Khidr: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Narasi al-Qur'an: reflnks to Qur'an |
k →Narasi al-Qur'an: it |
||
Baris 23:
Al-Qur'an menyatakan bahwa mereka bertemu di persimpangan dua lautan, di mana seekor ikan yang ingin dimakan oleh Musa dan hambanya telah lolos.<ref>Al Qur'an, [https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/18?from=60&to=65 Al Kahfi (18): 60-65]</ref> Musa meminta izin untuk menemani Hamba Allah agar Musa dapat belajar ''"pengetahuan yang benar tentang apa yang diajarkan (kepadanya)"''.<ref>Al Qur'an, [https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/18?from=66&to=66 Al Kahfi (18): 66]</ref> Sang Hamba memberi tahu dia bahwa ''"sesungguhnya kamu (Musa) tidak dapat memiliki kesabaran terhadap saya. Dan bagaimana kamu dapat memiliki kesabaran tentang hal-hal yang pemahamanmu tidak lengkap?"''<ref>Al Qur'an, [https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/18?from=67&to=68 Al Kahfi (18): 67-68]</ref> Musa berjanji untuk bersabar dan menaatinya tanpa ragu, dan mereka berangkat bersama. Ketika mereka menaiki sebuah [[perahu]], Hamba Allah merusak perahu tersebut. Melupakan sumpahnya, Musa berkata, ''"Apakah kamu membuat lubang di dalamnya untuk menenggelamkan penumpangnya? Sungguh kamu telah melakukan hal yang menyedihkan."'' Sang Hamba mengingatkan Musa akan peringatannya, ''"Bukankah sudah kukatakan bahwa engkau tidak akan bisa bersabar terhadapku?"'' dan Musa memohon untuk tidak ditegur.<ref>Al Qur'an, [https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/18?from=69&to=73 Al Kahfi (18): 69-73]</ref>
Selanjutnya, Hamba Allah membunuh seorang anak. Sekali lagi Musa berteriak dengan heran dan cemas, dan sekali lagi Hamba Allah mengingatkan Musa akan peringatannya, dan Musa berjanji bahwa dia tidak akan melanggar sumpahnya lagi, dan jika dia melakukannya dia akan minta diri dari hadapan Hamba Allah.<ref>Al Qur'an, [https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/18?from=74&to=76 Al Kahfi (18): 74-76]</ref> Mereka kemudian melanjutkan ke suatu negeri di mana mereka ditolak keramahtamahannya. Kali ini, alih-alih merugikan siapa pun atau apa pun, Hamba Allah memperbaiki dinding (rumah) tua yang hampir roboh di desa. Sekali lagi Musa heran dan melanggar sumpahnya untuk ketiga kalinya dan yang terakhir kalinya, menanyakan mengapa Hamba Allah tidak ''"meminta imbalan untuk (pekerjaan) itu"''.<ref>Al Qur'an, [https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/18?from=77&to=77 Al Kahfi (18): 77]</ref>
Hamba Allah menjawab, ''"Ini akan menjadi (sebab) perpisahan antara aku dan kamu; sekarang aku akan memberitahumu tentang pentingnya apa-apa yang kamu tidak bisa memiliki kesabaran."''<ref>Al Qur'an, [https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/18?from=78&to=78 Al Kahfi (18): 78]</ref> Banyak tindakan yang tampaknya jahat, jahat atau muram, sebenarnya bermakna sebaliknya. ''"Perahu itu adalah milik seorang miskin, yang dirusak untuk mencegah agar tidak jatuh ke tangan seorang raja yang dzalim yang senang merampas setiap perahu yang bagus keadaannya. Adapun anak laki-laki itu, orang tuanya adalah orang-orang yang beriman dan kami khawatir dia akan membuat kemaksiatan dan sikap tidak berterima kasih menimpa mereka. Tuhan akan mengganti anak itu dengan anak yang lebih baik dalam kesucian, kasih sayang dan ketaatan. Adapun dinding rumah yang dipugar, di bawah tembok itu ada harta milik dua anak yatim piatu yang tak berdaya yang ayahnya adalah orang saleh. Sebagai utusan Tuhan, saya memperbaiki dinding tersebut, agar dapat bertahan hingga anak-anak yatim tersebut dewasa dan dapat mengambil harta milik mereka yang tersimpan itu"''.<ref>Al Qur'an, [https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/18?from=79&to=82 Al Kahfi (18): 79-82]</ref><ref>{{cite book|title=The New Encyclopedia of Islam |author=Cyril Glasse |publisher=Altamira |year=2001 |page=257}}</ref>
== Narasi Hadis ==
|