Soekarno: Perbedaan antara revisi
[revisi terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
WillsonEP09 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
WillsonEP09 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(13 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 24:
}}
}}
| predecessor =
| successor = [[Soeharto]]
| office1 = Presiden [[Republik Indonesia Serikat]]
| term_start1 = 27 Desember 1949
| term_end1 = 17 Agustus 1950
| predecessor1 =
| successor1 =
| office2 = Perdana Menteri Indonesia
| order2 = ke-12
Baris 36:
| term_end2 = 25 Juli 1966
| predecessor2 = [[Djoeanda Kartawidjaja]]
| successor2 = [[Soeharto]]
| office3 = Ketua Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia
| order3 = ke-5
Baris 45:
| birth_name = Koesno Sosrodihardjo
| birth_date = {{Birth date|1901|6|6}}
| birth_place = [[Kota Surabaya|Soerabaja]], [[Jawa Timur|Oost Java]], [[Hindia Belanda]]
|title=Soekarno Bapak Bangsa|url=|edition=|location=Yogyakarta|publisher=Palapa|page=21|isbn=978-602-7933-71-2}}</ref>
| death_date = {{Death date and age|1970|6|21|1901|6|6|}}
| death_place = [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], Indonesia
Baris 51 ⟶ 52:
| resting_place = [[Bendogerit, Sananwetan, Blitar]]
| resting_place_coordinates = {{coord|-8.0846185|112.1761243|display=inline}}
|
| party = [[Partai Nasional Indonesia]] {{small|(1927–1931)}}
| spouse = {{Collapsible list|{{Plainlist|
Baris 102 ⟶ 103:
}}
[[
Soekarno adalah pemimpin perjuangan [[Indonesia|Indonesia]] untuk meraih kemerdekaan dari [[Hindia Belanda|penjajah Belanda]]. Ia adalah pemimpin terkemuka [[Partai Nasional Indonesia|gerakan nasionalis Indonesia]] selama masa kolonial dan menghabiskan lebih dari satu dekade di tahanan Belanda hingga dibebaskan oleh [[Kampanye Hindia Belanda|penjajah]] [[Imperium Jepang|Jepang]] dalam [[Perang Dunia II]]. Soekarno dan rekan-rekan nasionalisnya berkolaborasi dengan Jepang untuk mendapatkan dukungan bagi upaya perang Jepang dari penduduk, sebagai imbalan atas bantuan Jepang dalam menyebarkan ide-ide nasionalis. Setelah [[Penyerahan Jepang|Jepang menyerah]], Soekarno dan [[Mohammad Hatta]] [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia]] pada tanggal 17 Agustus 1945, dan Sukarno diangkat menjadi presiden. Ia memimpin [[Revolusi Nasional Indonesia|perlawanan Indonesia terhadap upaya penjajahan kembali Belanda]] melalui cara diplomatik dan militer hingga [[Konferensi Meja Bundar|pengakuan Belanda atas kemerdekaan Indonesia]] pada tahun 1949. Oleh karena itu, ia diberi gelar "Bapak Proklamasi."<ref>{{cite web | url=https://edukasi.okezone.com/read/2022/11/28/624/2715991/ini-7-julukan-presiden-indonesia-dari-soekarno-sampai-jokowi?page=2 | title=Ini 7 Julukan Presiden Indonesia, Dari Soekarno Sampai Jokowi : Okezone Edukasi | date=28 November 2022 | access-date=23 April 2023 | archive-date=23 April 2023 | archive-url=https://web.archive.org/web/20230423005345/https://edukasi.okezone.com/read/2022/11/28/624/2715991/ini-7-julukan-presiden-indonesia-dari-soekarno-sampai-jokowi?page=2 | url-status=live }}</ref>
Setelah [[Era Demokrasi Liberal (1950–1959)|Era Demokrasi Liberal Indonesia]] yang kacau, demokrasi parlementer, Soekarno mendirikan sistem otokrasi yang disebut "[[Demokrasi Terpimpin (1959–1965)|Demokrasi Terpimpin]]" pada tahun 1959 yang berhasil mengakhiri ketidakstabilan dan pemberontakan yang mengancam kelangsungan hidup negara yang beragam dan terpecah belah tersebut. Pada awal tahun 1960-an Soekarno memulai serangkaian kebijakan luar negeri yang agresif dengan tajuk [[anti-imperialisme]] dan secara pribadi memperjuangkan [[Gerakan Non-Blok]]. Perkembangan ini menyebabkan meningkatnya ketegangan dengan Barat dan hubungan yang lebih dekat dengan [[Uni Soviet]]. Setelah peristiwa seputar [[Gerakan 30 September]] tahun 1965, jenderal militer [[Soeharto]] mengambil alih kendali negara dalam [[Transisi ke Orde Baru|penggulingan pemerintah yang dipimpin Soekarno oleh militer yang didukung Barat]]. Hal ini diikuti oleh penindasan terhadap kaum kiri yang nyata dan yang dianggap beraliran kiri, termasuk [[Pembantaian di Indonesia 1965–1966|eksekusi terhadap anggota partai Komunis dan orang-orang yang diduga bersimpati pada beberapa pembantaian]] dengan dukungan dari [[Badan Intelijen Pusat|CIA]]<ref>{{cite news |last=Kadane |first=Kathy |date=21 May 1990 |title=U.S. OFFICIALS' LISTS AIDED INDONESIAN BLOODBATH IN '60S |url=https://www.washingtonpost.com/archive/politics/1990/05/21/us-officials-lists-aided-indonesian-bloodbath-in-60s/ff6d37c3-8eed-486f-908c-3eeafc19aab2/ |newspaper=The Washington Post |location=Washington, D.C. |archive-url=https://web.archive.org/web/20211031165101/https://www.washingtonpost.com/archive/politics/1990/05/21/us-officials-lists-aided-indonesian-bloodbath-in-60s/ff6d37c3-8eed-486f-908c-3eeafc19aab2/ |archive-date=31 October 2021 |access-date=5 November 2021}}</ref> dan [[Dinas Intelijen Rahasia|SIS]],<ref>{{cite web |last1=Lashmar |first1=Paul |last2=Gilby |first2=Nicholas |last3=Oliver |first3=James |title=Revealed: how UK spies incited mass murder of Indonesia's communists |url=https://www.theguardian.com/world/2021/oct/17/revealed-how-uk-spies-incited-mass-of-indonesias-communists |website=The Guardian |date=17 October 2021 |access-date=17 October 2021}}</ref> mengakibatkan sekitar 500.000 hingga lebih dari 1.000.000 kematian.<ref name="Robinson2018">{{cite book |last=Robinson |first=Geoffrey B. |date=2018 |title=The Killing Season: A History of the Indonesian Massacres, 1965–66 |url=https://press.princeton.edu/titles/11135.html |publisher=[[Princeton University Press]] |isbn=978-1-4008-8886-3}}</ref><ref>{{cite book |last=Melvin |first=Jess |date=2018 |title=The Army and the Indonesian Genocide: Mechanics of Mass Murder |url=https://www.routledge.com/The-Army-and-the-Indonesian-Genocide-Mechanics-of-Mass-Murder/Melvin/p/book/9781138574694 |publisher=[[Routledge]] |page=1 |isbn=978-1-138-57469-4}}</ref><ref name="Blumenthal80">Mark Aarons (2007). "[https://books.google.com/books?id=dg0hWswKgTIC&pg=PA69 Justice Betrayed: Post-1945 Responses to Genocide]." In David A. Blumenthal and Timothy L. H. McCormack (eds). ''[http://www.brill.com/legacy-nuremberg-civilising-influence-or-institutionalised-vengeance The Legacy of Nuremberg: Civilising Influence or Institutionalised Vengeance? (International Humanitarian Law).] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20160105053952/http://www.brill.com/legacy-nuremberg-civilising-influence-or-institutionalised-vengeance |date=5 January 2016}}'' [[Martinus Nijhoff Publishers]]. {{ISBN|9004156917}} p. [https://books.google.com/books?id=dg0hWswKgTIC&pg=PA80 80].</ref><ref name=indoholo>[http://time.com/4055185/indonesia-anticommunist-massacre-holocaust-killings-1965/ The Memory of Savage Anticommunist Killings Still Haunts Indonesia, 50 Years On], ''Time''</ref> Pada tahun 1967, Soeharto resmi memangku jabatan presiden, menggantikan Soekarno, yang tetap berada dalam tahanan rumah hingga meninggal pada tahun 1970.
Putri sulungnya [[Megawati Sukarnoputri]], yang lahir pada masa pemerintahan ayahnya pada tahun 1947, kemudian menjabat sebagai presiden kelima Indonesia dari tahun 2001 hingga 2004.
== Nama ==
|