Jengkol: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Pengembalian manual VisualEditor
 
(31 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Speciesbox
{{Taxobox
| name = Jengkol
| image = Pithecellobium_jiringa.JPG
| genus = ''[[Archidendron]]''
| image_width = 240px
| regnumspecies = [[Plantae]]pauciflorum
|binomial_authority authority = ([[George Bentham|Benth.]]) I.C.Nielsen
| phylum = [[Magnoliophyta]]
| synonyms = ''Archidendron jiringa''<br/>
| classis = [[Magnoliopsida]]
| ordo = [[Fabales]]
| familia = [[Fabaceae]]
| subfamilia = [[Mimosoideae]]
| genus = ''[[Archidendron]]''
|species = '''''A. pauciflorum'''''
|binomial = ''Archidendron pauciflorum''
|binomial_authority = ([[George Bentham|Benth.]]) I.C.Nielsen
|synonyms = ''Archidendron jiringa''<br/>
''[[Pithecellobium]] jiringa''<br/>
''Pithecellobium lobatum''
| color={{tc2|tumbuhan}}
|}}
| image_width = 240px
'''Jengkol''' atau '''jering''' (''Archidendron pauciflorum'', [[sinonim]]: ''A. jiringa'', ''Pithecellobium jiringa'', dan ''P. lobatum'') adalah tumbuhan khas di wilayah [[Asia Tenggara]]. Bijinya digemari di [[Malaysia]] (disebut "jering"), [[Myanmar]] (disebut "da nyin thee'"), dan [[Thailand]] (disebut "luk-nieng" atau "luk neang").<ref>[http://www.sos-arsenic.net/english/homegarden/possi_dev.html sosarsenic.net]</ref> Masyarakat [[Indonesia]] mengenalnya sebagai bahan pangan.
|}}
'''Jengkol''' atau '''jering''' <ref>jengkol : lima-bean-like vegetable eaten (usu. raw) as a rice-accompanying dish. [x]-ên (to have/get) dysuria from the above. Sumber: Javanese-English Dictionary, Horne, 1974, #1968.</ref><ref>jering [Ind] : jengkol. Sumber: Bausastra Indonesia-Jawi, Purwadarminta, c. 1939, #1979.</ref><ref>Jengkol (jeGkOl) : jêring. Sumber: Dasanama Kawi, Padmasusastra, 1897, #18.</ref>(''Archidendron pauciflorum'', [[sinonim]]: ''A. jiringa'', ''Pithecellobium jiringa'', dan ''P. lobatum'')<ref>jengkol [BV.] : Pithecolobium bigeminum Benth. en P. lobatum Benth., de Clercq. Sumber: Javaansch-Nederlandsch Handwoordenboek, Gericke en Roorda, 1901, #918.</ref> adalah tumbuhan khas di wilayah [[Asia Tenggara]]. Bijinya digemari di [[Malaysia]] (disebut "jering"), [[Myanmar]] (disebut "da nyin thee'"), dan [[Thailand]] (disebut "luk-nieng" atau "luk neang").<ref>[http://www.sos-arsenic.net/english/homegarden/possi_dev.html sosarsenic.net]</ref> Masyarakat [[Indonesia]] mengenalnya sebagai bahan pangan.
 
Jengkol termasuk suku polong-polongan (''[[Fabaceae]]''). Buahnya berupa polong dan bentuknya gepeng berbelit membentuk [[spiral]], berwarna lembayung tua. Biji buah berkulit ari tipis dengan warna [[Cokelat (warna)|cokelat]] mengilap. Jengkol dapat menimbulkan bau tidak sedap pada [[urin]] setelah diolah dan diproses oleh [[pencernaan]], terutama bila dimakan segar sebagai [[lalap]].
Baris 24 ⟶ 18:
 
== Karakter biji ==
Bijinya dalam keadaan matang keras, tetapi berubah menjadi lunak dan empuk setelah direbus atau sedikit liat setelah digoreng. Tekstur inilah yang membuatnya disukai, walaupun beberapa orang juga menyukai konsumsi biji mudanya dalam keadaan mentah yang jauh lebih keras dan pahit. Kulit biji memiliki getah berwarna keunguan yang meninggalkan jejak yang sulit dihapus dari pakaian. SemakinMakin tua, warna biji akan mengarah ke warna kuning dan akhirnya merah atau cokelat setelah benar-benar matang.
 
Aromanya agak menyerupai [[petai]] tetapi lebih lemah. Namun, setelah dikonsumsi, tubuh akan mengeluarkan bau menyengat melalui [[urin]], [[feses]], dan keringat, yang dipercaya lebih mengganggu dibanding mengkonsumsimengonsumsi petai.
 
== Pengolahan ==
Baris 38 ⟶ 32:
}}
[[Berkas:Nasi Uduk Jengkol Daging Krecek.JPG|jmpl|ka|[[Nasi uduk]] disajikan dengan [[semur]] jengkol, empal daging, dan krecek.]]
[[File:Goreng jengkol.jpg|thumb|Jengkol goreng yang ditambah kecap]]
 
Biji jengkol dapat dimakan segar ataupun diolah. Olahan paling umum adalah di[[semur]], dan dikenal oleh orang [[Sunda]] sebagai ''"tekol", "ati arwana", "ati maung"'' atau "hati macan". Jengkol dapat pula digoreng dengan [[balado]] atau dijadikan [[gulai]]. Setelah diolah, jengkol akan mengeluarkan aroma khasnya yang bagi sebagian orang dianggap dapat menggugah selera dan memiliki cita rasa yang khas; sedikit kelat dengan tekstur agak liat.
 
Selain disemur, biji jengkol juga dapat dibuat menjadi keripik seperti halnya [[emping]] dari [[melinjo]] dengan cara ditumbuk atau digencet hingga pipih, dikeringkan, kemudian digoreng. Efek negatif bau jengkol yang menyengat dapat dikurangi dengan perendaman atau perebusan.
Baris 51 ⟶ 45:
 
== Manfaat kesehatan ==
Dari segi nutrisi, jengkol memiliki vitamin, asam jengkolat, mineral, dan serat yang tinggi.<ref name=Kandungan>Dengan kandungan serat tinggi, jengkol bisa membantu melancarkan buang air besar. Sifatnya yang diuretik juga membantu buang air besar. [http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&nid=637&catid=7 ''Manfaat dari Jengkol dan Pete'' dari situs Pusat Data Persi] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130222013623/http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?mid=5&nid=637&catid=7 |date=2013-02-22 }}</ref> Selain itu, berdasarkan dari hasil skrining fitokimia senyawa metabolit sekunder, menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah jengkol mengandung senyawa golongan flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, steroid, terpenoid dan polifenol yang bermanfaat bagi keseharan.<ref>NUGROHO, H. H. (2018). SKRINING FITOKIMIA SENYAWA METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETANOL BUAH JENGKOL (Archidendon Jiringa) (Doctoral dissertation, STIKES Muhammadiyah Klaten). [http://repository.umkla.ac.id/1042/]</ref> Namun karena efek samping yang ditimbulkan, maka konsumsinya menjadi terbatas.
 
== Cara menghilangkan bau ==
Aroma menyengat dari jengkol dapat dihilangkan dengan cara merebusnya sampai lembut dan menambah sedikit garam. Buah yang telah direbus perlu direndam dan dibilas dengan air dingin sambil mengupas kulit ari sebelum mengolahnya selanjutnya. Untuk mengatasi bau mulut, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut:
*Menggosok gigi
*Mengunyah beras
*Mengonsumsi mentimun
*Larutan kumur penyegar
*Mengonsumsi daun kemangi <ref> Robbihi, H. I. (2020). Kajian manfaat kemangi (ocimum basilicum) terhadap halitosis. Jurnal Ilmiah Keperawatan Gigi, 1(1). [https://www.academia.edu/download/95476085/274.pdf]</ref>
 
== Referensi ==
Baris 58 ⟶ 60:
{{Taxonbar}}
 
[[Kategori:Archidendron]]
[[Kategori:Sayur]]
[[Kategori:FabaceaeTumbuhan obat]]
[[Kategori:Legum]]