Nepotisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Pembatalan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(11 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Nepotisme''' berartiadalah lebihtindakan yang cenderung memilih, saudaramengutamakan, atau temanmenguntungkan akrab[[kerabat]] berdasarkanatau hubungannya[[sanak bukan berdasarkansaudara]].<ref>{{cite kemampuannyaweb|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/{{urlencode:nepotisme|WIKI}}|title=Arti kata nepotisme|website=[[KBBI Daring]]|department=[[Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa]], [[Kemendikbudristek]]|access-date=3 Agustus 2024}}</ref> Kata ini biasanya digunakan dalam konteks derogatori.
 
Sebagai contoh, kalau seorang pejabat mengangkat atau menaikan jabatan seorang saudara/keluarga, bukannya seseorang yang lebih berkualifikasi dan bukan saudara, [[manajer]] tersebut akan bersalah karena nepotisme. Pakar-pakar [[biologi]] telah mengisyaratkan bahwa tendensi terhadap nepotisme adalah berdasarkan naluri, sebagai salah satu bentuk dari [[pemilihan saudara]].
 
Kata ''nepotisme'' berasal dari kata Latin ''nepos'', yang berarti "keponakan" atau "cucu". Pada [[Abad Pertengahan]] beberapa [[Paus (Katolik Roma)|paus]] [[Katolik]] dan [[uskup]]- yang telah mengambil janji "''chastity''", sehinggayang biasanya tidak mempunyai anak kandung, -sehingga memberikan kedudukan khusus kepada keponakannya seolah-olah seperti kepada anaknya sendiri.<ref name="nepotisme">{{cite web
|last=
|first=
Baris 48:
</ref> Paul juga melakukan nepotisme, dengan menunjuk dua keponakannya (umur 14 tahun dan 16 tahun) sebagai Kardinal. Praktik seperti ini akhirnya diakhiri oleh [[Paus Innosensius XII]] yang mengeluarkan [[bulla kepausan]] ''Romanum decet pontificem'' pada tahun [[1692]].<ref name="nepotisme" /> Bulla kepausan ini melarang semua paus di seluruh masa untuk mewariskan tanah milik, kantor, atau pendapatan kepada saudara, dengan pengecualian bahwa seseorang saudara yang paling bermutu dapat dijadikan seorang Kardinal.
 
Di [[Indonesia]], tuduhan adanya nepotisme bersama dengan [[korupsi]] dan [[kolusi]] (ketiganya disingkat menjadi [[KKN]]) dalam pemerintahan [[Orde Baru]], dijadikan sebagai salah satu pemicu gerakan [[reformasi]] yang mengakhiri kekuasaan presiden [[Soeharto]] pada tahun [[1998]] dan nepotisme didalam pemerintahan dan perusahaan masih ada hingga saat ini.hehey<ref>{{Cite nodnews|date=2018-11-30|title=Sekjen betPSI: Soeharto Simbol Korupsi, Kolusi dan Nepotisme|url=https://nasional.kompas.com/read/2018/11/30/17241551/sekjen-psi-soeharto-simbol-korupsi-kolusi-dan-nepotisme|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=|editor-last=Krisiandi|last=Ihsanuddin}}</ref>
 
== Referensi ==
Baris 57:
[[Kategori:Korupsi]]
[[Kategori:Diskriminasi]]
[[Kategori:Kasus hukum]]
[[Kategori:Kriminalitas]]
[[Kategori:Kebijakan domestik]]
[[Kategori:Bias media]]
[[Kategori:Korupsi di Indonesia]]
[[Kategori:Berita televisi di Indonesia]]
[[Kategori:Nepotisme Keluarga]]
[[Kategori:Nepotisme Regional]]
[[Kategori:Kolusi tender]]
[[Kategori:Ketidakadilan]]
[[Kategori:Hilangnya kepercayaan publik]]