Bisri Syansuri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Nashrul Hakiem (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(50 revisi perantara oleh 37 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Ulama Muslim
[[Berkas:Bisri_Syansuri.jpg|thumb|right|150 px|Bisri Syansuri]]
|honorific_prefix = K.H. Bisri Syansuri
'''Kiai Haji Bisri Syansuri''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Pati|Pati]], [[Jawa Tengah]]|18|9|1886|[[Kabupaten Jombang|Jombang]], [[Jawa Timur]]|25|4|1980}}) seorang ulama dan tokoh [[Nahdlatul Ulama]] (NU). Ia adalah pendiri Pondok Pesantren Denanyar, Jombang dan terkenal atas penguasaannya di bidang fikih agama Islam. Bisri Syansuri juga pernah aktif berpolitik, antara lain sempat sebagai anggota [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (KNIP) mewakili [[Masyumi]], menjadi anggota Dewan Konstituante, ketua Majelis Syuro [[Partai Persatuan Pembangunan]] dan sebagai Rais Aam NU. Ia adalah kakek dari [[Abdurrahman Wahid]], Presiden Republik Indonesia keempat.
|image = Bisri Syansuri, Memperkenalkan Anggota-Anggota DPR Hasil Pemilu 1971, p89.jpg
|caption = Bishri Syansuri
|glr_islam_dpn = [[Haji]]
|judul_gelarlain1 = Gelar lain
|gelar_lainnya1 = [[Kyai]]
|kunya =
|name = Bisri Syansuri
|nama_arabic =
|nisbah =
|nama_lainnya =
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m = 18
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m = September
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m = 1886
|tempat_lahir = Pati
|negara_dilahirkan = Pati
|nama_ayah = Syansuri
|nama_ibu = Mariah
|nama_lahir =
|hari_lahir =
|guru1 = Syekh Muhammad Baqir
|guru2 = Syekh Muhammad Sa'id Yamani
|guru3 = Syekh Ibrahim Madani
|guru4 = Syekh Jamal Maliki
|guru5 = [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi|Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi]]
|guru6 = Syekh Syu'aib Daghistani
|guru7 = [[Muhammad Mahfudz at-Tarmasi|Syekh Muhammad Mahfudz at-Tarmasi]]
|judul1 = Anggota
|sub1 = Dewan Konstituante
|mulai1 = 1956
|selesai1 =
|pendahulu1 =
|pengganti =
|judul2 = Anggota
|sub2 = [[Komite Nasional Indonesia Pusat]]
|mulai2 =
|selesai2 =
|pendahulu2 =
|penggant2 =
|judul3 = Anggota
|sub3 = DPR RI
|mulai3 =
|selesai3 = 1980
|pendahulu3 =
|penggant3 =
 
|judul4 = Pendiri
== Masa awal ==
|sub4 = Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar
Bisri Syansuri dilahirkan di Desa Tayu, [[Kabupaten Pati|Pati]], [[Jawa Tengah]], tanggal 18 September 1886. Ayahnya bernama Syansuri dan ibunya bernama Mariah. Ia adalah anak ketiga dari lima bersaudara. Ia memperoleh pendidikan awal di beberapa [[pesantren]] lokal, antara lain pada KH Abdul Salam di Kajen, KH Kholil di [[Kabupaten Bangkalan|Bangkalan]], dan [[Hasyim Asy'arie|KH Hasyim Asy'arie]] di Tebu Ireng, [[Kabupaten Jombang|Jombang]]. Saat belajar tersebut ia juga berkenalan dengan rekan sesama santri, [[Wahab Hasbullah|Abdul Wahab Chasbullah]], yang kelak juga menjadi tokoh NU.
|mulai4 =
|selesai4 =
|pendahulu4 =
|penggant4 =
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat = Jombang
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m = 25
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m = April
|thn_wafat_h =
|thn_wafat_m = 1980
|hari_dimakamkan =
|tempat_makam =
|negara_makam = Indonesia
}}
[[Berkas:K.H. Bisri Syansuri.jpg|jmpl|150px|K.H. Bisri Syansuri]]
 
'''[[Kiai]] [[Haji (gelar)|Haji]] Bisri Syansuri''' ({{lahirmati|[[Kabupaten Pati|Pati]]|18|9|1886|[[Kabupaten Jombang|Jombang]]|25|4|1980}}) seorang ulama dan tokoh [[Nahdlatul Ulama]] (NU).<ref>{{Cite web|last=Sugendal|first=Zainuddin|date=16 September 2021|title=Kiai Bisri Syansuri; dari Melawan Penjajah sampai Orde Baru|url=https://www.tebuireng.co/kiai-bisri-syansuri-melawan-penjajah-sampai-orde-baru/|website=Tabuireng Initiatives}}</ref>
== Belajar di Mekkah ==
Ia kemudian mendalami pendidikannya di [[Mekkah]] dan belajar ke pada sejumlah ulama terkemuka antara lain Syekh Muhammad Baqir, Syekh Muhammad Sa'id Yamani, Syekh Ibrahim Madani, Syekh Jamal Maliki, [[Syekh Ahmad Khatib Padang]], Syekh Syu'aib Daghistani, dan Kiai Mahfuz Termas. Ketika berada di Mekkah, Bisri Syansuri menikahi adik perempuan Abdul Wahab Chasbullah. Di kemudian hari, anak perempuan Bisri Syansuri menikah dengan [[Wahid Hasyim|KH Wahid Hasyim]] dan menurunkan [[Abdurrahman Wahid|KH Abdurrahman Wahid]] dan [[Solahuddin Wahid|Ir.H. Solahuddin Wahid]].
 
Ia adalah pendiri [[Pesantren Mamba'ul Ma'arif|Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar]], atau yang dikenal dengan [[Pesantren Mamba'ul Ma'arif|Pondok Denanyar]], di Jombang dan terkenal atas penguasaannya di bidang fikih agama Islam. Bisri Syansuri juga pernah aktif berpolitik<ref>{{Cite web|last=Sugendal|first=Zainuddin|date=2021-09-16|title=Kiai Bisri Syansuri; dari Melawan Penjajah sampai Orde Baru|url=https://www.tebuireng.co/kiai-bisri-syansuri-melawan-penjajah-sampai-orde-baru/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-01-21}}</ref>, antara lain sempat sebagai anggota [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (KNIP) mewakili [[Masyumi]], menjadi anggota Dewan Konstituante, ketua Majelis Syuro [[Partai Persatuan Pembangunan]] dan sebagai Rais Aam NU.
Sepulangnya dari Mekkah, dia menetap di pesantren mertuanya di Tambak Beras, Jombang, selama dua tahun. Ia kemudian berdiri sendiri dan pada 1917 mendirikan Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif di Denanyar, Jombang. Saat itu, Bisri Syansuri adalah kiai pertama yang mendirikan kelas khusus untuk santri-santri wanita di pesantren yang didirikannya.
 
Ia juga dikenal sebagai kakek dari [[Abdurrahman Wahid]], Presiden Republik Indonesia keempat.<ref>{{Cite web|title=Mengenang KH Bisri Syansuri, Tokoh Pendiri NU Perintis Pendidikan Islam|url=https://jatim.nu.or.id/tokoh/mengenang-kh-bisri-syansuri-tokoh-pendiri-nu-perintis-pendidikan-islam-RyxW3|website=NU Online Jatim|language=id-id|access-date=2024-06-28}}</ref>
== Pergerakan dan politik ==
Di sisi pergerakan, ia bersama-sama para kiai muda saat itu antara lain KH Abdul Wahab Chasbullah, [[Mas Mansyur|KH Mas Mansyur]], KH Dahlan Kebondalem, dan KH Ridwan, membentuk klub kajian yang diberi nama Taswirul Afkar (konseptualisasi pemikiran) dan sekolah agama dengan nama yang sama, yaitu Madrasah Taswirul Afkar. Ia adalah peserta aktif dalam musyawarah hukum agama, yang sering berlangsung di antara lingkungan para kiai pesantren, sehingga pada akhirnya terbentuklah organisasi [[Nahdlatul Ulama]] (NU). Keterlibatannya dalam upaya pengembangan organisasi NU antara lain berupa pendirian rumah-rumah yatim piatu dan pelayanan kesehatan yang dirintisnya di berbagai tempat.
 
== Riwayat Hidup ==
Di masa penjajahan Jepang, Bisri Syansuri ini terlibat dalam pertahanan negara, yakni menjadi Kepala Staf Markas Oelama Djawa Timur (MODT), yang berkedudukan di Waru, dekat Surabaya.
 
=== Masa awal ===
Pada masa kemerdekaan ia pun terlibat dalam lembaga pemerintahan, antara lain dalam [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (KNIP), mewakili unsur [[Masyumi]] (tempat Nahdlatul Ulama tergabung secara politis). Ia juga menjadi anggota Dewan [[Konstituante]] tahun 1956, hingga ke masa pemilihan umum tahun 1971. Setelah wafatnya [[Wahab Hasbullah|KH Abdul Wahab Chasbullah]], tahun 1972 ia diangkat sebagai ''Rais Aam'' (ketua) ''Syuriah'' (pimpinan tertinggi) Nahdlatul Ulama. Ketika NU bergabung ke [[Partai Persatuan Pembangunan]], ia pernah menjadi ketua Majelis Syuro partai ini. Ia terpilih menjadi anggota [[DPR]] sampai tahun 1980.
Bisri Syansuri dilahirkan di Kecamatan [[Tayu, Pati|Tayu]], [[Kabupaten Pati|Pati]], [[Jawa Tengah]], tanggal 18 September 1886. Ayahnya bernama Syansuri dan ibunya bernama Mariah. Ia adalah anak ketiga dari lima bersaudara.{{Bio muslim butuh rujukan}} Ia memperoleh pendidikan awal di beberapa [[pesantren]] lokal, antara lain pada KH Abdul Salam di Kajen, KH Fathurrahman bin Ghazali di Sarang Rembang, [[Kholil al-Bangkalani|Syaikhona Muhammad Kholil]] di [[Kabupaten Bangkalan|Bangkalan]], dan [[Hasyim Asy'arie|KH Hasyim Asy'arie]] di Tebu Ireng, [[Kabupaten Jombang|Jombang]].{{Bio muslim butuh rujukan}} Saat belajar tersebut ia juga berkenalan dengan rekan sesama santri, [[Wahab Hasbullah|Abdul Wahab Chasbullah]], yang kelak juga menjadi tokoh NU<ref>{{Cite news|last=Sugendal|first=Zainuddin|date=23 Juni 2022|title=Kiai Wahab dan Kiai Bisri Menurut Hadratussyaikh|url=https://www.tebuireng.co/kiai-wahab-dan-kiai-bisri-menurut-hadratussyaikh/|work=tebuireng.co|access-date=21 Januari 2023}}</ref>
 
=== Belajar di Mekkah ===
Ia kemudian mendalami pendidikannya di [[Mekkah]] dan belajar ke pada sejumlah ulama terkemuka antara lain Syekh Muhammad Baqir, Syekh Muhammad Sa'id Yamani, Syekh Ibrahim Madani, Syekh Jamal Maliki, [[Syekh Ahmad Khatib Padang]], Syekh Syu'aib Daghistani, dan Kiai Mahfuz Termas.{{Bio muslim butuh rujukan}} Ketika berada di Mekkah, Bisri Syansuri menikahi adik perempuan Abdul Wahab Chasbullah.{{Bio muslim butuh rujukan}} Di kemudian hari, anak perempuan Bisri Syansuri menikah dengan [[Wahid Hasyim|KH Wahid Hasyim]] dan menurunkan [[Abdurrahman Wahid|KH Abdurrahman Wahid]] dan [[Solahuddin Wahid|Ir.H. Solahuddin Wahid]].{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Sepulangnya dari Mekkah, dia menetap di pesantren mertuanya di Tambak Beras, Jombang, selama dua tahun.{{Bio muslim butuh rujukan}} Ia kemudian berdiri sendiri dan pada 1917 mendirikan Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif.{{Bio muslim butuh rujukan}} Syansuri menjadi ulama di [[Denanyar, Jombang, Jombang|Denanyar]], Jombang.<ref>{{Cite book|last=Rozak|first=Abdul|date=Desember 2022|url=https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/69108/1/Buku%20Pemikiran%20Politik-Repository-ok.pdf|title=Pemikiran Politik dan Gerakan Sosia-kultural Kewarganegaraan|location=Pasaman Barat|publisher=CV. Azka Pustaka|isbn=978-623-8044-67-2|editor-last=Safrinal|pages=20|url-status=live}}</ref> Saat itu, Bisri Syansuri adalah kiai pertama yang mendirikan kelas khusus untuk santri-santri wanita di pesantren yang didirikannya.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
=== Pergerakan dan politik ===
[[Berkas:Head of Plenary Session of the People&#039;s Representative Council 1971, Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Periode 1971 - 1977, p7.jpg|jmpl|Bisri Syamsuri (tengah) memimpin Sidang Umum DPR-RI tahun 1971.]]
Di sisi pergerakan, ia bersama-sama para kiai muda saat itu antara lain KH Abdul Wahab Chasbullah, [[Mas Mansyur|KH Mas Mansyur]], KH Dahlan Kebondalem, dan KH Ridwan, membentuk klub kajian yang diberi nama Taswirul Afkar (konseptualisasi pemikiran) dan sekolah agama dengan nama yang sama, yaitu Madrasah Taswirul Afkar.{{Bio muslim butuh rujukan}} Ia adalah peserta aktif dalam musyawarah hukum agama, yang sering berlangsung di antara lingkungan para kiai pesantren, sehingga pada akhirnya terbentuklah organisasi [[Nahdlatul Ulama]] (NU).{{Bio muslim butuh rujukan}} Keterlibatannya dalam upaya pengembangan organisasi NU antara lain berupa pendirian rumah-rumah yatim piatu dan pelayanan kesehatan yang dirintisnya di berbagai tempat.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Pada masa penjajahan Jepang, Bisri Syansuri ini terlibat dalam pertahanan negara, yakni menjadi Kepala Staf Markas Oelama Djawa Timur (MODT), yang berkedudukan di Waru, dekat Surabaya.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
Pada masa kemerdekaan ia pun terlibat dalam lembaga pemerintahan, antara lain dalam [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (KNIP), mewakili unsur [[Masyumi]] (tempat Nahdlatul Ulama tergabung secara politis).{{Bio muslim butuh rujukan}} Ia juga menjadi anggota Dewan [[Konstituante]] tahun 1956, hingga ke masa pemilihan umum tahun 1971.{{Bio muslim butuh rujukan}} Setelah wafatnya [[Wahab Hasbullah|KH Abdul Wahab Chasbullah]], tahun 1972 ia diangkat sebagai ''Rais Aam'' (ketua) ''Syuriah'' (pimpinan tertinggi) Nahdlatul Ulama.{{Bio muslim butuh rujukan}} Ketika NU bergabung ke [[Partai Persatuan Pembangunan]], ia pernah menjadi ketua Majelis Syuro partai ini. Ia terpilih menjadi anggota [[DPR]] sampai tahun 1980.{{Bio muslim butuh rujukan}}
 
== Wafat ==
KH Bisri Syansuri meninggal dunia dalam usia lanjut tahun 1980 di Denanyar, Jombang, Jawa Timur dan dimakamkan di sisi [https://www.tebuireng.co/makam-ulama-jombang-nomor-dua-tokoh-hebat/ utara Masjid Jami]' Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar, Jombang<ref>{{Cite web|last=Abdurrahman|first=Syarif|date=2021-10-23|title=Makam Ulama Jombang, Nomor Dua Tokoh Hebat|url=https://www.tebuireng.co/makam-ulama-jombang-nomor-dua-tokoh-hebat/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-01-21}}</ref>.
KH Bisri Syansuri meninggal dunia dalam usia lanjut tahun 1980 di Denanyar, Jombang, Jawa Timur.
 
== Referensi ==
=== Catatan Kaki ===
{{reflist|30em}}
 
{{Kotak_mulai}}
{{s-islam}}
{{kotak suksesi|jabatan=''Rais Aam''<br />[[Nahdlatul Ulama|PB Nahdlatul Ulama]]|pendahulu=[[Wahab Chasbullah]]|pengganti=[[Ali Maksum]]|tahun=1972-1980}}
{{Kotak selesai}}
 
{{lifetime|1886|1980|}}{{Abdurrahman Wahid}}{{DEFAULTSORT:Syansuri, Bisri}}
[[Kategori:Abdurrahman Wahid|Bisri Syansuri]]
 
[[Kategori:Tokoh Jawa|Bisri Syansuri]]
{{lifetime|1886|1980|}}
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah|Bisri Syansuri]]
 
[[Kategori:AhliTokoh Fiqihdari IndonesiaPati]]
[[Kategori:RaisTokoh AamJombang|Bisri Syuriyah PBNUSyansuri]]
[[Kategori:KeluargaTokoh AbdurrahmanIslam WahidIndonesia]]
[[Kategori:Ulama Indonesia|Bisri Syansuri]]
[[Kategori:Ulama Jombang|Bisri Syansuri]]
[[Kategori:Ahli fikih Indonesia|Bisri Syansuri]]
[[Kategori:Tokoh Nahdlatul Ulama]]
[[Kategori:Pendiri NU]]
[[Kategori:Rais Aam Syuriyah PBNU|Bisri Syansuri]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Nahdlatul Ulama]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1971–1977]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1977–1982]]
[[Kategori:Anggota Konstituante Republik Indonesia]]