Universal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95 (bicara | kontrib)
Hapus pranala ke "Umum": Menghapus pranala balik ke halaman yang dihapus Umum. (TW)
Esther Rossini (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Universal''' atau '''semesta''' artinya umum. Sebagai contoh, konsep kemanusiaan adalah konsep yang dipercaya berlaku universal, sebab konsep ini dipercaya dimiliki oleh setiap manusia tanpa membedakan apakah manusia tersebut berkulit hitam, berkulit putih, baragama Islam atau beragama [[Kekristenan|Kristen]], apakah ia orang Tionghoa atau orang Amerika. Lawan kata dari universal bisa [[khusus]], bisa pula [[diskriminatif]], dan sebagainya, tergantung pada konteks kalimat yang memuat kata universal.
 
Pengertian 'universal' dalam konsep [[matematika]] bisa lebih akurat untuk dijelaskan, walaupun lebih memerlukan ketekunan setiap orang untuk bisa memahaminya. Bahkan sebuah konsep matematika ''per se'' (itu sendiri) adalah sebuah konsep yang universal.
Baris 5:
Salah satu cara yang termudah memahami sifat universal dari suatu konsep [[matematika]] adalah dengan melalui contoh konsep matematika yang biasanya dianggap sebagai konsep matematika yang termudah, yaitu konsep dari suatu [[bilangan]], khususnya konsep suatu [[bilangan bulat]] yang positif, yaitu konsep [[bilangan asli]].
 
Walaupun para matematikawan di seluruh dunia mendefinisikan hanya satu konsep himpunan semua bilangan-bilangan asli 1, 2, 3, ..., dan seterusnya, tetapi ajaibnya setiap manusia normal dengan pikiran yang berbeda pun ternyata bisa bersepakat (secara universal) dengan hanya satu konsep bilangan-bilangan asli tersebut. Fakta inilah yang menjadi dasar [[argumentasi]] bahwa konsep matematika adalah konsep yang bersifat universal.
 
Perhatikan, di dalam konsep himpunan bilangan asli, terkandung konsep [[urutan]]. Bersama-sama konsep urutan, terdefinisi pula konsep [[lebih besar]] dan [[lebih kecil]]. Sebagai akibatnya, di dalam himpunan semua bilangan asli, bilangan 1 didefinisikan sebagai bilangan yang terkecil sebab dalam konsep urutan tersebut, bilangan 1 berada pada posisi yang pertama.
Baris 13:
Misalnya orang [[Romawi]] secara tertulis menggunakan simbol '''II''' untuk menyatakan bilangan yang biasa kita tulis dengan lambang '''2'''
 
Secara lisan, [[Suku Jawa|orang Jawa]] mengucapkan '''loro''' untuk melambangkan bilangan yang biasa (dengan [[bahasa Indonesia]]) kita ucapkan '''dua'''.
 
{{Authority control}}