Yahya dari Siak: Perbedaan antara revisi

|name =Tengku Sulung Yahya

|birth name = Tengku Sulung

|successor = [[SayyidSultan Syarif Ali dari Siak|Sultan SayyidSyarif Ali]]

|dynasty =[[MauliMalaka/Parameswara]]

|place of death = Dungun, [[MelakaTrengganu]], [[Malaysia]]

|place of burial = Dungun, [[MelakaTrengganu]], [[Malaysia]]

[[Ismail dari Siak|Sultan Ismail]] mangkat pada tahun 1781 dan dilantik putranya Tengku Yahya dengan gelar ''Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar Syah''. Karena belum dewasa, dilantiklah [[Muhammad Ali dari Siak|Tengku Muhammad Ali]] sebagai wali sultan dalam kurun waktu 1781-1782 hingga akhirnya kekuasaan dipegang oleh Sultan Yahya pada tahun 1782.<ref name="Muchtar Lutfi 1999">Muchtar Lutfi, Suwardi MS, dkk (1998/ 1999), ''Sejarah Riau'', Biro Bina Sosial Setwilda Tk. I Riau.</ref>

Sultan Yahya memindahkan kembali ibukotaibu kota dari Senapelan ke [[Mempura, Siak|Mempura]] karena terjadi perselisihan antara beliau dengan [[Ali dari Siak|Sayyid Ali]]. Sayyid Ali mendapat dukungan dari Tengku Muhammad Ali karena merupakan panglima besar baginda semasa beliau menjadi sultan dahulu dan juga merupakan keponakan beliau sendiri. Dengan sokongan dari pembesar-pembesar kerajaan, Sayyid Ali berhasil menyingkirkan Sultan Yahya yang dianggap lemah dan tidak cakapcekap dalam memerintah. Sultan Yahya kemudian menyingkir ke Kampar, kemudian TrengganuTerengganu, hingga akhirnya mangkat di Dungun, [[Terengganu|Melaka]] pada tahun 1791.<ref> name="Muchtar Lutfi, Suwardi MS, dkk (1998/ 1999), ''Sejarah Riau'', Biro Bina Sosial Setwilda Tk. I Riau.<"/ref>