Abu Hanifah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up |
. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(7 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 25:
| works = ''Kitaab-ul-Aathar'' and ''Fiqh al-Akbar''
}}
'''Abu Hanifah an-Nu'man bin Tsabit bin Zuta bin Marzuban''' ({{lang-ar|أبو حنيفة نعمان بن ثابت بن زوطا بن مرزبان}}; {{circa|699}} – 767 M), lebih dikenal dengan nama '''Abū Ḥanīfah''', ('''{{lang-ar|أبو حنيفة}}''') (lahir di [[Kufah]], [[Irak]] pada 80 [[Hijriyah|H]]/699 [[Masehi|M]] — meninggal di [[Baghdad]], Irak, 150 [[Hijriyah|H]]/767 [[Masehi|M]]) merupakan pendiri dari [[mazhab]] [[fiqih]] [[Hanafi]]..
Abu Hanifah rahimahullah juga merupakan seorang [[Tabi'in]], generasi setelah Sahabat
Imam Hanafi disebutkan sebagai tokoh yang pertama kali menyusun kitab fiqh berdasarkan kelompok-kelompok yang berawal dari kesucian (''taharah''), [[salat|shalat]] dan seterusnya, yang kemudian diikuti oleh ulama-ulama sesudahnya seperti [[Malik bin Anas]], [[Imam Syafi'i]], [[Abu Dawud]], [[Imam Bukhari]] rahimahumullah.
== Menuntut ilmu ==
Baris 44:
Abu Hanifah sangat antusias dalam menghadiri dan menyertai gurunya, hanya saja ia terkenal sebagai murid yang banyak bertanya dan berdebat, serta bersikeras mempertahankan pendapatnya, terkadang menjadikan syaikh kesal padanya, namun karena kecintaannya pada sang murid, ia selalu mencari tahu tentang kondisi perkembangannya. Dari informasi yang ia peroleh, akhirnya sang syaikh tahu bahwa ia selalu bangun malam, menghidupkannya dengan salat dan tilawah Al-Qur'an. Karena banyaknya informasi yang ia dengar maka syaikh menamakannya Al-Watad.
Selama 18 tahun, Abu Hanifah berguru kepada
== Menjadi ulama ==
Kabar buruk terhembus dari [[Basrah]] untuk Syaikh Hammad, seorang keluarga dekatnya telah wafat, sementara ia menjadi salah satu ahli warisnya. Ketika ia memutuskan untuk pergi ke Basrah ia meminta Abu Hanifah untuk menggantikan posisinya sebagai pengajar, pemberi fatawa dan pengarah dialog.
Saat Abu Hanifah
Dari peristiwa ini ia merasa bahawa masih banyak kekurangan yang ia rasakan, maka ia memutuskan untuk menunggu sang guru di halaqah ilmu, sehingga ia dapat mengoreksikan kepadanya ilmu yang telah ia dapatkan, serta mempelajari yang belum ia ketahui.
Baris 79:
Jasadnya dikeluarkan dipanggul di atas punggung kelima muridnya, hingga sampai tempat pemandian, ia dimandikan oleh Al-Hasan bin Imarah, sementara Al-Harawi yang menyiramkan air ke tubuhnya. Ia disalatkan lebih dari 50.000 orang. Dalam enam kali putaran yang ditutup dengan salat oleh anaknya, Hammad. Ia tak dapat dikuburkan kecuali setelah salat Ashar karena sesak, dan banyak tangisan. Ia berwasiat agar jasadnya dikuburkan di Kuburan Al-Khairazan, karena merupakan tanah kubur yang baik dan bukan tanah curian.
== Referensi ==
Baris 151 ⟶ 122:
[[Kategori:Imam Mazhab]]
[[Kategori:Kematian akibat keracunan]]
[[Kategori:Cendekiawan Muslim Sunni]]
|