Triratna: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Theravāda: diakritik |
terms |
||
(56 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Seealso|Keyakinan dalam Buddhisme}}
{{Buddhist term|title=''tiratana''|pi=tiratana,<br />ratanattaya|sa=त्रिरत्न, रत्नत्रय|th=[[:th:ไตรรัตน์|ไตรรัตน์]], [[:th:รัตนตรัย|รัตนตรัย]]|lao=ໄຕແກ້ວ (tài kɛ̂ːu) / ໄຕລັດ (tài lāt)|sin={{Unicode|තෙරුවන්}} (teruwan)|my=ရတနာသုံးပါး<br />(jadanà θóuɴ bá)|zh=[[:zh:三宝 (佛教)|三宝]], 三寶|vi=[[:vi:tam bảo|tam bảo]]|kh=[[:km:ព្រះរតនត្រ័យ|ព្រះរតនត្រ័យ]] (preah ratanak-trey)|ko=[[:ko:삼보|삼보]]|ja=[[:ja:三宝|三宝]]|bo=[[:bo:དཀོན་མཆོག་གསུམ|དཀོན་མཆོག་གསུམ]], <br />(dkon mchog gsum)|en=three jewels, three treasures, triple gem|ma={{Unicode|त्रिशरण}} (trisharan)|image=|id=triratna, tiga permata, tiga mestika|zh-Latn=sānbǎo|ko-Latn=sambo|ja-Latn=sambō, sampō|sa-Latn={{IAST|triratna}}, {{IAST|ratna-traya}}|th-Latn=trairat, rattanatrai}}
{{Buddhist term|title=''saraṇa''|pi=saraṇa|si=සරණ|sa=शरण (śaraṇa)|bn=শরন|bn-Latn=shôrôn|vi=quy y|zh=皈依|zh-Latn=guīyī|ja=帰依|ja-Latn=kie|km=សរណៈ<br>(saranak)|my=သရဏ<br>(tharana)|ko=귀의|ko-Latn=gwiui|ta=சரணம்|tl=salanam|tl-tglg=ᜐᜀᜎᜀᜈᜀ|th=สรณะ, ที่พึ่ง ที่ระลึก|id=perlindungan, pelindung|en=refuge|th-Latn=sarana, thi phueng thi raluek|ta-Latn=saranam / saran|si-Latn=saraṇa}}
{{Buddhisme|dhamma}}
'''Triratna
Dalam [[Buddhisme]], berlindung pada Triratna merupakan suatu praktik keagamaan yang biasanya dilakukan sebagai awalan berbagai praktik keagamaan lainnya. Sejak periode [[Buddhisme awal]], baik aliran [[Theravāda]] maupun [[Mahayana|Mahāyāna]] hanya berlindung pada Triratna. Namun, aliran [[Wajrayana|Vajrayāna]] secara khusus memiliki formula perlindungan yang diperluas, dikenal sebagai Triratna dan Tiga Akar.<ref>{{Cite book|last=Ray|date=2004|title=In the Presence of Masters: Wisdom from 30 Contemporary Tibetan Buddhist Teachers|location=Boston|publisher=Shambhala Publications|isbn=1-57062-849-1|pages=60|url-status=live}}</ref>
Baris 26 ⟶ 10:
Seorang umat awam (bukan [[biksu]], [[biksuni]], [[samanera]], atau [[samaneri]]) yang berlindung kepada Triratna disebut sebagai [[upasaka-upasika|upasaka atau upasika]], sedangkan yang tidak berlindung disebut sebagai [[Titthiya|''titthiya'']].
== Terminologi ==
''Triratna'' ([[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]]) dan ''Tiratana'' ([[Bahasa Pali|Pali]]), juga dikenal sebagai '''''Ratnatraya''''' (Sanskerta), atau '''''Ratanattaya''''' (Pali), sama-sama berarti "Tiga Permata" atau "Tiga Mestika" yang dimuliakan dalam [[Buddhisme]]. Namun, istilah tersebut juga dipakai dalam [[Jainisme]]—meskipun dengan konsep yang berbeda—mengingat bahwa kedua agama tersebut berkembang pada zaman yang sama.<ref>{{citation| url=https://jainavenue.org/jainism-beliefs-the-three-jewels| chapter=Jainism Beliefs: The Three Jewels| year=2024 |author=Ms. McKenzie Perkins| title=JAIN AVENUE Magazine}}</ref><ref>{{citation| url=https://www.learnreligions.com/jainism-beliefs-the-three-jewels-4583989| title=Jainism Beliefs: The Three Jewels| author=McKenzie Perkins|date=25 Juni 2019|access-date=16 September 2024| publisher=Learn Religion| year=2024}}</ref>
== Penjelasan ==
{{Lihat juga|Upasaka-upasika|Keyakinan dalam Buddhisme}}
Keyakinan terhadap Triratna merupakan unsur ajaran penting dalam tradisi [[Theravada|Theravāda]] dan [[Mahayana|Mahāyāna]]. Berbeda dengan konsep kepercayaan yang dipahami orang Barat, keyakinan dalam Buddhisme muncul dari akumulasi pengalaman dan penalaran. Dalam [[Kesamutti Sutta]], Buddha secara eksplisit menentang mereka yang mengikuti otoritas atau tradisi secara membuta, khususnya agama-agama yang sezaman dengan zaman Buddha. Tingkat kepercayaan dan keyakinan tertentu masih dianggap penting dalam Buddhisme, terutama terkait [[Empat tingkat kemuliaan|pencapaian spiritual]], [[Nirwana|keselamatan]], dan [[Bodhi|kecerahan]]. Keyakinan dalam Buddhisme, secara umum, berpusat pada keyakinan terhadap Triratna.
=== Theravāda ===
{{Theravada}}
Sejak [[Buddhisme awal|masa awal Buddhisme]], para pengikut Buddhisme mengungkapkan keyakinan mereka melalui tindakan berlindung yang terdiri dari tiga aspek. Berikut ini adalah tiga penyangga atau permata yang menjadi tempat berlindung seorang penganut Buddhisme awal:
Baris 37 ⟶ 27:
* [[Sangha|Saṅgha]], komunitas monastik Buddhisme yang mempraktikkan dan melestarikan Dhamma.
Dalam hal ini, Tiga Perlindungan berpusat pada otoritas seorang Buddha sebagai makhluk yang sangat tercerahkan, dengan menyetujui peran seorang Buddha sebagai guru bagi manusia dan para [[Dewa (Buddhisme)|dewa]] (makhluk surgawi). Ini sering kali mencakup Buddha lain dari masa lalu, dan Buddha yang belum muncul. Kedua, pengambilan perlindungan menghormati kebenaran dan kemanjuran
[[Kitab Buddhis awal|Kitab-kitab awal]] menggambarkan ''saṅgha'' sebagai "ladang pahala," karena umat Buddha awal menganggap persembahan kepada saṅgha sebagai sesuatu yang sangat bermanfaat secara karma.{{sfn|Harvey|2013|p=246}} [[Upasaka-upasika]] mendukung dan menghormati ''saṅgha'', karena mereka percaya ''saṅgha'' akan membuahkan mereka pahala dan membawa mereka lebih dekat pada kecerahan.{{sfn|Werner|2013|page=39}} Pada saat yang sama, para biksu diberi peran penting dalam mempromosikan dan menegakkan [[Keyakinan dalam Buddhisme|keyakinan]] di antara [[umat awam|upasaka-upasika]]. Meskipun banyak contoh dalam kitab-kitab disebutkan tentang biksu yang berperilaku baik, ada juga kasus biksu yang berperilaku tidak pantas. Dalam kasus seperti itu, kitab-kitab menggambarkan bahwa Buddha menanggapi dengan kepekaan yang besar terhadap persepsi komunitas [[upasaka-upasika]]. Ketika Buddha menetapkan aturan baru dalam aturan [[Vinaya|disiplin monastik]] untuk menangani kesalahan para biksunya, ia biasanya menyatakan bahwa perilaku seperti itu harus dikekang karena perilaku itu tidak akan "membujuk orang yang tidak percaya" dan "orang yang percaya akan berpaling". Ia mengharapkan para [[biksu]], [[biksuni]], dan [[samanera-samaneri]] tidak hanya untuk menjalani kehidupan spiritual demi keuntungan mereka sendiri, tetapi juga untuk menegakkan keyakinan orang-orang. Di sisi lain, mereka tidak boleh menumbuhkan [[keyakinan]] dengan kemunafikan atau ketidaktepatan, misalnya, dengan mengambil profesi lain selain menjadi seorang biksu, atau mencari pengikut dengan menghadiahkan berbagai barang.{{sfn|Wijayaratna|1990|pages=130–1}}{{sfn|Buswell|Lopez|2013|loc=Kuladūșaka}}
==== Pengambilan perlindungan ====
Syair yang paling sering digunakan dalam [[bahasa Pali]]:{{sfn|Anon|2020}}<ref name="paritta">{{cite web|title=Paritta Suci|url=https://samaggi-phala.or.id/download/paritta/Paritta_Suci.pdf|publisher=Yayasan Dhammadīpa Ārāma|pages=20-21|accessdate=20 Mei 2022}}</ref>
Baris 51 ⟶ 38:
''Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.''
Aku berlindung kepada Dhamma.
''
Aku berlindung kepada Saṅgha.
Baris 58 ⟶ 45:
''Dutiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.''
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Dhamma.
''Dutiyampi
Untuk kedua kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.
Baris 65 ⟶ 52:
''Tatiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.''
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Dhamma.
''Tatiyampi
Untuk ketiga kalinya, aku berlindung kepada Saṅgha.|source=Syair Saraṇattaya, [[Khuddakapāṭha]] 1, [[Khuddaka Nikāya]]}}
Selain syair di atas, terdapat berbagai model bacaan lain yang disebutkan dalam [[
Untuk memohon pengambilan [[Tisarana]] kepada seorang biksu, dibacakan kalimat berikut:<ref name="paritta2">{{cite web|author=Sangha Theravada Indonesia|title=Paritta Suci|url=https://samaggi-phala.or.id/download/paritta/Paritta_Suci.pdf|publisher=Yayasan Dhammadīpa Ārāma|pages=45-47|accessdate=2 Desember 2019}}</ref>
{{blockquote|''Mayaṁ bhante, Tisaraṇena saha pañcasīlāni yācāma. Dutiyampi mayaṁ bhante, Tisaraṇena saha pañcasīlāni yācāma. Tatiyampi mayaṁ bhante, Tisaraṇena saha pañcasīlāni yācāma.'' <br>({{lang|id|Bhante, kami memohon Tisarana dan Pancasila. Untuk kedua kalinya, Bhante, kami memohon Tisarana dan Pancasila. Untuk ketiga kalinya, Bhante, kami memohon Tisarana dan Pancasila.}})<ref name="paritta"/>}}
Kemudian, seorang biksu akan menjawab sebagai berikut:
{{blockquote|''Yam-ahaṁ vadāmi taṁ bhaveta.''<br>({{lang|id|Ikutilah apa yang saya ucapkan.}})<ref name="paritta"/>}}
Setelah itu, umat menjawab dengan kalimat "''Āma, Bhante''" (''Baik, Bhante''). Kemudian, biksu tersebut membacakan kalimat Vandana sebanyak tiga kali yang kemudian diikuti oleh umat:
{{blockquote|''Namo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassa.'' <br>({{lang|id|Terpujilah Sang Begawan, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna}}).<ref name="paritta"/>}}
Sesudah itu, biksu tersebut membacakan ayat-ayat [[Tisarana]] per kalimatnya yang kemudian diikuti oleh umat per kalimatnya. Seusai pembacaan Tisarana terlengkapi, biksu tersebut akan berkata sebagai berikut:
{{blockquote|''Tisaraṇa gamanaṁ paripuṇṇaṁ.'' <br>({{lang|id|Tisarana telah diambil dengan lengkap}})<ref name="paritta"/>}}
Kemudian, umat menjawabnya kalimat "''Āma, Bhante''" (''Baik, Bhante'').
==== Pengambilan sila ====
{{Main|Pancasila (Buddhisme)|Astasila}}
[[Upasaka-upasika]] atau umat awam sering kali melaksanakan praktik pengambilan lima sila atau Pancasila dalam upacara yang sama setelah mereka mengambil perlindungan.{{sfn|Getz|2004|page=673}}{{sfn|Walters|2004}} Para biksu memberikan sila kepada upasaka-upasika, yang menciptakan efek psikologis tambahan.{{sfn|Harvey|2000|p=80}} Pancasila tersebut adalah:{{sfn|Sperry|2021}}
Baris 84 ⟶ 89:
==== Diagram ====
Dalam aliran [[Theravāda]], diagram Triratna digambarkan sebagai berikut:
{{Diagram Triratna}}
=== Mahāyāna ===
{{Mahayana}}
Dalam ajaran aliran [[Mahāyāna]], Triratna dipahami dalam pengertian yang berbeda dari aliran Sravakayana atau aliran-aliran non-Mahāyāna. Misalnya, Buddha biasanya dijelaskan melalui ajaran Mahāyāna tentang tiga tubuh (''trikaya'').
Menurut kitab Mahāyāna berjudul Ratnagotravibhāga (Analisis Silsilah Permata), makna sebenarnya dari Triratna adalah sebagai berikut:{{sfn|Hookham|1991|pp=186-190}}
* Sang Buddha tidak memiliki awal, tengah, dan akhir. Sang Buddha adalah kedamaian. Sang Buddha adalah [[Dharmakāya|Dharmakaya]] yang tidak bercampur (''asamskrta'') dan spontan (''anabhoga''). Sang Buddha adalah kebijaksanaan (''jñana'') yang tercerahkan sendiri dan muncul dengan sendirinya, kasih sayang, dan kekuatan untuk memberi manfaat kepada orang lain.
Baris 117 ⟶ 102:
* Sangha mengacu pada makhluk-makhluk yang menyadari hakikat pikiran yang benar-benar cemerlang dan "kesempurnaan hakikat" (''yavad bhavikataya'') serta kualitas-kualitas unggul yang menjadikan mereka tempat berlindung.
Menurut Longchenpa, seorang guru [[Buddhisme Tibet]]:<blockquote>Menurut pendekatan
====
Dalam aliran [[Mahayana|Mahāyāna]], pengambilan perlindungan biasa dilakukan dengan pembacaan syair 三皈依 ({{zh|s=|t=|p=sān guīyī|l=}}):<ref>{{Cite web|title=Paritta {{!}} San Gui Yi 三 皈 依 (Mandarin)|url=https://www.sariputta.com/paritta/78/mandarin/San%20Gui%20Yi%20%E4%B8%89%20%E7%9A%88%20%E4%BE%9D|website=www.sariputta.com|access-date=2024-09-03}}</ref><ref>{{Cite web|title=Paritta {{!}} San Gui Yi 三 皈 依 (Indonesia)|url=https://www.sariputta.com/paritta/78/id/san-gui-yi|website=www.sariputta.com|access-date=2024-09-03}}</ref>
{{poemquote|自皈依佛当愿众生
(''Zì guīyī fó dāng yuàn zhòngshēng'')
Saya berlindung kepada Buddha, semoga semua makhluk hidup
体解大道发无上心
(''Tǐ jiě dàdào fā wú shàng xīn'')
dapat memahami Dharma Yang Maha Sempurna, dan berniat untuk mencapai [[Kebuddhaan|tingkat Buddha]].
自皈依法当愿众生
(''Zì guīyī fǎ dāng yuàn zhòngshēng'')
Saya berlindung kepada Dharma, semoga semua makhluk hidup
深入经藏智慧如海
(''Shēnrù jīng zàng zhìhuì rú hǎi'')
mendalami [[Sūtra Piṭaka]], dan memiliki kebijaksanaan yang luas bagaikan samudra.
自皈依僧当愿众生
(''Zì guīyī sēng dāng yuàn zhòngshēng'')
Saya berlindung kepada Sangha, semoga semua makhluk hidup,
统理大众一切无碍和南圣众
(''Tǒng lǐ dàzhòng yīqiè wú ài hé nán shèng zhòng'')
bersama-sama dengan para makhluk suci, membimbing para umat menuju pintu Buddha. Semoga semua niat suci ini tidak ada halangan.|source=Syair 三皈依}}
=== Vajrayāna ===
{{Main|Triratna dan Triakar}}
Dalam ajaran [[Buddhisme Tibet]], ada tiga rumusan perlindungan, yaitu bentuk ''Luar'', ''Dalam'', dan ''Rahasia'' dari Triratna. Bentuk ''Luar'' adalah
{| class="wikitable" style="margin: 1em auto 1em auto;"
!
! colspan="3" |Formula Perlindungan Vajrayāna
|-
!Luar (Triratna)
|[[Buddha]]
|[[Dhamma|Dharma]]
|[[Saṅgha]]
|-
!Dalam (Triakar)
|[[Lama]] (''guru'')
|[[Yidam]] (''[[ishtadevata]]'')
|[[Dharmapala]] atau [[Dakini]]
|-
!Rahasia
| colspan="3" |{{Center|Bodhicitta}}
|-
!''Ultimate''
|[[Dharmakāya]]
|[[Sambhogakāya|Saṃbhogakāya]]
|[[Nirmāṇakāya]]
|}
[[Dilgo Khyentse]], kepala aliran [[Nyingma]] dari [[Buddhisme Tibet]] sampai wafatnya di tahun 1991, menjelaskan hubungan dalam [[bahasa rahasia]] dan makna aspek ''Luar'', ''Dalam'', dan ''Rahasia'' dari Triratna:{{quote|Triratna Luar adalah Buddha, Dharma, dan Saṅgha. Ketiga permata tersebut memiliki aspek batin, yang dikenal sebagai Triakar: ''[[Lama]]'' (Guru atau Pengajar), yang merupakan akar dari berkat; [[Yidam]], yang merupakan akar dari pencapaian; dan [[Dakini]], yang merupakan akar dari aktivitas yang tercerahkan. Meskipun namanya berbeda, ketiganya sama sekali tidak berbeda dari Triratna. Lama (Guru) adalah Buddha [''[[sic]]''], Yidam adalah Dharma, dan para Dakini dan Pelindung adalah Saṅgha. Dan pada tingkat terdalam, ''dharmakāya'' adalah Buddha, ''saṃbhogakāya'' adalah Dharma, dan ''nirmāṇakāya'' adalah Saṅgha.{{sfnp|Ray|2004|p=60}}}}
Formulasi perlindungan alternatif ini digunakan oleh mereka yang melakukan yoga dewa dan praktik [[tantra]] lainnya dalam tradisi [[Wajrayana]] dalam Buddhisme Tibet.
== Simbol Triratna ==
[[Berkas:Triratna symbol with description.png|jmpl|Simbol Triratna yang terdiri atas Trisula, Vajra, dan Dharmacakra; seperti yang terlihat di stupa [[Sanchi]], abad ke-1 SM.]]
Simbol Triratna adalah simbol Buddhis yang dianggap mewakili Tiga Permata (Buddha, Dhamma, Sangha) secara visual.
Simbol Triratna terdiri atas:
* Trisula dengan tiga cabang yang melambangkan Triratna: Buddha, Dhamma, dan Sangha
* Batang berlian atau [[wajra]]
* Bunga teratai dalam sebuah lingkaran
* [[Dharmacakra]]
Pada representasi jejak kaki Sang Buddha, simbol Triratna biasanya juga diapit oleh [[Dharmacakra|roda Dhamma]].
Simbol Triratna dapat ditemukan pada pahatan dekorasi di [[Sanchi]] sebagai:
* simbol penobatan bendera panji (abad ke-2 SM),
* simbol Sang Buddha yang dipasang di ilustrasi singgasana Buddha (abad ke-2 SM),
* simbol hiasan penobatan pada gerbang-gerbang di stupa di Sanchi (abad ke-2 M), atau,
* pada jejak kaki Buddha (mulai dari abad ke-1 M).
Simbol Triratna dapat diperkuat lebih lanjut dengan diatapi tiga roda dharma (satu untuk masing-masing tiga permata agama Buddha: Buddha, Dhamma, dan Sangha).
Simbol Triratna juga disebut ''nandipada'', atau "kuku banteng", oleh umat [[Hindu]].
=== Koin ===
Simbol Triratna muncul pada koin-koin bersejarah pada masa kerajaan-kerajaan Buddha di anak benua India. Misalnya, simbol Triratna muncul pada koin-koin abad pertama SM dari Kerajaan Kuninda di [[Punjab]] bagian utara. Simbol ini juga muncul di atas penggambaran stupa pada beberapa koin Abdagases I dari Kerajaan Indo sekitar abad pertama Masehi, dan pada koin-koin Kekaisaran Kushan seperti yang dibuat oleh Vima Kadphises dari abad pertama.
=== Galeri ===
<gallery class="center">
Berkas:Triratna on Taxila coin 185-168 BCE detail.jpg|Simbol Triratna pada koin Taxila, 185–168 SM (rinci)
Berkas:SanchiGateSymbol.jpg|Simbol gabungan: Shrivatsa dalam simbol Triratna, di atas roda [[Dharmacakra]], di gerbang Torana di Sanchi. Abad ke-1 SM.
Berkas:Buddha-Footprint.jpeg|Simbol Triratna atau "Tiga Permata", pada jejak kaki Sang Buddha (simbol yang bawah, simbol yang atas adalah [[Dharmacakra|Dharmachakra]]). Abad ke-1 Masehi, Gandhara.
Berkas:AzesIITriratna.jpg|Simbol Triratna di sisi belakang (sisi kiri) koin raja [[Kerajaan India-Skithia]] bernama Azes II (memerintah sekitar 35–12 SM).
Berkas:KunindaCoin.JPG|Koin Kunindas abad ke-2 SM yang memuat simbol Triratna di bagian atas [[stupa]].
Berkas:Amaravathi Triratna Symbols.jpg|Simbol Triratna dari daerah [[Amaravati]].
Berkas:Three Jewels symbol colour.svg|Simbol Triratna versi lainnya.
</gallery>
== Referensi ==
|