Soekarno: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
WillsonEP09 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
(39 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{pp}}
{{Kotak info pemegang jabatan
| honorific-prefix =
Baris 11:
| term_end = 12 Maret 1967
| vicepresident = [[Mohammad Hatta]] (1945–1956)
| primeminister = {{Collapsible list|
* [[Sutan Sjahrir]]
* [[
* [[
* [[
* [[Mohammad Natsir]]
* [[Soekiman Wirjosandjojo
* [[Wilopo]]
* [[Ali Sastroamidjojo]]
* [[Burhanuddin Harahap]]
* [[Djoeanda Kartawidjaja]]
}}
}}
| predecessor =
| successor = [[Soeharto]]
| office1 = Presiden [[Republik Indonesia Serikat]]
| term_start1 = 27 Desember 1949
| term_end1 = 17 Agustus 1950
| predecessor1 =
| successor1 =
| office2 = Perdana Menteri Indonesia
| order2 = ke-12
| term_start2 = 9 Juli 1959
| term_end2 = 25 Juli 1966
| predecessor2 = [[
| successor2 = [[Soeharto]]
| office3 = Ketua Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia
| order3 = ke-5
| term_start3 = 1959
| term_end3 = 1966
| predecessor3 = [[
| successor3 = [[
| birth_name = Koesno Sosrodihardjo
| birth_date = {{
| birth_place = [[Kota Surabaya|Soerabaja]], [[Jawa Timur|Oost Java]], [[Hindia Belanda]]
|title=Soekarno Bapak Bangsa|url=|edition=|location=Yogyakarta|publisher=Palapa|page=21|isbn=978-602-7933-71-2}}</ref>
| death_date = {{
| death_place = [[
| death_cause = Gangguan ginjal
| resting_place = [[Bendogerit, Sananwetan, Blitar]]
| resting_place_coordinates = {{coord|-8.0846185|112.1761243|display=inline}}
|
| party = [[Partai Nasional Indonesia]]
* {{Married|[[Siti Oetari]]|1921|1923|end=div.}}
▲| children = {{Collapsible list|title=''Dari Inggit''|1=
* {{Married|[[Inggit Garnasih]]|24 March 1923|1943|end=div.}}
* {{Married|[[Fatmawati]]|1 June 1943|1970}}
*[[Ratna Juami]] (anak angkat)▼
* {{Married|[[Hartini|Siti Hartini]]|7 July 1953|1970}}
*[[Kartika]] (anak angkat)▼
* {{Married|[[Kartini Manoppo]]|1959|1968|end=div.}}
* {{Married|Saliku Maesaroh|1958|30 September 1959|end=died}}
* {{Married|[[Ratna Sari Dewi Soekarno|Ratna Sari Dewi]]|1962|1970}}
* {{Married|[[Haryati]]|21 May 1963|1966|end=div.}}
* {{Married|[[Yurike Sanger]]|6 August 1964|1968|end=div.}}
* {{Married|[[Heldy Djafar]]|1966|1969|end=div.}}
}}
}}
| children = {{Collapsible list|
; Dari Inggit Garnasih
*[[Guntur Soekarnoputra]]▼
*[[Megawati Soekarnoputri]]▼
; Dari Fatmawati
*[[Rachmawati Soekarnoputri]]▼
* [[
* [[
▲* [[Rachmawati Soekarnoputri]]
; Dari Siti Hartini
* [[Taufan Soekarnoputra]]▼
* [[Bayu Soekarnoputra]]▼
* [[Totok Suryawan Soekarnoputra]]▼
; Dari Ratna Sari Dewi
; Dari Haryati
}}
}}
| parents = {{Plainlist|
* [[Soekemi Sosrodihardjo]]
* [[Ida Ayu Nyoman Rai]]
▲*[[Taufan Soekarnoputra]]
▲*[[Bayu Soekarnoputra]]
}}
▲*[[Kartika Sari Dewi Soekarno|Karina Kartika Sari Dewi Soekarno]]
▲*[[Ayu Gembirowati]]
▲{{Collapsible list|title=''Dari Kartini Manoppo''|1=
▲*[[Totok Suryawan Soekarnoputra]]
▲| profession = [[Insinyur]]{{br}}[[Politikus]]{{br}}[[Guru]]
| signature = Sukarno Signature.svg
}}
Baris 103 ⟶ 102:
| video1 = [https://www.youtube.com/watch?v=-3dG7wB9WcM Konfrensi Asia Afrika oleh Humas Arsip Nasional RI.]
}}
Soekarno adalah pemimpin perjuangan [[Indonesia|Indonesia]] untuk meraih kemerdekaan dari [[Hindia Belanda|penjajah Belanda]]. Ia adalah pemimpin terkemuka [[Partai Nasional Indonesia|gerakan nasionalis Indonesia]] selama masa kolonial dan menghabiskan lebih dari satu dekade di tahanan Belanda hingga dibebaskan oleh [[Kampanye Hindia Belanda|penjajah]] [[Imperium Jepang|Jepang]] dalam [[Perang Dunia II]]. Soekarno dan rekan-rekan nasionalisnya berkolaborasi dengan Jepang untuk mendapatkan dukungan bagi upaya perang Jepang dari penduduk, sebagai imbalan atas bantuan Jepang dalam menyebarkan ide-ide nasionalis. Setelah [[Penyerahan Jepang|Jepang menyerah]], Soekarno dan [[Mohammad Hatta]] [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia]] pada tanggal 17 Agustus 1945, dan Sukarno diangkat menjadi presiden. Ia memimpin [[Revolusi Nasional Indonesia|perlawanan Indonesia terhadap upaya penjajahan kembali Belanda]] melalui cara diplomatik dan militer hingga [[Konferensi Meja Bundar|pengakuan Belanda atas kemerdekaan Indonesia]] pada tahun 1949. Oleh karena itu, ia diberi gelar "Bapak Proklamasi."<ref>{{cite web | url=https://edukasi.okezone.com/read/2022/11/28/624/2715991/ini-7-julukan-presiden-indonesia-dari-soekarno-sampai-jokowi?page=2 | title=Ini 7 Julukan Presiden Indonesia, Dari Soekarno Sampai Jokowi : Okezone Edukasi | date=28 November 2022 | access-date=23 April 2023 | archive-date=23 April 2023 | archive-url=https://web.archive.org/web/20230423005345/https://edukasi.okezone.com/read/2022/11/28/624/2715991/ini-7-julukan-presiden-indonesia-dari-soekarno-sampai-jokowi?page=2 | url-status=live }}</ref>
Setelah [[Era Demokrasi Liberal (1950–1959)|Era Demokrasi Liberal Indonesia]] yang kacau, demokrasi parlementer, Soekarno mendirikan sistem otokrasi yang disebut "[[Demokrasi Terpimpin (1959–1965)|Demokrasi Terpimpin]]" pada tahun 1959 yang berhasil mengakhiri ketidakstabilan dan pemberontakan yang mengancam kelangsungan hidup negara yang beragam dan terpecah belah tersebut. Pada awal tahun 1960-an Soekarno memulai serangkaian kebijakan luar negeri yang agresif dengan tajuk [[anti-imperialisme]] dan secara pribadi memperjuangkan [[Gerakan Non-Blok]]. Perkembangan ini menyebabkan meningkatnya ketegangan dengan Barat dan hubungan yang lebih dekat dengan [[Uni Soviet]]. Setelah peristiwa seputar [[Gerakan 30 September]] tahun 1965, jenderal militer [[Soeharto]] mengambil alih kendali negara dalam [[Transisi ke Orde Baru|penggulingan pemerintah yang dipimpin Soekarno oleh militer yang didukung Barat]]. Hal ini diikuti oleh penindasan terhadap kaum kiri yang nyata dan yang dianggap beraliran kiri, termasuk [[Pembantaian di Indonesia 1965–1966|eksekusi terhadap anggota partai Komunis dan orang-orang yang diduga bersimpati pada beberapa pembantaian]] dengan dukungan dari [[Badan Intelijen Pusat|CIA]]<ref>{{cite news |last=Kadane |first=Kathy |date=21 May 1990 |title=U.S. OFFICIALS' LISTS AIDED INDONESIAN BLOODBATH IN '60S |url=https://www.washingtonpost.com/archive/politics/1990/05/21/us-officials-lists-aided-indonesian-bloodbath-in-60s/ff6d37c3-8eed-486f-908c-3eeafc19aab2/ |newspaper=The Washington Post |location=Washington, D.C. |archive-url=https://web.archive.org/web/20211031165101/https://www.washingtonpost.com/archive/politics/1990/05/21/us-officials-lists-aided-indonesian-bloodbath-in-60s/ff6d37c3-8eed-486f-908c-3eeafc19aab2/ |archive-date=31 October 2021 |access-date=5 November 2021}}</ref> dan [[Dinas Intelijen Rahasia|SIS]],<ref>{{cite web |last1=Lashmar |first1=Paul |last2=Gilby |first2=Nicholas |last3=Oliver |first3=James |title=Revealed: how UK spies incited mass murder of Indonesia's communists |url=https://www.theguardian.com/world/2021/oct/17/revealed-how-uk-spies-incited-mass-of-indonesias-communists |website=The Guardian |date=17 October 2021 |access-date=17 October 2021}}</ref> mengakibatkan sekitar 500.000 hingga lebih dari 1.000.000 kematian.<ref name="Robinson2018">{{cite book |last=Robinson |first=Geoffrey B. |date=2018 |title=The Killing Season: A History of the Indonesian Massacres, 1965–66 |url=https://press.princeton.edu/titles/11135.html |publisher=[[Princeton University Press]] |isbn=978-1-4008-8886-3}}</ref><ref>{{cite book |last=Melvin |first=Jess |date=2018 |title=The Army and the Indonesian Genocide: Mechanics of Mass Murder |url=https://www.routledge.com/The-Army-and-the-Indonesian-Genocide-Mechanics-of-Mass-Murder/Melvin/p/book/9781138574694 |publisher=[[Routledge]] |page=1 |isbn=978-1-138-57469-4}}</ref><ref name="Blumenthal80">Mark Aarons (2007). "[https://books.google.com/books?id=dg0hWswKgTIC&pg=PA69 Justice Betrayed: Post-1945 Responses to Genocide]." In David A. Blumenthal and Timothy L. H. McCormack (eds). ''[http://www.brill.com/legacy-nuremberg-civilising-influence-or-institutionalised-vengeance The Legacy of Nuremberg: Civilising Influence or Institutionalised Vengeance? (International Humanitarian Law).] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20160105053952/http://www.brill.com/legacy-nuremberg-civilising-influence-or-institutionalised-vengeance |date=5 January 2016}}'' [[Martinus Nijhoff Publishers]]. {{ISBN|9004156917}} p. [https://books.google.com/books?id=dg0hWswKgTIC&pg=PA80 80].</ref><ref name=indoholo>[http://time.com/4055185/indonesia-anticommunist-massacre-holocaust-killings-1965/ The Memory of Savage Anticommunist Killings Still Haunts Indonesia, 50 Years On], ''Time''</ref> Pada tahun 1967, Soeharto resmi memangku jabatan presiden, menggantikan Soekarno, yang tetap berada dalam tahanan rumah hingga meninggal pada tahun 1970.
Putri sulungnya [[Megawati Sukarnoputri]], yang lahir pada masa pemerintahan ayahnya pada tahun 1947, kemudian menjabat sebagai presiden kelima Indonesia dari tahun 2001 hingga 2004.
== Nama ==
Baris 125 ⟶ 127:
[[Berkas:Istana gebang.jpg|jmpl|200px|kiri|Rumah masa kecil Bung Karno]]
Soekarno dilahirkan di [[Surabaya]], tanggal 6 Juni 1901, dengan seorang ayah yang bernama [[Raden]] [[Soekemi Sosrodihardjo]] (1873–1945) dan ibunya yaitu [[Ida Ayu Nyoman Rai]] (1881–1958).<ref name="kasenda" /> Keduanya bertemu ketika Raden Soekemi yang merupakan seorang guru ditempatkan di [[Sekolah Dasar]] Pribumi di [[Singaraja]], [[Bali]].<ref name="kasenda" /> Nyoman Rai merupakan keturunan bangsawan dari Bali dan beragama [[Hindu]], sedangkan Raden Soekemi sendiri beragama [[Islam]].<ref name="kasenda" /> Mereka telah memiliki seorang putri yang bernama Sukarmini sebelum Soekarno lahir.<ref name="kisah">{{cite book|author=|title=Kisah Istimewa Bung Karno|publisher= Kompas Media Nusantara|year=2010|id=ISBN 978-979-709-503-1}}</ref>{{Rp|4-6, 247-251}} Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, [[Raden]] [[Hardjokromo]] di [[Tulung Agung]], [[Jawa Timur]].<ref name="kasenda" />
Ia bersekolah pertama kali di Tulung Agung hingga akhirnya ia pindah ke [[Mojokerto]], mengikuti orangtuanya yang ditugaskan di kota tersebut.<ref name="kasenda" /> Di Mojokerto, ayahnya memasukkan Soekarno ke ''Eerste Inlandse School'', sekolah tempat ia bekerja.<ref name="kisah" /> Kemudian pada Juni 1911 Soekarno dipindahkan ke ''[[Europeesche Lagere School]] ([[ELS]])'' untuk memudahkannya diterima di ''[[Hogere Burger School]] ([[HBS]])''.<ref name="kasenda" /> Pada tahun 1915, Soekarno telah menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS di Surabaya, Jawa Timur.<ref name="kasenda" /> Ia dapat diterima di HBS atas bantuan seorang kawan bapaknya yang bernama [[Oemar Said Tjokroaminoto|H.O.S. Tjokroaminoto]].<ref name="kasenda" /> Tjokroaminoto bahkan memberi tempat tinggal bagi Soekarno di pondokan kediamannya.<ref name="kasenda" /> Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin [[Sarekat Islam]], organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu, seperti [[Alimin]], [[Musso]], [[Darsono]], [[Haji Agus Salim]], dan [[Abdul Muis]].<ref name="kasenda" /> Soekarno kemudian aktif dalam kegiatan organisasi pemuda ''[[Tri Koro Dharmo]]'' yang dibentuk sebagai organisasi dari [[Budi Utomo]].<ref name="kasenda" /> Nama organisasi tersebut kemudian ia ganti menjadi ''Jong Java'' (Pemuda Jawa) pada 1918.<ref name="kasenda" /> Selain itu, Soekarno juga aktif menulis di harian "Oetoesan Hindia" yang dipimpin oleh Tjokroaminoto.<ref name="kisah" />
Baris 339 ⟶ 341:
Namun foto-foto itu akhirnya tak jadi disebarluaskan. Banyak versi kenapa CIA batal menyebarkan adegan mesum itu. Sebagian peneliti menilai kampanye hitam seperti itu tak mempan untuk menjatuhkan Soekarno. Apalagi ada mitos yang percaya jika seorang laki-laki "gagah" dan "berkuasa", maka dirasa sah-sah saja berhubungan dengan banyak wanita, terutama mengingat bahwa raja-raja di Nusantara pun dulu memiliki banyak istri dan selir.<ref name="Porno" /> Nasib akhir dari film yang berjudul ''Happy Days'' pada akhirnya tak pernah dilaporkan.<ref name="PornoSukarno" />
=== Masa embargo negara Adi Kuasa ===
[[Berkas:Soekarno 19041965.jpg|jmpl|200px|[[Zhou Enlai]], Presiden Soekarno, dan [[Kawashima]] pada saat Peringatan 10 Tahun [[Konferensi Asia Afrika]] di [[Bandung]] pada 19 April 1965.]]
Baris 476 ⟶ 475:
** [[File:BOL Order of Condor of the Andes - Grand Cross BAR.png|70px]] Grand Cross of the [[:en:Order of the Condor of the Andes|Order of the Condor of the Andes]]
* {{flag|Brazil}}:
** [[File:BRA - Order of the Southern Cross - Grand Cross BAR.svg|70px]] Grand
* {{flag|Czechoslovakia}}:
** [[File:CZE Rad Bileho Lva 3 tridy BAR.svg|70px]] Collar of the [[:en:Order of the White Lion|Order of the White Lion]] (1956)<ref>{{Citation|title=Presiden Soekarno berkunjung ke Cekoslowakia (1956)|url=https://www.youtube.com/watch?v=IeV3HGJwQ2I|accessdate=2023-04-14|language=id-ID}}</ref>
Baris 498 ⟶ 497:
* {{flag|Thailand}}:
** [[File:Order of Chula Chom Klao - 1st Class (Thailand) ribbon.svg|70px]] Knight Grand Cross (First Class) of the [[:en:Order of Chula Chom Klao|Most Illustrious Order of Chula Chom Klao]] (KGC)(1960)<ref>[http://www.ratchakitcha.soc.go.th/DATA/PDF/2503/D/019/826.PDF แจ้งความสำนักนายกรัฐมนตรี เรื่อง พระราชทานเครื่องราชอิสริยาภรณ์]</ref>
* {{flag|Tunisia}}:
** [[File:Order of Independence (Tunisia).png|70px]] Grand Cordon with Collar of the Order of Independence (1957)<ref>{{Cite web|last=Author|title=Istana: Presiden menerima Wisa amal Istiqlal tunisia oleh utusan istimewa sayed al habib bouzquiba|url=https://khastara.perpusnas.go.id/landing/detail/1567862|website=khastara.perpusnas.go.id|access-date=2024-08-30}}</ref>
* {{flag|Uni Soviet}}:
** [[File:SU Order of Lenin ribbon.svg|70px]] Recipient of the [[:en:Order of Lenin|Order of Lenin]]
Baris 509 ⟶ 510:
* {{flag|Yugoslavia}}:
** [[File:Order of the Yugoslavian Great Star Rib.png|70px]] Great Star of the [[:en:Order of the Yugoslav Star|Order of the Yugoslav Star]] (1956)<ref>{{Cite book|last=Kementerian Penerangan|first=Indonesia|date=1958|url=https://www.google.co.id/books/edition/Menjongsong_tamu_negara_Josip_Broz_Tito/LEM9AAAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=soekarno+bintang+republik&pg=PA32&printsec=frontcover|title=Menjongsong tamu negara Josip Broz-Tito, Presiden Republik Rakjat Federal Yugoslavia|location=Indonesia|publisher=Indonesia. Departemen Penerangan|pages=32|url-status=live}}</ref>
== Karya tulis ==
|