Insiden 13 Mei: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
FelixJL111 (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan visualeditor-wikitext |
||
(52 revisi perantara oleh 39 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Cleanup rewrite|date=Agustus 2021}}
:''Untuk kerusuhan yang terjadi di Indonesia pada tahun 1998, lihat [[Kerusuhan Mei 1998]]. Untuk kerusuhan yang terjadi di Singapura pada tahun 1964, lihat [[Kerusuhan rasial Singapura 1964]] — peristiwa yang bertepatan dengan hari raya [[Maulid Nabi Muhammad]] yang sedang berlangsung di seluruh Malaysia.''
'''Insiden 13 Mei''' adalah istilah untuk [[kerusuhan rasial]] antara [[etnis Tionghoa]] dan [[orang Melayu]] yang terjadi di [[Kuala Lumpur]], [[Malaysia]] pada tanggal [[13 Mei]] [[1969]]. yang
== Penyebab kerusuhan ==
Pada pemilihan umum [[10 Mei]] [[1969]],
Meskipun Partai Gerakan langsung mengeluarkan permintaan maaf keesokan harinya, UMNO mengumumkan pawai tandingan mulai dari
Ketika kerusuhan berlangsung, pengeras suara di masjid-masjid pun digunakan untuk provokasi mendorong para perusuh untuk terus melanjutkan aksi mereka hingga terjadi pertumpahan darah, demi mempertahankan muruah dan kedaulatan [[Suku Melayu|orang melayu]] yang telah dihina dan diinjak-injak.▼
▲Pada pemilihan umum [[10 Mei]] [[1969]], Gabungan [[Alliance]] yang memerintah diketuai oleh [[United Malays National Organization]] (UMNO) menderita kekalahan besar. Partai terbesar golongan Tionghoa [[Democratic Action Party]] dan [[Partai Gerakan Rakyat Malaysia|Gerakan]] mendapat suara dalam pemilihan, dan berhak untuk mengadakan pawai kemenangan melalui jalur yang telah ditetapkan di [[Kuala Lumpur]]. Namun, pawai yang berisik dan kasar dan menyimpang dari jalurnya dan mengarah ke distrik Melayu Kampong Bahru, mengolok penduduknya.
Perusuh kemudian mulai beraksi di
▲Meskipun Partai Gerakan mengeluarkan permintaan maaf keesokan harinya, UMNO mengumumkan pawai tandingan mulai dari kepala negeri [[Selangor]] Dato' [[Harun bin Idris]] di Jalan Raja Muda. Dilaporkan, masyarakat yang berkumpul diberi tahu bahwa suku Melayu yang menuju ke prosesi telah diserang oleh suku Tionghoa di Setapak, beberapa mil di utara [http://www.littlespeck.com/ThePast/CPast-My-tunku-030513.htm]. Para pemrotes yang marah dengan cepat mengadakan pembalasan dengan membunuh dua pengendara sepeda motor yang lewat, dan kerusuhan pun meledak.
▲Ketika kerusuhan berlangsung pengeras suara di masjid-masjid digunakan untuk mendorong para perusuh untuk melanjutkan aksi mereka.
▲Perusuh mulai beraksi di ibukota [[Kuala Lumpur]] dan wilayah sekitar negeri Selangor, dengan pengecualian gangguan kecil di [[Melaka]] tempat lain di negara tersebut tetap tentram. [[Keadaan darurat]] nasional dan [[jam malam]] diumumkan pada [[16 Mei]] tetapi jam malam dikurangi di beberapa bagian di negara tersebut pada [[18 Mei]] dan dihilangkan dalam waktu seminggu di pusat Kuala Lumpur.
Menurut data polisi, 184 orang meninggal dan 356 terluka, 753 kasus [[pembakaran]] dicatat dan 211 kendaraan hancur atau rusak berat. Sumber lain menyebutkan jumlah yang meninggal sekitar 196 orang atau bahkan lebih dari 200 orang. Beberapa memperkirakan jumlah kematian bahkan mencapai 700 orang sebagai akibat dari kerusuhan.
== Isu ras dalam Pemilu 1969 ==
Isu-isu golongan dan ras yang menyentuh emosi dan sentimen menjadi tema utama sepanjang kampanye Pemilu 1969 yang mengakibatkan meningkatnya semangat masyarakat Melayu dan Tionghoa di Malaysia. Selama kampanye Pemilu 1969, para calon serta anggota-anggota partai politik, khususnya dari partai oposisi, mengangkat soal-soal sensitif yang berkaitan dengan bahasa nasional (Bahasa Melayu), kedudukan istimewa orang Melayu (Bumiputera) dan hak kerakyatan warga non-Melayu. Hal ini menimbulkan sentimen rasial dan kecurigaan.
[[Partai Perikatan]] (UMNO-[[Persatuan China Malaysia|MCA]]-MIC) telah mengalami kekalahan yang telak dalam Pemilu 1969. Jumlah kursi yang dimenangkannya dalam [[Dewan Rakyat]] ([[Parlemen]]) telah menurun dari 89 kursi pada tahun 1964 menjadi 66 kursi pada tahun 1969. Partai Perikatan telah hilang kebanyakan dua pertiga dalam Dewan Rakyat. Partai [[Partai Gerakan Rakyat Malaysia|Gerakan]], [[Partai Tindakan Demokratik|DAP]] dan [[Partai Pesaka Bumiputra Bersatu Sarawak|PPP]] menang 25 buah kursi dalam [[Dewan Rakyat]] saat [[Partai Islam Se-Malaysia|PAS]] menang 12 kursi.▼
▲[[Partai Perikatan]] (UMNO-[[Persatuan China Malaysia|MCA]]-MIC) telah mengalami kekalahan yang telak dalam Pemilu 1969. Jumlah kursi yang dimenangkannya dalam [[Dewan Rakyat]] ([[Parlemen]]) telah menurun dari 89 kursi pada tahun 1964 menjadi 66 kursi pada tahun 1969. Partai Perikatan telah hilang kebanyakan dua pertiga dalam Dewan Rakyat. Partai [[Partai Gerakan Rakyat Malaysia|Gerakan]], [[Partai Tindakan Demokratik|DAP]] dan [[Partai Pesaka Bumiputra Bersatu Sarawak|PPP]] menang 25 buah kursi dalam [[Dewan Rakyat]]
== Pawai kemenangan
Menyusul kemenangan mereka dalam pemilu 10 Mei 1969, pihak oposisi mengadakan pawai besar untuk merayakannya. Dr. [[Tan Chee Khoon]] dari Partai Gerakan yang menang besar di kawasan Batu, Selangor, meminta izin dari polisi untuk mengadakan pawai kemenangan partainya di Selangor. Pawai ini menyebabkan kemacetan di jalan-jalan di sekitar Kuala Lumpur. Pawai kemudian bergerak ke Jalan Campbell dan Jalan Hale dan menuju ke Kampung Baru. Sementara itu di Kampung Baru, yang penghuninya lebih dari 30.000 orang Melayu yang menjadi kubu UMNO, masyarakat merasa terancam dengan kemenangan pihak oposisi. Di daerah ini pula terletak rumah Menteri Besar Selangor saat itu, Dato' [[Harun Idris]].
Konon dalam pawainya itu kaum Tionghoa membawa-bawa sapu di kendaraan mereka sebagai lambang kemenangan mereka yang berhasil menyapu bersih kursi sambil meneriakkan slogan. Ada yang menafsirkan bahwa sapu tersebut menunjukkan rencana mereka untuk menyapu ('menyingkirkan') orang-orang Melayu ke laut. Ada yang mencaci dan meludah dari atas lori ke arah orang Melayu di tepi-tepi jalan.
== Perarakan kematian ==
Di Jinjang, Kepong, seorang Tionghoa yang meninggal akibat sakit tua diarak sepanjang jalan dengan izin polisi. Namun perarakan kematian bertukar menjadi perarakan kemenangan pemilu dengan menghina Melayu.
Pada hari Selasa 13 Mei, Yeoh Tech Chye selaku Presiden Gerakan memohon maaf
== Pawai balasan ==
Baris 46 ⟶ 41:
Kerusuhan besar pun tidak terelakkan lagi. Perintah darurat dikeluarkan. Tak seorangpun diizinkan keluar dari rumah. Pasukan polisi berpatroli di sekitar Kuala Lumpur. Tentara dari Resimen Ranger sebelumnya telah dikerahkan untuk menjaga keselamatan sekitar Kuala Lumpur.
== Resimen Renjer (Ranger) ==
Pasukan FRU
Pemuda-pemuda Melayu yang mempertahankan Kampung Baru dan yang lain-lain mengamuk merasakan diri mereka terkepung antara orang-orang Tionghoa dan pasukan Ranger Ranger. Beberapa das turut ditujukan ke arah rumah Menteri Besar Selangor.
== Pasukan Melayu ==
Akhirnya Resimen Ranger ditarik dan digantikan dengan Pasukan Melayu. Beberapa bangunan rumah kedai di sekitar Kampung Baru, Jalan Tuanku Abdul Rahman masih terus terbakar. Pentadbiran diambil-alih oleh Askar Melayu. Beberapa anggota pasukan Melayu turut masuk ke toko-toko emas Tionghoa dan merampoki harta benda di sana. Ada yang mengatakan bahwa pasukan-pasukan itu berpakaian preman.
Baris 57 ⟶ 52:
== Bioskop Odeon ==
Pemuda-pemuda Tionghoa dari organisasi-organisasi gelap (Chinese [[:en:Triad_(organized_crime)|Triad]]) bertindak mengepung bioskop Odeon, di Jalan Tuanku Abdul Rahman, Kuala Lumpur. Beberapa iklan disiarkan di layar bioskop itu menyuruh penonton keturunan Tionghoa untuk meninggalkan bioskop. Iklan tersebut ditulis dalam bahasa Tionghoa. Penonton Melayu di bioskop tersebut banyak yang mati, termasuk dua tentara Melayu yang tinggal di Sungai Ramal, Kajang.
Seorang polisi bernama Rahim yang tinggal di Kuala Lumpur yang turut menonton film di Odeon terkena bacokan di kepalanya dan berpura-pura mati. Ia masih hidup hingga sekarang. Akibat tindakan ini, orang-orang Melayu melakukan tindakan balas dendam. Konon kepala seorang Tionghoa yang dibunuh diletakkan di atas pagar.
Baris 63 ⟶ 58:
Tersebar kabar angin bahwa tentara Sabil dari Sungai Manik akan datang ke Kampung Baru tetapi terhalang di jalan. Begitu juga dengan tentara selempang merah dari Muar dan Batu Pahat dicegat oleh polisi di Kantor Polisi Kajang dan Cheras.
Ada 4 kiai di sekitar Kampung Baru yang mengedarkan air jampi dan penangkal senjata dengan harga yang agak mahal. Sebenarnya mereka mengambil kesempatan dari keadaan darurat tersebut. Yang pasti
Untungnya kerusuhan antar golongan ini tidak terjadi di Kelantan, Terengganu dan Pahang. Di Perak, Kedah, Pulau Pinang serta Perlis pun tidak terjadi kerusuhan apapun. Demikian pula di Negeri Johor dan Negeri Sembilan. Cuma di Melaka terjadi sedikit kerusuhan. Di Betong Polisi Kerajaan Malaysia melepaskan tembakan.
== Di mana Tunku? ==
Pada tanggal 13 Mei 1969 itu [[Tunku Abdul Rahman]] baru saja kembali dari Alor Star untuk merayakan kemenangannya di sana. Pada
Sebagian orang menyalahkan Dato' Harun Idris atas tragedi 13 Mei itu. Namun oleh orang Melayu, Dato' Harun Idris dianggap penyelamat orang Melayu.
== Jumlah korban dan reaksi Singapura ==
Angka resmi menunjukkan 196 mati, 439 cedera, 39 hilang dan 9.143 ditahan, 211 kendaraan musnah. Tapi spekulasi mengatakan 700 orang mati terbunuh.
Insiden 13 Mei ini memicu kemarahan di negara tetangga [[Singapura]]. Orang-orang [[Tionghoa Singapura]] yang merasa tidak senang atas apa yang terjadi terhadap orang-orang [[Tionghoa Malaysia]] di Malaysia, mulai melakukan kerusuhan terhadap orang-orang [[Melayu Singapura]] di Kampong Glam dan daerah Pecinan (Chinatown). Barikade-barikade jalan dipasang oleh militer untuk mencegah kekerasan lebih jauh. Namun korban yang jatuh tidak setinggi yang di Malaysia.
== Akibat kerusuhan ==
Segera setelah kerusuhan terjadi, pemerintah memberlakukan Undang-undang Darurat dan membekukan parlemen (yang baru terbentuk kembali pada 1971). Pers juga dibekukan dan Dewan Operasi Nasional dibentuk. Kerusuhan ini menyebabkan [[Mahathir Mohamad]], tokoh nasionalis Melayu saat itu, dipecat dari UMNO. Namun kejadian ini pun mendorongnya untuk menulis karya pentingnya ''[[The Malay Dilemma]]'', (Dilema Melayu). Dalam buku ini ia mengusulkan pemecahan terhadap ketegangan rasial di Malaysia.
Dalam perebutan kekuasaan yang menyusul di lingkungan UMNO, [[Tunku Abdul Rahman]] digulingkan. Pemerintahan yang baru didominasi oleh kelompok "ultra-Melayu" yang dengan segera bertindak untuk menenangkan masyarakat Melayu dengan [[Kebijakan Ekonomi Baru Malaysia]] (NEP) yang mengandung kebijakan-kebijakan yang melindungi kaum ''[[bumiputra]]'' (Melayu). Banyak undang-undang pers Malaysia yang keras yang berusaha untuk mengendalikan ketegangan rasial, juga berasal dari masa ini.
== Jumlah korban ==
Tragedi 13 Mei ini menyebabkan banyak jiwa yang tidak berdosa jadi korban dan harta benda musnah. Untuk menangani keadaan itu pemerintahan mengumumkan undang-undang darurat ke seluruh negara dan Parlemen dibubarkan. Sebuah badan pemerintah yang diketuai oleh Wakil Perdana Menteri Tun Abdul Razak dibentuk pada 16 Mei 1969 dan dikenal sebagai [[Majlis Gerakan Negara]] atau MAGERAN.
Keadaan akhirnya dapat dikendalikan dan beberapa keputusan telah diambil untuk mencari jalan penyelesaian termasuk pembentukan beberapa badan seperti Majlis Perundingan Negara, Dasar Ekonomi Baru dan [[Rukunegara]].
== Tindakan pengamanan ==
Pada malam [[16 Mei]] [[1969]] negara dinyatakan berada dalam keadaan darurat. Mageran (Majelis Gerakan Negara) dibentuk di bawah pengawasan [[Tun Abdul Razak]]. Parlemen dibubarkan.
Peristiwa 13 Mei 1969 menyebabkan Tunku Abdul Rahman dipersalahkan oleh orang Melayu dan Malaysia secara keseluruhannya.
Keadaan akhirnya dapat
== Rujukan politik ==
Insiden ini sering kali diangkat pada tahun-tahun diadakannya pemilihan umum untuk menyiratkan akibat-akibat yang tidak dikehendaki kepada kelompok-kelompok etnis lainnya bila mereka tidak memilih partai yang berkuasa [[United Malays National Organization]]. Namun, kaerna banyak orang yang mengalami langsung insiden ini kini telah digantikan oleh warga yang hidup pada masa pasca-1969, pernyataan-pertanyaan ini tidak banyak memberikan keuntungan.
Pada [[2004]], pada Sidang Umum UMNO, Badruddin Amiruldin, (wakil ketua baru yang permanen) mengacung-acungkan buku tentang insiden 13 Mei itu dalam sebuah pidatonya dan mengatakan, "Ras lain tidak berhak mempertanyakan hak-hak istimewa kita, agama, dan pemimpin kita." Ia juga menyatakan bahwa melakukan hal itu sama saja dengan "mengganggu sarang lebah."
Hari berikutnya, Dr. Pirdaus Ismail (pimpinan teras Pemuda Umno) mengatakan, "Badruddin tidak mengucapkan hal itu kepada seluruh orang Tionghoa di negara ini. Mereka yang berpihak kepada kita, yang memegang pehamaman yang sama seperti kita, bukanlah target kita. Dalam mempertahankan hak-hak Melayu, kita mengarahkan suara kita kepada mereka yang mempertanyakannya."
▲Peristiwa 13 Mei 1969 menyebabkan Tunku Abdul Rahman dipersalahkan oleh orang Melayu dan Malaysia secara keseluruhannya. Berikutan itu Tunku meletakkan jawatan pada tahun 1970. Buku "Dilema Melayu" ("Malay Dilemma") oleh Tun Dr Mahathir telah diharamkan. Dikatakan gandingan Tun Dr Mahathir dan Anwar Ibrahim memburuk-burukkan Tunku Abdul Rahman.
▲Keadaan akhirnya dapat di kawal dan beberapa keputusan telah diambil bagi mencari jalan penyelesaian termasuklah penubuhan beberapa badan seperti Majlis Perundingan Negara, Dasar Ekonomi Baru dan Rukun Negara telah diciptakan.
Ternyata langkah Tunku Abdul Rahman penyingkiran Singapura dari Malaysia tidak menyelesaikan masalah perkauman. Peristiwa 13 Mei 1969 merupakan kemuncak kemarahan lama orang Melayu kerana mereka miskin di tanah air mereka sendiri.▼
Wakil Menteri Keamanan Dalam negeri, Noh Omar, menolak pernyataan-pernyataan tersebut dan menyebutnya sebagai pelajaran dalam sejarah. Katanya, Badruddin semata-mata hanya mengingatkan generasi muda tentang noda yang terdapat dalam sejarah bangsa. [http://www.malaysiakini.com/news/30567]
Tahun 1969 pilihan raya diadakan semula dan memberi kemenangan 2/3 semula kepada kerajaan yang memerintah. Barisan Nasional dibentuk. Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur dibentuk bagi mengurangkan pengundi Cina dalam Dewan Undangan Negeri Selangor. Beberapa ahli politik yang dianggap berbahaya telah ditahan melalui Akta Keselamatan Dalam Negeri (ISA). Persempadanan pilihan raya yang lebih bijaksana dan seimbang telah dilaksanakan. Sistem demokrasi, pilihan raya dan agihan kek ekonomi mendapat tafsiran semula▼
==
▲Ternyata
▲
== Lihat pula ==
* [[Ekonomi Malaysia]]
* [[Sejarah Malaysia]]
* [[Kerusuhan Mei 1998]], [[Indonesia]]
== Pranala luar ==
* [http://www.kakiseni.com.my/articles/reviews/MDQ4Ng.html Kakiseni's review] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070127162656/http://www.kakiseni.com.my/articles/reviews/MDQ4Ng.html |date=2007-01-27 }} of ''Dato Jin Shamsuddin’s Kota Idaman 13 Sempadan'' play in 2004.
* [https://web.archive.org/web/20000818001220/http://pemantau.tripod.com/artikel/13Feb2000marina.html Marina Yusof's "Seditious" Act] reported in 1999 general election.
* [http://www.huaren.org/diaspora/asia/malaysia/racehis.html A History of Race Relations in Malaysia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20050405111040/http://www.huaren.org/diaspora/asia/malaysia/racehis.html |date=2005-04-05 }} from www.huaren.org.
[[Category:Kerusuhan]]▼
[[Category:1969]]▼
[[Category:Malaysia]]▼
|