Suku Aceh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Asal Muasal Suku Di Aceh: Sorry Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(47 revisi perantara oleh 23 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox ethnic group
| group = Aceh
| native_name = ''{{lang|ace|Ureueng Acèh}}''<br>اورڠ اچيه
| image =
| caption =
| region1 = {{flag|Indonesia}}
| pop1 = (3.404.000 di [[Provinsi Aceh|Aceh]])<ref name="Ananta, Aris">[http://iussp.org/sites/default/files/event_call_for_papers/IUSSP%20Ethnicity%20Indonesia%20Poster%20Section%20G%202708%202013%20revised.pdf Changing Ethnic Composition: Indonesia, 2000-2010] halaman 14</ref><ref name="Joshua">[https://joshuaproject.net/people_groups/10144 ''Acehnese'']. ©2016 Joshua Project. Diakses pada 8 Juli 2016.</ref>
|langs = [[Bahasa Aceh|Aceh]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Melayu|Melayu]]▼
| region2 = {{flagicon|Malaysia}}
|rels = [[Berkas:Allah-green.svg|15px]] [[Islam]] [[Sunni]]▼
| pop2 = (640.000)<ref>{{Cite web|title=Warga Aceh di Malaysia Capai 640 Ribu Orang, 25 Ribu di Antaranya Sudah Punya Kedai|url=https://aceh.tribunnews.com/2018/02/21/warga-aceh-di-malaysiacapai-640-ribu-orang-25-ribu-diantaranya-sudah-punya-kedai|website=Serambinews.com|language=id-ID|access-date=2024-06-20}}</ref>
| related = {{hlist|[[Suku Melayu|Melayu]] | [[Suku Cham|Cham]] | [[Suku Gayo|Gayo]] | [[Etnis Minangkabau|Minangkabau]]}}
}}
'''
Pada masa modern, etnis Aceh terkenal sebagai para [[pedagang]] yang ulung dan juga mayoritas etnis Aceh kini merupakan pemeluk agama [[Islam di Indonesia|Islam]].{{sfn|Minahan|2012|pp=}} Secara tradisional, etnis Aceh hidup secara matrilokal dan komunal, mereka tinggal di [[permukiman]] yang disebut ''[[gampong]]''. Masa keemasan peradaban etnis Aceh berpuncak pada masa sekitar abad ke-16 hingga abad ke-17, seiring dengan masa kejayaan [[Kesultanan Aceh Darussalam]].{{sfn|Minahan|2012|pp=}}
== Asal keturunan ==
Baris 21 ⟶ 22:
Bukti-bukti arkeologis terawal penghuni Aceh adalah dari masa pasca [[Plestosen]], di mana mereka tinggal di pantai timur Aceh (daerah [[Langsa]] dan [[Tamiang]]), dan menunjukkan ciri-ciri [[Ras Australoid|Australomelanesid]].{{sfn|Poesponegoro|Notosusanto|2008|volume=1|pp=147}} Mereka terutama hidup dari hasil laut, terutama berbagai jenis kerang, serta hewan-hewan darat seperti babi dan badak.{{sfn|Poesponegoro|Notosusanto|2008|volume=1|pp=148}} Mereka sudah memakai api dan menguburkan mayat dengan upacara tertentu.{{sfn|Poesponegoro|Notosusanto|2008|volume=1|pp=148}}
[[Berkas:Codice Casanatense Acehnese.jpg|300px|jmpl|kiri|Sebuah ilustrasi dari Portugis yang terdapat dalam buku [[w:en:Códice Casanatense|Códice Casanatense]] tahun 1540 yang menggambarkan orang Aceh. Inskripsi yang tertulis: "Orang-orang yang mendiami pulau Sumatra yang dikenal sebagai Orang Aceh
Selanjutnya terjadi perpindahan suku-suku asli [[Suku Mante|Mantir]]{{sfn|Ion|Errington|1993|pp=61}} dan Lhan ([[Melayu Proto|proto Melayu]]), serta suku-suku [[Kerajaan Champa|Champa]], Melayu, dan [[Orang Minangkabau|Minang]] ([[Melayu Deutero|deutro Melayu]]) yang datang belakangan turut membentuk penduduk pribumi Aceh. Bangsa asing, terutama bangsa India
=== Asal Muasal Suku Di Aceh ===
[[Legenda]] rakyat Aceh menyebutkan bahwa penduduk Aceh pertama berasal dari [[suku Mante]] & Suku Lhan, Suku Mante merupakan etnis lokal yang merupakan bagian dari [[Suku Alas]] & [[
Ketika [[Kerajaan Sriwijaya]] memasuki masa kemundurannya, diperkirakan sekelompok [[suku Melayu]] mulai berpindah ke tanah Aceh.<ref>{{Citation | title=Sejarah peradaban Aceh: suatu analisis interaksionis, integrasi, dan konflik |first=Abdul Rani |last=Usman | title=Sejarah peradaban Aceh: suatu analisis interaksionis, integrasi, dan konflik |url=http://books.google.co.id/books?id=szBwAAAAMAAJ&q=tamiang+sriwijaya&dq=tamiang+sriwijaya&hl=en&sa=X&ei=F4ScU6f7CdS58gXK9YGgAQ&ved=0CFoQ6AEwCQ |publisher=Yayasan Obor Indonesia |year= 2003 |isbn=9789794614280 }}, hlm. 40.</ref> Di lembah [[sungai Tamiang]] yang subur mereka kemudian menetap, dan selanjutnya dikenal dengan sebutan [[suku Tamiang]].<ref>{{Citation| first=Ismail |last=Suny | year=1980 | title=Bunga rampai tentang Aceh |url=http://books.google.co.id/books?ei=F4ScU6f7CdS58gXK9YGgAQ&id=XsoLAAAAIAAJ&dq=tamiang+sriwijaya&focus=searchwithinvolume&q=Melayu | publisher=Bhratara Karya Aksara }}, hlm. 146.</ref> Setelah mereka ditaklukkan oleh [[Samudera Pasai|Kerajaan Samudera Pasai]] (1330), mulailah integrasi mereka ke dalam masyarakat Aceh, walau secara adat dan [[Bahasa Tamiang|dialek]] tetap terdapat kedekatan dengan budaya Melayu.
[[Suku Minang]] yang bermigrasi ke Aceh banyak yang menetap di sekitar [[Meulaboh]] dan lembah ''[[Krueng Seunagan]]''.{{sfn|Kuhnt-Saptodewo|Grabowsky|Grossheim|1997|pp = 183}} Umumnya daerah subur ini mereka kelola sebagai persawahan basah dan kebun lada, serta sebagian lagi juga berdagang.{{sfn|Kuhnt-Saptodewo|Grabowsky|Grossheim|1997|pp = 183}} Penduduk campuran Aceh-Minang ini banyak pula terdapat di wilayah bagian selatan, yaitu di daerah sekitar [[Susoh, Aceh Barat Daya|Susoh]], [[Tapaktuan]], dan [[Labuhan Haji]]. Mereka banyak yang sehari-harinya berbicara baik dalam bahasa Aceh maupun [[bahasa Aneuk Jamee]], yaitu dialek khusus mereka sendiri.
[[Berkas:Flag of the Aceh Sultanate.png|alt=|jmpl|252x252px|Bendera [[Kesultanan Aceh]]]]
Akibat politik ekspansi dan hubungan diplomatik [[Kesultanan Aceh Darussalam]] ke wilayah sekitarnya, maka suku Aceh juga bercampur dengan suku-suku [[Gayo]], [[Nias]], dan [[Kluet]]. Pengikat kesatuan budaya suku Aceh yang berasal dari berbagai keturunan itu terutama ialah dalam [[bahasa Aceh]], agama [[Islam]], dan [[Budaya Aceh|adat-istiadat khas]] setempat, sebagaimana yang dirumuskan oleh [[Sultan Iskandar Muda]] dalam undang-undang ''Adat Makuta Alam''.<ref>{{Cite web|url=https://www.romadecade.org/suku-aceh/|title=Suku Aceh|date=2019-04-16|website=RomaDecade|language=id-ID|access-date=2019-11-23|archive-date=2019-01-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20190126013755/http://romadecade.org/suku-aceh/|dead-url=yes}}</ref>
Baris 47 ⟶ 48:
=== Portugis ===
Keturunan bangsa [[Portugis]] terutama terdapat di wilayah Kuala Daya, Lam No (pesisir barat Aceh).<ref>
<!--
Di bagian penutup, masukkan tentang pencampuran suku Aceh diaspora, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Ada dampak ga ya (riset dulu) dari sisi ekososbud antara diaspora tsb dng yg orang2 di NAD? (Naval Scene)
Baris 86 ⟶ 87:
{{main|Daftar makanan Aceh}}
[[Berkas:Mie Aceh.jpg|jmpl|Mie Aceh]]
Masakan Aceh terkenal banyak menggunakan kombinasi [[rempah-rempah]] sebagaimana yang biasa terdapat pada [[masakan India]] dan [[masakan Arab|Arab]], yaitu [[jahe]], [[merica]], [[ketumbar]], [[jintan]], [[cengkih]], [[kayu manis]], [[kapulaga]], dan [[adas]].<ref>{{Citation | first=Rosemary |last=Brissenden |url= http://books.google.co.id/books?id=AzIfdz0M0JEC&pg=PA69&dq=Acehnese+cuisine&hl=en&sa=X&ei=LxSXU7_4OIeSuATT54LICQ&ved=0CEkQuwUwBjgK#v=onepage&q=Aceh&f=false |title=Southeast Asian Food: Classic and Modern Dishes from Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, Laos, Cambodia and Vietnam | publisher=Tuttle Publishing | year=2007 |isbn= 9780794604882 }}, hlm. 69.</ref> Berbagai macam makanan Aceh dimasak dengan bumbu [[gulai]] atau bumbu [[kari]] serta [[santan]], yang umumnya dikombinasikan dengan daging, seperti daging [[kerbau]], [[sapi]], [[kambing]], [[ikan]], dan [[ayam]].<ref>{{Citation | first= Patrick |last= Witton | title= World Food: Indonesia | url= http://books.google.co.id/books?id=WtiPHH2d8EAC&pg=PA163&dq=acehnese+curry&hl=en&sa=X&ei=HRuXU7DeMo7IuASdsoH4CA&ved=0CDEQ6AEwAg#v=onepage&q=acehnese%20curry&f=false | publisher=Lonely Planet | year= 2002 |isbn=9781740590099 }}, hlm. 163.</ref> Beberapa resep tertentu secara tradisional ada yang memakai [[ganja]] sebagai bumbu racikan penyedap; hal mana juga ditemui pada beberapa masakan Asia Tenggara lainnya seperti misalnya di [[Laos]],<ref>{{Citation | first=Alan | last=Davidson |title=The Penguin Companion to Food |url=http://books.google.co.id/books?ei=rxuXU8LnGsKGuASxrIAQ&id=J5DgAAAAMAAJ&dq=aceh+ganja+food&focus=searchwithinvolume&q=asanomi |publisher=Penguin Reference | year= 2002|isbn=9780142001639 }}, hlm. 452.</ref> namun kini bahan tersebut sudah tidak lagi dipakai.<ref>{{Cite news|authors=Ahmad Arif, Budi Suwarna, Aryo Wisanggeni Gentong|title=Inilah Rahasia Kelezatan Kari Aceh|url = http://travel.kompas.com/read/2013/04/02/08302087/Inilah.Rahasia.Kelezatan.Kari.Aceh|publisher=Kompas|date=2 April 2013|accessdate=16 Juni 2014|editor-last=Asdhiana|editor-first=I Made|work=[[Kompas.com]]}}</ref>
<!-- Mungkin bisa ditambahkan tentang asam sunti, plik'u, yg khas aceh dan cabai merah & cabai hijau yg hampir selalu ada di setiap masakan aceh. Naval Scene -->
Baris 122 ⟶ 123:
== Tokoh ==
{{main|Daftar tokoh suku Aceh}}
* [[Sultan Malikussaleh]],
* [[Sultan Ali Mughayat Syah]], pendiri [[Kesultanan Aceh]]
* [[Laksamana Malahayati]],
* [[Sultan Iskandar Muda]], sultan Aceh terbesar
* [[Teungku Chik Di Tiro]], mujahid besar penghidup kembali perjuangan Aceh melawan Belanda
Baris 131 ⟶ 134:
* [[Cut Nyak Meutia]], pahlawan perempuan melawan Belanda
* [[Teungku Fakinah]], ulama perempuan dan pahlawan Aceh melawan Belanda
* Teuku Abdullah Paloh, Pimpinan Kepolisian
* [[Daud
* [[Teuku Mohammad Hasan]], gubernur Sumatra pertama
* [[Teuku Nyak Arief]], gubernur pertama Aceh
* [[Hasan Tiro]], pendiri [[
* [[Ismail al-Asyi]], ulama besar Aceh
* [[Teuku Jacob]], bapak paleoantropologi Indonesia
* [[Teuku Markam]], pejuang kemerdekaan, pengusaha dan penyumbang 38
* [[Ibrahim Alfian]], sejarawan dan mantan dekan Fakultas Sastra, UGM
* [[P. Ramlee]], artis legenda Malaysia
* [[Tan Sri Sanusi Juned]], mantan menteri Malaysia
* [[Surya Paloh]], Pengusaha dan Politikus
▲* [[Laksamana Malahayati]], Laksamana Perang Wanita Pertama di Dunia.
▲* [[Sultan Malikussaleh]], Sultan Kerajaan Islam Pertama di [[Nusantara]]
== Lihat pula ==
|