Legenda Lau Kawar: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP20Benny (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: BP2014
Irnabela (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(13 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Legenda Lau Kawar''' adalah [[legenda]] yang berasal dari pulautanah [[Karo]] yang terletak di [[Sumatera Utara]].<ref name="Reza"> Marina Asril Reza. 2010. 108 Cerita Rakyat terbaik Asli Nusantara.Jakarta:Visimedia. Hlm 12.</ref><ref name="Monika"> Monika Cri Maharani. 2011. Cerita Rakyat asli Indonesia: dari 33 Provinsi.Jakarta: Agromedia Pustaka.Hlm 10.</ref><ref name="Lia"> Lia Nuralia. 2009. Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara Terpopuler: Meliputi Legenda, Mitos, Fabel, dan Epos.Jakarta Selatan: Kawan Pustaka. Hlm 10.</ref> Lau kawar adalah nama danau yang terletak di suatu desa bernama Desa [[Kuta Gugung, Naman Teran, Karo]].<ref name="Reza"/> Dahulu kala, Danau Lau Kawar dipercaya sebagai sebuah desa yang bernama Lau Kawar.<ref name="Reza"/><ref>{{cite web|url=http://www.gobatak.com/legenda-lau-kawar-di-karo/|title = Legenda Lau Kawar di Karo|accessdate= 4 Mei 2014}}</ref><ref>{{cite web|url=http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/6-Legenda-Lau-Kawar#|title=Legenda Lau Kawar|accessdate= 4 mei 2014}}</ref> Desa Lau Kawar tenggelam dan kemudian berubah menjadi danau Lau Kawar.<ref name="Reza"/>
 
== Cerita ==
Dahulu kala, ada sebuah [[desa]] di tanah [[Karo]] yang bernama desa Kawar.<ref name="Reza"/> Desa ini sangat subur dan dikelilingi oleh pemandangan alam yang indah.<ref name="Reza"/> Di desa tersebut terdapat sebuah mata air yang dimanfaatkan oleh penduduk sebagai sumber air minum. Penduduk setempat bermata pencaharian sebagai petani. Setelah musim panen usai, biasanya mereka mengadakan acara [[Gendang guro-guro aron|Gendang Guro-Guro Aron]], yaitu musik tradisional khas masyarakat Karo. Dalam acara tersebut, penduduk akan bersuka cita, berdendang, dan menari. Para remaja laki-laki dan perempuan akan menari secara berpasangan. Begitulah cara penduduk Desa Kawar mengadakan syukuran untuk hasil panen yang mereka peroleh.
Dahulu kala, sebuah ada sebuah [[desa]] di tanah [[Karo]] yang bernama desa Lau Kawar.<ref name="Reza"/> Desa ini sangat subur dan dikelilingi oleh pemandangan alam yang indah.<ref name="Reza"/> Suatu hari, penduduk desa itu mengadakan suatau acara [[adat]] sebagai bentuk rasa syukur karena hasil panen penduduk yang melimpah ruah.<ref name="Reza"/> Semua penduduk desa menghadiri acara itu, tetapi hanya ada seorang nenek yang tidak ikut datang ke acara tersebut.<ref name="Reza"/> Nenek ini tidak sanggup untuk keluar menghadiri acara ada itu karena kondisi tubuhnya yang melemah.<ref name="Reza"/> Si nenek rupanya belum makan seharian sehingga ia tidak memiliki tenaga bahkan untuk berjalan.<ref name="Reza"/> Nenek melihat ke arah jendelanya dan ia terkejut ketika melihat anak lelakinya beserta keluarganya berjalan ke acara adat itu.<ref name="Reza"/> Si nenek berharap bahwa anaknya akan mampir ke rumahnya dan mengajaknya ke acara itu.<ref name="Reza"/> Namun, anak nenek beserta keluarganya tidak mampir dan mereka terus berjalan menuju ke acara adat itu.<ref name="Reza"/> Nenek merasa sedih dan ia pun berbaring sambil menangis karena tidak ada yang memperhatikan dirinya.<ref name="Reza"/> Ketika acara adat itu selesai, si anak baru ingat kepada neneknya.<ref name="Reza"/> Ia pun meminta cucunya untuk membungkus makanan agar diberikan kepada nenek.<ref name="Reza"/> Sang nenek pun terkejut sekaligus senang ketika cucunya datang membawakan makanan.<ref name="Reza"/> Tetapi rasa senang itu tidak bertahan lama ketika sang nenek mengetahui bahwa isi bungkusan itu adalah sisa-sisa makanan dari acara adat.<ref name="Reza"/> Nenek itu pun memanjatkan [[doa]] kepada [[Tuhan]].<ref name="Reza"/> Ia berharap bahwa Tuhan membalas kedurhakaaan anaknya agar anaknya mendapat pelajaran.<ref name="Reza"/> Beberapa hari kemudian terjadilah [[gempa bumi]], [[petir]] menyambar ke [[tanah]], dan hujan turun tak henti-henti.<ref name="Reza"/> [[Hujan]] turun begitu deras sehingga dalam waktu sekejap desa Lau Kawar sudah terendam dan menjadi sebuah kawah.<ref name="Reza"/> Kawah itu yang kemudian dinamakan sebagai [[Danau Lau Kawar]].<ref name="Reza"/>
 
DahuluPada kalasuatu ketika, sebuahDesa adaKawar sebuahmengalami [[desa]]panen diraya, tanahsuatu [[Karo]]hal yang bernamabelum desapernah Lauterjadi Kawarsebelumnya.<ref name="Reza"/>Hasil Desapanen inimeningkat sangatdua suburkali danlipat. dikelilingiLumbung-lumbung olehpenduduk pemandanganpenuh alamdengan padi, bahkan banyak warga harus membuat lumbung baru untuk menampung hasil panen yang indahmelimpah.<ref name="Reza"/>Sebagai Suatuungkapan harisyukur atas panen raya ini, pendudukwarga desaDesa ituKawar mengadakansepakat suatauuntuk acaramengadakan pesta [[adatMejuah-juah]] sebagaiselama bentuksatu rasahari syukurpenuh, karenadiisi hasildengan panenupacara pendudukadat yangdan melimpahmakan besar ruahbersama.<ref name="Reza"/> Semua penduduk desa menghadiri acara itu, tetapi hanya ada seorang nenek yang tidak ikut datang ke acara tersebut.<ref name="Reza" /> Nenek ini tidak sanggup untuk keluar menghadiri acara ada itu karena kondisi tubuhnya yang sakit dan melemah.<ref name="Reza" /> Si nenek rupanya belum makan seharian sehingga ia tidak memiliki tenaga bahkan untuk berjalan.<ref name="Reza" /> Nenek melihat ke arah jendelanya dan ia terkejut ketika melihat anak lelakinya beserta keluarganya berjalan ke acara adat itu.<ref name="Reza" /> Si nenek berharap bahwa anaknya akan mampir ke rumahnya dan mengajaknya ke acara itu.<ref name="Reza" /> Namun, anak neneklelaki beserta keluarganya tidak mampir dan; mereka terus berjalan menuju ke acara adat itu.<ref name="Reza" /> Nenek merasa sedih dan ia pun berbaring sambil menangis karena tidak ada yang memperhatikanmemerhatikan dirinya.<ref name="Reza" /> Ketika acara adat itu selesai, si anak baru ingat kepada neneknyaibunya.<ref name="Reza" /> Ia pun meminta cucunyaistrinya untuk membungkus makanan agar diberikan kepada nenekibunya. Istrinya membungkus makanan lalu menyuruh anaknya mengantar makanan itu.<ref name="Reza" /> Sang nenek pun terkejut sekaligus senang ketika cucunya datang membawakan makanan.<ref name="Reza" /> TetapiNamun, rasa senang itu tidak bertahan lama ketika sang nenek mengetahui bahwa isi bungkusan itu adalahhanyalah sisa-sisa makanan dari acara adat.<ref name="Reza" /> Nenek tersebut tidak tahu bahwa yang memakan makanan itu adalah cucu dari nenek tersebut. Nenek itu pun memanjatkan [[doa]] kepada [[Tuhan]].<ref name="Reza" /> Ia berharap bahwa Tuhan membalasmemberikan kedurhakaaanpelajaran anaknyasetimpal agaratas kedurhakaaan anaknya mendapat pelajaran.<ref name="Reza" /> Beberapa harisaat kemudian terjadilah [[gempa bumi]], [[petir]] menyambar ke [[tanah]], dan hujan turun tak henti-henti.<ref name="Reza" /> [[Hujan]] turun begitu deras sehingga dalam waktu sekejap desa Lau Kawar sudah terendam dan menjadi sebuah kawah.<ref name="Reza" /> Kawah itu yang kemudian dinamakan sebagai [[Danau Lau Kawar]].<ref name="Reza" />
 
== Pesan ==
Legenda Lau Kawar memberikan pesan penting bagi kehidupan manusia terutama bagi seorang anak.<ref name="Reza"/> seorangSeorang anak harus berbakti kepada orangtuaorang tua karena orangtualahorang tualah yang mendidik dan membesarkan anak tersebutmembesarkannya.<ref name="Reza"/> Seorang anak tidak boleh mengabaikan orangtuanyaorang tuanya agar ia tidak berakhir seperti anak si nenek dalam legenda Lau Kawar.<ref name="Reza"/>
 
 
Baris 13 ⟶ 15:
 
== Lihat pula ==
* [[Danau Lau Kawar]]
 
 
[[Kategori:BudayaLegenda IndonesiaBatak Karo]]
[[Kategori:Cerita rakyat Indonesia]]