Prokrastinasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Syahramadan (bicara | kontrib) |
k Mengembalikan suntingan oleh Bebasnama (bicara) ke revisi terakhir oleh 2001:448A:2017:45C8:600C:484:B09A:2FC0 Tag: Pengembalian |
||
(10 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
Dalam psikologi, '''prokrastinasi''' atau '''penunda-nundaan''' berarti tindakan mengganti tugas berkepentingan tinggi dengan tugas berkepentingan rendah, sehingga tugas penting pun tertunda. Prokrastinasi berasal dari [[bahasa Latin]], yaitu “''pro''” dan “''crastinus''”.<ref name=":0">[https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/psy/article/view/453 Fauziah, H. H. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik pada mahasiswa fakultas psikologi uin sunan gunung djati bandung. ''Psympathic: Jurnal Ilmiah Psikologi'', ''2''(2), 123-132.]</ref> “''pro''” memiliki pengertian sebagai “maju”, ke depan, serta lebih menyukai; sedangkan “''crastinus''” memiliki arti “besok”. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan prokrastinasi memiliki pengertian yaitu lebih suka melakukan suatu pekerjaan besok dibandingkan menyelesaikan hari ini.
[[Psikolog]] sering menyebut [[perilaku manusia|perilaku]] ini sebagai [[mekanisme cakupan|mekanisme untuk mencakup]] [[kecemasan]] yang berhubungan dengan memulai atau menyelesaikan tugas atau keputusan apapun.<ref>{{Cite book
Baris 14:
}} p. 5</ref> Schraw, Pinard, Wadkins, dan Olafson menetapkan tiga kriteria agar suatu perilaku dapat dikelompokkan sebagai prokrastinasi: harus kontraproduktif, kurang perlu, dan menunda-nunda.<ref>{{cite journal |doi=10.1037/0022-0663.99.1.12 |author=Schraw, G., Wadkins, T., Olafson, L. |title=Doing the things we do: A grounded theory of academic procrastination |url=https://archive.org/details/sim_journal-of-educational-psychology_2007-02_99_1/page/12 |journal=Journal of Educational Psychology |volume=99 |issue=1 |pages=12–25 |year=2007 }}</ref>
Prokrastinasi dapat mengakibatkan [[stres (kesehetan)|stres]], rasa [[bersalah]] dan [[krisis]], kehilangan [[produktivitas]] pribadi, juga penolakan sosial untuk tidak memenuhi tanggung jawab atau [[komitmen|tekad]]. Perasaan ini jika digabung dapat mendorong prokrastinasi berlebihan. Meski dianggap [[normalitas (perilaku)|normal]] bagi manusia sampai batas tertentu, hal ini dapat menjadi masalah jika melewati ambang batas normal. Prokrastinasi kronis bisa jadi tanda-tanda [[sakit jiwa|gangguan psikologis]] terpendam.
Prokrastinasi dapat diatasi dengan berbagai cara, salah satunya dengan menerapkan penggunaan
▲Prokrastinasi dapat diatasi dengan berbagai cara, salah satunya dengan menerapkan penggunaan [[manajemen waktu]]. [[Manajemen waktu]] adalah suatu kemampuan seorang individu mengenai perencanaan tindakan yang dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.<ref name=":2">{{Cite journal|date=2018|title=HUBUNGAN MANAJEMEN WAKTU DENGAN KEBIASAAN PROKRASTINASI PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA KEPERAWATAN ANGKATAN VIII STIKES BINA USADA BALI|url=https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/widyadari/article/view/180|journal=Widyadari : Jurnal Pendidikan|language=en|volume=19|issue=2|issn=2613-9308}}</ref> Hasil penelitian<ref name=":2" /> menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara [[manajemen waktu]] dengan kebiasaan prokrastinasi. Semakin tinggi kemampuan manajemen waktu, maka semakin rendah kecenderungan prokrastinasi untuk mengerjakan skripsi.
== Etimologi ==
Prokrastinasi dalam bahasa Indonesia diserap
== Prevalensi ==
Baris 35 ⟶ 36:
== Perspektif kesehatan ==
Pada tingkat tertentu, prokrastinasi adalah hal yang normal dan dapat dianggap sebagai cara yang berguna untuk memprioritaskan sebuah tugas di antara tugas-tugas lainnya, karena tugas-tugas yang dianggap bernilai biasanya sangat diprioritaskan dan memiliki potensi kecil untuk ditunda.<ref>{{Cite web|title=Why People Procrastinate: The Psychology and Causes of Procrastination – Solving Procrastination|url=https://solvingprocrastination.com/why-people-procrastinate/|language=en-US|access-date=2022-03-14}}</ref> Namun, proskrastinasi yang berlebihan dapat menjadi masalah dan menghambat fungsi normal. Dalam penelitian, proskrastinasi ternyata dapat menyebabkan masalah kesehatan, stres,<ref name="Tice1997">{{cite journal|last1=Tice|first1=DM|last2=Baumeister|first2=RF|year=1997|title=Longitudinal Study of Procrastination, Performance, Stress, and Health: The Costs and Benefits of Dawdling|url=https://archive.org/details/sim_psychological-science_1997-11_8_6/page/454|journal=Psychological Science|volume=8|issue=6|pages=454–58|doi=10.1111/j.1467-9280.1997.tb00460.x|jstor=40063233|citeseerx=10.1.1.461.1149|s2cid=15851848}}</ref> [[kecemasan]], rasa bersalah, [[krisis]] dan hilangnya [[produktivitas]] pribadi. Akumulasi dari perasaan-perasaan tersebut justru dapat mendorong proskrastinasi lebih lanjut dan bahkan menjadi proskrastinasi tingkat akut bagi beberapa individu. Seorang penunda mungkin mengalami kesulitan mencari dukungan, selain karena proskrastinasi itu sendiri, tetapi juga karena [[stigma sosial]] dan keyakinan bahwa penghindaran tugas disebabkan oleh [[malas]], kurangnya [[Disiplin diri|kemauan]] atau ambisi yang rendah. Dalam beberapa kasus, proskrastinasi yang bermasalah mungkin merupakan tanda dari beberapa [[Penyakit mental|gangguan psikologis]] yang mendasarinya.<ref name="Steel2007">{{cite journal|last1=Steel|first1=Piers|year=2007|title=The Nature of Procrastination: A Meta-Analytic and Theoretical Review of Quintessential Self-Regulatory Failure|url=http://studiemetro.au.dk/fileadmin/www.studiemetro.au.dk/Procrastination_2.pdf|journal=Psychological Bulletin|volume=133|issue=1|pages=65–94|doi=10.1037/0033-2909.133.1.65|pmid=17201571|archive-url=https://web.archive.org/web/20130401132716/http://studiemetro.au.dk/fileadmin/www.studiemetro.au.dk/Procrastination_2.pdf|archive-date=2013-04-01|url-status=dead|citeseerx=10.1.1.335.2796}}</ref>
Penelitian [[fisiologis]] tentang akar prokrastinasi sering kali berkaitan dengan peran korteks prefrontal,<ref>{{Cite journal|last=Wypych|first=Marek|last2=Michałowski|first2=Jarosław M.|last3=Droździel|first3=Dawid|last4=Borczykowska|first4=Magda|last5=Szczepanik|first5=Michał|last6=Marchewka|first6=Artur|date=2019-08-07|title=Attenuated brain activity during error processing and punishment anticipation in procrastination – a monetary Go/No-go fMRI study|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6685938/|journal=Scientific Reports|volume=9|pages=11492|doi=10.1038/s41598-019-48008-4|issn=2045-2322|pmc=6685938|pmid=31391541}}</ref> area otak yang bertanggung jawab untuk fungsi otak eksekutif seperti kontrol impuls, [[perhatian]] dan perencanaan. Hal ini konsisten dengan gagasan bahwa penundaan sangat terkait dengan fungsi tersebut. Korteks prefrontal juga bertindak sebagai filter, mengurangi rangsangan yang mengganggu dari daerah otak lainnya. Kerusakan atau aktivasi yang rendah di area ini dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk menghindari pengalihan, yang mengakibatkan organisasi yang lebih buruk, kehilangan perhatian, dan peningkatan penundaan. Ini mirip dengan peran lobus prefrontal di [[ADHD]], di mana peran lobus prefrontal tersebut biasanya menjadi tidak dapat diaktivasi.<ref>{{Cite journal|last=Arnsten|first=Amy F.T.|date=2009-05-01|title=The Emerging Neurobiology of Attention Deficit Hyperactivity Disorder: The Key Role of the Prefrontal Association Cortex|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2894421/|journal=The Journal of pediatrics|volume=154|issue=5|pages=I–S43|doi=10.1016/j.jpeds.2009.01.018|issn=0022-3476|pmc=2894421|pmid=20596295}}</ref>
|