Abdul Wahab Chasbullah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Newcomer task: copyedit |
||
(34 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{multiple issues|
{{Refimprove}}
{{Rapikan}}}}
{{Infobox orang}}
'''KH Abdul Wahab Chasbullah''' ({{lahirmati|[[Jombang]]|31|3|1888||29|12|1971}}) adalah Pahlawan Nasional Indonesia<ref>{{Cite web|url=http://news.detik.com/read/2014/11/10/120531/2743773/10/2/ini-kiprah-4-pahlawan-nasional-yang-baru-dinobatkan-tahun-ini|title=Ini Kiprah 4 Pahlawan Nasional yang Baru Dinobatkan Tahun Ini|website=detik.com|language=id|access-date=2024-04-06}}</ref> dan salah satu pendiri [[Nahdatul Ulama]] (NU). Ia adalah pengarang lagu ''Yaa Lal Wathan'' yang banyak dilantunkan warga NU.<ref name=":0">{{Cite book|url=https://banten.nu.or.id/fragmen/syarah-dan-tahqiq-lagu-syubbanul-wathan-oiBrt|title=Syarah Dan Tahqiq Lagu Syubbanul Wathan|website=nu.or.id|language=id|access-date=2024-04-06}}</ref>
== Kehidupan Awal ==
Abdul Wahab Chasbullah lahir pada tanggal 31 Maret 1888 di Jombang. Ia adalah putra dari pasangan KH Hasbullah Said yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren (PP) Tambakberas Jombang, dan Nyai Latifah. Ia mengenyam pendidikan di [[Pondok Pesantren Langitan|PP Langitan]] Tubah, PP Mojosari Nganjuk, PP Tawangsari Sepanjang, berguru pada Syekh Kholil al-Bangkalani Madura, dan [[Pondok Pesantren Tebuireng|PP Tebuireng]] Jombang di bawah kepengurusan [[Muhammad Hasyim Asy'ari|KH Hasyim Asy'ari]]. Ia juga menimba ilmu dari [[Muhammad Mahfudz at-Tarmasi]] dan Syekh Said al-Yamani.<ref>{{Cite web|url=https://www.detik.com/jatim/berita/d-6976502/biografi-kh-wahab-chasbullah|title=Biografi KH Wahab Chasbullah|website=detik.com|language=id|access-date=2024-04-06}}</ref>
== Lagu "Syubbanul Wathon" ==
Lagu "''Syubbanul Wathan''" atau yang popular disebut lagu "''Yaa Lal Wathan''" diciptakan oleh KH Abdul Wahab Chasbullah saat mendirikan organisasi gerakan bernama Syubanul Wathan tahun 1916 (sepuluh tahun sebelum Jami’iyyah Nahdlatul Ulama berdiri).<ref name=":0" />
Mars ''Syubbanul Wathan'' (bahasa Indonesia; Cinta Tanah Air) Yaa Lal Wathon – Hubbul Wathon Minal Iman, Karya: KH. Abdul Wahab Chasbullah (1934) (Ijazah KH. Maemon Zubair Tahun 2012). [[Muslim TV]], [[Ajwa TV]] & Radio Syiartauhid Depok yang dinyanyikan oleh UIN Sunan Ampel sebagai lagu penutup di akhir siaran.
<blockquote>
ياَ لَلْوَطَنْ ياَ لَلْوَطَن ياَ لَلْوَطَنْ<br/>
Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon
حُبُّ الْوَطَنْ مِنَ اْلإِيمَانْ<br/>
Hubbul Wathon minal Iman
وَلاَتَكُنْ مِنَ الْحِرْماَنْ<br/>
Wala Takun minal Hirman
اِنْهَضوُا أَهْلَ الْوَطَنْ<br/>
Inhadlu Alal Wathon
اِندُونيْسِياَ بِلاَدى<br/>
Indonesia Biladi
أَنْتَ عُنْواَنُ الْفَخَاماَ<br/>
Anta ‘Unwanul Fakhoma
كُلُّ مَنْ يَأْتِيْكَ يَوْماَ<br/>
Kullu May Ya’tika Yauma
طَامِحاً يَلْقَ حِماَمًا<br/>
Thomihay Yalqo Himama
Pusaka Hati Wahai Tanah Airku<br/>
Cintamu dalam Imanku<br/>
Jangan Halangkan Nasibmu<br/>
Bangkitlah Hai Bangsaku<br/>
Pusaka Hati Wahai Tanah Airku<br/>
Cintamu dalam Imanku<br/>
Jangan Halangkan Nasibmu<br/>
Bangkitlah Hai Bangsaku<br/>
Indonesia Negeriku<br/>
Engkau Panji Martabatku<br/>
Siapa Datang Mengancammu<br/>
Kan Binasa di bawah durimu.<ref>{{Cite news|url=https://syechermania.wordpress.com/2017/04/26/lirik-syubbanul-wathon-cinta-tanah-air-yaa-lal-wathon-hubbul-wathon-minal-iman/amp/|title=Lirik Syubbanul Wathon (Cinta Tanah Air) – Yaa Lal Wathon – Hubbul Wathon Minal Iman|date=2017-04-26|newspaper=Blog Pecinta Sholawat|language=id-ID|access-date=2018-03-03}}</ref>
</blockquote>
== Keluarga ==
Ayah KH Abdul Wahab Hasbullah adalah KH [[Hasbulloh Said]], Pengasuh Pesantren [[Tambakberas Jombang|Tambakberas, Jombang]], [[Jawa Timur]], sedangkan Ibundanya bernama [[Nyai Latifah]].
Kiai Wahab wafat pada 29 Desember 1971 dan
KH Abdul Wahab Chasbullah merupakan [https://www.tebuireng.co/adu-sakti-kh-wahab-hasbullah-dan-bung-karno-sebelum-rapat/ pahlawan Nasional] dan Ulama inspirator, sertq salah satu pendiri dan penggerak organisasi masyarakat Nahdlatul Ulama (NU). Ia juga merupakan santri kinasih dari KH M. Hasyim Asyari. Kiai Wahab tercatat pernah menjadi lurah<ref>{{Cite web|last=Abdurrahman|first=Syarif|date=2021-06-22|title=Santri Tebuireng: KH Abdul Wahab Hasbullah|url=https://www.tebuireng.co/kh-abdul-wahab-hasbullah-santri-tebuireng/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-01-21}}</ref> Pesantren Tebuireng.
Makam Kiai Wahab terus mengalami renovasi demi kenyaman pengunjung. Pemerintah Kabupaten Jombang juga
== Pendidikan ==
Ia juga seorang pelopor dalam membuka forum diskusi antar ulama, baik di lingkungan NU, [[Muhammadiyah]], [[Perti]] dan organisasi lainnya. Ia belajar di [[Pesantren Langitan Tuban]], [[Pesantren Mojosari Nganjuk]], [[Pesantren Tawangsari Sepanjang]], belajar pada Syaikhona R. Muhammad Kholil [[Bangkalan]], [[Madura]], dan [https://www.tebuireng.co/abdul-wahab-santri-tebuireng-yang-merubah-dunia/ Pesantren Tebuireng Jombang] di bawah asuhan Hadratusy Syaikh KH. M. Hasyim Asy‘ari<ref>{{Cite web|last=Abdurrahman|first=Syarif|date=2022-06-12|title=Abdul Wahab, Santri Tebuireng yang Merubah Dunia|url=https://www.tebuireng.co/abdul-wahab-santri-tebuireng-yang-merubah-dunia/|website=Tebuireng Initiatives|language=id|access-date=2023-01-21}}</ref>. Disamping itu, Kyai Wahab juga merantau ke [[Mekkah]] untuk berguru kepada Syaikh Mahfudz at-Tirmasi dan Syaikh Al-Yamani dengan hasil nilai istimewa.
== Aktivitas di Nahdatul Ulama ==
Baris 173 ⟶ 75:
Mula-mula kelompok ini mengadakan kegiatan dengan peserta yang terbatas. Tetapi berkat prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat yang diterapkan dan topik-topik yang dibicarakan mempunyai jangkauan kemasyarakatan yang luas, dalam waktu singkat kelompok ini menjadi sangat populer dan menarik perhatian di kalangan pemuda. Banyak tokoh Islam dari berbagai kalangan bertemu dalam forum itu untuk memperdebatkan dan memecahkan permasalahan pelik yang dianggap penting.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Tashwirul Afkar tidak hanya menghimpun kaum ulama pesantren. Ia juga menjadi ajang komunikasi dan forum saling tukar informasi antar tokoh nasional sekaligus jembatan bagi komunikasi antara generasi muda dan generasi tua. Karena sifat rekrutmennya yang lebih mementingkan progresivitas berpikir dan bertindak, maka jelas pula kelompok diskusi ini juga menjadi forum pengkaderan bagi kaum muda yang gandrung pada pemikiran keilmuan dan dunia politik.<ref>{{
Bersamaan dengan itu, dari rumahnya di Kertopaten, [[Surabaya]], Kyai Abdul Wahab Hasbullah bersama KH. [[Mas Mansur]] menghimpun sejumlah ulama dalam organisasi [[Nahdlatul Wathan]] (Kebangkitan Tanah Air) yang mendapatkan kedudukan badan hukumnya pada [[1916]]. Dari organisasi inilah Kyai Abdul Wahab Hasbullah mendapat kepercayaan dan dukungan penuh dari ulama pesantren yang kurang-lebih sealiran dengannya. Di antara ulama yang berhimpun itu adalah Kyai [[Bisri Syansuri]] (Denanyar Jombang), Kyai Abdul Halim, (Leimunding Cirebon), Kyai Alwi Abdul Aziz, Kyai Ma’shum (Lasem) dan Kyai Cholil (Kasingan Rembang). Kebebasan berpikir dan berpendapat yang dipelopori Kyai Wahab Hasbullah dengan membentuk Tashwirul Afkar merupakan warisan terpentingnya kepada kaum muslimin Indonesia. Kyai Wahab telah mencontohkan kepada generasi penerusnya bahwa prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat dapat dijalankan dalam nuansa keberagamaan yang kental. Prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat tidak akan mengurangi ruh spiritualisme umat beragama dan kadar keimanan seorang muslim. Dengan prinsip kebebasan berpikir dan berpendapat, kaum muslim justru akan mampu memecahkan problem sosial kemasyarakatan dengan pisau analisis keislaman.{{Bio muslim butuh rujukan}}
Baris 186 ⟶ 88:
Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya [[Gerakan Pemuda Ansor]] setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti [[Persatuan Pemuda NU]] (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO).{{Bio muslim butuh rujukan}}
Nama [[Ansor]] ini merupakan saran [https://www.muslimina.id/mengenal-kh-abdul-wahab-hasbullah/ KH. Abdul Wahab Hasbullah] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200610005143/https://www.muslimina.id/mengenal-kh-abdul-wahab-hasbullah/ |date=2020-06-10 }} —ulama besar sekaligus guru besar kaum muda saat itu, yang diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi Muhammad SAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan agama Allah. Dengan demikian ANO dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta
Meski ANO dinyatakan sebagai bagian dari NU, secara formal organisatoris belum tercantum dalam struktur organisasi NU. Baru pada Muktamar NU ke-9 di [[Banyuwangi]], tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau [[24 April]] [[1934]], ANO diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU. Dimasukkannya ANO sebagai salah satu departemen dalam struktur kelembagaan NU berkat perjuangan kiai-kiai muda seperti KH. Machfudz Siddiq, KH. [[Wahid Hasjim|A. Wahid Hasyim]], KH. Dachlan
== Dalam budaya populer ==
* Dalam film ''[[Sang Kiai]]'' (2013), Abdul Wahab Hasbullah diperankan oleh [[Arswendi Nasution]].
== Pranala luar ==
Baris 197 ⟶ 102:
== Referensi ==
=== Catatan Kaki ===
{{reflist|30em}}
# [https://www.muslimina.id/mengenal-kh-abdul-wahab-hasbullah/ Mengenal KH. Abdul Wahab Hasbullah] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200610005143/https://www.muslimina.id/mengenal-kh-abdul-wahab-hasbullah/ |date=2020-06-10 }}
Baris 214 ⟶ 120:
[[Kategori:Tokoh Jawa|Hasbullah]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Jombang]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia|Hasbullah]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
|