Bahasa Sunda Ciamis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(62 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 2:
| familycolor = Austronesia
| name = Sunda Ciamis
| nativename = {{hlist|ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮎᮤᮃᮙᮤᮞ᮪|''Basa Sunda Ciamis''<br/>{{Sund|ᮘᮞ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ ᮎᮤᮃᮙᮤᮞ᮪}}
| altname = {{hlist|Dialek Tenggara<br>|Dialek Parahyangan Timur}}
| pronunciation = {{[[Bantuan:IPA/Bahasa Sunda|<abbr title="ʔ adalah hamzah">/basa sʊnda t͡ʃiʔamɪs}}/</abbr>]]
| states = [[Indonesia]]
| region = {{tampilkan|''[[Parahyangan Timur|Parahiyangan Timur]]''|{{tree list}}
* [[Kabupaten Ciamis]]
* [[Kota Banjar]]
Baris 23:
** [[Wanareja, Cilacap|Wanareja]]
{{Tree list/end}}}}
| speakers = ± ~1.8 juta800.000
| ethnicity = [[Suku Sunda|Sunda]]<br>[[Orang Banyumasan|Banyumasan]]
| fam2 = [[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|Melayu-Polinesia]]
Baris 29:
| fam4 = [[Rumpun bahasa Sunda-Badui|Sunda-Badui]]
| fam5 = [[Bahasa Sunda|Sunda]]{{Efn|''[[Glottolog]]'' versi 4.8 menuliskan dialek Ciamis sebagai sebuah cabang dari [[bahasa Sunda Priangan]].{{sfnp|Hammarström|Forkel|Haspelmath|2022}}}}
|ancestor = [[Bahasa Proto-Austronesia|Proto-Austronesia]]
| script = [[Alfabet Latin]] & [[Aksara Sunda Baku]]
|ancestor2 = [[Bahasa Proto-Melayu-Polinesia|Proto-Melayu-Polinesia]]
|ancestor3 = [[Bahasa Sunda Kuno|Sunda Kuno]]
|ancestor4 = [[Bahasa Sunda Klasik|Sunda Klasik]]
|ancestor5 = [[Bahasa Sunda pada masa Kolonial Belanda|Sunda Modern Awal]]
| script = [[Alfabet bahasa Sunda|Alfabet Latin]] & [[Aksara Sunda Baku]]
| glotto = ciam1234
| notice = IPA
| notice2 = Sunda
| ref = {{sfnp|Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis|2020}}{{sfnp|Maarif|2021}}{{sfnp|Kementerian Dalam Negeri|2020}}{{Efn|Didasarkan pada hitungan kasar jumlah penduduk di wilayah tersebut dan asumsi semua penduduk di wilayah tersebut menggunakan dialek ini.}}
| date = 2020
Baris 44 ⟶ 49:
| lingua = [http://www.hortensj-garden.org/index.php?tnc=1&tr=lsr&nid=31-MFN-ag 31-MFN-ag]
| image = Prawiraatmaja (1979), pp. 32-33.jpg
| imagecaption = Senarai kosakata khas yang digunakan di Kabupaten Ciamis.{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=32-33}}
| imagealt = Senarai kosakata khas yang digunakan di Kabupaten Ciamis
| imagesize = 260px
| sk = NE
| verif = ya
| HAM = ya
| contoh_teks = {{PWB norm text|Aksara Sunda Kawali}}
[[File:UDHR Article 1 Free Translation In Ciamis Sundanese Dialect Using Kawali Sundanese Script.svg|360px]]
{{PWB norm text|Aksara Sunda Modern}}
<div style="line-height:1.4>{{lang|ban|ᮊᮘᮦᮂ ᮏᮨᮜᮨᮙ ᮒᮤ ᮞᮘᮨᮒ᮪ ᮜᮠᮤᮁᮔ ᮌᮦᮔ᮪ ᮌᮩᮞ᮪ ᮘᮦᮘᮞ᮪ ᮏᮩᮀ ᮘᮧᮌ ᮙᮁᮒᮘᮒ᮪ ᮉᮏᮩᮀ ᮠᮊ᮪-ᮠᮊ᮪ ᮃᮔᮥ ᮞᮛᮥᮃ. ᮙᮛᮔᮦᮂᮔ ᮌᮦᮔᮔ᮪ ᮓᮤᮘᮦᮛᮦ ᮃᮊᮜ᮪ ᮉᮏᮩᮀ ᮠᮒᮦ ᮔᮥᮛᮔᮤ, ᮊᮔ᮪ᮏᮒ᮪ ᮏᮀ ᮌᮅᮜ᮪ ᮏᮩᮀ ᮘᮒᮥᮁ ᮏᮤᮌ ᮊ ᮓᮥᮜᮥᮁ }}</div>
| contoh_cat = Pasal tersebut ditulis dengan [[aksara Sunda Kuno]] varian Kawali, yakni varian aksara Sunda Kuno yang digunakan di [[Kawali|Kadatuan Kawali]] pada masa [[Niskala Wastu Kancana|Pareubu Raja Wastu]] sekitar tahun 1300-an secara ''[[scriptio continua]]'' (atas) dan dengan [[aksara Sunda|aksara Sunda Modern]] (bawah).&nbsp;
| contoh_romanisasi = Kabéh jelema ti sabet lahirna gén geus bébas jeung boga martabat eujeung hak-hak anu sarua. Maranéhna génan dibéré akal eujeung haté nurani, kanjat jang gaul jeung batur jiga ka dulur.
|sfn={{Lihat pula|#Galeri}}
|notice= IPA
}}
'''Bahasa Sunda Ciamis''' atau '''dialek Ciamis''' atau '''dialek Tenggara''' adalah sebutan untuk sekumpulan varietas [[bahasa Sunda]] yang dituturkan oleh masyarakat di wilayah tenggara [[Parahyangan Timur]], terutama [[Kabupaten Ciamis]],{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=70}}{{sfnp|Wagiati|Darmayanti|Zein|2021|pp=154}} [[Kota Banjar]], dan [[Kabupaten Pangandaran]], serta di wilayah barat daya eks-[[Keresidenan Banyumas]] seperti [[Kabupaten Cilacap]].{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=71}} Dialek ini merupakan [[varietas bahasa]] dan dianggap berada di salah satu sisi [[Kesinambungan dialek|kontinum linguistik]] dengan [[Bahasa baku|bentuk standar]] bahasa Sunda yang didasarkan pada [[Bahasa Sunda Priangan|bahasa Sunda di areawilayah Parahyangan Tengah]] yang berada di sisi lainnya, sehingga menyebabkan adanya beberapa variasi [[leksikon]] yang berbeda, tetapi secara umum tidak terdapat perbedaan linguistik yang signifikan dengan bahasa Sunda di area Parahyangan Tengah tersebut.
 
KeragamanPerbendaharaan kata dalam bahasa Sunda Ciamis yang beberapa di antaranya tergolong divergen salah satunya diakibatkan oleh adanya keragaman kebahasaan di daerah Ciamis dipengaruhiyang hal ini sebagai konsekuensi oleh letak [[geografi]]s Kabupaten Ciamis yang dikelilingi oleh [[kabupaten|kabupaten-kabupaten]] dan [[daerah|daerah lain]] yang secara kebahasaan dianggap berbeda, di sebelah [[barat laut]], [[Mata angin|timur laut]], [[barat daya]] keadaan geografisnya [[Pegunungan|bergunung-gunung]], kemudian [[dataran rendah]] berupa [[rawa]] di sebelah timur (tengah dan selatan), keadaan [[jalan raya]] yang membelah dan membuka Ciamis ke barat ke [[Kabupaten Tasikmalaya|Tasikmalaya]], serta ke timur ke Jawaperbatasan Tengahprovinsi.{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=70}}
 
== Pengantar ==
Baris 67 ⟶ 73:
{{Lihat pula|Kabupaten Ciamis}}
[[Berkas:Prawiraatmaja (1979), cover book.jpg|jmpl|ka|Sampul buku ''Geografi Dialek Bahasa Sunda di Kabupaten Ciamis''|180px]]
Secara geografis, [[Kabupaten Ciamis]] (juga mencakup [[Kota Banjar]] & [[Kabupaten Pangandaran]]) dikelilingi oleh kabupaten-kabupaten yang memiliki ciri pemakaian bahasa yang berbeda-beda. [[Kabupaten Tasikmalaya]] di sebelah barat dianggap sebagai peralihan [[Bahasa Sunda Priangan|bahasa Sunda dialek Parahyangan]]. [[Kabupaten Majalengka]] dan [[Kabupaten Kuningan|Kuningan]] di sebelah utara dianggap sebagai daerah dialek bahasa Sunda yang berbeda dengan bahasa Sunda dialek Priangan (yaitu [[bahasa Sunda Majalengka]] dan [[bahasa Sunda Kuningan]]). Area di sebelah timur yang merupakan provinsi lain adalah daerah penuturan bahasa lain yang bukan bahasa Sunda. Kondisi geografis yang seperti inilah yang memunculkan dugaan adanya pengaruh terhadap pemakaian bahasa Sunda di Kabupaten Ciamis.{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=18}} Kondisi kependudukan yang ada di Kabupaten Ciamis juga menunjukkan kompleksitas yang tinggi, sehingga dengan kenyataan tersebut menegaskan kembali adanya kemungkinan persinggungan dua buah bahasa atau lebih, yang lebih lanjutkemudian melahirkan keadaan yang apabila dipandang dari sisi sosiokultural dan lingual juga menjadi semakin kompleks.{{sfnp|Wagiati|Darmayanti|pp=153|Zein|2021}}
 
Ciamis sebagai suatu kesatuan [[geografi]]s juga kemungkinan memperlihatkan kekhasan pemakaian bahasa tertentu sehingga sering terdengar orang awam di kalangan masyarakat Sunda menyebut ada yang disebut "bahasa Sunda dialek Ciamis".'''{{Efn|Kebenaran pendapat umum ini masih harus terus dibuktikan, antara lain dengan meneliti kekhasan kebahasaan di kabupaten-kabupaten dan daerah sekeliling Kabupaten Ciamis, dan kemudian membandingkannya dengan kekhasan kebahasaan di daerah Ciamis yang telah dikemukakan.}}'''{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=18}}{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=70}} Bila dikaji lebih lanjut, bahasa Sunda dialek di daerah Kabupaten Ciamis juga memiliki berbagai persebaran variasi linguistik berupa sub-dialek yang dapat dijabarkan mulai dari sub-dialek bahasa Sunda Ciamis Timur-Tengah, sub-dialek bahasa Sunda Ciamis Barat, dan sub-dialek bahasa Sunda Ciamis Tenggara.{{sfnp|Wagiati|Darmayanti|pp=151-152|Zein|2021}} Pola bahasa seperti itu berkaitan dengan adanya pemaknaan istilah-istilah juga ciri khas logat yang membuatnya berbeda dengan bahasa Sunda pada umumnya di tempat lain.{{sfnp|Wagiati|Darmayanti|pp=154|Zein|2021}}
Baris 75 ⟶ 81:
=== Sisi historis ===
{{Lihat pula|Sejarah bahasa Sunda|Bahasa Sunda Kuno}}
[[Berkas:Kawali 1 Gigir.jpg|jmpl|ka|Prasasti Kawali I dengandan bagian-bagiannya.|299x299px400x400px]]
Berdasarkan sisi kesejarahannya, kemunculan bahasa Sunda—terutama dalam ragam tulis—di Kabupaten Ciamis dimulai dengan adanya beberapa buah [[prasasti]] yang menggunakan [[bahasa Sunda Kuno]] dan [[aksara Sunda Kuno]],{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=102|2017}}{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=104|2017}} beberapa di antaranya adalah sekumpulan [[Prasasti Astana Gede|Prasasti Kawali]] yang berjumlah sebanyak enam buah prasasti dan diperkirakan berasal dari [[Abad ke-11 hingga 20|abad ke-14]]—karena—angka meskipuntahun tidakpembuatan tertulisprasasti angkaini tahuntidak pembuatantertulis secara spesifik, tetapi dapat tersiratdiperkirakan melalui nama raja yang disebutkan sedang memerintah pada waktu itu yaitu [[Niskala Wastu Kancana|Prabu Raja Wastu (Niskala Wastu Kancana)]]{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=108|2017}}—yang, kini area disimpannya prasasti tersebut berada di situs Astana Gede, [[Kawali, Kawali, Ciamis|Desa Kawali]], [[Kawali, Ciamis|Kecamatan Kawali]].{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=107-111|2017}} Prasasti ini ditulis di atas batu alam dengan berbagai posisi dan menggunakan varian aksara Sunda Kuno yang khusus ditemukan di daerah Kawali tersebut. Adapun bila ditilik secara keseluruhan, prasasti-prasasti di Kabupaten Ciamis sendiri berasal dari abad ke-12 sampai abad ke-16, tetapi beberapa di antaranya tidak menggunakan bahasa Sunda.{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=106-107|2017}}{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=113|2017}}
 
Kemunculan prasasti di Kabupaten Ciamis tersebut secara umum menunjukkan adanya perkembangan budaya tulis di antara masyarakat Sunda, terutama yang berasal dari masa pemerintahan raja-raja yang memerintah di [[Kerajaan Sunda]] yang terkadang berpusat di [[Pakwan Pajajaran|Pajajaran]] maupun di [[Kawali]].{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=113-114|2017}}{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=115|2017}} Sehingga dengan demikian, wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu tempat penting dalam hal kebudayaan termasuk bahasa dan kondisi kemasyarakatan yang sudah berlangsung sejak lama, hal ini juga didukung dengan adanya beberapa tinggalan arkeologis lainnya.{{sfnp|Nastiti|Djafar|pp=115|2017}}
 
=== Kondisi masa kini ===
[[Berkas:Perubahan ultima pada bahasa Sunda Ciamis.png|jmpl|Perubahan [[ultima]] (bunyi suku kata terakhir) salah satu leksikon khas Ciamis yang boleh jadi merupakan pengaruh dari [[bahasa Binan]], salah satu bahasa slang yang menjamur di era [[1980-an|80-an]]. Hal ini sebagai tanda akan adanya perkembangan pada bahasa Sunda Ciamis yang mengikuti perubahan zaman.|300x300px]]
Pemertahanan penggunaan bahasa Sunda di era modern merupakan salah satu sikap berbahasa yang di dalamnya terdapat peranan para penuturnya dari berbagai generasi, termasuk di sini ialah pemertahanan yang dilakukan oleh [[Milenial|generasi milenial]] di Kabupaten Ciamis, menurut penelitian yang dilakukan oleh {{Harvcoltxt|Wagiati|Darmayanti|Zein|2022}}, pemertahanan tersebut bisa dikategorikan baik.{{sfnp|Wagiati|Darmayanti|pp=271|Zein|2022}} Hal ini tidak terlepas dari penggunaan bahasa Sunda di Ciamis pada berbagai bidang atau ranah. Hampir semua ranah komunikasi memiliki intensitas penggunaan bahasa Sunda yang bervariasi, beberapa di antaranya pada ranah kekeluargaan, ketetanggaan, dan kekariban, ketiga ranah tersebut memiliki tingkat kedekatan yang tinggi, sehingga wajar apabila intensitas pemertahanan bahasa Sunda juga cukup tinggi. Sementara itu, pada ranah transaksi dan kehidupan bersosial lainnya seperti pendidikan dan pemerintahan, bahasa Sunda terindikasi jarang dipakai sebagai alat komunikasi, hal ini diakibatkan oleh faktor ketidaktahuan seorang penutur dengan petutur yang tidak mengenal secara personal karena perbedaan latar belakang ketika hendak menentukan bahasa apa yang akan digunakan untuk berkomunikasi, jika kedua belah pihak sudah mengetahui latar belakang masing-masing, misalnya sama-sama berlatar belakang berbahasa Sunda, maka yang akan dipakai tentunya adalah bahasa Sunda. Namun bila belum diketahui, maka [[bahasa Indonesia]] menjadi opsi terbaik.{{sfnp|Wagiati|Darmayanti|pp=275|Zein|2022}}
 
Bila pada bagian di atas sudah diketahui bagaimana situasi penggunaan bahasa Sunda pada ranah kekeluargaan, ketetanggaan, kekariban, dan juga transaksi, maka pada ranah pendidikan dan pemerintahan merupakan hal yang lain lagi. Dari sisi politis, bahasa Sunda adalah [[bahasa daerah]], sedangkan bahasa Indonesia adalah [[bahasa nasional]], maka posisi bahasa Indonesia secara formal ditetapkan menjadi bahasa pengantar yang memiliki prestise dalam dunia pemerintahan dan pendidikan, sedangkan eksistensi bahasa Sunda pada kedua ranah tersebut mengalami tekanan dan posisinya tergeser karena adanya politisasi bahasa tadi.{{sfnp|Wagiati|Darmayanti|pp=275|Zein|2022}}
 
Faktor-faktor lain yang cukup mempengaruhi pemertahanan bahasa Sunda di Kabupaten Ciamis ialah akibat kebijakan yang dijalankan pada masa [[Orde Baru]] yang kurang menghargai keberadaan bahasa daerah sehingga bahasa Sunda kurang mendapat ruang dalam kurikulum, spesifiknya dengan kurangnya pelajaran muatan lokal bahasa Sunda. Berikut adalah tabel yang menunjukkan bagaimana situasi penggunaan bahasa Sunda oleh kaum milenial di Kabupaten Ciamis dari keenam ranah yang sudah dibahas sebelumnya dengan menggunakan rata-rata berskala 0-20 dengan ketentuan skor 20=selalu, 10=kadang-kadang, dan 0=tidak pernah.{{sfnp|Wagiati|Darmayanti|pp=275|Zein|2022}}
<center>
{| class="wikitable" style="text-align: center;"
|+
Tabel penggunaan bahasa Sunda di Kabupaten Ciamis{{sfnp|Wagiati|Darmayanti|pp=275|Zein|2022}}
!Nomor
!Ranah komunikasi
!Rata-rata
|-
|1
|Kekeluargaan
|16,11
|-
|2
|Kekariban
|15,33
|-
|3
|Ketetanggaan
|15,25
|-
|4
|Transaksi
|5,80
|-
|5
|Pendidikan
|5,50
|-
|6
|Pemerintahan
|7,33
|}
</center>
 
Dari tabel di atas, bahasa Sunda relatif masih sering digunakan terutama dalam ranah kekeluargaan.{{sfnp|Wagiati|Darmayanti|pp=276|Zein|2022}} Bahasa Sunda di Kabupaten Ciamis menjadi bahasa pertama bagi mayoritas masyarakat sehingga mempengaruhi kekuatan pemertahanan, hal ini juga didorong oleh pengajaran bahasa Sunda di lingkungan keluarga yang diwariskan dari generasi ke generasi oleh orangtua kepada anak-anaknya. Anak-anak yang diajarkan bahasa Sunda juga merasa bahwa komunikasi dengan bahasa Sunda cukup menarik dan mudah dipahami.{{sfnp|Wagiati|Darmayanti|pp=276-277|Zein|2022}}
 
== Klasifikasi ==
{{also|Dialek bahasa Sunda}}
[[Berkas:Klasifikasi bahasa Sunda Ciamis.png|jmpl|500px|PosisiBeberapa skema pengklasifikasian dan penentuan posisi dialek Ciamis (bercetak tebal) dalam bahasa Sunda, bersanding dengan dialek-dialek bahasa Sunda lainnya.]]
 
Seperti halnya [[Dialek bahasa Sunda|dialek-dialek bahasa Sunda]] lainnya, bahasa Sunda Ciamis juga berada pada posisi tertentu dalam keseluruhan pengelompokan varian bahasa Sunda. Beberapa klasifikasi tersebut mempunyai skema yang berbeda-beda tergantung sumber referensi mana yang digunakan atau berdasarkan pendapat ahli yang berlainan. Contohnya, berdasarkan klasifikasi dari [[Glottolog|''Glottolog 4.8'']], sebuah web yang menjadi pangkalan data bibliografi daring untuk pengklasifikasian bahasa-bahasa di seluruh dunia, bahasa Sunda Ciamis (dalam hal ini disebut sebagai dialek Ciamis) berada pada rumpun dialek Priangan yang juga memayungi empat dialek lainnya.{{sfnp|Hammarström|Forkel|Haspelmath|2022}} Sementara itu, berdasarkan rujukan dari salah seorang ahli bahasa asal Jerman [[Bernd Nothofer]], bahasa Sunda dibagi menjadi enam dialek, termasuk dialek Ciamis di dalamnya yang juga disebut sebagai dialek Tenggara.
 
Bila melihat dari hasil penelitian {{Harvcoltxt|Wahya (|2002)}} mengenai usahanya dalam mengkaji unsur relik bahasa Sunda, ia membuat senarai mengenai perbandingan antar dialek bahasa Sunda, yang mencakup [[bahasa Sunda Banten]], [[Bahasa Sunda Bogor|Bogor]], Bekasi, Ciamis, [[Bahasa Sunda Cirebon|Cirebon]], dan [[Bahasa Sunda Brebes|Brebes]], bahasa Sunda Ciamis ditempatkan langsung di bawah bahasa Sunda secara umum.{{Sfnp|Wahya|2002|pp=5}} Namun, pada pengelompokkan dalam situs [[Observatorium Linguasfer]], bahasa Sunda ditempatkan bersama [[bahasa Badui]] dalam sebuah rumpun bahasa yang diberi nama [[rumpun bahasa Sunda-Badui]], posisi dialek Ciamis sendiri berada dalam bahasa Sunda dan disebut dengan nama ID sebagai ''31-MFN-ag Sunda-SE'', yang merujuk pada ''Southeast Sundanese'' alias bahasa Sunda dialek Tenggara.{{sfnp|Dalby|1999|pp=261}}
 
== Penggunaan ==
Baris 129 ⟶ 178:
== Fonologi ==
[[Berkas:Prawiraatmaja (1979), pp. 19.jpg|jmpl|Tabel fonologi untuk bahasa Sunda Ciamis.]]
Fonologi yang ditemukan pada bahasa Sunda Ciamis tidak menunjukkan adanya perbedaan dengan fonologi bahasa Sunda standar. Deskripsi di bawah mengacu pada keterangan oleh {{Harvcoltxt|Prawiraatmaja ''et al''.|1979}}.
 
=== Konsonan ===
Baris 1.061 ⟶ 1.110:
|-
|7
|''cipatricipati''
|santan
|style="text-align: center;"|{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=28}}
Baris 1.129 ⟶ 1.178:
|}
</center>
[[Berkas:Perubahan semantik pada bahasa Sunda Ciamis.png|jmpl|Frasa ''teu kosi'' (tak perlu) yang dibentuk dari perubahan fonologis dan semantik ''kosi'' dengan pemarkah negasi ''teu'' (tidak).|236x236px]]
 
Selain unsur-unsur leksikal yang dihasilkan oleh inovasi internal maupun eksternal seperti pada tabel di atas, ada pula kosakata yang terdapat dalam kedua dialek (Sunda Priangan & Sunda Ciamis), tetapi memiliki makna yang berbeda, seperti contohnya [[wikt:isukan|''isukan'']] dalam dialek Priangan bermakna "besok", sementara dalam dialek Ciamis bermakna "kapan-kapan", "besok" sendiri dalam bahasa Sunda Ciamis adalah [[wikt:isuk|''isuk'']], contoh lainnya adalah [[wikt:ngaruy|''ngaruy'']] yang dalam dialek Ciamis bermakna "[[gerimis]]", sementara dalam dialek Priangan bermakna "mengeluarkan air liur yang tak terbendung karena berhasrat ingin menghabiskan makanan".{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=26}}{{sfnp|Eriga|2016|pp=4-5}} Beberapa partikel juga khas digunakan di wilayah Ciamis, seperti ''beu'' 'berikanlah padaku' dan ''jih'' 'ih'.
 
Baris 1.481 ⟶ 1.532:
# laduʔ → daluʔ 'terlalu masak''''{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=68}}'''
 
=== Perulangan suku kata awal (dwipurwa) ===
 
# bɛlɛcɛkʡ → bɛbɛlɛcɛkʡ 'petak sawah kecil''''{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=68}}'''
Baris 1.492 ⟶ 1.543:
# mutuʔ → mumutuʔ 'muntu''''{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=68}}'''
 
=== Variasi perulangan utuh (dwilingga) dan perulangan suku kata awal (dwipurwa) ===
 
# ʔɤrihʔ ɤrihɤn → ʔɤɤrihɤn 'sejenis penyakit''''{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=68}}'''
Baris 1.498 ⟶ 1.549:
# mɛnɛrmɛnɛran → mɛmɛnɛran 'berkasih-kasihan''''{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=68}}'''
 
=== Perulangan utuh (dwilingga) dan perubahan vokal ===
 
# ʔumah ʔumah 'berumah tangga''''{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=68}}'''
Baris 1.517 ⟶ 1.568:
# garitʡ-garitan 'alat pertanian''''{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=69}}'''
# cəprɛtʡ-cəprɛtan 'alat tukang kayu''''{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=69}}'''
 
=== Homonim ===
 
Di samping gejala sinonim, ditemukan pula gejala homonim atau kata yang sebentuk tetapi mempunyai makna yang berbeda.'''{{sfnp|Prawiraatmaja ''et al''.|1979|pp=69}}'''
Baris 1.659 ⟶ 1.712:
* {{Cite journal|last=Afsari|first=A.S.|last2=Muhtadin|first2=T.|year=2019|title=Variasi Bahasa Sunda di Daerah Pesisir Jabar Selatan|url=https://ojs.unud.ac.id/index.php/pustaka/article/view/61024|journal=Pustaka: Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya|volume=19|issue=1|pages=13-16|doi=10.24843/PJIIB.2019.v19.i01.p03|issn=2528-7516|ref=harv|url-status=live|doi-access=free}}
* {{cite web|last=Badan Pusat Statistik Kabupaten Ciamis|date=2020|title=Kabupaten Ciamis Dalam Angka 2020|url=https://ciamiskab.bps.go.id/publication/2020/04/27/931aae4400a3361906b76220/kabupaten-ciamis-dalam-angka-2020.html|website=www.ciamiskab.bps.go.id|format=pdf|accessdate=10 November 2020|ref=harv}}
* {{Cite book|last=Dalby|first=D.|year=1999|url=https://linguasphere.info/|title=The linguasphere register of the world's languages and speech communities|location=[[Wales]]|publisher=Gwasg y Byd Iaith (Cymru)|isbn=978-0-9532919-1-5|volume=1|pages=225-300|oclc=44777487|url-status=live|ref=harv}}
* {{Cite book|last=Danadibrata|first=R.A.|date=2006|url=https://www.google.co.id/books/edition/Kamus_Basa_Sunda_R_A_Danadibrata/iytlEAAAQBAJ|title=Kamus basa Sunda|location=Bandung|publisher=Diterbitkan atas kerjasama dengan Kiblat Buku Utama dan Universitas Padjadjaran|isbn=979-3631-91-0|oclc=607505727|ref=harv|url-status=live}}
* {{Cite thesis|last=Eriga|first=B.|title=Efektivitas Komunikasi Interpersonal Menggunakan Dua Bahasa Yang Berbeda Di Desa Maruyungsari Kecamatan Padaherang Kabupaten Pangandaran|date=2016|degree=S-1|publisher=Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto|url=http://repository.iainpurwokerto.ac.id/977/|ref=harv}}
Baris 1.670 ⟶ 1.723:
* {{Cite book|last=Rosidi|first=A.|year=2011|url=https://www.google.co.id/books/edition/Badak_Sunda_dan_Harimau_Sunda/27-lDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=0|title=Badak Sunda dan Harimau Sunda Kegagalan Pelajaran Bahasa|location=Bandung|publisher=Dunia Pustaka Jaya|isbn=9789794195727|ref=harv|url-status=live}}
* {{Cite journal|last=Wagiati|last2=Darmayanti|first2=N.|last3=Zein|first3=D.|date=2021|title=Dialektologi Perseptual Variasi Linguistik Bahasa Sunda Dialek Ciamis Provinsi Jawa Barat|url=http://metalingua.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/metalingua/article/view/588|journal=Metalingua|volume=19|issue=1|pages=151-162|ref=harv|access-date=2023-02-05|archive-date=2023-02-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230205093638/http://metalingua.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/metalingua/article/view/588|dead-url=yes}}
* {{Cite journal|last=Wagiati|last2=Darmayanti|first2=N.|last3=Zein|first3=D.|author-mask=3|year=2022|title=Sikap Berbahasa dan Peran Generasi Milenial terhadap Pemertahanan Bahasa Sunda di Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat|url=http://journal.unpad.ac.id/metahumaniora/article/view/38650/|journal=METAHUMANIORA - Jurnal Bahasa, Sastra, dan Budaya|volume=12|issue=3|pages=271-279|doi=10.24198/metahumaniora.v12i3.38650|issn=2085-4838|ref=harv}}
* {{Cite journal|last=Wahya|year=2002|title=Sekilas Tentang Unsur Relik dalam Bahasa Sunda|url=https://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/Pustaka_Unpad_Sekilas_-Tentang_-Unsur_-Relik.pdf.pdf|journal=Sastra|publication-place=Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran|volume=10|issue=1|pages=1-9|ref=harv}}
* {{Cite journal|last=Wahya|author-mask=3|date=2018|title=Model Penjelasan Lema Kosakata Dialek dalam Kamus Basa Sunda R. A. Danadibrata|url=http://jurnal.unpad.ac.id/metahumaniora/issue/view/1143|journal=Metahumaniora|volume=8|issue=2|pages=161-169|doi=10.24198/metahumaniora.v8i2|ref=harv|url-status=live|doi-access=free}}