Pandangan Muhammad terhadap Orang Kristen: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
M2Cruiser (bicara | kontrib)
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 33:
== Sebelum Wahyu Pertama ==
 
Pada usia sembilan tahun, atau menurut beberapa sumber dua belas tahun, Muhammad pergi ke Suriah bersama pamannya Abu Thalib dan berinteraksi dengan orang-orang Kristen. Salah satu kontak penting adalah dengan biarawan Nestorian Bahira di BosraBusra, Suriah modern yang meramalkan kepada Muhammad remaja Muhammadakan karir kenabiannya di masa depan.<ref>Haykal, ''The Life of Muhammad'', American Trust Publications, p.54</ref> Narasi ini ditemukan dalam berbagai literatur Suriah.
 
Narasi lain yang ditemukan dalam Sira Ibn Sa'd menunjukkan bahwa ketika Muhammad bekerja untuk Khadijah, dia menyuruhnya melakukan perjalanan ke Suriah bersama dengan seorang pria bernama Maysarah. Begitu mereka mencapai BostraBusra di selatan Suriah, Muhammad dilaporkan berlindung di bawah pohon. Seorang biksubiarawan bernama Nestor mendekati Maysarah menanyakan siapa pria di bawah pohon itu. Menjelaskan kepada biksubiarawan itu siapa dirinya, Nestor dengan cepat menjawab, "Tidak lain adalah seorang Nabi yang duduk di bawah pohon itu."<ref>{{Cite journal|url=https://dergipark.org.tr/en/download/article-file/1171201|title=Evaluation of Khadija's Marriage and Related Narrations|access-date=August 29, 2023|page=7|publisher=Dergipark|language=turkish}}</ref>
 
Waraqah ibn Naufal adalah seorang biarawan Nestorian , sepupu pertama istri Muhammad Khadijah, dan pendeta atau pengkhotbah Mekah menurut beberapa sumber. Dia adalah orang pertama yang memberitahu Muhammad bahwa dia adalah seorang nabi berdasarkan wahyu pertama yang diterimanya di gua Hira.<ref>''Encyclopedia of Islam'', Online ed., "Waraqah bin. Nawfal".</ref>
Baris 49:
Maka “Hai Ahli Kitab , putuskanlah kesepakatan yang adil antara kami dan kamu bahwa kami tidak menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukan Dia dengan apa pun, dan kami tidak menjadikan satu sama lain sebagai Tuhan selain Allah. mengatakan] Tetapi jika mereka berpaling, maka katakanlah: Bersaksilah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri [kepada Tuhan] (“Muslim”).”{{cite quran|3|64}}<br/>[[Seal of Muhammad|Seal]]: Muhammad, Apostle of God}}
 
Sumber-sumber Islam mengatakan bahwa setelah surat itu dibacakan kepadanya, dia terkesan dengan surat itu dan dia menghadiahkan kepada utusan surat itu jubah dan koin.<ref name="moon">{{Cite book|last=Mubarakpuri|first=Safi ar-Rahman|title=When the Moon Split (A Biography of Prophet Muhammad)|publisher=Darussalam Publications|year=2002|isbn=978-603-500-060-4|location=|pages=|author-link=Safiur Rahman Mubarakpuri}}</ref> Alternatifnya, dia juga meletakkannya di pangkuannya. Belakangan dilaporkan dia menulis surat kepada seorang pejabat agama tertentu di Roma untuk memastikan apakah pernyataan kenabian Muhammad itu sah, dan, setelah menerima balasan suratnya, memanggil majelis Romawi dan berkata, "Jika kamu menginginkan keselamatan dan cara yang ortodoks maka kerajaanmu akan menjadi milikmu." tetap kokoh, maka ikutilah nabi ini,' yang ditolak oleh dewan.<ref name="moon" /><ref>{{cite web|title=Sahih al-Bukhari 7 - Revelation - كتاب بدء الوحى|url=https://sunnah.com/bukhari:7|access-date=19 August 2021|website=sunnah.com|publisher=Sunnah.com - Sayings and Teachings of Prophet Muhammad (صلى الله عليه و سلم)}}</ref> Heraclius akhirnya memutuskan untuk tidak pindah agama tetapi utusan tersebut dikembalikan ke Medina dengan ucapan selamat dari kaisar.<ref>{{cite book|last1=Mubârakpûrî|first1=Safî-ur-Rahmân|title=Sealed Nectar : Biography of the Noble Prophet.|date=2002|publisher=Dar-Us-Salam Publications|isbn=978-1-59144-071-0|location=Medina, Saudi Arabia|author-link=Safiur Rahman Mubarakpuri}}</ref> Beberapa sejarawan tidak setuju dengan catatan ini, dengan alasan bahwa tidak ada bukti di luar sumber-sumber Islam yang menunjukkan bahwa Heraclius memiliki pengetahuan tentang Islam.<ref name="WEK">{{cite book|last1=Kaegi|first1=Walter Emil|title=Heraclius, emperor of Byzantium|url=https://archive.org/details/heracliusemperor0000kaeg|date=2003|publisher=Cambridge University Press|isbn=0-521-81459-6|location=Cambridge, U.K.}}</ref>
 
Pada tahun 629 menurut tradisi, Muhammad mengirim pasukan sebanyak 3.000 orang untuk melawan 100.000 Bizantium di dekat Al Karak. Pertempuran Mu'tah berakhir dengan kekalahan pasukan Muhammad.<ref>Kaegi 1992, p. 67.</ref> Sumber-sumber selanjutnya menyajikan pertempuran tersebut sebagai kemenangan Muslim mengingat sebagian besar tentara Muslim kembali dengan selamat.<ref name="pds">{{cite book|last=Powers|first=David S.|title=Muhammad Is Not the Father of Any of Your Men: The Making of the Last Prophet.|date=2009|publisher=University of Pennsylvania Press.|isbn=9780812221497}}</ref>