Ar-Radhi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Diantara +Di antara)
Manggadua (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(18 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{islamNoref-bio-stub}}
{{Refimprove-cite-bio-tokohmuslim}}
{{Lowercase title}}{{Infobox royalty
| name = ar-Radhi bi'llah <br /> الراضي بالله
| title = [[Khalifah]] <br />[[Amirul Mukminin]]
| image = [[Gambar:Gold dinar of al-Radi, 323 AH.jpg|300px]]
| alt =
| caption = [[Dinar emas]] ar-Radhi, dicetak di [[al-Ahwaz]] pada 934
| succession = [[Khalifah]] ke-20 [[Kekhalifahan Abbasiyah]]
| reign = 24 April 934 – 12 Desember 940
| predecessor = [[al-Qahir]]
| successor = [[al-Muttaqi]]
| birth_date = 1 Januari 909<ref name="Duindam">{{cite book | last=Duindam | first=J. | last2=Artan | first2=T. | last3=Kunt | first3=M. | title=Royal Courts in Dynastic States and Empires: A Global Perspective | publisher=Brill | series=Rulers & Elites | year=2011 | isbn=978-90-04-20622-9 | page=204}}</ref>
| birth_place = [[Bagdad]]<ref name="Duindam"/>
| death_date = 13 Desember 940{{sfn|Masudi|2010|p=393}} (umur {{age|909|01|01|940|12|13}})
| death_place = [[Bagdad]]{{sfn|Masudi|2010|p=393}}
| burial_place = [[ar-Rusafa, Irak|ar-Rusafa]], Irak
| spouse = Farha<ref name="al-Zubayr">{{cite book | last=al-Zubayr | first=A.R.I. | last2=Qaddūmī | first2=G.Ḥ. | title=Book of Gifts and Rarities | publisher=Center for Middle Eastern Studies of Harvard University | series=Harvard Middle Eastern monographs | year=1996 | isbn=978-0-932885-13-5 | page=191}}</ref><br>Rabab<ref name="al-Zubayr"/>
| spouse-type = Selir
| issue = al-Abbas
| birth_name =Muhammad bin Ja'far al-Muqtadir<ref name="Duindam"/>
| full name = Abu'l-Abbas Muhammad bin Ja'far al-Muqtadir ar-Radhi bi'llah
| dynasty = [[Dinasti Abbasiyah|Abbasiyah]]
| father = [[al-Muqtadir]]
| mother = Zalum
| religion = [[Islam]] [[Sunni]]
}}
'''Ar-Radhi Billah''' ([[Bahasa Arab|Arab]]: الراضي) bernama lengkap '''Abu al-Abbas Muhammad bin [[al-Muqtadir]] bin [[al-Mu'tadhid]] bin Thalhah bin [[al-Mutawakkil]]''', merupakan [[Khalifah]] [[Bani Abbasiyah]] di [[Baghdad]] dari tahun [[934]] sampai kematiannya tahun [[940]] pada umur 33 tahun. Diperkirakan lahir pada tahun 297 Hijriyah atau [[910]], dari seorang ibu yang merupakan mantan [[budak]] dari [[Romawi]] bernama Zhalum. Ia dilantik pada saat pencopotan [[al-Qahir]] dari kursi kekhalifahan. Kemudian ia memerintahkan Ibnu Muqlat untuk menulis semua kejahatan yang dilakukan oleh al-Qahir dan memerintahkannya untuk membacakannya di depan khalayak ramai.
Ar-Radhi Billah, Abu al-Abbas Muhammad bin Al-Muqtadir bin al-Mu’tadhid bin Thalhah bin al-Mutawakkil.
Baris 4 ⟶ 31:
Dia dilahirkan pada tahun 297 H.Ibunya adalah mantan budak yang berasal dari Romawi bernama Zhalum.Dia dilantik menjadi khalifah pada saat al-Qahir diberhentikan dari jabatannya.Kemudian dia memerintahkan kepada Ibnu Muqlat untuk menuliskan kejahatan yang dilakukan oleh al-Qahir dan memerintahkannya untuk membacakannya dihadapan orang-orang.
 
Pada tahun 322 orang yang bernama Mardawaij, salah seorang pemuka Dailam asala Asfahan meninggal dunia.Pada saat itu dia telah mempunyai pengaruh yang kuat dan telah tersebar kabar bahwasannya dia akan datang dan menyerang kota Baghdad.Dia pun mengadakan perjanjian damai dengan orang-orang Majusi.Dia pernah berkata : “Saya akan mengembalikan kerajaan-kerajaan asing tersebut dan akan maenghancurkan kerajaan Arab.”
 
Pada tahun ini Ali bin Buwaih mengutus seorang utusan kepada ar-Radhi dia hendak menuntut bagian uang kepadanya sebesar delapan belas juta dirhamm pertahun dari wilayah yang dia kuasai.Kemudian ar-Radhi mengirimkan bendera kebesaran dan menyatakan Ibnu Buwaih dicopot dari jabatannya.Sejak saat itulah Ibnu Buwaih mengulur-ulur pembayaran yang harus dibayarkan kepada ar-Radhi.
Baris 10 ⟶ 37:
Pada tahun ini al-Mahdi yang telah berkuasa di Maghrib meninggal dunia.Dia telah berkuasa di tempat tersebut selama dua puluh lima tahun.Al-Mahdi merupakan nenek moyang para khalifah Mesir yang dinamakan oleh orang-orang bodoh sebagai kaum Fathimiyyah.Al-Mahdi menganggap dirinya sebagai keturunan ’Alawi, padahal dia adalah seorang yang berasal dari keturunan Majusi.
 
Qadhi Abu Bakar al-Baqlani berkata : “Kakek dari Ubaidillah yang bergelar al-Mahdi tersebut adalah seorang Majusi.Pada saat Ubaidillah memasuki wilayah Maghrib, dia menyebut dirinya sebagai keturunan Alawiyyin, padahal tidak seorang pun para ahli silsilah menyatakan bahwa dia adalah keturunan Ali.Dia adalah seorang penganut paham kebatinan yang kotor yang berusaha untuk menghancurkan Islam.Dia tidak segan-segan memenggal kepala para ulama dan fuqaha dengan tujuan agar tidak ada seorang pun yang menghalangi ambisinya tersebut.
 
Demukian juga yang dilakukan oleh anak-anak dan penerusnya.Mereka menghalalkan minuman keras dan perzinahan.Mereka sebarkan akidah Rafidhah yang menolak kekhalifahan Abu Bakar, Umar dan Utsman.Setelah meninggal dia digantikan oleh anaknya yangbernama al-Qaim Biamrillah yang bernama asli Muhammad.
Baris 30 ⟶ 57:
Pada tahun 324 H, Muhammad bin Raiq mampu menguasai Wasith dan wilayah-wilayah sekitarnya.Sejak saat itu pemerintahan tidak berjalan dengan normal dan kantor-kantor tutup karena semua medan telah dikuasai oleh Raiq.Dan harta yang dihasilkan dari wilayah tersebut disetorkan kepada Raiq.Ar-Radhi pada saat itu hanyalah sebuah simbol yang tidak mempunyai kekuatan dalam kekuasaannya.
 
Pada tahun 325 H, pemerintahan ar-Radhi lemah tak berdaya.Sehingga kekuasaan khilafah saat itu seringkalisering kali berada ditangan para pemberontak, atau para pejabat yang tidak membawa apa-apa.Mereka laksana raja-raja kecil, saat itulah tidak tersisa kekuasaan ar-Radhi kecuali di Baghdad dan Suwad walaupun pada hakikatnya Ibnu Raiq sangat berpengaruh jika dibandingkan dengan Radhi sendiri.
 
Pada saat kekuatan dinasti Bani Abbas menurun drastis karena gerakan pemberontakan Qaramithah serta kelompok Ahli Bid’ah di berbagai wilayah, maka muncullah kemauan yang kuat dari Bani Umayyah, yang ada diwilayah Andalusia yang berada dibawah pimpinan Amir Abdur Rahman bin Muhammad al-Umawi al-Marwani untuk memdirikan pemerintahan sendiri.Dia berkata : “Saya jauh lebih berhak untuk memegang kendali khilafah daripada Bani Abbas.”
 
Dia menyebut dirinya sebagai Amirul Mukminin an-Nashir Lidinillah.Dia berhasil menguasai sebagian besar wilayah Andalusia.Dia mempunyai wibawa yang sangat besar, semangat jihad yang tinggi dan mampu melakukan penaklukan-penaklukan serta mempunyai kepribadian yang sangat menawan dan menakjubkan.Dia mampu menaklukkan para pemberontak dan mampu menguasaai tujuh puluh benteng.Dengan demikian ada tiga orang pada saat itu yang menyebut dirinya sebagai Amirul Mukminin Yaitu khalifah yang ada di Baghdad (ar-Radhi, kemudian penguasa al-Umawi di Andalusia dan al-Mahdi di Qairawan.
Baris 46 ⟶ 73:
Ar-Radhi dikenal sebagai seorang yang terbuka dan dermawan, ilmunya luas dan seorang penyair yang fasih serta senang baergaul dengan para ulama.Dia memiliki syair yang dibukukan.Disamping itu, dia sempat mendengar hadits dari Imam al-Baghawi.
 
Al-Khatib berkata : “Ar-Radhi memiliki banyak keutamaan.Antara lain adalah khalifah terakhir yang memiliki syair yang dibukukan, dan khalifah terakhir yang mampu melakukan khutbah Jum’at.Dia adalah khalifah pertama yang duduk bersama rakyat (egaliter).Dia banyak melakukan langkah-langkah orang terdahulu.Bahkan dalam berpakaian dia selalu meniru orang-orang dahulu.
 
Di antara syair yang pernah diucapkannya adalah :
 
Setiap yang bersih kan menjadi kotor
Baris 72 ⟶ 99:
Wahai Dzat yang Maha Pengampun dan Penyayang.
 
Abu Hasa al-Zarqawaih meriwayatkan dari Ismail al-Khaththabi, dia berkata : Ar-Radhi memintaku datang pada malam Idul Fitri, kemudian saya datang menemuinya.Dia berkata : “Wahai Ismail, saya telah bertekad untuk melakukan shalatsalat Idul Fitri bersama dengan rakyat besok, maka apakah yang pantas untuk diucapkan setelah aku berdo’a.”
 
Saya merenung sejenak sambil menundukkan kepala, kemudian saya katakan : “Wahai Amirul Mukminin, jika kau telah membaca doa untuk dirimu maka katakanlah doa ini :
 
“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan padaku dan kepada kedua orang tuakudan untuk mengerjakan amal shalih yang Engkau Ridhai.”
 
Dia berkata kepada saya : “Cukuplah bagiku apa yang kau katakan itu.”
 
Setelah saya pulang ada seorang pekayan yang mengikutiku dari belakang dan dia memberiku uang kepada saya sebanyak empat ratus dinar.
 
Beberapa tokoh yang meninggal dipada masa pemerintahan ar-Radhi adalah : Nafthawaih, Ibnu Mujahid seorang pakar qiraat, Ibnu Kas al-Hanafi, Ibnu Abi Hatim, Ibnu Abi Rabbih pengarang kitab al-’Iqd al-Farid, al-Ishthikhari seorang tokoh madzhab Syafi’i, Ibnu Syannabud dan Abu Bakar al-Anbari.
 
{{AbbasiyahFamilyTree}}
 
== Referensi ==
<references/>
 
{{kotak mulai}}
{{kotak suksesi| jabatan=[[Khalifah]] [[Bani Abbasiyah]]| pendahulu=[[al-Qahir]]| pengganti=[[al-Muttaqi]]| tahun=([[934]]–[[940]])}}
{{kotak selesai}}
{{islam-bio-stub}}
 
[[Kategori:Khalifah Abbasiyah]]
[[Kategori:Kematian 940]]
 
[[ar:أبو العباس محمد الراضي بالله]]
[[ca:Ar-Radi (abbàssida)]]
[[de:Ar-Rādī bi-'llāh]]
[[en:Ar-Radi]]
[[fa:ابوالعباس محمد راضی]]
[[fr:Ar-Radi (Abbasside)]]
[[he:א-ראדי]]
[[ms:Ar-Radhi]]
[[ur:راضی باللہ]]