Tanjung Pura, Langkat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mahardika98 (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Herryz (bicara | kontrib)
Bagian yang tidak ada referensi dihapus, isinya sulit dikonfirmasi
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(21 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{kecamatan
|nama =Tanjung Pura
|gambarfoto =[[Berkas:Welcome gate to Tanjung Pura, Langkat.jpg
|200px]]<brketerangan /><small> =Gapura selamat datang di Kecamatan Tanjung Pura</small>
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Langkat
|provinsi =SumatraSumatera Utara
|luas=165,78 km&sup2;
|luas =179,61 km²
|penduduk=66.113 jiwa
|penduduk =74516
|kelurahan=18 desa<br>1 kelurahan
|penduduktahun=[[2024]]
|nama camat=
|pendudukref =<ref name="TP"/>
|kepadatan=400 jiwa/km&sup2;
|kepadatan =415
|provinsi=Sumatra Utara
|kelurahan =18 desa<br>1 kelurahan
|nama camat =Muhammad Nawawi<ref>{{cite web|url=https://www.langkatkab.go.id/page/27/camat-dan-sekretaris-camat|title=Camat dan Sekretaris Camat di Langkat|website=www.langkatkab.go.id|accessdate=10 November 2024}}</ref>
|kodepos =20853
|web ={{url|https://tanjungpura.langkatkab.go.id/}}
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Riviergezicht met prauwen bij Tandjong Poera TMnr 60025663.jpg|jmpl|300px|Pemandangan tepi sungai di Tanjung Pura (tahun 1888)]]
[[Berkas:Tandjong Poera.jpg|jmpl|300px|Pemandangan jalan di Tanjung Pura (sekitar 1890)]]
 
'''Tanjung Pura''' adalah sebuah [[Kecamatan]] yang berada di [[Kabupaten Langkat]], provinsi [[SumatraSumatera Utara]], [[Indonesia]]. Tanjung Pura merupakan pusat kerajaan lama [[Kesultanan Langkat]].
[[Berkas:Azizi Mosque, Tanjung Pura, Langkat, front view.jpg|jmpl|220x220px|Mesjid Azizi, dibangun oleh kesultanan Langkat pada tahun 1902 (2018)]]
Berlokasi sekitar 60&nbsp;km dari Kota [[Medan]]. Tanjung Pura merupakan salah satu titik yang dilewati oleh [[Jalan Raya Lintas Sumatra]] menuju Provinsi Aceh, merupakan sebuah kota kecil yang juga merupakan kota penuh kenangan bagi sebagian orang yang pernah tinggal di sana, selain terkenal sebagai kota pendidikan, sejak zaman dahulu Tanjung Pura juga dikenal sebagai kota budaya. Kesemuanya itu terbukti dengan adanya pahlawan nasional republik Indonesia, seorang Pujangga besar, dari tanah melayu dengan sastranya yang memaknai arti cinta dan ketuhanan. Bermula dari tanah bertuah ini lah ia mulai mengukir bait-bait goresan pena emasnya, Dialah Pahlawan kita yang dikenal dengan nama Tengku [[Amir Hamzah]]. Tengku [[Amir Hamzah]] merupakan penyair handal nan sederhana yang kinipun telah dimakamkan Di Kompleks Pemakaman Umum [[Masjid Azizi]] Tanjung Pura.
 
== Demografi ==
Budayawan Melayu asal Langkat Zaenal AK mengatakan karya sastra penyair asal Langkat, Tengku [[Amir Hamzah]] lebih dikenal dan dihargai puisi-puisinya di Malaysia dibanding di tanah kelahirannya sendiri.
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Riviergezicht met prauwen bij Tandjong Poera TMnr 60025663.jpg|jmpl|300px220px|ki|Pemandangan tepi sungaijalan di Tanjung Pura (tahunsekitar 18881890)]]
Penduduk Tanjung Pura banyak berasal dari suku Melayu yang biasa disebut [[Suku Langkat|Melayu Langkat]] yang memiliki adat-istiadat serta kebudayaan dan bahasa yang mirip dengan orang Melayu di negara tetangga yakni Malaysia (terutama Kedah & Perak), Sehingga lingkungan tradisi budaya Melayu Malaysia masih berhubungan sangat kental dengan kawasan ini, meskipun kini telah ada perbedaan yang cukup signifikan dari adat budayanya.
 
Berdasarkan hasil [[Sensus Penduduk Indonesia 2020]],<ref name="SUKU">{{cite web|url=https://jdihn.go.id/files/603/2019-12-12_1576123181_PERDA-No-1---2016-(RPJMD-2014---2019).pdf|title=Komposisi Penduduk Menurut Suku|website=|accessdate=19 Januari 2022|page=17|format=pdf}}</ref> penduduk Tanjung Pura sangat heterogen dengan mayoritas bersuku bangsa [[Suku Melayu|Melayu]]. Adapun besaran penduduk Tanjung Pura menurut etnik/kelompok etnis mayoritas ialah [[Suku Langkat|Melayu Langkat]] serta sebagian kecil sub-suku Melayu lainnya seperti: [[Suku Deli|Melayu Deli]] & [[Suku Tamiang|Melayu Tamiang]] dengan persentase sebanyak 42,28%, kemudian disusul oleh [[Suku Jawa|Jawa]] dengan persentase sebanyak 36,49%, [[Suku Karo|Karo]] dengan persentase 8,30%, Orang [[Suku Batak|Batak]] sebanyak 6,00% dengan mayoritas ([[Suku Mandailing|Mandailing]] 2,04% serta [[Suku Batak Toba|Toba]] sebanyak 1,59%, [[Suku Simalungun|Simalungun]] sebanyak 1,34%, kemudian [[Suku Angkola|Angkola]] 1,03%).<ref name="SUKU"/> Penduduk Warga [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] sebanyak 3,79%, diikuti orang [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] sebanyak 1,66%, kemudian [[Suku Aceh|Aceh]] sebanyak 1,24%, [[Suku Nias|Nias]] 0,17% dan suku lainnya seperti: (Tamil-India, Arab, dan lain-lain) sebanyak 0,07%.<ref name="SUKU"/>
"Di Malaysia karya Tengku [[Amir Hamzah]] sudah masuk dalam kurikulum wajib pendidikan mulai tingkat dasar hingga universitas," kata Kepala Museum Langkat itu kepada wartawan dalam rangka Peringatan 100 Tahun Tengku Amir Hamzah 28 Februari 1911 – 28 Februari 2011 di Medan.
 
Sedangkan agama yang dianut penduduk Tanjung Pura, berdasarkan data [[Kementerian Dalam Negeri]] tahun [[2024]] mencatat bahwa mayoritas warga memeluk agama [[Islam]] yakni 96,81%. Selebihnya menganut agama [[Buddha]] yakni 2,27%, diikuti penganut agama [[Kekristenan|Kristen]] sebanyak 0,89% ([[Protestan]] 0,78% dan [[Katolik]] 0,11%), dan sebagian kecil [[Hindu]] yakni 0,03%.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=10 November 2024|format=Visual}}</ref> Rumah ibadah yang ada di kecamatan ini terdapat 51 masjid, 91 musala, kemudian 3 vihara dan 1 gereja [[Protestan]] yang terletak di Pekan Tanjung Pura.<ref name="TP">{{cite web|url=https://langkatkab.bps.go.id/publication/2021/09/24/9698b86b0318b8c8e95009de/kecamatan-tanjung-pura-dalam-angka-2021.html|title=Kecamatan Tanjung Pura Dalam Angka 2021|website=langkatkab.bps.go.id|accessdate=19 Januari 2022|page=56|format=pdf}}</ref>
Tengku Azwar Aziz (Ketua Umum Acara Peringatan 100 Tahun Tengku Amir Hamzah) juga mengakui kalau Amir Hamzah sangat dikenal di Malaysia. Bahkan beberapa negara lain seperti Belanda, Jerman, London dan Amerika Serikat sudah terbentuk komunitas Amir Hamzah.(Sumber : www.tengkuamirhamzah.com)
 
== Referensi ==
Juga Banyak terdapat peninggalan bersejarah di tempat ini, seperti makam raja-raja penguasa Langkat (Sultan Langkat) terdahulu yang masih terawat baik di kompleks perkuburan [[Masjid Azizi]] Tanjung Pura, yang juga merupakan kompleks pemakaman masyarakat umum.
{{Reflist|2}}
 
Tanjung Pura merupakan pusat kerajaan lama Kesultanan Langkat, yang kini hanya meninggalkan bangunan sejarah yang tersisa, dilingkupi budaya Melayu pesisir, ditanah yang juga memiliki kekayaan alamnya yang melimpah, dapat terlihat dari banyaknya tetumbuhan kelapa sawit menghiasi di sepanjang perjalanan dari kota Medan menuju kota ini.
 
Tanjung Pura adalah pusat kerajaan lama, diarealnya fasilitas penunjang kelangsungan kota (walaupun kota ini termasuk kota yang miskin)disana berdiri kukuh sebuah bangunan Masjid Termegah yaitu [[Masjid Azizi]] yang merupakan simbol kejayaan serta kekayaan yang dahulu pernah dimilikinya pada masa silam, terdapat pula Lembaga Permasyarakatan (LP), Rumah Sakit Umum dan Kantor Pos yang merupakan sisa-sisa masa pemerintahan kolonial Belanda, serta bersemanyam pula Makam Syeikh Rokan, maha guru dari Tariqah Nasbandiah didesa Besilam (diambli dari kata Babussalam). Dalam perayaan tahunannya, [[Masjid Azizi]] dihadiri oleh ribuan jamaah dari seluruh pelosok negeri di dunia yang sengaja jauh-jauh datang untuk memperingati haul Tariqah Nasbandiah.
 
Penduduk Tanjungpura kebanyakan datang dari Siak, Kedah, Selangor, Petani dan dari beberapa daerah di tanah Malaysia, Sehingga lingkungan tradisi budaya melayu Malaysia masih berhubungan sangat kental dengan kota ini, meskipun kini telah banyak sekali perbedaan adat budaya nya.
 
Langkat juga didominasi suku Melayu, identik dengan agama Islam. Pasalnya adat Melayu merupakan Adat bersendikan hukum Syara’ (Islam) dan hukum Syara’ bersendikan Kitabullah (Al-Quran). “Jadi suku Melayu itu sangat identik dengan agama Islam,”.
 
Dalam sejarahnya, terdapat pula nama-nama besar yang pernah menimba ilmu ditanah Langkat, seperti [[Amir Hamzah]], [[Adam Malik]], [[Chairil Anwar]], Armin Pane dan lainnya. Berada pada areal kompleks Masjid Azizi yang juga merupakan kompleks pendidikan. Hingga dizaman pembangunan silih berganti pejabat yang betahtah disinggasananya berzirah ke makam Syeih Rokan di desa Besilam dan Tanjung Pura masih tak berubah dari wajah kemiskinannya.
 
Penduduk Tanjung Pura mayoritas bersuku Melayu 80% selebihnya 20% adalah pendatang terdiri dari: Tionghoa, Aceh, Minang, dan Banten.
 
Tokoh Melayu dan Nasional di antaranya: Prof. Dr. Ir. H. Djohar Arifin Husin Ketua PSSI, Guru besar Pertanian UISU, Staf Ahli Menpora, Anggota Ahli Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) dan Alm. Prof. Ing. H. Muhammad Immaduddin Abdurrahim, PhD, MSc pendiri ICMI, Bank Muamalat, Guru Besar Teknik Elektro ITB, Pengajar Ilmu Tauhid, Penasihat Presiden B.J. Habibie dan mendapat gelar Pahlawan Nasional..
 
{{Commonscat|Tanjung Pura, Langkat}}
 
{{Tanjung Pura, Langkat}}
{{Commonscat|Tanjung Pura, Langkat}}
{{Kabupaten Langkat}}