Muhammad Jamil Jaho: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Naik haji: Tambah pranala
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
MarDumai (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(48 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Lifetime|1875|1945}}
{{Infobox personUlama Muslim
| name = Muhammad Jamil Jaho
|honorific_prefix = Syekh Muhammad Jamil Jaho
| image = Ulama Minangkabau.jpg
|image name = Muhammad Jamil Jaho.png
| imagesize = 260px
| altreligion = [[Islam]]
|relatives =
| caption = Syekh Muhammad Jamil Jaho (duduk kedua dari kiri) bersama [[Muhammad Jamil Jambek|Syekh Muhammad Jamil Jambek]] (duduk kedua dari kanan) dan [[ulama Minangkabau]] lainnya.
|birth_date = 1875
| birth_name =
| birth_place = {{negara|Belanda}} = [[Jaho, TambanganX Koto, [[PadangTanah PanjangDatar|Jaho]], [[Hindia Belanda]]
| birth_date = <!--{{Birth date|||}}--> [[1875]]
|death_date = 2 November 1945
| birth_place = {{negara|Belanda}} Jaho, Tambangan, [[Padang Panjang]], [[Hindia Belanda]]
|death_place = [[Jaho, X Koto, Tanah Datar|Jaho]], [[Indonesia]]
| death_date = <!--{{Death date and age||||||}}--> [[1945]] (umur 70)
|movement = [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]
| death_place = <!--{{negara|Indonesia}}-->
|school_tradition = [[Asy'ari]]
| nationality = {{negara|Indonesia}} [[Indonesia]]
|jurisprudence = [[Syafi'i|Syafii]]
| other_names =
|Sufi_order = [[Naqsyabandiyah|Naqsyabandi]]<ref>{{Cite web|last=Iskandar|first=Nuzul|date=10 Desember 2021|title=Duo Supayang (dan Sepenggal Kisah Inyiak Jaho)|url=https://tarbiyahislamiyah.id/duo-supayang-dan-sepenggal-kisah-inyiak-jaho/|website=Tarbiyah Islamiyah|language=id|access-date=14 Juni 2024}}</ref>
| alma_mater =
|denomination = [[Sunni]]
| occupation =
|notable works = [[Muhammad Jamil Jaho#Karya tulis|lihat daftar]]
| known_for = [[Ulama Minangkabau|Ulama Minangkabau pembaharu]]
| religion = [[Islam]]
| spouse =
| children =
| parents = Datuak Garang dan Umbuik
}}
Syekh '''Muhammad Jamil Jaho''', juga dikenal sebagai '''Inyiak Jaho''' (1875–1945), adalah [[ulama Minangkabau]] dari [[Jaho, X Koto, Tanah Datar|Jaho]], [[Tanah Datar]] yang mendirikan [[Madrasah Tarbiyah Islamiyah Jaho|Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Jaho]] dan mendirikan [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]] (Perti) bersama dengan beberapa ulama ''Kaum Tuo'' lainnya. Ia termasuk ulama yang mendukung pembaruan pendidikan [[surau]] di [[Dataran Tinggi Minangkabau|Minangkabau]] sehingga sempat bergabung ke [[Muhammadiyah]], tetapi kemudian keluar dari organisasi tersebut karena perbedaan pandangan soal [[taklid]] [[mazhab]].
'''Syekh Muhammad Jamil Jaho''' (lahir di Jaho, Tambangan, [[Padang Panjang]], [[Hindia Belanda]], 1875 - meninggal 1945 pada umur 70) adalah seorang [[ulama Minangkabau]] yang terkenal. Ia termasuk ulama yang mengadakan pembaharuan pendidikan surau, namun termasuk golongan ulama Kaum Tua yang bersikap menolak terhadap [[ijtihad]] yang sebebas-bebasnya dan mempertahankan [[taqlid]] pada ulama-ulama terdahulu.<ref name="republika.co.id">[http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/khazanah/10/09/05/133638-mengenal-syekh-muhammad-jamil-jaho-ulama-pembaru-dari-minang "Hujjatul Islam: Syekh Muhammad Jamil Jaho, Ulama Pembaru dari Minang"] ''[[Republika|Republika.co.id]]'', 06-09-2010. Diakses 11-01-2015.</ref><ref name="utusan.com.my">[http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2006&dt=0703&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm "Syeikh Muhammad Zain Simabur Mufti Kerajaan Perak"] ''[[Utusan Malaysia]]'', 03-07-2006. Diakses 11-01-2015.</ref>
 
== MasaRiwayat mudahidup ==
=== Masa kecil dan pendidikan ===
Muhammad Jamil Jaho lahir pada tahun 1875 di Jaho, Tambangan, [[Padang Panjang]]. Ayahnya ialah Datuk Garang, yang pernah menjadi Qadhi Tambangan. Sedangkan ibunya bernama Umbuik.
Muhammad Jamil Jaho lahir pada 1875 di Jaho, dari pasangan Datuk Garang dan Umbuik. Ayah Jamil adalah [[kadi]] di [[Tambangan, X Koto, Tanah Datar|Tambangan]]. Muhammad Jamil mula-mula belajar agama dari ayahnya sendiri.<ref name="r">{{Cite web|last=Zuraya|first=Nidya|date=6 September 2010|title=Hujjatul Islam: Syekh Muhammad Jamil Jaho, Ulama Pembaru dari Minang|url=https://khazanah.republika.co.id/berita/133638/hujjatul-islam-syekh-muhammad-jamil-jaho-ulama-pembaru-dari-minang|website=[[Republika (surat kabar)|Republika]]|language=id|access-date=11 Januari 2015}}</ref>
 
Saat remaja, Jamil belajar kepada beberapa ulama di luar kampungnya. Beberapa gurunya di luar Jaho antara lain Syekh Aljufri di [[Gunuang Rajo, Batipuh, Tanah Datar|Gunung Rajo]], Syekh al-Ayubi di [[Padang Ganting, Padang Ganting, Tanah Datar|Padang Ganting]], dan [[Abdullah Halaban|Syekh Abdullah]] di [[Halaban, Lareh Sago Halaban, Lima Puluh Kota|Halaban]].<ref name="t">{{Cite web|last=El-Sakandary|first=Nurkhalis Mukhtar|date=8 Juli 2020|title=Syekh Muhammad Jamil Jaho: Ulama, Tokoh PERTI dan Guru Syekh Muda Waly Al-Khalidy|url=https://tarbiyahislamiyah.id/syekh-muhammad-jamil-jaho-ulama-tokoh-perti-dan-guru-syekh-muda-waly-al-khalidy/|website=Tarbiyah Islamiyah|language=id|access-date=10 Juli 2023}}</ref> Kepada ulama yang terakhir, Jamil Jaho belajar [[fikih]] dan [[usul fikih]] dan membantu Syekh Abdullah sebagai pengajar di surau.{{sfn|Putra|Ahmad|2011|p=97}} Salah satu teman seperguruan Jamil Jaho di Halaban adalah [[Sulaiman Ar-Rasuli|Sulaiman ar-Rasuli]].{{sfn|Ilyas|1995|p=4}}
Muhammad Jamil mula-mula belajar agama dari ayahnya sendiri. Ketika beranjak remaja, ia belajar pada Syekh al-Jufri di Gunung Raja, Batu Putih, Padang Panjang, kemudian pada Syekh al-Ayyubi di Tanjung Bungo, Padang Ganting. Ketika belajar pada Syekh al-Ayyubi ini Muhammad Jamil bertemu dengan [[Sulaiman Ar-Rasuli]], yang di kemudian hari juga menjadi ulama terkenal di Minangkabau. Keduanya kemudian melanjutkan belajar ke Biaro Kota Tuo, kemudian kepada Syekh Abdullah Halaban, yang terkenal dalam fikih dan ushul fikih. Di perguruan Syekh Halaban inilah Muhammad Jamil dipercaya untuk membantu sebagai pengajar dan diajak mengunjungi pengajian-pengajian di berbagai tempat oleh gurunya tersebut.
 
Pada 1908, Jamil berangkat [[haji]] ke [[Makkah]] sekaligus menuntut ilmu agama. Ia belajar kepada beberapa ulama Makkah seperti [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi|Syekh Ahmad Khatib al-Minankabawi]], Syekh Ali al-Maliki, dan Syekh Mukhtar al-Affani. Setelah 10 tahun belajar di Mekkah, Muhammad Jamil kembali ke Minangkabau.<ref>{{Cite web|last=Sya'ban|first=Ahmad Ginanjar|date=16 September 2008|title=Syeikh Inyiak Muhammad Jamil Jaho)|url=https://nu.or.id/tokoh/syeikh-inyiak-muhammad-jamil-jaho-P8faU|website=NU Online|language=id|access-date=11 Januari 2015}}</ref>
== Naik haji ==
Pada tahun 1908, ia menunaikan ibadah haji ke [[Mekkah]] sekaligus menuntut ilmu agama. Sebelum berangkat ke tanah suci, Muhammad Jamil dipersuntingkan dengan gadis Tambangan yang bernama Saidah, yang kelak mengaruniai dua orang puteri bernama Samsiyyah dan Syafiah. Di Makkah, Muhammad Jamil berguru kepada Syekh [[Ahmad Khatib Al-Minangkabawi]], di mana ia belajar bersama-sama dengan Syekh [[Abdul Karim Amrullah]]. Keduanya oleh Syekh Ahmad Khatib diberikan kesempatan sebagai pengajar pembantu untuk membimbing dan mengajar murid-murid yang lain. Selain kepada Syekh Ahmad Khatib, ia antara lain juga belajar pada Syeikh Alwi al-Maliki dan Syeikh Mukhtar al-Affani. Setelah 10 tahun berada di Mekkah, ia kemudian kembali ke Padang Panjang. Selama di Makkah ia menikah dengan Zulkaikha keturunan [[Sicincin, 2x11 Enam Lingkung, Padang Pariaman|Sicincin]], [[Padang Pariaman]] tetapi ia tidak mempunyai keturunan.
 
=== Pengajaran dan pergerakan ===
Setelah pulang ke Jaho, Syekh Jamil membuka halakah di suraunya. Surau tersebut kemudian berubah menjadi madrasah dengan sistem kelas pada 1928, dikenal sebagai MTI Jaho. MTI Jaho dikenal sangat menonjol dalam bidang [[bahasa Arab]], [[logika|mantik]], dan usul fikih.{{sfn|Edwar|1981|p=99-105}} Beberapa murid Inyiak Jaho yang terkenal antara lain [[Zakaria Labai Sati|Syekh Zakaria Lb. Sati]], [[Muhammad Dalil Syarif|Buya H. Muhammad Dalil Syarif Dt. Maninjun]], [[Abdullah Aminuddin|Syekh Abdullah Aminuddin Tk. Salih]], [[Abuya Muda Waly|Syekh Muhammad Waly Labuhan Haji]] (Abuya Muda Waly), [[Mansur Datuk Nagari Basa|Buya H. Mansur Dt. Nagari Basa]], [[Umar Bakri|Buya H. Umar Bakri]], [[Baharuddin Arrasuli|Buya H. Baharuddin Arrasuli]], dan [[Ma'ana Hasnuty|Buya H. Maana Hasnuty Dt. Tan Pahlawan]].
Syekh Jamil Jaho kemudian mengajar di Jaho dan di beberapa daerah di Minangkabau. Ia dalam menjalankan dakwahnya menjalani sebagaimana cara Syekh [[Muhammad Jamil Jambek|Jamil Jambek]], yaitu dengan mengadakan tabligh di berbagai tempat untuk menyampaikan syiar Islam.
 
Pada 1928, Syekh Jamil bersama beberapa ulama ''Kaum Tuo'' seperti Syekh Sulaiman ar-Rasuli, [[Abbas Qadhi Ladang Laweh|Syekh Abbas Qadhi]], [[Abdul Wahid Ash-Shalihi|Syekh Abdul Wahid Saleh]], dan lain-lain membentuk organisasi bagi jaringan MTI yang kemudian dikenal sebagai Perti. Perti adalah kelanjutan dari [[Ittihad Ulama Sumatera]] yang digagas oleh [[Muhammad Saad Mungka|Syekh Muhammad Saad Mungka]] pada 1921.{{sfn|Koto|2012|p=30-32}}
Syekh Jamil Jaho termasuk ulama yang mengadakan pembaharuan pendidikan surau, namun bersikap menolak terhadap ijtihad yang sebebas-bebasnya dan ia bertaqlid kepada ulama-ulama terdahulu. Pada tahun 1922, Syekh Jamil Jaho bersama-sama Syekh Sulaiman ar-Rasuli dan Syeikh Abdul Karim Amrullah mendirikan Persatuan Ulama Minangkabau dan perguruan Islam Thawalib. Di kampung halamannya Jaho, 1924 ia mendirikan surau dan membuka halaqah pengajian, yang kemudian menjadi Madrasah Tarbiyah Islamiyah Jaho, yang sesudahnya menjadi bagian dari organisasi [[Persatuan Tarbiyah Islamiyah]].
 
Sebelum membentuk Perti, Syekh Muhammad Jamil Jaho pernah mendukung berkembangnya Muhammadiyah di Minangkabau.<ref>{{Cite web|last=Sufyan|first=Fikrul Hanif|date=1 Juni 2022|title=Kisah Dibalik Diresmikannya Muhammadiyah Cabang Padang Panjang Tahun 1926|url=https://web.suaramuhammadiyah.id/2022/07/01/kisah-dibalik-diresmikannya-muhammadiyah-cabang-padang-panjang-tahun-1926/|website=[[Suara Muhammadiyah]]|language=id|access-date=14 Juni 2024}}</ref> Ia sempat mendirikan cabang Muhammadiyah di [[Guguk Malintang, Padang Panjang Timur, Padang Panjang|Guguk Malintang]]. Namun, ia kemudian mengundurkan diri dari Muhammadiyah setelah menghadiri kongres Muhammadiyah di [[Pekalongan]] pada 1927. Ia mengundurkan diri karena berseberangan dengan hasil muktamar yang menolak taklid mazhab.{{sfn|Hamka|1982|p=136}}
Syekh Muhammad Jamil Jaho juga mendukung berkembangnya organisasi [[Muhammadiyah]] di Minangkabau. Namun di kemudian hari ia mengundurkan diri dari kepengurusan organisasi ini pada kongresnya yang ke-16 di Pekalongan tahun 1927, karena perbedaan pandangan tentang persoalan ijtihad dan taqlid kepada ulama.
 
== Kehidupan pribadi ==
Sebelum berangkat ke Makkah, Syekh Jamil Jaho menikah dengan gadis Tambangan yang bernama Saidah dan dari pernikahan itu, ia dikaruniai dua putri. Selama di Makkah, ia menikah dengan Zulaikha dari [[Sicincin, 2x11 Enam Lingkung, Padang Pariaman|Sicincin]], tetapi tidak menghasilkan keturunan. Setelah kembali ke Jaho, ia menikah lagi dengan Maryam asal Supayang yang melahirkan lima anak dan Nondeh yang melahirkan [[Rabi'ah Jamil|Rabiah Jamil]].<ref name="r"/> Rabiah kemudian dinikahkan dengan murid Inyiak Jaho yang kelak menjadi tokoh utama Perti di [[Aceh]], [[Abuya Muda Waly]].<ref name="t"/> Para pimpinan MTI Jaho selain Buya Dalil Syarif berasal dari keluarga Inyiak Jaho.<ref>{{Cite web|last=Septemi|first=Angga Dina|date=23 September 2016|title=Kilas Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Jaho di Luhak nan Tuo|url=https://tarbiyahislamiyah.id/madrasah-tarbiyah-islamiyah-jaho-di-luhak-nan-tuo/|website=Tarbiyah Islamiyah|language=id|access-date=9 April 2023}}</ref>
 
{{Chart top|width=100%|collapsed=yes|Silsilah Keluarga Jamil Jaho}}
{{Tree chart/start|align=center}}
{{Tree chart| | | | | | |j01 | | | | | | |j01=<small>Syekh</small><br>'''Muhammad<br>Jamil'''<br><sup>(1)</sup><br><small>[[MTI Jaho|Jaho]]:<br>1918-1945</small>|boxstyle_j01=background-color:#EAF1DD}}
{{Tree chart| | | | | |,|-|^|-|v|-|-|-|.| }}
{{Tree chart|j02 |y|j03 | |j04 | |j05 |j02=<small>Syekh</small><br>'''[[Abuya Muda Waly|Muhammad<br>Wali]]'''<br><small>[[Dayah Darussalam Labuhan Haji|Labuhan Haji]]:<br>1940-1961</small>|j03=<small>♀ Umi Hajah</small><br>'''[[Rabi'ah Jamil|Rabiah<br>Jamil]]'''<br><sup>(3)</sup><br><small>Jaho:<br>1958-1971</small>|boxstyle_j03=background-color:#EAF1DD|j04=Muhammad Rais<br>Jamili|j05=[[Bachtiar Djamily|Bakhtiar<br>Jamili]]}}
{{Tree chart| |,|-|^|-|.| | | |!| | | | | }}
{{Tree chart|j06 | |j07 | |j08 | | | | |j06=<small>Teungku Haji</small><br>'''[[Mawardi Waly|Mawardi<br>Wali]]'''<br><sup>(4)</sup><br><small>Jaho:<br>1979-1982<br>2002-2012<br>Labuhan Haji:<br>1988-1995<br>2016-kini</small>|boxstyle_j06=background-color:#EAF1DD|j07=<small>Buya Haji</small><br>'''Ahmad<br>Wali'''<br><sup>(5)</sup><br><small>Jaho:<br>1982-2002</small>|boxstyle_j07=background-color:#EAF1DD|j08=<small>Buya Haji</small><br>'''Asmuji Rais<br>Jamili'''<br><sup>(6)</sup><br><small>Jaho:<br>2012-2022</small>|boxstyle_j08=background-color:#EAF1DD}}
{{Tree chart| | | | | | | | | |!| | | | | }}
{{Tree chart| | | | | | | | |j09 | | | | |j09=<small>Buya Haji</small><br>'''Muhammad Ridhwan<br>Jamili'''<br><sup>(7)</sup><br><small>Jaho:<br>2022-kini</small>|boxstyle_j09=background-color:#EAF1DD}}
{{Tree chart/end}}
{{Chart bottom}}
 
== Karya tulis ==
Beberapa karya Syekh Jamil Jaho antara lain: {{sfn|Putra|Ahmad|2011|p=99-102}}
* ''Tadzkiratul Qulub fil Muraqabah 'Allamul Ghuyub''
* ''Nujumul Hidayah''
* ''As-Syamsul Lami'ah''
* ''Fil 'Aqidah wa Diyanah''
* ''Hujjatul Balighah''
* ''Al-Maqalah ar-Radhiyah''
* ''Kasyful Awsiyah''
 
== RujukanCatatan kaki ==
'''Rujukan'''
{{reflist}}
 
'''Daftar pustaka'''
== Pautan luar ==
{{refbegin}}
* [http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,13-id,13788-lang,id-c,tokoh-t,Syeikh+Inyiak+Muhammad+Jamil+Jaho-.phpx "Syeikh Inyiak Muhammad Jamil Jaho"]<small> ''Website Resmi [[Nahdlatul Ulama|NU]]'', 16-09-2008. Diakses 11-01-2015.</small>
*{{cite book | last = Edwar | title = Riwayat Hidup dan Perjuangan 20 Ulama Besar Sumatera Barat | publisher = Islamic Centre Sumatera Barat | year = 1981 | location = Padang | language = id | ref = {{sfnRef|Edwar|1981}}}}
*{{cite book | last = Hamka | author-link = Hamka | year = 1982 | title = Ayahku | location = Jakarta | publisher = Umminida | ref = {{sfnRef|Hamka|1982}}}}
*{{cite book | last1 = Ilyas | first1 = Yusran | title = Syekh H. Sulaiman ar-Rasuli: Profil Ulama Pejuang | location = Padang | publisher = Sarana Grafika | year = 1995 | | language = ID | ref = {{sfnRef|Ilyas|1995}}}}
*{{cite book | last = Koto | first = Alaidin | author-link = Alaidin Koto | title = Persatuan Tarbiyah Islamiyah: Sejarah, Paham Keagamaan, dan Pemikiran Politik 1945-1970 | publisher = Rajawali Pers | year = 2012 | location = Jakarta | language = id | isbn = 978-602-425-230-4 | ref = {{sfnRef|Koto|2012}}}}
*{{cite book | last1 = Putra | first1 = Apria | author-link1 = Apria Putra | last2 = Ahmad | first2 = Chairullah | title = Bibliografi Karya Ulama Minangkabau Awal Abad XX: Dinamika Intelektual Kaum Tua dan Kaum Muda | publisher = Suluah | year = 2011 | location = Padang | language = id | ref = {{sfnRef|Putra|Ahmad|2011}}}}
{{refend}}
 
{{Navbox Ulama Ahli Fiqih Mazhab Syafi'i}}
Baris 57 ⟶ 75:
[[Kategori:Ulama Syafi'i Abad ke-14 H|Muhammad Jamil Jaho]]
[[Kategori:Ulama Minangkabau|Muhammad Jamil Jaho]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabaudari Tanah Datar|Muhammad Jamil Jaho]]
[[Kategori:TokohPimpinan daripesantren Padangpanjang|Muhammad Jamil JahoIndonesia]]
[[Kategori:Pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah]]
[[Kategori:Jamil Jaho]]