Kabasaran: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh 122.200.5.25 (bicara) ke revisi terakhir oleh Envapid Tag: Pengembalian SWViewer [1.6] |
|||
(14 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Tjakalélé-dansers in Minahasa Noord-Celebes TMnr 10003459.jpg|jmpl|Kabasaran Minahasa.]]
'''Kabasaran''' adalah tarian perang dari daerah [[Minahasa]], [[Sulawesi Utara]].
Baris 6 ⟶ 7:
Tarian ini merupakan tarian keprajuritan tradisional [[Minahasa]], yang diangkat dari kata; Wasal, yang berarti ayam jantan yang dipotong jenggernya agar sang ayam menjadi lebih garang dalam bertarung.
Tarian ini diiringi oleh suara tambur dan / atau gong kecil. Alat musik pukul seperti [[Gong]], [[Tambur]] atau [[Kolintang]] disebut “Pa ‘ Wasalen” dan para penarinya disebut Kawasaran, yang berarti menari dengan meniru gerakan dua ayam jantan yang sedang bertarung,
Kata Kawasalan ini kemudian berkembang menjadi "Kabasaran" yang merupakan gabungan dua kata “Kawasal ni Sarian” “Kawasal” berarti menemani dan mengikuti gerak tari, sedangkan “Sarian” adalah pemimpin perang yang memimpin tari keprajuritan tradisional Minahasa. Perkembangan bahasa melayu Manado kemudian mengubah huruf “W” menjadi “B” sehingga kata itu berubah menjadi Kabasaran, yang sebenarnya tidak memiliki keterkaitan apa-apa dengan kata “besar” dalam bahasa Indonesia,
Pada zaman dahulu para penari Kabasaran, hanya menjadi penari pada upacara-upacara adat. Namun, dalam kehidupan sehari-harinya mereka adalah petani dan rakyat biasa. Apabila Minahasa berada dalam keadaan perang, maka para penari Kabasaran menjadi [[Waraney]].
Baris 14 ⟶ 15:
== Bentuk Gerakan ==
Bentuk dasar dari tarian ini adalah sembilan jurus pedang (santi) atau sembilan jurus tombak (wengkouw) dengan langkah kuda-kuda 4/4 yang terdiri dari dua langkah ke kiri, dan dua langkah ke kanan. Tiap penari kabasaran memiliki satu senjata tajam yang merupakan warisan dari leluhurnya yang terdahulu, karena penari kabasaran adalah penari yang turun temurun. Tarian ini umumnya terdiri dari tiga babak (sebenarnya ada lebih dari tiga, hanya saja, sekarang ini sudah sangat jarang dilakukan). Babak – babak tersebut terdiri dari
1. Cakalele, yang berasal dari kata “saka” yang artinya berlaga, dan “lele” artinya berkejaran melompat – lompat. Babak ini dulunya ditarikan ketika para prajurit akan pergi berperang atau sekembalinya dari perang. Atau, babak ini menunjukkan keganasan berperang pada tamu agung, untuk memberikan rasa aman pada tamu agung yang datang berkunjung bahwa setan-pun takut mengganggu tamu agung dari pengawalan penari Kabasaran.
Baris 24 ⟶ 25:
Busana yang digunakan dalam tarian ini terbuat dari kain tenun Minahasa asli dan kain “Patola”, yaitu kain tenun merah dari Tombulu dan tidak terdapat di wilayah lainnya di Minahasa, seperti tertulis dalam buku Alfoersche Legenden yang di tulis oleh PN. Wilken tahun 1830, dimana kabasaran Minahasa telah memakai pakaian dasar celana dan kemeja merah, kemudian dililit ikatan kain tenun. Dalam hal ini tiap sub-etnis Minahasa punya cara khusus untuk mengikatkan kain tenun. Khusus Kabasaran dari Remboken dan Pareipei, mereka lebih menyukai busana perang dan bukannya busana upacara adat, yakni dengan memakai lumut-lumut pohon sebagai penyamaran berperang.
Sangat disayangkan bahwa sejak tahun 1950-an, kain tenun asli mulai menghilang sehingga kabasaran Minahasa akhirnya memakai kain tenun Kalimantan dan kain Timor karena bentuk, warna dan motifnya mirip kain tenun Minahasa seperti
[[Berkas:Kabasaran.jpg|jmpl|Tari Kabasaran masa kini, pada peringatan HUT RI 17 Agustus 2006 di [[Manado]]]]
Pada zaman penjajahan Belanda tempo dulu
1. Upacara kematian para pemimpin negeri (Hukum Basar, Hukum Kadua, Hukum Tua) dan tokoh masyarakat, mendapat pengawalan Kabasaran. Juga pada perkawinan keluarga pemimpin negeri.
2. Pesta adat, upacara adat penjemputan tamu agung pejabat tinggi Belanda Residen, kontrolir oleh Kabasaran.
Baris 39 ⟶ 40:
kawasaran/kabasaran merupakan identitas tou Minahasa, bukan sekadar dijadikan sebagai tari penyambutan tamu dan hiburan warga, tetapi lebih dalam kepada proses ritual dari jalan hidup seorang waraney.
==Referensi==
[[Kategori:Minahasa]]▼
{{reflist}}
▲[[Kategori:Budaya Minahasa]]
[[Kategori:Tari di Indonesia]]
[[Kategori:Tarian dari Sulawesi Utara]]
|