Petulai Bermani: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(6 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{italic title}}
'''''Bermani''''' atau '''''Bêmanai''''' adalah salah satu dari empat [[petulai]] atau
Setelah Belanda menduduki [[Tanah Rejang]] pada 1860an, pemerintah kolonial mulai membagi daerah-daerah yang dihuni masyarakat Rejang ke dalam [[marga (Rejang)|marga]]. ''Petulai Bermani'' yang keturunannya menyebar jauh ke luar Lebong kemudian dibagi menjadi beberapa marga terpisah. Biasanya marga yang penduduk aslinya merupakan keturunan ''petulai Bermani'' menambahkan nama Bermani pada marga yang didirikan Belanda di wilayah mereka.
== Wilayah ==
Wilayah ''petulai Bermani'' dibagi oleh Belanda menjadi beberapa marga, seperti [[marga Bermani Palik|Bermani Palik]], [[marga Bermani Perbo|Bermani Perbo]] di [[Ulau Bioa]] (Rejang Pesisir, saat ini termasuk [[Bengkulu Utara]]); [[marga Bermani|Bermani Lebong]] yang nantinya digabungkan menjadi [[marga Bermani Jurukalang]]; serta [[marga Bermani Ulu|Bermani Ulu]] dan [[marga Bermani Ilir|Bermani Ilir]] (masing-masing di [[Rejang Lebong]] dan [[Kepahiang]]).
== Festival adat ==
''Petulai Bermani'' khususnya di wilayah Bermani Palik dan Perbo memiliki festival adat serta ritual yang berkaitan dengan pesta panen, yang disebut ''Mêdundang''.{{sfn|Jaspan|1984|pp=63}} ''[[Medundang|Mêdundang]]'' merayakan persatuan antara semangat padi laki-laki dan semangat padi perempuan.
''Mêdundang'' dirayakan dalam bentuk bimbang [[kejei|kejai]] selama tujuh hari, tujuh malam. Pada acara bimbang, akan dipentaskan tarian yang bernama sama, yang konon katanya merupakan tarian para dewa. Hanya ''petulai Bermani'' saja yang diperbolehkan untuk menyelenggarakan ''mêdundang''. Namun, ''petulai'' lain dapat hadir dan berpartisipasi apabila diundang.{{sfn|Jaspan|1984|pp=63}} Festival ini diadakan setiap tahun hingga masa [[Sejarah Nusantara (1942–1945)|pendudukan Jepang]]. Setelah Indonesia merdeka, ''mêdundang'' terus dilakukan hingga berhenti pada tahun 1963 dengan alasan yang tidak diketahui.{{sfn|Jaspan|1984|pp=63}}
== Referensi ==
Baris 51 ⟶ 52:
|ref= harv}}
{{budaya-stub}}▼
{{Empat Petulai Rejang}}
[[Kategori:Rejang]]
[[Kategori:Budaya Rejang]]
Baris 58 ⟶ 59:
[[Kategori:Sejarah Rejang]]
[[Kategori:Petulai]]
▲{{budaya-stub}}
|