Tuak nira: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Taylorbot (bicara | kontrib)
per BPA : ejaan : samudra meledakkan di atas | t=810 su=80 in=84 at=80 -- only 790 edits left of totally 871 possible edits | edr=000-0001(!!!) ovr=010-1111 aft=000-0001
Wie146 (bicara | kontrib)
k Indonesia: +info
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een palmwijnverkoper en een inheemse soldaat TMnr 3728-732.jpg|jmpl|250px|Litografi pedagang keliling tuak nira dan prajurit pribumi di [[Hindia Belanda]] (sekarang [[Indonesia]]) karya [[Auguste van Pers]] (1854).]]
 
'''Tuak nira''' adalah [[minuman beralkohol]] jenis [[tuak]] yang dibuat dari nira ([[getah]]) dari [[mayang]] berbagai jenis pohon [[palem]] seperti [[Borassus|lontar]] ([[siwalan]]), [[kurma]] dan [[kelapa]].<ref>[http://www.botgard.ucla.edu/html/MEMBGNewsletter/Volume5number4/Thechileanwinepalm.html Rundel, Philip W. ''The Chilean Wine Palm''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060104073913/http://www.botgard.ucla.edu/html/MEMBGNewsletter/Volume5number4/Thechileanwinepalm.html |date=2006-01-04 }} in the ''Mildred E. Mathias Botanical Garden Newsletter'', Fall 2002, Volume 5(4). Retrieved 2008-08-31</ref> Minuman yang umumnya berkadar alkohol sekitar 4% ini sangat digemari di [[Nusantara]] ([[Indonesia]]),{{fact}} umumnya disebut hanya ''[[tuak]]'' di [[SumatraSumatera Utara]] ([[suku Batak]]) dan juga daerah lain [[Indonesia]], seperti ''ballo'' di [[Sulawesi Selatan]] ([[Tana Toraja]]), dan ''saguer'' di [[Sulawesi Utara]].<ref>{{Cite book|date=2014|url=https://books.google.com/books?id=drbTjwEACAAJ&newbks=0&hl=id|title=Tuak dan kamtibmas: peran serta masyarakat dalam menciptakan keamanan dan ketertiban di wilayah Polres Dairi|publisher=Bina Media Perintis|isbn=978-979-751-686-4|language=id}}</ref>
 
Minuman ini biasa ditemukan di berbagai belahan [[Asia Tenggara]], [[Asia Selatan]], [[Afrika]], dan disebut berbagai nama. Di Asia Tenggara disebut ''goribon'' di [[Sabah]] (suku [[Rungus]]), [[Kalimantan]], ''tuba'' di [[Filipina]], [[Borneo]] (dan juga [[Meksiko]]); di Afrika disebut ''emu'' dan ''Oguro'' di [[Nigeria]], ''nsamba'' di [[Republik Demokratik Kongo]], ''nsafufuo'' di [[Ghana]],<ref>[http://www.itdg.org/docs/technical_information_service/toddy_palm_wine.pdf Toddy and Palm Wine – Practical Answers] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080705143654/http://www.itdg.org/docs/technical_information_service/toddy_palm_wine.pdf |date=2008-07-05 }} on the Practical Action website. Retrieved 2008-08-31</ref> ''matango'' di [[Kamerun]], '' mnazi'' di [[Mijikenda]], [[Kenya]]; di Asia Selatan disebut ''kallu'' di [[India Selatan]]. Di Filipina, ''tuba'' mengacu baik untuk nira (getah) manis yang baru dipanen dan juga nira yang berpewarna merah dari kulit pohon [[Shorea|lauan]]. Di [[Leyte]], ''tuba'' merah disimpan sampai satu hingga dua tahun sehingga ketika wadah kaca diketuk akan bergema; jenis ''tuba'' jenis ini disebut ''bahalina''. Tuak nira juga dikonsumsi di [[Sri Lanka]] dan [[Myanmar]].
Baris 28:
== Peran sosial ==
=== Indonesia ===
Di [[Indonesia]], nira segar juga disajikan sebagai ''[[legen]]'', minuman jajanan yang manis dan tidak mengandung alkohol, biasanya disajikan dingin. Minuman ini diproduksi dari nira palem [[siwalan]], [[kelapa]] (dikenal pula sebagai ''badeg''), dan [[aren]] (di Jawa Barat disebut [[lahang]]).
 
Masyarakat [[Tapanuli]] ([[SumatraSumatera Utara]]), khususnya masyarakat [[Batak]] menganggap bahwa tuak nira berkhasiat menyehatkan badan karena mengandung efek menghangatkan tubuh. Hal yang sama dijumpai pada masyarakat [[suku Toraja]] di [[Tana Toraja]], [[Sulawesi Selatan]], yang memiliki kebiasaan minum tuak nira. Selain untuk menghangatkan badan, tuak dari pohon [[enau]] di Toraja telah menjadi minuman pada ritual-ritual adat. Sehingga setiap pelaksanaan ritual adat sudah pasti tersedia tuak.{{fact}}
 
=== India ===
Di [[India]], nira segar disajikan baik sebagai ''[[neera]]'' atau ''padaneer'' yang manis dan non-alkohol, atau sebagai ''Kallu'', minuman asam yang terbuat dari nira terfermentasi, tetapi tidak sekuat tuak.<ref>[{{Cite web |url=http://www.indianwine.org/winetoddy.htm |title=Toddy/Kallu and Neera/Padhaneer] |access-date=2013-06-16 |archive-date=2012-08-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120815185242/http://www.indianwine.org/winetoddy.htm |dead-url=yes }}</ref> Kallu biasanya diminum segera setelah fermentasi pada akhir hari, karena menjadi lebih asam dan kecut bila terlalu lama dibiarkan. Minuman yang terasa seperti [[cuka]] ini, dianggap memiliki [[umur simpan]] yang pendek. Namun minuman ini dapat didinginkan untuk memperpanjang masanya. Rempah-rempah juga ditambahkan untuk menyeduh minuman dan memberikannya rasa yang berbeda.
 
Di [[Karnataka]], India, tuak nira biasanya tersedia di [[kedai tuak]] (dikenal sebagai ''Kallu Kadai'' di [[Tamil]], ''Kalitha Gadang'' dalam [[Bahasa Tulu|Tulu]], ''Kallu Dukanam'' dalam [[Bahasa Telugu|Telugu]], ''Kallu Angadi'' dalam [[bahasa Kannada]] atau "''Liquor Shop''" dalam [[bahasa Inggris]]). Di [[Tamil Nadu]], minuman ini termasuk dilarang, meskipun legalitasnya berfluktuasi dengan politik. Dengan tidak adanya tuak legal, penyuling [[minuman keras oplosan|oplosan]] liar [[Arak (minuman keras)|arak]] sering menjual alkohol yang terkontaminasi metanol, yang dapat mematikan bagi peminumnya. Untuk mencegah praktik ini, pemerintah India kemudian mendorong adanya "''[[Indian Made Foreign Liquor]]''" ("minuman keras asing produksi India") (IMFL), yang membuat cemas banyak produsen tuak nira.
Baris 84:
| {{IND}} || (Tamil -கள்ளு-kallu) Kallu(കള്ള് - Kerala ), kali (daerah Karnataka dan Kerala ber[[bahasa Tulu]] ), kaLLu-ಕಳ್ಳು(Karnataka), Thati kallu తాటి కల్లు ([[Andhra Pradesh]]), Tadi (Bihar and Assam), Tãḍi (ତାଡ଼ି) ([[Odisha]]), Taadi ([[Bahasa Marathi|Marathi]]), toddy, tuak,<ref name="Popular fermented foods and beverages in South-east Asia" /> Tari, neera, তাড়ি/তাড়ু ''taṛi/taṛu'' (Bengal Barat), Tadi (Charwada)
|-
| {{INA}} || [[Arak (minuman keras)|arak]] (tuak yang telah didistilasi),<ref name="Popular fermented foods and beverages in South-east Asia" /> ''tuak'' di Indonesia, khususnya [[Suku Batak]], [[SumatraSumatera Utara]], di mana kedai tuak disebut ''lapo tuak''. Di [[Sulawesi Selatan]] (khususnya [[Tana Toraja]]) disebut ''ballo''', dan di [[Sulawesi Utara]] ''saguer''. Demikian pula, di [[Maluku]] disebut ''sageru'' atau ''sagero''.
|-
| {{KEN}} || Mnazi