Rokok klembak menyan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (- + ) |
k perbaiki redaksi |
||
(11 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Rokok
== Sejarah ==
Di daerah keresidenan Banyumas rokok klembak merupakan jenis rokok yang umum dihisap di kalangan masyarakat umum. Industri rokok klembak baru muncul pada tahun 1925 dengan berdirinya perusahan rokok klembak yang pertama di kota Gombong, yang pada waktu itu berada dalam wilayah kabupaten Karanganyar. Pada tahun 1928 muncul lagi perusahaan rokok klembak yang kedua dalam skala menengah, dan setelah tahun 1929, muncul lagi 3 perusahaan rokok klembak dalam skala kecil. Setelah itu di daerah Cilacap pada tahun 1928 mulai berdiri perusahaan rokok klembak yang pertama. Selanjutnya muncul beberapa industri rokok klembak yang berkembang di wilayah Keresidenan Banyumas. Berikut adalah tabel perkembangan rokok klembak di Keresidenan Banyumas dari tahun 1929 sampai tahun 1933.<ref>Amen Budiman dan Ong Hok Ham, Hikayat Kretek, Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia, 2016</ref>
{| class="wikitable"
Baris 132:
|'''31'''
|}
Sumber
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa kabupaten Karanganyar dan Purbalingga, menjadi sentra industri rokok klembak menyan di Keresidenan Banyumas. Untuk wilayah Banjarnegara pada tahun 1933, dari 7 perusahaan rokok klembak, ada enam buah yang mengalami kemunduran. Dan perusahaan-perusahaan skala kecil tersebut kemudian bergabung menjadi sebuah perseroan yang dikenal dengan nama '''Pat Kwa'''. Perusahaan kelas menengah di Gombong dan Banjarnegara menjual hasil produksinya di wilayah keresidenan Banyumas, sebagian lagi dijual di wilayah [[Yogyakarta]] dan [[Surakarta]], di wilayah [[Kedu]] dan kabupaten [[Priangan Timur]]. Bahkan penjualannya sampai menjangkau pulau
=== Wilayah Purworejo ===
Pada tahun 1970-an, desa [[Jono, Bayan, Purworejo|Jono]], Purworejo pernah memiliki sebuah perusahaan''' '''rokok yang besar dengan nama "'''PR Poncoroso'''". Diperkirakan hingga tahun 1980-an, perusahaan ini berhasil menyerap tenaga kerja hingga ratusan orang, dimana perusahaan mencapai puncak kejayaannya. Pada tahun 1990, perusahaan ini mengalami kebangkrutan dan menyebabkan ratusan karyawannya beralih beraktivitas dengan membuat kerajinan rokok klembak menyan sendiri dalam skala rumah tangga. Menurut catatan, kini terdapat 28 perajin kretek klembak menyan yang banyak dilakukan dalam skala rumahan. Dari perusahaan inilah cikal bakal industri rokok klembak menyan rumah tangga yang sampai hari ini masih eksis di desa Jono, Kecamatan [[Bayan, Purworejo|Bayan]], Purworejo. Bahkan dari desa ini, masih ada 4 industri rumahan yang masih bertahan sampai saat ini.<ref>
=== Kota Gombong ===
Sejak tahun 1950-an, di kota Gombong muncul produksi dengan merk '''Sintren''', '''Bangjo''' dan '''Togog''' yang dirintis oleh pasangan suami istri '''The Gie Tjoan''' (Agus Subianto) dan '''Tjo Goe Nio''' (Setiawati). Pada waktu itu, pemasarannya bukan hanya sebatas di sepanjang pesisir selatan pulau Jawa namun merambah sampai ke pulau
Adapun perusahaan rokok klembak menyan yang juga berdiri di era 1950-an adalah PR. Nusa Harapan d.h Nam Hien, didirikan oleh Lie Ngiat Sie dengan merk dagang "Siluman", "Ballon", "Ballon Sutera" dan "Podo Seneng". Area pemasarannya mencakup Temanggung, Kebumen, Purwokerto, Tegal, Bandung, Pringsewu, Padang dan Medan.
Berjaya pada era 1980-an dengan didirikan nya cabang pabrik di Kebumen dan Pringsewu Lampung.
== Skala dan Manfaat Ekonomi ==
Di daerah Purworejo dan sekitarnya, masih banyak industri rumahan rokok klembak menyan yang bertahan, diperkirakan jumlahnya sekitar puluhan yang berasal dari pecahan perusahaan rokok '''Poncoroso'''. Berikut daftar perusahaan rokok klembak menyan yang masih bertahan di kota Gombong, yang terdaftar pada Departemen Kementerian Perindustrian <ref>[http://www.kemenperin.go.id/direktori-perusahaan?what=&prov=&hal=359 Perusahaan rokok klembak menyan yang terdaftar di Kemenperin RI]</ref> yaitu: Perusahaan rokok '''Mirasa,''' rokok '''Nusa Harapan,''' rokok '''Shinta''' dan rokok '''Sintren'''
Meski mendapata tantangan dan diterjang berbagai jenis rokok baru dengan kemasan lebih modern, namun rokok siong ini masih bertahan meski dengan tingkat produksi sudah tidak seperti dulu lagi. Sebagai contoh perusahaan rokok Sintren menyerap hampir sekitar 150 pekerja. Rata-rata pekerja sudah berusia lanjut dengan kisaran umur antara 65-85 tahun. Jika memasuki ruang produksi rokok Sintren ini seperti kita mengunjungi Panti Jompo. Walau berusia lanjut, mereka tampak bersemangat. Bekerja sebagai tukang linting rokok ini sudah dijalankan puluhan tahun seusia berdirinya pabrik.<ref name=":0" />
Soal penghasilan, bekerja dengan sistem borongan. Untuk bekerja setengah hari mereka bisa melinting sekitar 800 batang. Yang jika dirata-rata bisa mendapatkan sekitar 16 ribu sampai 20 ribu rupiah tergantung banyaknya rokok yang dilinting. Karyawannya berasal dari berbagai desa di sekitar kota Gombong seperti: Jatinegara, [[Kalibeji, Sempor, Kebumen|Kalibeji]],
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.iqbalkautsar.com/2016/06/riwayat-uzur-rokok-sintren.html Riwayat Uzur Rokok Sintren]
* {{id}} [http://banyumasnews.com/88673/beda-kretek-beda-siong-jejak-industri-rokok-siong-di-gombong/ Beda kretek, beda siong, jejak industri rokok siong di Gombong]
* {{id}} [http://rokokindonesia.com/industri-rokok-siong-gombong/ Menelisik jejak industri rokok siong di Gombong] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171107020957/http://rokokindonesia.com/industri-rokok-siong-gombong/ |date=2017-11-07 }}
== Referensi ==
{{Reflist}}
|