Kabupaten Sabu Raijua: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
APBD |
||
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Dati2
|settlement_type = Kabupaten
Baris 21 ⟶ 20:
|wakil kepala daerah = Wakil Bupati
|nama wakil kepala daerah = [[Yohanis Uly Kale]]
|sekretaris daerah = Septenius M. Bule Logo
|penduduk =
|penduduktahun =
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
|kepadatan = auto
Baris 33:
|0,70% [[Islam]] |0,06% [[Agama Hindu|Hindu]]<ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://ntt.kemenag.go.id/file/file/File%20Data/Data%20Umat%202019.pdf|title=Jumlah Penduduk Pemeluk Agama di NTT Tahun 2019|website=www.ntt.kemenag.go.id|accessdate=22 September 2020|archive-date=2021-05-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20210511094235/https://ntt.kemenag.go.id/file/file/File%20Data/Data%20Umat%202019.pdf|dead-url=yes}}</ref>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] (resmi), [[Bahasa Hawu|Hawu]]
|IPM = {{increase}} 61,37 ([[2023]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00bfac"> sedang </span><ref name="IPM">{{cite web | url =https://
|kodearea = 0380
|zona waktu = WITA
|dau = Rp 379.586.878.000,00- (2020)<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=6 April 2021}}</ref>▼
|nomor_polisi = '''DH xxxx''' N*
|APBD = Rp 646.650.000.000,- ([[2024]])<ref name="APBD">{{cite web|url=https://djpk.kemenkeu.go.id/portal/data/apbd?periode=11&tahun=2024&provinsi=24&pemda=21|title=Postur APBD Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2024|website=djpk.kemenkeu.go.id|date=(2024)|accessdate=9 November 2024}}</ref>
|PAD = Rp 33.830.000.000,- ([[2024]])<ref name="APBD"/>
▲|
|DAK = Rp 131.339.766.000,- ([[2024]])<ref name="DANA">{{cite web|url=https://djpk.kemenkeu.go.id/?portfolio=daftar-alokasi-tkdd-2024-prov-nusa-tenggara-timur|title=Buku Alokasi dan Rangkuman Kebijakan Transfer Ke Daerah T.A 2024 Provinsi Nusa Tenggara Timur|website=djpk.kemenkeu.go.id|date=(2024)|accessdate=9 November 2024|page=42}}</ref>
|web = {{URL|http://saburaijuakab.go.id}}
}}
'''Sabu Raijua''' adalah [[kabupaten]] di provinsi [[Nusa Tenggara Timur]], [[Indonesia]]. Kabupaten ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia H. Mardiyanto pada 29 Oktober 2008 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Kupang.<ref>[* https://web.archive.org/web/20110411205105/http://beritasore.com/2008/10/29/dpr-setuju-pembentukan-12-kabupatenkota-baru/ DPR Setuju Pembentukan 12 Kabupaten-Kota Baru]</ref> Pada
Kabupaten Sabu Raijua merupakan Daerah Otonom yang baru terbentuk pada tahun 2008, berdasarkan Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2008 tanggal 26 November 2008, yaitu pemekaran dari Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, di mana Kabupaten Sabu Raijua merupakan kabupaten ke-21 di provinsi Nusa Tenggara Timur.
== Geografi ==
Letak Kabupaten Sabu Raijua berada di bagian selatan Provinsi
Kabupaten Sabu Raijua mempunyai dua pulau besar dan satu pulau kecil, yaitu:
* [[Pulau Sawu]] atau pulau Sabu
Baris 62 ⟶ 65:
=== Topografi & Geologi ===
Kondisi topografi Kabupaten Sabu Raijua didominasi kemiringan lereng antara 5-15%, dan ketinggian antara 0–50 m di atas permukaan laut, yang dapat dijumpai pada seluruh kecamatan di wilayah Kabupaten Sabu Raijua. Jenis tanah yang ada di Kabupaten Sabu Raijua terdiri dari 2 (dua) lelompok. Karakteristik masing-masing jenis tanah adalah sebagai berikut :
=== Hidrologi ===
Baris 78 ⟶ 82:
=== Iklim ===
Iklim di wilayah Kabupaten Sabu Raijua adalah [[Iklim sabana tropis|sabana tropis]] yang kering (''[[Klasifikasi iklim Koppen|Aw]]''). Hal tersebut ditandai dengan [[musim kemarau]] yang panjang dan [[musim hujan|musim penghujan]] yang relatif singkat dalam setahun di daerah ini. Musim penghujan di wilayah kabupaten ini biasanya terjadi sejak awal bulan [[Desember]] hingga akhir bulan [[Maret]]. Sementara itu, musim kemarau berlangsung sejak bulan [[April]] hingga bulan [[Oktober]]. Curah hujan tahunan wilayah ini berkisar antara 800–1600 milimeter per tahun dengan jumlah hari hujan kurang dari 100 hari hujan per tahun. Selama musim kemarau, banyak sungai dan aliran air yang mengering, sehingga warga lokal hanya dapat memanfaatkan sumur untuk pasokan air bersih mereka.<ref>{{Cite web |url=https://republika.co.id/berita/q4yfgp459/kabupaten-sabu-raijua-di-ntt-dilanda-kekeringan |title=Salinan arsip |access-date=2020-08-13 |archive-date=2020-08-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200828113412/https://republika.co.id/berita/q4yfgp459/kabupaten-sabu-raijua-di-ntt-dilanda-kekeringan |dead-url=no }}</ref> Suhu udara rata-rata di wilayah kabupaten ini bervariasi antara 23°–33 °C dan tingkat kelembapan nisbi berkisar antara 50%–80%.
{{Sawu Raijua weatherbox}}
Baris 88 ⟶ 93:
Menurut sejarah, nenek moyang orang Sabu berasal dari suatu negeri yang sangat jauh yang letaknya di sebelah Barat pulau Sabu. Pada abad ke-3 sampai abad ke-4 terjadi arus perpindahan penduduk yang cukup besar dari India Selatan ke Kepulauan Nusantara. Perpindahan penduduk itu disebabkan karena pada kurun waktu itu terjadi peperangan yang berkepanjangan di India Selatan. Dari syair-syair kuno dalam bahasa Sabu dapat diperoleh informasi sejarah mengenai negeri asal leluhur Sabu. Syair-syair itu mengungkapkan bahwa negeri asal orang Sabu terletak sangat jauh di seberang lautan di sebelah Barat yang bernama Hura.
Di India terdapat Kota Surat di wilayah Gujarat Selatan yang terletak di sebelah Kota Bombay, Teluk Cambay, India Selatan. Kota Gujarat pada waktu itu sudah terkenal sebagai pusat perdagangan di India Selatan. Orang Sabu tidak dapat melafalkan kata Surat dan Gujarat sebagaimana mestinya, sehingga mereka menyebutnya Hura. Para pendatang dari India Selatan ini menjadi penghuni pertama pulau Raijua di bawah pimpinan Kika Ga atau disebut juga Hawu Ga. Keturunan Kika Ga inilah yang disebut orang Sabu (Do Hawu). Setelah kawin mawin mereka kemudian menyebar di Pulau Sabu dan Raijua dan menjadi cikal bakal orang Sabu.{{cn}}
Pembagian wilayah di Sabu terjadi pada masa Wai Waka (generasi ke-18). Pembagian ini dibuat berdasarkan jumlah anak-anaknya
Baris 106 ⟶ 111:
# Ada batu peringatan untuk Raja Majapahit yang disebut Wowadu Maja dan sebuah Sumur Maja di wilayah Daihuli dekat Ketita.
# Setiap 6 tahun sekali ada upacara yang diadakan oleh salah satu Udu di Raijua, Udu Nadega yang diberi julukan Ngalai yang menurut cerita adalah keturunan orang-orang Majapahit.
# Motif pada tenunan selimut orang Sabu yang bergambar Pura, memberikan kesan adanya pengaruh H profil seperti orang Jawa dan ada tempat di dekat pelabuhan Mesara yang disebut dengan Molie yang diperkirakan diambil dari bahasa Jawa 'mulih o' yang berarti pulang.{{cn}}
=== Masa penjajahan ===
Baris 113 ⟶ 118:
Beberapa kali wabah penyakit menyerang penduduk Sabu di antaranya cacar yang memakan korban jiwa pada tahun 1869 membuat Sabu dan Raijua kehilangan hampir seperenam jumlah mereka, kolera pada tahun 1874 dan berulang tahun 1888 yang membuat rakyat di kedua pulau Sabu dan Raijua berkurang sangat signifikan. Baru sekitar tahun 1925 penduduk Sabu mencapai jumlah semula.
Hal menarik lainnya dari sejarah Sabu adalah bahwa ternyata Kapten James Cook, penemu Benua Australia, Kepulauan Hawai dan orang pertama yang mengelilingi serta membuat peta Selandia Baru, pernah singgah di Pulau Sabu. Dalam perjalanannya menuju Batavia pada tahun 1770, Kapal HM Bark Endeavour terdampar di Pulau Sabu akibat kehabisan perbekalan. Kapten James Cook mendapatkan bantuan logistik dari penguasa Sabu pada masa itu yaitu Raja Ama Doko Lomi Djara sehingga dapat berlayar kembali.{{cn}}
=== Masa modern ===
Baris 121 ⟶ 126:
== Pemerintahan ==
===
{{utama|Daftar Bupati Sabu Raijua}}
Baris 151 ⟶ 156:
== Demografi ==
=== Suku ===
[[Berkas:School in West Savu.jpg|jmpl|ka|220px|Pelajar SMA di Sabu Raijua]]
Suku asli yang berada di kabupaten Sabu Raijua adalah suku [[Suku Sabu|Sabu]].<ref name="SUKU">{{cite web|first=Ade Indra|last=Kusuma|url=https://www.kompas.tv/article/101675/mengenal-sejarah-baju-adat-suku-sabu-ntt-dipakai-jokowi-di-sidang-tahunan-mpr|title=Mengenal Sejarah Baju Adat Suku Sabu-NTT, Dipakai Jokowi di Sidang Tahunan MPR|date=14 Agustus 2020|website=www.kompas.tv|accessdate=5 September 2021|archive-date=2021-09-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20210905101357/https://www.kompas.tv/article/101675/mengenal-sejarah-baju-adat-suku-sabu-ntt-dipakai-jokowi-di-sidang-tahunan-mpr|dead-url=no}}</ref> Suku Sabu kebanyakan bekerja bercocok tanam di ladang dan sawah. Tanaman yang mereka tanam diantaranya adalah padi, ubi kayu, jagung, buah dan sayur. Selain itu, mereka juga beternak hewan seperi kerbau, sapi, kuda, babi, anjing, ayam, dan ada juga yang bekerja sebagai nelayan.
Baris 186 ⟶ 193:
== Pranala luar ==
* [http://pariwisataindo.com/2016/tempat-wisata-keren-di-pulau-sabu/ Tempat Wisata di Pulau Sabu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160206044946/http://pariwisataindo.com/2016/tempat-wisata-keren-di-pulau-sabu/ |date=2016-02-06 }}▼
▲* http://pariwisataindo.com/2016/tempat-wisata-keren-di-pulau-sabu/ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160206044946/http://pariwisataindo.com/2016/tempat-wisata-keren-di-pulau-sabu/ |date=2016-02-06 }}
{{Kabupaten Sabu Raijua}}
|