Pura Luhur Batukaru: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
||
(12 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox building|name=Pura Luhur Batukaru
|image=[[Berkas:Pura_luhur_batukaru.jpeg|285px|]]
|caption=Pintu Masuk Pura Luhur Batukaru
|location=[[Kabupaten Tabanan]], [[Bali]]
|address=[[Wongaya Gede, Penebel, Tabanan|Desa Wongaya Gede]], [[Penebel, Tabanan|Kecamatan Penebel]]
|location_country={{flag|Indonesia}}
|coordinates={{coord|-8.3720377|115.1003949|display=inline,title}}
|start_date=Abab ke-11 Masehi
|building_type=Pura
Baris 12 ⟶ 11:
|renovation_date=1959
}}
'''Pura Luhur Batukaru''' adalah pura sebagai tempat memuja Tuhan sebagai Dewa Mahadewa. Karena fungsinya untuk memuja Tuhan sebagai Dewa yang menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dengan mempergunakan air secara benar, maka di Pura Luhur Batukaru ini disebut sebagai pemujaan Tuhan sebagai Ratu Hyang
== Sejarah ==
Di dalam ''Lontar Kusuma Dewa''. Pura Luhur Batukaru sudah ada pada abad ke-11 Masehi, sezaman dengan ''Pura Besakih'', ''Pura Lempuyang Luhur'', ''Pura Goa Lawah'', ''[[Pura Luhur Uluwatu
Setelah keberadaan Pura Batukaru pada abad ke-11 tersebut kita tidak mendapat keterangan dengan jelas bagaimana keadaan pura tersebut. Baru pada tahun 1605 Masehi ada keterangan dari kitab ''Babad Buleleng''. Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa Pura Luhur Batukaru pada tahun tersebut di atas dirusak oleh Raja Buleleng yang bernama ''Ki Gusti Ngurah Panji Sakti''.<ref name=babad/>
Dalam kitab babad tersebut diceritakan bahwa [[Kerajaan Buleleng]] sudah sangat aman dan tidak ada lagi musuh yang berani menyerangnya. Sang Raja ingin memperluas wilayahnya ke daerah Tabanan. Raja Ki Gusti Ngurah Panji Sakti dalam perjalanan menuju ke Tabanan bertemu dengan daerah Batukaru yang merupakan wilayah daerah Kerajaan Tabanan. Ki Gusti Ngurah Panji Sakti bersama prajuritnya kemudian merusak Pura Luhur Batukaru tersebut. Ketika Ki Panji Sakti dan prajuritnya merusak Pura Batukaru tiba-tiba datang ribuan tawon yang ganas menyerang dan menyengat mereka. Ki Panji Sakti beserta prajuritnya diserang habis-habisan oleh tawon yang ganas itu, kemudian Ki Panji Sakti dan prajurit nya mundur dan membatalkan niatnya untuk menyerang kerajaan Tabanan. Berkat ulah Ki Panji Sakti dan prajuritnya tersebut maka bangunan pelinggih Pura Batukaru rusak total dan tinggal puing-puing saja.<ref name=babad/>
Baru kemudian pada tahun 1959 Pura Luhur Batukaru mendapat perbaikan sehingga bentuknya seperti sekarang ini. Pada tahun 1977 secara bertahap barulah ada perhatian dan bantuan dari pemerintah daerah dan sampai sekarang keadaan dan kondisi Pura Batukaru sudah semakin baik. Di Pura Luhur Batukaru ini selain terdapat bangunan utama, di sebelah timur nya juga terdapat sumber mata air yang terdiri atas dua bagian yaitu bagian yang berlokasi di dalam pura (''jeroan'') yang dipergunakan khusus untuk memohon air suci (''tirtha'') untuk keperluan upacara dan bagian yang kedua adalah untuk kepentingan mandi dan cuci muka sebagai pembersihan diri sebelum melakukan persembahyangan.<ref name=babad/>
== Arsitektur ==
Di pura ini
== Upacara Piodalan ==
Pujawali atau Upacara piodalan di pura ini jatuh setiap 210 hari sekali yaitu pada hari Kamis, ''Wuku Dungulan'' (kalender Bali), satu hari setelah ''hari raya Galungan''.<ref>{{citation |url=https://www.balitoursclub.net/pura-luhur-batukaru/ |title=Pura Luhur Batukaru |access-date=4 Juli 2019}}</ref>
== Referensi ==
{{Reflist}}
[[Kategori:Pura di Bali|Batukaru]]
[[Kategori:Kabupaten Tabanan]]
|