Adian Napitupulu: Perbedaan antara revisi

| birth_place = [[Kota Manado|Manado]], [[Sulawesi Utara]], [[Indonesia]]

| party = [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]]{{parpolicon|PDI-P}}

| 1namedata = 35.589 ([[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2014|2014]])<br>80.228 ([[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2019|2019]])<br>87.288 ([[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2024|2024]])

| president = [[Joko Widodo]]<br> [[Prabowo Subianto]]

'''Adian Yunus Yusak Napitupulu''', [[Sarjana Hukum|S.H.]] ({{lahirmati|[[Manado]]|9|1|1971}}) adalah seorang [[politikus]] dan mantan [[Aktivisme|aktivis]] [[Indonesia]] yang saat ini menjabat sebagai anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]] (DPR RI) fraksi [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan]] (PDIP) dan mewakili [[daerah pemilihan]] [[Jawa Barat V ([[Kabupatendaerah Bogorpemilihan)|Jawa Barat V]]) sejak tahun 2014.<ref name=DPR>[http://www.dpr.go.id/blog/profil/id/1413 ADIAN YUNUS YUSAK NAPITUPULU, SH] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190207015859/http://www.dpr.go.id/blog/profil/id/1413 |date=2019-02-07 }} DPR.go.id, diakses 5 Februari 2019</ref> Ia saat ini juga merupakan anggota [[Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Komisi VII DPR]] yang memiliki ruang lingkup tugas di bidang energi, riset dan teknologi, serta lingkungan hidup.

Pada [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 2009|pemilu 2019]], Adian maju kembali di dapil yang sama. Di dapil ini, Adian bersaing dengan politisi [[Partai Gerakan Indonesia Raya|Partai Gerindra]] [[Fadli Zon]]. Berdasarkan hasil rekapitulasi suara KPU, Adian Napitupulu meraih 80.228 suara, berada di bawah perolehan suara Fadli Zon yang mencapai 230.524 suara.<ref>{{Cite news|url=http://wartakota.tribunnews.com/2019/05/08/adian-napitupulu-kalah-telak-dari-fadli-zon-di-dapil-jabar-v-anak-ketum-golkar-gagal-ke-senayan|title=Adian Napitupulu Kalah Telak Dari Fadli Zon di Dapil Jabar V, Anak Ketum Golkar Gagal ke Senayan|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|access-date=2019-05-08|last=Suprapto|date=2019-05-08}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.radarbogor.id/2019/05/08/rekapitulasi-rampung-3-wajah-baru-dari-dapil-kabupaten-bogor-lolos-ke-senayan/|title=Rekapitulasi Rampung, 3 Wajah Baru dari Dapil Kabupaten Bogor Lolos ke Senayan {{!}} RADAR BOGOR {{!}} Berita Bogor Terpercaya|last=yosep|language=id-ID|access-date=2019-05-08}}</ref>

Adian lahir di [[Kota Manado|Manado]] pada tanggal 9 Januari 1971, ia merupakan anak dari pasangan Ishak Parluhutan Napitupulu dan Soeparti Esther. Ayahnya merupakan seorang [[pegawai negeri sipil]] di [[Kejaksaan Republik Indonesia]], Ishak pernah menjadi Kepala Kejaksaan Negeri di sejumlah kota, di antaranya di [[Kota Kotamobagu|Kotamobagu]], [[Barabai, Hulu Sungai Tengah|Barabai]], dan [[Kota Kupang|Kupang]],<ref>[https://tirto.id/m/adian-yunus-yusak-napitupulu-wp Adian Yunus Yusak Napitupulu - Konsultan Hukum KOTA Law Office] Tirto, diakses 10 Februari 2019</ref> Adian kecil pun ikut orang tuanya yang selalu berpindah tugas ke beberapa kota tersebut.

Ayah Adian adalah seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang pernah menjabat menjadi Kejari di Kota Kotamobagu (Sulut), Barabai (Kalimantan Selatan), Kupang (NTT) dan staf di Kejaksaan Agung.<ref name=":0" /> Ayahnya wafat pada tahun 1981 ketika ia bekerja di [[Kejaksaan Agung Republik Indonesia|Kejaksaan Agung]] di Jakarta.<ref>[https://www.merdeka.com/adian-yunus-yusak-napitupulu/profil/ Profil - Adian Yunus Yusak Napitupulu] Merdeka.com, diakses 10 Februari 2019</ref>

Akhir tahun 1996, Adian bersama kawan-kawannya membentuk [[Lembaga Bantuan Hukum Nusantara]] (LBHN) Jakarta. Salah satu bantuan yang diberikan oleh lembaga ini adalah pengorganisasian terhadap Korban SUTET di desa [[Cibentang, Kramatmulya, Kuningan|Cibentang]], [[Parung, Bogor|Parung]], [[Jawa Barat]]. Pada tahun 1997, akibat aksi bantuannya ini, Adian mendapat penganiayaan dari aparat.<ref name=":1">{{Cite web|last=Permana|first=Rizky Wahyu|title=Profil - Adian Yunus Yusak Napitupulu|url=https://www.merdeka.com/adian-yunus-yusak-napitupulu/profil|website=merdeka.com|language=en|access-date=2023-06-04}}</ref>

Ketika dia masih berstatus mahasiswa [[Universitas Kristen Indonesia]] (UKI) di [[Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur|Cawang]], Jakarta dengan mengambil jurusan hukum, Adian mendaftarkan diri sebagai anggota [[Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia|GMKI]], [[Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia]] pada tahun [[1992]] dan mendirikan kelompok diskusi ProDeo tahun 1994. Pada tahun 1995 dia menjadi senat mahasiswa UKI yang membuatnya lebih terlibat dalam pergerakan mahasiswa terutama dalam demonstrasi solidaritas terhadap [[Sri Bintang Pamungkas]] terkaitan demonstrasi anti integrasi [[Timor Timur|Timor-Timur]] di [[Dresden]], [[Jerman]] pada April 1995 yang membuat Adian ditangkap dan diinterogasi oleh polisi.<ref name=":0" />

Sejak saat itu nama Adian mulai diperhitungkan di tingkat nasional setelah tahun [[1998]] dia mendirikan Komunitas Mahasiswa Se Jabodetabek bernama Forum Kota, Forkot yang beranggotakan 16 kampus. Forkot dan [[FKSMJ]] adalah dua organisasi mahasiswa pertama yang menduduki gedung DPR/MPR senayan pada tanggal [[18 Mei 1998]] dimana 3 hari kemudian Presiden [[Soeharto]] menyatakan mundur sebagai presiden.<ref name=":0" />

Usai tumbangnya [[Orde Baru (Indonesia)|Orde Baru]], Adian terus terlibat dalam berbagai gerakan serta aktivitas yang pro rakyat. Pada tahun 2009, Adian mendirikan organisasi Bendera ([[Benteng Demokrasi Rakyat]]). Bendera dikenal sebagai organisasi yang melakukan protes dan mogok makan sebagai bentuk solidaritas atas nasib kaum buruh pada tahun 2012.<ref name=":1" />

Pada tahun 2009, Adian sempat mendaftar menjadi calon anggota DPR melalui [[Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan|PDI Perjuangan]], tetapi ternyata dia belum lolos ke Senayan pada waktu itu. Akhirnya, pada tahun 2014 Adian Napitupulu berhasil duduk menjadi anggota DPR dari PDI Perjuangan dari Dapil [[DapilJawa Barat V (daerah pemilihan)|Jabar V]].<ref name=":1" />