfah''', ('''{{lang-ar|أبو حنيفة}}''') (lahir di [[Kufah]], [[Irak]] pada 80 [[Hijriyah|H]]/699 [[Masehi|M]] — meninggal di [[Baghdad]], Irak, 150 [[Hijriyah|H]]/767 [[Masehi|M]]) merupakan pendiri dari [[mazhab]] [[fiqih]] [[Hanafi]]..
 
Abu Hanifah rahimahullah juga merupakan seorang [[Tabi'in]], generasi setelah Sahabat Nabi, karena dia pernah bertemu dengan salah seorang sahabat Rasulullah ﷺ bernama [[Anas bin Malik]] radhiyallahu ‘anhu dan beberapa peserta Perang Badar yang dimuliakan Allah subhanahu wa Ta‘ala yang merupakan generasi terbaik islam, dan meriwayatkan hadits darinya serta sahabat Rasulullah ﷺ lainnya.<ref>[http://www.masud.co.uk/ISLAM/misc/abu_hanifa.htm Imam-ul-A’zam Abu Hanifa, The Theologian<!-- Bot generated title -->]</ref>
'''Nu’man bin Tsabit bin Zuta bin Mahan at-Taymi''' ('''{{lang-ar|النعمان بن ثابت‎}}'''), lebih dikenal dengan nama '''Abū&nbsp;H&#803;anīfah''', ('''{{lang-ar|أبو حنيفة‎}}''') (lahir di [[Kufah]], [[Irak]] pada 80 [[Hijriyah|H]] / 699 [[Masehi|M]] — meninggal di [[Baghdad]], Irak, 148 [[Hijriyah|H]] / 767 [[Masehi|M]]) merupakan pendiri dari [[Madzhab]] [[Fiqih|Yurisprudensi Islam]] [[Hanafi]].
 
Imam Hanafi disebutkan sebagai tokoh yang pertama kali menyusun kitab fiqh berdasarkan kelompok-kelompok yang berawal dari kesucian (''taharah''), [[salat|shalat]] dan seterusnya, yang kemudian diikuti oleh ulama-ulama sesudahnya seperti [[Malik bin Anas]], [[Imam Syafi'i]], [[Abu Dawud]], [[Imam Bukhari]] rahimahumullah.
Abu Hanifah juga merupakan seorang Tabi'in, generasi setelah Sahabat nabi, karena dia pernah bertemu dengan salah seorang sahabat bernama Anas bin Malik, dan meriwayatkan hadis darinya serta sahabat lainnya.<ref>[http://www.masud.co.uk/ISLAM/misc/abu_hanifa.htm Imam-ul-A’zam Abu Hanifa, The Theologian<!-- Bot generated title -->]</ref>
 
== Menuntut ilmu ==
Imam Hanafi disebutkan sebagai tokoh yang pertama kali menyusun kitab fiqh berdasarkan kelompok-kelompok yang berawal dari kesucian (''taharah''), [[shalat]] dan seterusnya, yang kemudian diikuti oleh ulama-ulama sesudahnya seperti [[Malik bin Anas]], [[Imam Syafi'i]], [[Abu Dawud]], [[Bukhari]], [[Imam Muslim|Muslim]] dan lainnya.
Abu Hanifah kecil sering mendampingi ayahnya berdagang [[sutra]]. Namun, tidak seperti pedagang lainnya, Abu Hanifah memiliki kebiasaan pergi ke Masjid Kufah. Karena kecerdasannya yang gemilang, ia mampu menghafal [[Al-Qur'an]] serta ribuan [[h]]adits.
 
Sebagaimana putra seorang pedagang, Abu Hanifah pun kemudian berprofesi seperti bapaknya. Ia mendapat banyak keuntungan dari profesi ini. Di sisi lain ia memiliki wawasan yang sangat luas, kecerdasan yang luar biasa, serta hafalan yang sangat kuat. Beberapa ulama dapat menangkap fenomena ini, sehingga mereka menganjurkannya untuk pergi berguru kepada ulama seperti ia pergi ke pasar setiap hari.
{{Islam-bio-stub}}
 
Pada masa Abu Hanifah menuntut ilmu, Iraq termasuk Kufah disibukkan dengan tiga [[halaqah]] keilmuan. Pertama, halaqah yang membahas pokok-pokok aqidah. Kedua, halaqah yang membahas tentang Hadits [[Rasulullah]] metode dan proses pengumpulannya dari berbagai negara, serta pembahasan dari perawi dan kemungkinan diterima atau tidaknya pribadi dan riwayat mereka. Ketiga, halaqah yang membahas masalah [[fikih]] dari [[Al-Qur'an]] dan [[Hadits]], termasuk membahas fatawa untuk menjawab masalah-masalah baru yang muncul saat itu, yang belum pernah muncul sebelumnya.
{{DEFAULTSORT:Hanifah, Abu}}
 
Abu Hanifah melibatkan diri dalam dialog tentang ilmu kalam, tauhid dan metafisika. Menghadiri kajian hadits dan periwayatannya, sehingga ia mempunyai andil besar dalam bidang ini.
 
Setelah Abu Hanifah menjelajahi bidang-bidang keilmuan secara mendalam, ia memilih bidang fikih sebagai konsentrasi kajian. Ia mulai mempelajari berbagai permasalahan fikih dengan cara berguru kepada salah satu [[Syaikh]] ternama di Kufah, ia terus menimba ilmu darinya hingga selesai. Sementara Kufah saat itu menjadi tempat domisili bagi ulama fikih Iraq.
 
Abu Hanifah sangat antusias dalam menghadiri dan menyertai gurunya, hanya saja ia terkenal sebagai murid yang banyak bertanya dan berdebat, serta bersikeras mempertahankan pendapatnya, terkadang menjadikan syaikh kesal padanya, namun karena kecintaannya pada sang murid, ia selalu mencari tahu tentang kondisi perkembangannya. Dari informasi yang ia peroleh, akhirnya sang syaikh tahu bahwa ia selalu bangun malam, menghidupkannya dengan salat dan tilawah Al-Qur'an. Karena banyaknya informasi yang ia dengar maka syaikh menamakannya Al-Watad.
 
Selama 18 tahun, Abu Hanifah berguru kepada Syeh Hammad bin Abu Sulaiman, saat itu ia masih 22 tahun. Karena dianggap telah cukup, ia mencari waktu yang tepat untuk bisa mandiri, namun setiap kali mencoba lepas dari gurunya, ia merasakan bahwa ia masih membutuhkannya.
 
== Menjadi ulama ==
Kabar buruk terhembus dari [[Basrah]] untuk Syaikh Hammad, seorang keluarga dekatnya telah wafat, sementara ia menjadi salah satu ahli warisnya. Ketika ia memutuskan untuk pergi ke Basrah ia meminta Abu Hanifah untuk menggantikan posisinya sebagai pengajar, pemberi fatawa dan pengarah dialog.
 
Saat Abu Hanifah menggantikan posisi Syaikh Hammad, ia dihujani oleh pertanyaan yang sangat banyak, sebagian belum pernah ia dengar sebelumnya, maka sebagian ia jawab dan sebagian yang lain ia tangguhkan. Ketika Syaikh Hammad datang dari Basrah ia segera mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut, yang tidak kurang dari 60 pertanyaan, 40 diantaranya sama dengan jawaban Abu Hanifah, dan berbeda pendapat dalam 20 jawaban.
 
Dari peristiwa ini ia merasa bahawa masih banyak kekurangan yang ia rasakan, maka ia memutuskan untuk menunggu sang guru di halaqah ilmu, sehingga ia dapat mengoreksikan kepadanya ilmu yang telah ia dapatkan, serta mempelajari yang belum ia ketahui.
 
Ketika umurnya menginjak usia 40 tahun, gurunya Syaikh Hammad telah wafat, maka ia segera menggantikan gurunya.
 
Abu Hanifah tak hanya mengambil ilmu dari Syaikh Hammad, tetapi juga banyak ulama selama perjalanan ke [[Makkah]] dan [[Madinah]], diantaranya [[Anas bin Malik]], [[Zaid bin Ali]] dan [[Ja'far ash-Shadiq]] yang mempunyai konsen besar terhadap masalah [[fikih]] dan [[hadits]].
 
Imam Abu Hanifah diketahui telah menyelesaikan 600.000 perkara dalam bidang ilmu fiqih dan dijuluki Imam Al-A'dzhom oleh masyarakat karena keluasan ilmunya.Beliau juga menjadi rujukan para ulama pada masa itu dan merupakan guru dari para ulama besar pada masa itu dan masa selanjutnya.
 
== Penolakan sebagai hakim ==
[[Khalifah]] [[Al-Mansur|Abu Ja'far Al-Mansur]] berkata kepada menterinya, "Aku sedang membutuhkan seorang hakim yang bisa menegakkan keadilan di negara kita ini, dengan kualifikasi dia tidak takut kepada siapapun dalam menegakkan kebenaran, paling memahami [[Al-Qur'an]] dan [[Sunnah]] Rasulullah. Menurutmu siapa yang layak menduduki posisi ini?", lalu sang menteri menjawab, "Sejauh pengetahuan saya, ulama yang paling tepat menduduki jabatan ini adalah Abu Hanifah An-Nu'man, betapa bahagianya kita jika ia menerima tawaran sebagai hakim ini!", "Apa mungkin seseorang bisa menolak jika kita yang memintanya?" tanya Khalifah lagi, "Sejauh yang kami tahu, dia tidak pernah tunduk kepada permintaan siapapun, tampaknya dia tidak suka menduduki posisi sebagai hakim, maka utuslah seseorang utusan mudah-mudahan hatinya terbuka, dan menerima tawaran ini."
 
Khalifah kemudian mengutus seorang utusan memintanya untuk menghadap seraya menawarkan posisi sebagai hakim. Abu Hanifah menjawab, "Aku akan istikharah terlebih dahulu, salat 2 rakaat meminta petunjuk kepada Allah, jika hatiku dibuka maka akan aku terima, jika tidak maka masih banyak ahli fikih lain yang bisa dipilih salah satu diantara mereka oleh Amirul Mukminin."
 
Waktu terus berjalan, ternyata Abu Hanifah tak kunjung menghadap Khalifah, maka ia mengutus seorang utusan memintanya menghadap, Abu Hanifah kemudian pergi menghadap namun ia beritikad untuk menolak jabatan hakim yang ditawarkan kepadanya.
 
Ternyata Khalifah tidak menyerah begitu saja, ia bersumpah agar Abu Hanifah menerima jabatan sebagai hakim yang ditawarkan, akan tetapi Abu Hanifah tetap menolaknya, seraya berkata, "Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya aku tak pantas untuk menduduki jabatan hakim," lalu Khalifah malah menjawab, "Engkau dusta!" sehingga Abu Hanifah pun berkata, "Sekiranya Anda telah menghukumi saya sebagai pembohong, maka sesungguhnya para pembohong tak layak menjadi hakim, dan sebaiknya Anda jangan mengangkat rakyat Anda yang tidak memenuhi kualifikasi untuk menduduki jabatan yang strategis ini. Wahai Amirul Mukminin, takutlah kepada Allah, dan jangan Anda delegasikan amanah kecuali kepada mereka yang takut kepada Allah, jika saya tidak mendapat jaminan keridhaan, bagaimana saya akan mendapat jaminan terhindar dari murka?". Khalifah lalu memerintahkan mencambuknya seratus cambukan, lalu dijebloskannya ke penjara.
 
Selang beberapa hari, khalifah mendapat teguran dari seorang kerabatnya, "Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Anda telah mencambuk diri Anda dengan seratus ribu pukulan pedang."
 
Maka khalifah segera memerintahkan untuk membayar 30.000 dirham (sekitar Rp.2,1 miliar) kepada Abu Hanifah sebagai ganti atas yang telah dideritanya, lalu membebaskannya dan mengembalikan ke rumahnya.
 
Ternyata setelah harta tersebut diberikan, ia menolaknya. Maka khalifah memerintahkan untuk menjebloskan kembali ke penjara. Hanya saja para menteri mengusulkan bahwa Abu Hanifah segera dibebaskan dan cukup diberi dengan penjara rumah, serta melarangnya untuk duduk bersama masyarakat atau keluar dari rumah.
 
== Akhir hayat ==
Selang beberapa hari setelah mendapatkan tahanan rumah, ia terkena penyakit, semakin lama semakin parah. Akhirnya ia wafat pada usia 68 tahun. Berita kematiannya segera menyebar, ketika Khalifah mendengar berita itu, ia berkata, "Siapa yang bisa memaafkanku darimu hidup maupun mati?" Salah seorang ulama Kufah berkata, "Cahaya keilmuan telah dimatikan dari kota Kufah, sungguh mereka tidak pernah melihat ulama sekaiber dia selamanya." Yang lain berkata, "Kini mufti dan fakih Irak telah tiada."
 
Jasadnya dikeluarkan dipanggul di atas punggung kelima muridnya, hingga sampai tempat pemandian, ia dimandikan oleh Al-Hasan bin Imarah, sementara Al-Harawi yang menyiramkan air ke tubuhnya. Ia disalatkan lebih dari 50.000 orang. Dalam enam kali putaran yang ditutup dengan salat oleh anaknya, Hammad. Ia tak dapat dikuburkan kecuali setelah salat Ashar karena sesak, dan banyak tangisan. Ia berwasiat agar jasadnya dikuburkan di Kuburan Al-Khairazan, karena merupakan tanah kubur yang baik dan bukan tanah curian.
 
== Referensi ==
 
{{reflist}}
 
== Bahan bacaan ==
 
* Biografi 10 Imam Besar, Syaikh M. Hasan Al Jamal
*{{id}} [https://www.klikkata.com/2017/12/Imam-Abu-Hanifah.html Quotes Abu Hanifah]
 
{{Portal|Islam}}
{{Tabi'in}}
{{lifetime|699|767|{{PAGENAME}}}}
<!--anda dapat berkontribusi dalam pelacakan artikel biografi tokoh muslim di wikipedia dengan menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam kategori pelacakan --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
|sort = {{PAGENAME}}
|hari_lahir =
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m =
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m =
|thn_lahir_h = 80
|thn_lahir_m = 699
|tempat_lahir = Kufah
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat = Bagdad
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m =
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m =
|thn_wafat_h = 148
|thn_wafat_m = 767
|tempat_makam =
}}
 
[[Kategori:Kelahiran 699]]
[[Kategori:Kematian 767]]
[[Kategori:Kematian 768]]
[[Kategori:Imam Sunni]]
[[Kategori:Hanafiyah|Hanifah]]
 
[[Kategori:Tabi'in]]
[[ar:أبو حنيفة النعمان]]
[[caKategori:Abu HanifaUlama]]
[[deKategori:AbūImam HanīfaMazhab]]
[[Kategori:Kematian akibat keracunan]]
[[en:Abu Hanifa an-Nu‘man]]
[[Kategori:Cendekiawan Muslim Sunni]]
[[es:Abu Hanifah]]
[[fa:ابوحنیفه نعمان بن ثابت]]
[[fr:Abu Hanifa Al-Nu'man Ibn Thabit]]
[[ms:Abu Hanifah]]
[[nl:Abu Hanifa]]
[[pl:Abu Hanifa]]
[[ps:امام ابو حنيفه]]
[[pt:Abu Hanifa]]
[[sv:Abu Hanifa]]
[[te:అబూ హనీఫా]]
[[tr:Ebu Hanife]]
[[ur:امام ابو حنیفہ]]