Dayah Darul Ihsan Krueng Kalee: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(10 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Dayah Darul Ihsan Abu Krueng Kalee''' atau ''Ma'had Darul Ihsan Tarbiyah Islamiyah'' ([[Bahasa Arab]]: معهد دار الإحسان تربية إسلامية) adalah [[dayah]] atau [[pesantren]] kelanjutan dari Dayah Krueng Kalee, sebuah dayah yang didirikan oleh [[Teungku Hasan Krueng Kale
{{Infobox pesantren
|nama =Dayah Darul Ihsan<br>Teungku Haji Hasan Krueng Kalee
|nama_asli =
|image =Dayah_Darul_Ihsan.jpg
|image_size =
|caption =
Baris 17:
|pendiri =[[Teungku Hasan Krueng Kale|Syekh Tgk. H. Muhammad Hasan Krueng Kalee]]
|alamat = [[Siem, Darussalam, Aceh Besar|Siem]], [[Darussalam, Aceh Besar|Darussalam]]
|kota =
|provinsi = [[Aceh]]
|negara = [[Indonesia]]
Baris 27:
|sports =
|colors =
|nickname =Dayah Krueng Kalee
|maskot =
|fightsong =
Baris 33:
|situs = [https://www.ddihk.com/ Situs resmi]
|catatan =
|nama_arab=معهد دار الإحسان تربية إسلامية|kabupaten=[[Aceh Besar]]|nama yayasan=Yayasan Darul Ihsan<br>Tgk. H. Hasan Krueng Kalee<br><br>Ketua Yayasan : Tgk. H. Musannif Sanusi, SE, SH|head=Tgk. H. Musannif Sanusi, SE}}
[[Kategori:Pesantren di Indonesia]]▼
[[Kategori:Pesantren di Aceh]]▼
[[Kategori:Madrasah Tarbiyah Islamiyah]]▼
== Sejarah ==
Dayah Darul Ihsan Teungku Hasan Krueng Kalee merupakan salah satu dari dua dayah induk di Aceh (selain [[Dayah Darussalam Labuhan Haji]]) yang telah
Pada kurun waktu tersebut (tahun 1915 s.d. 1946), Dayah Krueng Kalee memiliki murid/thalabah yang berasal dari seluruh pelosok Tanah Air dan negeri tetangga Malaysia. Selama itu pula, perkembangan pendidikan di tangannya mengalami kemajuan sangat pesat dan mencapai puncaknya. Ini terbukti dari banyak tokoh ulama nasional dan lokal berintensitas dan berkualitas tinggi yang telah dilahirkannya. Diantaranya [[Abuya Muda Waly|Teungku Haji Muhammad Waly Labuhan Haji]], [[Abu Tu Min|Teungku Haji Mahmud Blang Bladeh]], Teungku Haji Abdul Rasyid Samlakoe Alue Ie Puteh, Teungku Haji Sulaiman Lhoksukon, Teungku H. Yusuf Kruet Lintang, Prof. Dr. Hasbi As Shiddieqy, [[Ali Hasyimi|Prof. Ali Hasjmy]] (mantan Gubernur Aceh). Teungku H. Nurdin (Mantan Bupati Aceh Timur), Teungku H. Adnan Bakongan, Teungku H. Habib Sulaiman (Mantan Imam besar Mesjid Raya Baiturrahman), Teungku H. Idris Lamreung (ayahanda Alm. Prof. Dr. Safwan Idris, mantan Rektor IAIN Ar Raniry Banda Aceh), dan lain-lainnya. Sebagian dari mereka kemudian membuka lembaga-lembaga pendidikan agama/dayah baru di daerah masing-masing.
Dewasa ini, sekitar dua pertiga dayah yang
Saat pendudukan [[Jepang]] tahun 1942, kondisi di daerah Siem sudah tidak kondusif. Abu Krueng Kalee kemudian pindah ke daerah Cot Keu'eung bersama keluarganya dan membuka dayah baru.
Dayah sebelumnya yang berada di Krueng Kalee beliau amanatkan untuk dikelola oleh sepupu-sepupu beliau, namun seiring berjalannya waktu, dayah tersebut semakin redup.
Pasca kemerdekaan, beliau kembali ke Dayah Krueng Kalee, namun dayah tersebut tidak lagi hidup seperti sebelumnya. Para murid beliau telah banyak yang gugur dan juga ikut dalam Pemberontakan [[DI/TII]] bersama [[Daud Beureu'eh|Tgk. Daud Beureueh]].
Saat terjadi pemberontakan DI/TII, hampir seluruh keluarga dan kerabat Abu Hasan Krueng Kalee ikut "naik gunung" bersama Abu Daud Beureueh, disamping tidak setuju nya Abu Hasan Krueng Kalee dengan gerakan tersebut.
Karena dirasa tingkat keamanan yang rendah mengingat lokasi Krueng Kalee yang jauh dari kota, maka pemerintah Aceh memindahkan Abu Hasan Krueng Kalee ke [[Keudah, Kuta Raja, Banda Aceh|Keudah]], [[Kuta Raja, Banda Aceh|Kuta Raja]], [[Kota Banda Aceh]] dengan alasan keamanan dan keselamatan Abu. Beliau tetap mengajar disana hingga akhir hayatnya.
Sementara itu, Dayah Krueng Kalee mengalami ke-vacum-an sepeninggal beliau ke Keudah. Kekosongan itu terus berlanjut sekitar 40 tahunan. Banyak dari para peziarah yang mengunjungi dayah tersebut dalam rangka ziarah atau sekedar mengirim doa ke Abu Hasan Krueng Kalee, mengeluhkan kondisi dayah tersebut.
Setelah 26 tahun kemudian, tepatnya tanggal 15 Muharram 1420 H/ 1 Mei 1999, Dayah Krueng Kalee di pugar kembali atas prakarsa putra beliau
Sistem pendidikan Dayah Terpadu “Darul Ihsan” menggunakan Metode Pendidikan Madrasah Formal dan Dayah. Pendidikan madrasah yang mengacu pada kurikulum Kementerian Agama dijalankan sinergi (bersamaan) dengan Metode Pendidikan Dayah Salafi dan terpadu pada sore, malam dan selepas subuh. Seluruh santri/wati diasramakan dan diwajibkan berbicara bahasa Arab dan Inggris sehari-hari.
Baris 63 ⟶ 60:
==Pimpinan==
'''Pendiri'''
* Pertama: [[Teungku Hasan Krueng Kale]]
* Dipugar kembali: Tgk. H. Ghazali Hasan dan Tgk. H. Waisul Qarani Aly Su'udy (tahun 1999)
'''Pimpinan
* Teungku Hasan Krueng Kale
* Tgk.
* Tgk.
* Tgk.
*Dr. Tgk. H. Syukri Yusuf, Lc, MA. (2008-2010)
*Tgk. H. Muhammad Faisal Sanusi, S.Ag, M. Ag. (2010-sekarang)<ref>{{Cite web|date=2013-12-19|title=Pimpinan dari masa ke masa|url=https://www.ddihk.com/pimpinan-dari-masa-ke-masa/|website=Dayah Darul Ihsan|language=en-US|access-date=2022-11-09}}</ref>
==Referensi==
▲[[Kategori:Pesantren di Indonesia]]
▲[[Kategori:Pesantren di Aceh]]
▲[[Kategori:Madrasah Tarbiyah Islamiyah|Darul Ihsan Krueng Kalee]]
|