Yesus diurapi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Cendy00 (bicara | kontrib)
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 8:
Dalam catatan Injil Matius/Markus/Yohanes, Yesus mengkaitkan pengurapan itu sebagai suatu persiapan untuk penguburan-Nya karena Ia akan disalibkan beberapa hari kemudian. Dalam Injil Lukas, Yesus menghubungkan tindakan itu dengan dosa-dosa perempuan tersebut, pengampunan-Nya, dan kurangnya keramahan tuan rumah.
 
Jelas, ini merupakan dua peristiwa terpisah yang sering dirancukan -- hasilnyadirancukan—hasilnya adalah asumsi Maria adalah seorang pelacur.
 
Jelas, ini merupakan dua peristiwa terpisah yang sering dirancukan -- hasilnya adalah asumsi Maria adalah seorang pelacur.
 
Kehormatan pengurapan dengan parfum adalah tindakan yang sering disebutkan dalam literatur lainnya dari masa itu; namun, menggunakan rambut panjang untuk mengeringkan kaki Yesus, seperti dalam Injil Yohanes dan Lukas, tidak dicatat di tempat lain, dan harus dianggap sebagai tindakan yang istimewa.<ref>Hornsby, 339-342</ref>
Baris 28 ⟶ 27:
==== Injil Yohanes ====
[[Yohanes 12]]:1-8
: 12:1 <font color=blue>Enam hari sebelum Paskah</font> Yesus datang ke Betania, tempat tinggal Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. 12:2 Di situ diadakan perjamuan untuk Dia dan Marta melayani, sedang salah seorang yang turut makan dengan Yesus adalah Lazarus. 12:3 Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. 12:4 Tetapi [[Yudas Iskariot]], seorang dari murid-murid Yesus, yang akan segera menyerahkan Dia, berkata: 12:5 "Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?" 12:6 Hal itu dikatakannya bukan karena ia memperhatikan nasib orang-orang miskin, melainkan karena ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. 12:7 Maka kata Yesus: "Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. 12:8 Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu."<ref name="Alkitab|Yohanes 12:1-8">{{Alkitab|Yohanes 12:1-8}}</ref>
 
=== Pengurapan di Galilea ===
Baris 48 ⟶ 47:
Beberapa orang<ref>Mack, Burton L. & Vernon K. Robbins, ''Patterns of Persuasion in the Gospels'' (2008), pp. 85-106 {{ISBN|1-60608-220-5}}</ref> berpendapat bahwa pengurapan itu sebenarnya adalah dua peristiwa terpisah, satu yang terjadi pada awal pelayanan Yesus (di mana Ia menawarkan pengampunan untuk perempuan yang bertobat itu) dan yang lain di mana Ia diurapi dalam persiapan untuk penguburan-Nya. Injil Lukas berbicara tentang Tuhan Yesus yang diurapi oleh seorang perempuan yang telah berdosa sepanjang hidupnya dan yang menangis; dan ketika air matanya mulai jatuh di kaki Yesus, ia menyeka kaki-Nya dengan rambutnya. Juga yang unik pada versi Injil Lukas adalah dimasukkannya [[Perumpamaan dua orang yang berhutang|Perumpamaan tentang Dua Orang yang berhutang]] di tengah-tengah peristiwa. Argumen dapat dibuat bahwa cerita ini tidak bisa terjadi hanya beberapa hari sebelum penyaliban, karena ada banyak peristiwa lain yang mengikutinya dalam Injil Lukas.
 
Yohanes 12:1-8<ref>{{ name="Alkitab|Yohanes 12:1-8}}<"/ref> menyebutkan nama perempuan yang mengurapi Yesus itu Maria, dan diasumsikan adalah [[Maria dari Betania|Maria, saudara Lazarus]], karena juga diidentifikasi sebagai adiknya Marta.
 
Ikonografi perempuan yang mengurapi Yesus secara tradisional telah dikaitkan dengan [[Maria Magdalena]], tetapi tidak ada teks [[Alkitab]] mengidentifikasi dirinya seperti itu. Menurut [[Injil Markus]] 14:3, minyak wangi pada catatannya adalah minyak narwastu yang paling murni.
 
Perdebatan lain adalah atas implikasi dari "orang-orang miskin selalu ada padamu"; ada yang mengkritik respon ini sebagai moralitas yang longgar, lain-lain menanggapi bahwa dalam hal itu, karena penyaliban yang akan datang, Yesus hanya menjelaskan bahwa apa yang dilakukan itu bukan sebuah pilihan antara dua tindakan moral, tapi kebutuhan, dan akan tidak lebih dikritik pada zaman Yesus dibandingkan pada zaman modern bagi orang yang membeli peti mati untuk orang yang dicintai, meskipun ada orang miskin yang bisa diberi makan sebagai ganti pembeliannya. Dalam otobiografi ''minggu Palem'', penulis [[Kurt Vonnegut]] melaporkan telah diundang untuk berkhotbah pada [[Minggu Palma|hari minggu palma]] pada tahun 1980, dan memilih [[Pasal dan ayat dalam Alkitab|teks]] pengurapan menurut versi [[Injil Yohanes]]. Vonnegut melakukannya karena dia telah "melihat begitu banyak orang non-Kristen tidak sabar dengan orang miskin yang didorong oleh kutipan itu"; ia mempertanyakan terjemahan itu, mengatakan bahwa tidak ada kemurahan hati seperti [[Kotbah di Bukit|Khotbah di bukit]], dan mengambil kesempatan untuk menawarkan terjemahannya sendiri:<ref>{{cite book|title=Palm Sunday|url=https://archive.org/details/palmsundayautobi00vonn|last=Vonnegut|first=Kurt|publisher=Dell|year=1981|isbn=0-440-57163-4|pages=[https://archive.org/details/palmsundayautobi00vonn/page/324 324]–330|quote=Whatever it was that Jesus really said to Judas was said in Aramaic, of course-and has come to us through Hebrew and Greek and Latin and archaic English. Maybe He only said something a lot like, "The poor you always have with you, but you do not always have Me." Perhaps a little something has been lost in translation....I would like to recapture what has been lost. Why? Because I, as a Christ-worshipping agnostic, have seen so much un-Christian impatience with the poor encouraged by the quotation "For the poor always ye have with you."...If Jesus did in fact say that, it is a divine black joke, well suited to the occasion. It says everything about hypocrisy and nothing about the poor. It is a Christian joke, which allows Jesus to remain civil to Judas, but to chide him for his hypocrisy all the same. 'Judas, don't worry about it. There will still be plenty of poor people left long after I'm gone.'....My own translation does no violence to the words in the Bible. I have changed their order some, not merely to make them into the joke the situation calls for but to harmonize them, too, with the [[Sermon on the Mount]]. The Sermon on the Mount suggests a mercifulness that can never waver or fade.|authorlink=Kurt Vonnegut}}</ref><blockquote>Mungkin sedikit sesuatu yang telah hilang dalam terjemahan....Saya ingin merebut kembali apa yang telah hilang. Mengapa? Karena aku, sebagai penyembah Kristus yang agnostik, telah melihat begitu banyak non-Kristen tidak sabar dengan orang miskin didorong oleh kutipan "Karena orang miskin selalu ada padamu."...Jika Yesus memang mengatakan demikian, itu adalah lelucon hitam ilahi, cocok untuk acara itu. Ia mengatakan segala sesuatu tentang kemunafikan dan tidak mengatakan apa-apa tentang orang miskin. Itu adalah sebuah lelucon Kristen, yang memungkinkan Yesus untuk tetap sopan terhadap Yudas, tetapi untuk menegur dia karena kemunafikannya juga. 'Yudas, jangan khawatir tentang hal itu. Masih akan ada banyak orang-orang miskin yang dibiarkan lama setelah Aku pergi.'</blockquote>
Baris 56 ⟶ 55:
== Lokasi ==
[[Berkas:Bouts_anoiting.jpg|kiri|jmpl|250x250px|''Kristus di dalam Rumah Simon'', karya Dieric Bouts]]
Injil Markus dan [[Injil Matius|Matius]] mengatakan bahwa hal ini terjadi ketika Yesus ada di [[Betania (desa di Alkitab)|Betania]] saat sedang bersantai di rumah [[Simon si kusta|Simon si Kusta]], pria yang signifikansinya tidak dijelaskan lebih lanjut oleh teks Injil Markus maupun Matius. Beberapa menganggap bahwa catatan di empat Injil berbicara tentang peristiwa yang sama dan mengidentifikasi sebagai tuan rumahnya, Simon orang [[Farisi]], seperti yang disebutkan dalam catatan Injil Lukas. Namun, identifikasi ini banyak disanggah mengingat kedekatan dalam waktu penyaliban Yesus, dan fakta bahwa Simon, tuan rumah itu, disebut penderita kusta di tempat lain. Injil Lukas menyatakan bahwa Yesus telah diundang untuk makan malam, meskipun lokasi tidak ditentukan. Injil Yohanes mengidentifikasi lokasi pengurapan sebelum penyaliban sebagai Betania, di rumah Lazarus dan kedua saudara perempuannya, tapi tidak menentukan lokasi yang tepat. [[Gereja Katolik Roma]] mengikuti [[Injil Sinoptik]] untuk lokasi acara. Injil Yohanes dan Lukas juga berbeda dengan Injil Matius dan Markus dengan mengaitkan pengurapan itu pada kaki bukannya kepala. Ada yang berpendapat, ini merupakan poin penting bagi gagasan bahwa Injil Lukas berbicara mengenai peristiwa yang sama sekali berbeda.
 
Catatan'' Scholars Versions'' untuk Markus 14:3-9 menyatakan: "murid-murid gagal melihat poin, yang dijelaskan oleh Yesus: perempuan itu telah mengisyaratkan kematian dan penguburan-Nya yang segera tiba. Tentunya adalah ironi yang tidak disengaja ketika Injil Mark mencatat Yesus telah memprediksi bahwa cerita ini akan selalu ''diceritakan untuk memperingati'' seorang perempuan yang namanya tidak dicatatnya."