Bandar Udara Internasional Radin Inten II: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Pembaruan sedikit, perbaikan bagian. |
||
(18 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{refimprove}}
{{Infobox airport
| name = Bandar Udara Radin
| nativename =
| image = Wordmark of Radin Inten II International Airport.png
| image-width = 250
| image2 = Radin Inten 2 Airport.jpg
| image2-width = 250
| IATA = TKG
| ICAO = WILL, <s>WICT</s>
| WMO = 96295
| type = Publik
| owner-oper = [[InJourney]]
| city-served = [[Bandar Lampung]]
| location = [[Kabupaten Lampung Selatan]], [[Lampung]], [[Indonesia]]▼
| opened = {{start date and age|1942|df=yes}}
▲| location = [[Kabupaten Lampung Selatan]], [[Lampung]], [[Indonesia]]
| elevation-m = 86▼
| timezone = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]▼
| elevation-f = 282▼
| utc = [[UTC+07:00]]▼
▲| timezone = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
▲| elevation-m = 86
▲| utc = [[UTC+07:00]]
▲| elevation-f = 282
| coordinates = {{coord|05|14|33|S|105|10|44|E|display=inline,title}}
| website = {{URL|
| image_map = LocationSumatra.svg
| image_map_caption = [[
| pushpin_map = Indonesia Sumatra#Indonesia
| pushpin_label = '''TKG'''/WILL
| pushpin_map_caption = Lokasi bandara di Lampung / Indonesia
| r1-number = 14/32
| r1-length-m =
| r1-length-f = 9,842
| r1-surface = [[
| stat-year = 2015
| stat1-header = Penumpang
| stat1-data = 1,419,342
| stat2-header = Pergerakan pesawat
| stat2-data = 13,259
| stat4-header = Kargo
| stat4-data = 4,437,830
| footnotes = Sumber: [[Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia]]
}}
'''Bandar Udara Radin
Bandara internasional ini mengadopsi gaya futuristik dan memiliki gedung parkir berlantai empat di bawah pengelolaan [[PT Angkasa Pura II]]. Pembangunan gedung parkir berkapasitas 800 hingga 1000 kendaraan ini bertujuan untuk mengantisipasi peningakatan arus wisatawan menuju destinasi utama [[Lampung]]. Di antaranya arena berselancar [[Pantai Tanjung Setia]], [[Taman Nasional Way Kambas]] (ASEAN Heritage Park Way Kambas), habitat alam lumba-lumba [[Teluk Kiluan]], dan pesona bawah laut di [[Pulau Pahawang]].
Baris 46 ⟶ 49:
== Sejarah Bandar Udara ==
[[Berkas:Radin Inten II.JPG|jmpl|ki|220px|Terminal Lama]]
Bandar Udara Internasional Radin Inten II [[Lampung]] sebelumnya bernama Pelabuhan Udara Branti adalah peninggalan [[Pemerintahan Jepang]] yang dibangun pada tahun 1943.<br>
Pada tahun [[1946]] diserahkan kepada Pemerintahan Republik Indonesia '''Cq. Detasemen Angkatan Udara / AURI'''. Dari tahun [[1946]]-[[1955]] Pelabuhan Udara Branti dikelola oleh '''Detasemen Angkatan Udara / AURI''' dan pada saat itu belum ada penerbangan komersial/ reguler.
Pada tahun [[1955]], pengelolaan Pelabuhan Udara Branti dikelola oleh [[Direktorat Jenderal Perhubungan Udara|Djawatan Penerbangan Sipil (DPS)]] karena pada tahun tersebut Detasemen Angkatan Udara / AURI memiliki pangkalan udara di [[Menggala]] [[Kabupaten Lampung Utara]].
Pada tahun [[1956]] [[Garuda Indonesia|Garuda Indonesian Airways]] merintis membuka jalur penerbangan yang pertama kali dengan rute [[Bandar Udara Internasional Kemayoran|Jakarta]] – [[Kota Bandar Lampung|Tanjung Karang]] PP, dengan menggunakan pesawat jenis Barron dan pada tahun itu juga penerbangan komersial dimulai dengan frekuensi penerbangan 3 kali/minggu (jenis pesawat Barron diganti Dakota) dengan panjang landasan pacu ± 900 meter.
Baris 93 ⟶ 98:
== Maskapai penerbangan ==
{{airport-dest-list
|[[Batik Air]] |[[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]]<ref>{{cite news|url=https://www.aeroroutes.com/eng/240812-idiuiwaug24 |title=LION AIR GROUP CARRIERS AUG 2024 INDONESIA NETWORK ADDITIONS|last=|first=|work=AeroRoutes|publisher=|location=|access-date=12 August 2024}}</ref>
|[[Citilink]] |[[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]]
|[[Garuda Indonesia]] |[[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]]
|[[Indonesia AirAsia]] | [[Bandara Ngurah Rai|Denpasar]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]]
|[[Lion Air]] |[[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta
|[[Super Air Jet]] |[[Bandar Udara Internasional Hang Nadim|Batam]],<ref>{{cite news|url=https://www.rri.co.id/daerah/704980/super-air-jet-buka-rute-batam-lampung |title=Super Air Jet Buka Rute Baru Batam dan Lampung mulai 14 Juni 2024 |last=|first=|work=rri.co.id|publisher=|location=|access-date=2024-05-21}}</ref> [[Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta|Jakarta—Soekarno—Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Kualanamu|Medan]]<ref>{{cite news|url=https://kupastuntas.co/2024/08/22/bandara-radin-inten-ii-tambah-rute-penerbangan-langsung-lampung-medan|title=Super Air Jet to launch Medan-Bandar Lampung service from 8 September 2024|last=|first=|work=kupastuntas|publisher=|location=|access-date=2024-08-22}}</ref>
}}
== Statistik ==
Baris 167 ⟶ 173:
Pemerintah Provinsi Lampung dan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sejak Juni 2012 telah menandatangani MoU tentang pengembangan dan pembangunan Bandar Udara Internasional Radin Inten II Lampung.
MoU bernomor '''G/454/III.06/HK/2012''' dan '''HK.201/1/14/DRJU-2012''' itu dijadikan dasar kedua belah pihak untuk mengembangkan bandara terbesar di [[Provinsi Lampung]] tersebut menjadi bandara bertaraf internasional. Targetnya, rencana pengembangan ini rampung pada Tahun 2017.
{| class="wikitable"
|+Tahapan Proyek Bandara Internasional Radin Inten II
Baris 194 ⟶ 201:
|-
|2020|| Pembangunan Stasiun Bandara || Proses
|}
Tahun 2016, terminal bandara ditingkatkan menjadi tiga lantai yang diproyeksikan dapat memuat lebih dari 3 juta penumpang per tahunnya dengan gedung parkir empat lantai hingga bisa memuat 1000 kendaraan. Selain itu, sesuai rencana Kementerian Perhubungan, landasan pacu diperpanjang menjadi 3.200 meter dari sebelumnya 2.500 meter.
Bandara Internasional Radin Inten II mampu melayani 3.350 penumpang setiap hari. Ketika beroperasi penuh pada 2017, jumlah penumpang yang mampu dilayani mencapai 8.000 per hari atau tiga juta penumpang per tahun. Adapun apron mampu menampung 10 pesawat dengan 50 pergerakan pesawat per hari.
Baris 203 ⟶ 209:
Jumlah pergerakan itu hanya berbeda tipis dengan [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II]] [[Palembang]] yang mencapai 60 pergerakan per hari.<ref>{{Cite web |url=http://www.https/ |title=Wisman meroket Bandara Radin Inten II siap go International |access-date=2021-02-03 |archive-date=2013-08-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130819141428/http://https/ |dead-url=yes }}</ref>
Karena itu, dibutuhkan lahan seluas 78 hektare dan pembebasannya dilakukan dalam dua tahap. Penambahan landasan pacu tersebut merupakan prasyarat mutlak, agar dapat didarati pesawat jenis [[Airbus]] yang banyak digunakan sebagai armada haji.
== Transportasi Darat ==
Baris 214 ⟶ 218:
* [[Trans Lampung]]
* [[Trans Bandar Lampung]]
==== Trayek Bus ====
Bandara ini terhubung melalui angkutan bus dengan [[kota Bandar Lampung]], [[Metro]], [[Kotabumi]], dan [[Kalianda]].
{| style="text-align:left; font-size:95%; border:1px solid black"
Baris 237 ⟶ 242:
=== Kereta Api ===
Untuk mendukung pembangunan Bandara Internasional Radin Inten II sebagai bandara internasional tahun 2019, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga akan membangun jalur kereta api (KA) [[Stasiun Tanjungkarang|Tanjungkarang]] – Bandara Internasional Radin Inten II Branti [[Lampung Selatan]] guna mengurai kemacetan dan menata moda transportasi lebih baik.
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara intensif akan mengoptimalkan moda transportasi kereta api menjadi pilihan angkutan massal di Bandar Lampung. Mulai dari pembangunan kereta bandara hingga kereta komuter di dalam kota dan antar kota. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, Kementerian Perhubungan akan membangun stasiun KA Bandara dan Skybridge yang mempermudah akses kereta menuju Bandara Radin Inten II. Pembangunan tersebut ditargetkan akan selesai akhir 2020. Secara biaya, proses pengerjaannya membutuhkan Anggara sekitar Rp 50-100 miliar.
Dalam pembangunan tersebut akan berkolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan PT Kereta Api Indonesia. Saat ini jalur rel kereta dan jaringannya sudah ada, jadi tinggal melakukan penyelesaian tanah serta pengadaan-pengadaan lainnya seperti, gerbong keretanya.
Baris 258 ⟶ 260:
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
|