Sisingamangaraja XII: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Pengembalian suntingan oleh Kastro sudito purba (bicara) ke revisi terakhir oleh Kris Simbolon Tag: Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
(47 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Nama Batak|[[Suku Batak Toba|Toba]]|[[Sinambela]]}}
{{Infobox royalty | name =
| image = Sisingamangaraja XII.jpg
| caption = {{small|Ilustrasi wajah
| reign = 1876–1907 [[Kalender Masehi|M]]
| full name = '''Patuan Bosar Sinambela''' [[Gelar (Batak)|ginoar]] '''Ompu Pulo Batu'''
| predecessor = Raja Sohahuaon Sinambela <br>
{{small|(
| issue = {{unbulleted list|Patuan Nagari Sinambela|Patuan Anggi Sinambela|Lopian br. Sinambela|Raja Buntal Sinambela|Raja Sabidan Sinambela|Raja Barita Sinambela|Pangarandang Sinambela|Raja Pangkilim Sinambela|Rinsan br. Sinambela|Purnama Rea br. Sinambela|Sunting Mariam br. Sinambela|Saulina br. Sinambela|Tambok br. Sinambela|Mangindang br. Sinambela|Sahudat br. Sinambela|Nagok br. Sinambela}}
| spouse = {{unbulleted list|[[Simanjuntak|boru Simanjuntak]]|[[Sagala|Saillan boru Sagala]]|[[Nadeak|Nantikal boru Nadeak]]|[[Situmorang|boru Situmorang]]|[[Siregar|boru Siregar]]}}
| spouse 2 =
| spouse 3 =
| spouse 4 =
| royal house =
| house = [[Berkas:Bendera Sisingamangaraja XII.svg|25px]] Singa Mangaraja
| father = Raja Sohahuaon Sinambela <br> {{small|([[Sisingamangaraja XI]])}}
| mother = [[Situmorang|boru Situmorang]]
| date of burial =
| place of burial = [[Balige, Toba|Soposurung, Balige, Toba]]
| relatives = {{unbulleted list|[[Raja Ompu Babiat Situmorang]] ''([[Partuturan Batak Toba|lae]])''|[[Sitor Situmorang]] ''([[Partuturan Batak Toba|paraman]])''|[[Humala Frederik Situmorang]] ''([[Partuturan Batak Toba|paraman]])''
[[Togu Simorangkir]] ''([[Partuturan Batak Toba|nono]])''}} | birth_name = Patuan Bosar Sinambela | birth_date = {{birth date|1845|2|18}} | birth_place = [[Baktiraja, Humbang Hasundutan|Bangkara]], [[Tapanuli|Toba]] | death_date = {{death date and age|1907|6|17|1845|2|18}} | death_place = [[Sionom Hudon Tonga, Parlilitan, Humbang Hasundutan|Si Onom Hudon]], [[Parlilitan, Humbang Hasundutan|Dairi]] }} '''
▲'''Si Singamangaraja XII''' dengan nama lengkap '''Patuan Bosar Sinambela''' [[Gelar (Batak)|ginoar]] '''Ompu Pulo Batu''' ({{lahirmati|[[Baktiraja, Humbang Hasundutan|Bakkara]]|18|2|1845|[[Sionom Hudon Tonga, Parlilitan, Humbang Hasundutan|Si Onom Hudon]]|17|6|1907}}) adalah seorang raja di [[Tapanuli|Negeri Toba]] dan pejuang yang berperang melawan [[Belanda]]. Ia diangkat oleh pemerintah [[Indonesia]] sebagai [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional Indonesia]] pada tanggal 9 November 1961 berdasarkan SK Presiden RI No 590/1961.
Semula, ia dimakamkan di [[Tarutung, Tapanuli Utara|Tarutung]], [[Kabupaten Tapanuli Utara|Tapanuli Utara]], lalu dipindahkan ke Soposurung, [[Balige, Toba|Balige]], [[Kabupaten Toba|Toba]] pada tahun 1953.<ref name="Sidjabat" />
== Nama dan gelar ==
== Asal
Sampai awal abad ke-20,
Sementara itu, sumber dari [[Kabupaten Humbang Hasundutan|
Kemudian, Sinambela memiliki tiga orang putra, salah satunya adalah Raja Bona Ni Onan. Raja Bona Ni Onan menikah dengan seorang [[Pasaribu|boru Pasaribu]]. Anak dari Raja Bona Ni Onan adalah Raja Manghuntal yang kemudian mengawali dinasti Singamangaraja sebagai
== Penobatan ==
Penobatan
== Perang melawan Belanda ==
{{Noref section|date=Desember 2021}}
Pada tahun 1824,
Pada tahun 1873, Belanda melakukan invasi militer ke [[Aceh]] melalui [[Perang Aceh]]. Kemudian, Belanda melanjutkan invasi ke [[Tapanuli|Tanah Batak]] pada 1878. Para raja kampung Batak (''huta'') yang beragama [[Kekristenan|Kristen]] menerima masuknya Hindia Belanda ke Tanah Batak, sementara Raja Bangkara,
Pada tahun 1877, [[Daftar misionaris Kristen di Tanah Batak|para misionaris]] di [[Silindung]] dan [[Siborongborong, Tapanuli Utara|Bahal Batu]] meminta bantuan kepada Pemerintah Kolonial Belanda dari ancaman diusir oleh
Pada tanggal
Pada tanggal
Walaupun Bangkara telah ditaklukkan,
Di antara tahun 1883-1884,
<!--== Kontroversi agama ==▼
▲== Kontroversi agama ==
Agama yang dianut oleh Sisingamangaraja XII adalah agama asli Batak yaitu [[Parmalim]]. Namun sudah sejak zaman Belanda terdengar desas-desus bahwa menjelang tahun 1880-an Sisingamangaraja memeluk agama [[Islam]]{{Citation needed|date=June 2013}}. Yang pertama menyebarkan desas-desus bahwa Singamangaraja XII telah menjadi seorang Muslim adalah para penginjil [[RMG|RMG (Rheinische Missionsgesellschaft]]){{Citation needed|date=June 2013}}. Mereka tiba pada kesimpulan tersebut karena pada saat itu Singamangaraja XII mulai menyalin kerjasama dengan pihak Aceh{{Citation needed|date=June 2013}}. Hal itu dilakukannya karena ia mencari sekutu melawan para penginjil RMG yang pengaruhnya di Silindung menjadi semakin terasa dan yang menjalin hubungan erat dengan pemerintah dan tentara Belanda. Namun alasan utama maka para misionaris RMG menyebarkan isu bahwa Singamangaraja telah menjadi seorang Muslim adalah untuk meyakinkan pemerintah Belanda untuk menganeksasi Tanah Batak{{Citation needed|date=June 2013}}. Atas permintaan penginjil RMG, terutama [[Ludwig Ingwer Nommensen|I.L. Nommensen]], tentara kolonial Belanda akhirnya menyerang markas Singamangaraja XII di [[Bangkara]]{{Citation needed|date=June 2013}} dan memasukkan [[Toba]] dan [[Silindung]] ke dalam wilayah jajahan Belanda.
Baris 62 ⟶ 68:
Selain laporan oleh para misionaris Jerman dan oleh koran-koran Belanda, petunjuk lainnya bahwa Singamangaraja XII beralih agama ke agama Islam termasuk:
# Singamangaraja XII tidak makan babi;memang dalam agama Parmalim juga babi diharamkan. Maka agak diragukan jika disimpulkan bahwa
# pengaruh Islam terlihat pada bendera perang Singamangaraja dalam gambar kelewang, matahari dan bulan; dan
# Sisingamangaraja XII memiliki cap yang bertuliskan [[huruf Jawi]] (tulisan Arab-Melayu).
Baris 68 ⟶ 74:
Namun pemakaian simbol-simbol itu bukanlah sesuatu yang asing bagi agama asli Nusantara. Maka masih menyimpan misteri mengenai agama Sisingamangaraja
Untuk butir 1 dapat dikatakan bahwa bukan hanya Singamangaraja XII yang tidak boleh makan babi, melainkan hal itu berlaku juga untuk semua Singamangaraja sebelumnya (penganut Parmalim). Pantangan makan babi tidak ada kaitan dengan agama Islam melainkan juga berlaku untuk para raja yang beragama Hindu dan Parmalim. Dalam hal ini perlu diingatkan bahwa agama asli Batak sangat kuat pengaruh Hindu.<ref>Ricklefs, M.C. A History of Modern Indonesia Since C.1200. h,174. Palgrave Macmillan (2008). "The Bataks were a fierce and violent pagan people whose religious life was a combination of animism, magic and old Hindu (or Hindu-Javanese) influences."</ref> Untuk butir 2, kelewang, matahari, dan bulan bukan lambang yang eksklusif Islam. Selain daripada itu perlu diingatkan bahwa kerajaan Singamangaraja XII dikelilingi oleh kerajaan-kerajaan Islam sehingga tidak mengherankan kalau ia sangat terinspirasi lambang yang juga digunakan oleh para raja Melayu. Khususnya untuk butir 3. cap Singamangaraja telah dianalisis oleh Prof. Uli Kozok.<ref>[[Uli Kozok|Kozok, Uli]], (2009), ''Surat Batak: sejarah perkembangan tulisan Batak: berikut pedoman menulis aksara Batak dan cap
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa argumentasi bahwa Singamangaraja XII telah berpindah agama cukup lemah. Sekiranya Singamangaraja memang memeluk agama Islam maka pasti ia akan mengimbau agar rakyatnya juga memeluk agama Islam. Laporan para penginjil{{Citation needed|date=June 2013}} seperti I.L. Nommensen bahwa Singamangaraja telah memeluk agama Islam terutama dimaksud untuk mendiskreditkan Singamangaraja dan untuk menggambarkannya sebagai musuh pemerintah Belanda.{{Citation needed|date=June 2013}} -->
== Kematian ==
== Dinasti Singa Mangaraja ==
Patuan Bosar Sinambela adalah Singamangaraja XII sekaligus sebagai Singamangaraja terakhir dari Dinasti Singa Mangaraja. Setelah kematiannya, tidak ada lagi penerus dinasti Singa Mangaraja di [[Baktiraja, Humbang Hasundutan|Bangkara]], sebab seluruh keluarganya telah ditawan oleh Belanda di [[Siborongborong, Tapanuli Utara|
Ada pun nama para Singamangaraja yang pernah bertahta di Bangkara adalah sebagai berikut:
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
== Gelar pahlawan ==
== Warisan sejarah ==
[[Berkas:Collectie NMvWereldculturen, TM-2761-62a, Sabel- Sabel met ijzeren lemmet en ivoren greep, voor 1907.jpg|jmpl|ka|250px|Sebilah pedang hasil tempaan pandai besi [[Suku Batak|Batak]] yang diduga oleh Belanda digunakan oleh
Usai gugurnya
Kegigihan perjuangan
== Penghargaan ==
Sebagai penghargaan atas jasa
== Referensi ==
{{reflist|2}}
{{Pahlawan Indonesia}}
{{Suku Batak Toba}}
{{lifetime|1849|1907|
[[Kategori:Tokoh Batak]]
[[Kategori:Tokoh Batak Toba]]
[[Kategori:Marga Sinambela]]
[[Kategori:Singamangaraja]]
[[Kategori:Tokoh dari Toba]]
[[Kategori:Tokoh dari Humbang Hasundutan]]
[[Kategori:Tokoh dari Tapanuli Utara]]
[[Kategori:Tokoh dari Dairi]]
[[Kategori:
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia|
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Kematian akibat perang]]
[[Kategori:Tokoh aliran kepercayaan Indonesia]]
|