Wahsyi (وحشي, memiliki arti [[nama]] "yang buas" atau "yang liar").<ref>{{cite web |last1= |first1= |title=Sahaba names: Wahshi |url=http://sahabanames.com/wahshi/ |accessdate=6 March 2018 |date= |archive-date=2016-09-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160910155407/http://sahabanames.com/wahshi/ |dead-url=yes }}</ref>
== Kemerdekaan dari perbudakan ==
Baris 16:
== Memeluk Islam dan membunuh Musailamah ==
Setelah berakhirnya Pertempuran Uhud, Wahsyi dibebaskan dan hidup di Makkah. Namun setelah [[Pembukaan Makkah]] oleh umat Muslim, Wahsyi melarikan diri ke [[Ta'if]]. Setelah Ta'if dikuasai oleh umat Muslim, Wahsyi menemui Muhammad untuk mengucapkan syahadat. Setelah Muhammad mengenali dirinya sebagai pembunuh pamannya yaitu Hamzah, Muhammad menyatakan bahwa ia tidak akan melihat Wahsyi hingga hari kebangkitan terjadi karena mengingat musibah yang menimpa Hamzah. Setelah Muhammad meninggal, Wahsyi mengikuti [[pertempuran Yamamah]] pada tahun [[632]] M. Ia berhasil membunuh [[Musailamah al-Kazzab]] yang mengaku sebagai nabi. Senjata yang digunakan untuk membunuh Musailamah adalah lembing yang sama yang digunakannya ketika membunuh Hamzah.<ref>[[Sirah Rasul Allah|The life of the Prophet]] (Arabic: ''[[Al-Sira Al-Nabawiyya (Ibn Kathir)|Al-Sirah al-Nabawiyyah]]'') - [[Ibn Ishaq]] and [[Ibn Hisham]]; Cairo, Mustafà al-Bābī al-Halabī</ref>
Wahsyi kemudian memeluk [[Islam]] dan berhasil membunuh [[Musailamah al-Kazzab]] (Musailamah si pembohong), seorang yang mengaku sebagai nabi pada [[pertempuran Yamamah]] tahun [[632]] Masehi.
Wahsyi menceritakan rangkaian peristiwa tersebut sebagai berikut:
{{Kutipan|''Setelah [[perang Uhud]] aku melanjutkan hidup di [[Mekkah]] dalam waktu yang cukup lama sampai tentara Muslim menaklukkan Mekkah. Aku kemudian melarikan diri ke [[Tha'if]], tetapi segera setelah itu [[Islam]] juga menjangkau daerah itu. Aku mendengar bahwa sebesar apapun dosa seseorang, ia akan diampuni. Lantas aku menghadap [[Rasulullah]] dan mengucapkan [[syahadat]]. Ia kemudian melihatku dan menanyakan "Apakah kau Wahsyi yang sama dengan Wahsyi dari Ethiopia?" Aku mengiyakan dan dia kembali bertanya: "Bagaimana kau dapat membunuh [[Hamzah bin Abdul Muthalib]]?" Aku kemudian menceritakan peristiwa tersebut. Rasulullah kemudian berpaling dan mengatakan: "Aku tidak akan melihat wajahmu hingga [[Yaumul Qiyamah|Hari Berbangkit]], karena musibah yang menimpa pamanku oleh tanganmu". Kemudian selama Rasulullah masih hidup aku menyembunyikan diri darinya, dan setelah wafatnya peperangan dengan [[Musailamah al-Kazzab|Musailamah]] berlangsung. Aku bergabung dengan tentara Islam dan menggunakan senjata yang sama melawan Musailamah, aku berhasil membunuhnya dengan bantuan salah seorang [[Anshar]]. Jika aku membunuh orang terbaik (Hamzah) dengan senjata ini, orang terburuk pun tidak akan sanggup lari darinya.<ref>[[Sirah Rasul Allah|The life of the Prophet]] (Arabic: ''[[Al-Sira Al-Nabawiyya (Ibn Kathir)|Al-Sirah al-Nabawiyyah]]'') - [[Ibn Ishaq]] and [[Ibn Hisham]]; Cairo, Mustafà al-Bābī al-Halabī</ref>''}}