Maludin Simbolon: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(37 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
| caption =
| birth_name =
| birth_date =
| birth_place = [[Tarutung, Tapanuli Utara|Tarutung
| death_date = {{dda|2000
| death_place =
| nationality =
Baris 21:
| grandchild =
| parents = {{unbulleted list|Julius Simbolon (ayah)|Nursiah br. Lumbantobing (ibu)}}
| allegiance = {{unbulleted list
| serviceyears = 1942—1961
| rank = [[Berkas:
| servicenumber = 12211
| branch = [[Berkas:Insignia of the Indonesian Army.svg|25px]] <br> [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI Angkatan Darat]]
| unit =
Baris 29 ⟶ 30:
| term_start1 = 1950
| term_end1 = 1956
| successor1 = [[Jamin Ginting
| predecessor1 = ''jabatan dibentuk''
| resting_place = [[Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata]]
}}
[[Kolonel]] [[Infanteri]] ([[Purnawirawan|Purn.]]) '''Maludin Simbolon''' ({{lahirmati||13
== Latar belakang ==
Keluarga Maludin Simbolon berasal dari [[Kabupaten Samosir|Samosir]]. Di kemudian hari, kakek buyutnya, Ompu Julius Simbolon, berpindah dari Samosir ke [[Baktiraja, Humbang Hasundutan|Bakkara]]. Salah satu anak dari Ompu Julius Simbolon adalah Salamat Simbolon gelar Parseat Manuk, yang menikahi perempuan [[Sianturi|boru Sianturi]] dari [[Muara, Tapanuli Utara|Muara]]. Salamat dan istrinya tinggal di Muara. Namun, karena pernah terlibat perkelahian dengan seorang bermarga Sianturi, Salamat memilih meninggalkan Muara dan membawa serta istrinya. Mereka menetap di [[Tarutung, Tapanuli Utara|Tarutung]], tempat saudari Salamat tinggal setelah dinikahi pria bermarga [[Lumbantobing]]. Salamat memiliki lima orang anak, anak tertuanya adalah Julius Simbolon, ayah Maludin Simbolon. Julius Simbolon menikahi Nursiah Lumbantobing, putri dari seorang sipir penjara dan kontraktor jalan yang bernama Pipin Lumbantobing.{{sfn|Bangun|1996|p=5}} Mereka menikah di [[Pangururan, Samosir|Pangururan]].{{sfn|Bangun|1996|p=7}} Julius Simbolon dan Nursiah Lumbantobing memiliki 11 orang anak: 6 laki-laki dan 5 perempuan. Maludin Simbolon merupakan anak kedua dari sebelas bersaudara itu. Saudara laki-lakinya antara lain Johan, Joshua, Jansen, Lodewijk, dan Fridolin. Saudara perempuannya antara lain Maria, Tumiar, Porman, Sorta, dan Dumaris.{{sfn|Bangun|1996|p=6}}
Maludin Simbolon adalah anak kedua dari sepuluh bersaudara, anak pasangan Julius Simbolon dan Nursiah Lumbantobing.<ref name=":0">{{Cite news|url=https://pussisunimed.wordpress.com/2010/01/28/kolonel-maludin-simbolon-ingatan-kolektif-masyarakat-terhadap-jatuhnya-pesawat-tentara-pusat-di-huta-tongah/|title=Kolonel Maludin Simbolon: Ingatan Kolektif Masyarakat Terhadap Jatuhnya Pesawat Tentara Pusat di Huta Tongah.|date=2010-01-28|publisher=Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial Lembaga Penelitian-Universitas Negeri Medan (Pussis Unimed)'s Blog|first=Erond L. |last=Damanik|access-date=2017-10-16}}</ref> Dia lahir di [[Hutatoruan V, Tarutung, Tapanuli Utara|Pearaja, Tarutung]]. Ayahnya, Julius Simbolon, adalah mandor perkebunan di [[Simanindo|Pulo Tao]], [[Kabupaten Samosir|Samosir]].<ref name=":0" />▼
Maludin Simbolon lahir di Pearaja, kampung kakeknya dari pihak ibu ({{lang-bbc|''ompung bao''}}), pada pagi hari di tanggal 13 September 1916. Setelah empat generasi meninggalkan Samosir, keluarga Maludin Simbolon kembali lagi ke Samosir karena Julius Simbolon ditempatkan di sana.{{sfn|Bangun|1996|p=6}}
▲Maludin
Sebelum meletusnya [[Perang Dunia II]], ia sempat menjadi guru di HIS Solo dan di [[Curup, Merigi Sakti, Bengkulu Tengah|Curup]], [[Bengkulu]].<ref name=":0" /><ref name=":1">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=oj3mPNGxDbAC&pg=PT147&dq=maludin+simbolon&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjDzOyfvPTWAhUEE5QKHZQ6AxU4ChC7BQgpMAA#v=onepage&q=maludin%20simbolon&f=false|title=Report from Banaran: Experiences During the People's War|last=Simatupang|first=T. B.|date=2009|publisher=Equinox Publishing|isbn=9786028397551|language=en}}</ref>
== Karier militer ==
Maludin memasuki pendidikan ''[[Gyugun]]'' di masa [[Penjajahan Jepang]], dan setelah lulus pendidikan ia berpangkat Letnan Dua.<ref name=":0" /> Ia kemudian ditugaskan Markas Batalyon ''Gyugun''
Segera setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia]], dibentuklah [[Tentara Keamanan Rakyat]] (TKR) dan diangkat menjadi Komandan Divisi Palembang Ulu, dengan pangkat Kolonel.<ref name=":0" /> Dalam reorganisasi antar TKR se-Sumatra, Maludin menjadi Komandan Divisi I/Lahat (1945-46), yang membawahi 4 resimen dan 15 batalyon di
Saat terjadi [[Agresi Militer Belanda II]], di Sumatra dibentuk [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]], yang mana [[Adenan Kapau Gani|AK Gani]] menjadi gubernur militer dan Maludin Simbolon menjadi wakilnya.<ref name=":0" /><ref name=":1" /> Pada tahun 1950, Maludin diangkat sebagai panglima Komando Tentara Teritorium-I Bukit Barisan, yang dibentuk bersamaan dengan dibentuknya Propinsi
== Keterlibatan dalam PRRI ==
[[Berkas:PRRI colorized by colorbykevin.jpg|jmpl|270x270px|Kolonel [[Dahlan Djambek]], [[Burhanuddin Harahap]], [[Ahmad Husein]], [[Sjafruddin Prawiranegara]], Kolonel Maludin Simbolon, dan [[Muhammad Sjafei]]]]
Maludin Simbolon termasuk di antara pemimpin daerah di Sumatra dan Sulawesi, yang merasa tidak puas terhadap berbagai kebijakan pemerintah pusat akhir tahun 1950-an.<ref name=":2" /><ref name=":3" /> Antara lain tuntutan perubahan yang diinginkan ialah dalam hal peningkatan kesejahteraan prajurit, otonomi daerah yang lebih besar, serta penggantian para pejabat sipil dan militer pusat di Jakarta.<ref name=":2" /><ref name=":3" />
Pada 25 November 1956, Maludin Simbolon memenuhi panggilan KASAD A.H. Nasution ke Jakarta untuk membahas timbang terima jabatan Panglima TT-I yang akan dilaksanakan dengan penggantinya, Jamin Ginting. Maludin menyetujui pelaksanaan timbang terima pada Desember 1956 dengan tanggal yang akan dilaporkan kemudian. Namun, hingga 15 Desember 1956, KASAD belum menerima laporan kembali dari Maludin Simbolon. Oleh karena itu, [[Ahmad Yani]] diutus ke Medan pada 17 Desember 1956 untuk menyampaikan instruksi KASAD agar timbang terima jabatan Panglima TT-I dilaksanakan pada hari Natal. Pertemuan antara Ahmad Yani dengan Maludin Simbolon berlangsung pada 18 Desember 1956. Pada saat itu, TNI sebenarnya sudah memutuskan langkah yang akan diambil terhadap Maludin Simbolon.{{sfn|TNI-AD|1979|p=15}}
Maludin kemudian bergabung dalam [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI), dan mengumumkan pemutusan hubungan wilayah militer Sumatra Utara dengan pemerintah pusat tanggal 22 Desember 1956 di Medan, walaupun tetap menyatakan setia pada Dwitunggal Soekarno-Hatta.<ref name=":3" /> Kabinet [[Ali Sastroamidjojo]] di Jakarta pada malam hari itu juga mengadakan rapat darurat, dan pada pagi harinya [[Soekarno|Presiden Soekarno]] mengumumkan pencopotan Maludin dari posisinya dan menunjuk wakilnya Letkol. [[Djamin Ginting]]s untuk mengamankan situasi.<ref name=":2" /><ref name=":3" /> Selain itu juga sebutkan bahwa Letkol. Abdul Wahab Makmoer adalah sebagai pengganti selanjutnya, apabila Letkol. Gintings tidak berhasil bertindak.<ref name=":2" /><ref name=":3" />▼
▲Maludin kemudian bergabung dalam [[Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]] (PRRI), dan mengumumkan pemutusan hubungan wilayah militer
Gerak cepat pasukan yang dipimpin Letkol. Gintings dapat segera menguasai posisi penting di Kota Medan.<ref name=":2" /><ref name=":3" /> Jakarta mengirimkan pasukan payung yang diterjunkan di [[Kota Medan|Medan]] untuk mendukung pasukan Djamin Gintings, sehingga pasukan yang setia pada Maludin mundur menghindari pertempuran ke utara Medan, lalu melanjutkan Balige, Tapanuli Tengah.<ref name=":3">{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=vLUDdnas8xoC&pg=PA150&dq=maludin+simbolon&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjDzOyfvPTWAhUEE5QKHZQ6AxU4ChC7BQgvMAE#v=onepage&q=maludin%20simbolon&f=false|title=Capitalism and Confrontation in Sumatra's Plantation Belt, 1870-1979|last=Stoler|first=Ann Laura|date=1995|publisher=University of Michigan Press|isbn=0472082191|language=en}}</ref> Selanjutnya, Maludin dan pasukan yang loyal kepadanya kemudian melanjutkan perlawanan secara bergerilya, dan berkoordinasi dengan kekuatan PRRI lainnya di bawah Letkol. [[Ahmad Husein|Achmad Husein]] di [[Kota Bukittinggi|Bukittinggi]].<ref name=":2" /><ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=_qM5DQAAQBAJ&pg=PA514&dq=maludin+simbolon&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjDzOyfvPTWAhUEE5QKHZQ6AxU4ChC7BQg8MAM#v=onepage&q=maludin%20simbolon&f=false|title=A Guide to Intra-state Wars|last=Dixon|first=Jeffrey|last2=Sarkees|first2=Meredith Reid|date=2015-08-15|publisher=SAGE|isbn=9780872897755|language=en}}</ref> Selain di Medan, pemerintah pusat juga menerjunkan pasukan payung dan melakukan pendaratan pasukan dari laut di Palembang dan Padang, untuk secara efektif menguasai kota-kota pusat perlawanan PRRI di Sumatra tersebut.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=lf5TUoHfeM8C&pg=PA37&dq=Kopassus+Maludin+Simbolon&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwiinoWq5vTWAhUCupQKHXScAOgQuwUIKjAA#v=onepage&q=Kopassus%20Maludin%20Simbolon&f=false|title=Kopassus: Inside Indonesia's Special Forces|last=Conboy|first=Kenneth J.|date=2003|publisher=Equinox Publishing|isbn=9789799589880|language=en}}</ref>
Pada tanggal 27 Juli 1961, Maludin Simbolon bersama staff dan pasukannya
==
[[Berkas:Maludin Simbolon - TMP Kalibata 2.jpg|right|250px|jmpl|Makam Maludin Simbolon di Taman Makam Pahlawan Kalibata.]]
Maludin Simbolon meninggal dunia pada
== Lihat pula ==
Baris 69 ⟶ 77:
== Referensi ==
{{Reflist}}
=== Daftar pustaka ===
{{Refbegin}}
* {{Cite book|last=Bangun|first=Payung|date=1996|title=Kolonel Maludin Simbolon: Liku-liku Perjuangannya dalam Pembangunan Bangsa|url= https://www.google.co.id/books/edition/Kolonel_Maludin_Simbolon/k2hwAAAAMAAJ|location=[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]|publisher=Pustaka Sinar Harapan|isbn=978-979-4164-08-2|ref={{sfnref|Bangun|1996}}}}
* {{Cite book|date=1979|title=Sejarah TNI-AD 1945–1973 3: Peranan TNI AD dalam Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia|url= https://www.google.co.id/books/edition/Sejarah_TNI_AD_1945_1973_Peranan_TNI_AD/ICc-jde8A98C|location=[[Kota Bandung|Bandung]]|publisher=Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat|ref={{sfnref|TNI-AD|1979}}}}
{{Refend}}
[[Kategori:Tokoh Batak]]
Baris 74 ⟶ 87:
[[Kategori:Marga Simbolon]]
[[Kategori:Tokoh dari Tapanuli Utara]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Panglima Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan]]
|